PPK HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN Rev2021
PPK HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN Rev2021
TENTANG
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATA LAKSANA KASUS : HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
8. Keputusan …
-2-
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal Maret 2020
DIREKTUR UTAMA
RSAB HARAPAN KITA,
DIDI DANUKUSUMO
-3-
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
RSAB HARAPAN KITA
NOMOR : HK.02.03/XXI.6/ /2020
TENTANG PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATA LAKSANA KASUS : HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Ruang Lingkup
Panduan Praktik Klinis Tata Laksana Kasus ini merupakan panduan yang disusun
berdasarkan pendekatan fakta kasus (evidence based medicine) dan/atau kajian teknologi
kesehatan (health technology assesment) dalam penatalaksanaan kasus Hipertensi
dalam Kehamilan di RSAB Harapan Kita.
B. Pengertian/Definisi
Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg pada kehamilan
BAB II
PROSEDUR TINDAKAN
A. Anamnesa
1. Usia kehamilan, HPHT.
2. Tanda tanda inpartu (mules teratur, keluar lendir darah)
3. Gerakan janin
4. Keluhan sakit kepala, gangguan penglihatan, mual, muntah, nyeri epigastrium, sesak,
kejang.
5. Riwayat darah tinggi, kencing manis atau penyakit metabolik lain
-4-
B. Pemeriksaan Fisik
1.Keadaan umum dan tanda vital ibu
2.Status generalis
3.Status obstetrikus
C. Kriteria Diagnostik
1. Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg setidaknya 2x
pengukuran dengan jarak 15 menit pada lengan yang sama (II-B)
2. Hipertensi kronik (II-B): hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan atau muncul
sebelum pada usia kehamilan < 20 minggu
a. Bersama kondisi komorbid (DM pre-gestasi tipe I atau II, atau penyakit ginjal)
b. Dengan tanda preeklamsia (II-B): disebut sebagai preeklamsia superimposed, yaitu
munculnya 1 atau lebih gejala berikut ini, pada usia kehamilan ≥ 20 minggu: hipertensi
resisten, atau perburukan atau timbul proteinuria, atau satu/lebih kondisi perburukan, atau
satu/lebih komplikasi berat pada SSP, kardiorespirasi, hematologi, ginjal, hepatik, feto-
plasenta.
3. Hipertensi gestasional: hipertensi yang muncul pertama kali pada usia kehamilan ≥ 20
minggu
a. Bersama kondisi komorbid: misalnya DM pre-gestasi tipe I atau II, atau penyakit ginjal
b. Dengan tanda preeklamsia: dapat muncul beberapa minggu setelah onset hipertensi
gestasional.
4. Preeklamsia (II-B): hipertensi gestasional dan 1 atau lebih dari:
a. proteinuria baru, atau
b. satu/ lebih kondisi perburukan atau
c. satu/ lebih komplikasi berat
Preeklamsia berat adalah preeklamsia dengan satu/ lebih komplikasi berat pada SSP,
kardiorespirasi, hematologi, ginjal, hepatik, feto-plasenta. (II-B)
5. Proteinuria:
a. Dicurigai signifikan bila proteinuria dipstik ≥ 1+ (II-A)
b. Signifikan bila ≥ 0,3 g/d dalam urin 24 jam atau kreatinin urin random ≥ 30 mg/mmol (II-
B)
D. Diagnosis Kerja
1. Hipertensi kronik pada G..P..A.. hamil … minggu
2. Hipertensi gestasional pada G..P..A.. hamil … minggu
3. Preeklamsia superimposed pada G..P..A.. hamil … minggu
4. Preeklamsia pada G..P..A.. hamil … minggu
5. Preeklamsia berat pada G..P..A.. hamil … minggu
E. Diagnosis Banding
1. Sindroma nefrotik
2. Mola hidatidosa
3. Penyakit tiroid
4. Glomerulonefritis
5. Systemic lupus erithematosus
6. Sepsis
7. Disseminated Intravascular Coagulation
F. Pemeriksaan Penunjang
-5-
G. Terapi
1. Anti hipertensi
a. Untuk hipertensi berat, yaitu tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110
mmHg.
• Tekanan darah harus < 160 mmHg sistolik dan < 110 mmHg diastolik
• Sebagai inisial digunakan nifedipin short-acting (I-A), hidralazin parenteral (I-A) atau
labetalol parenteral (I-A)
• Sebagai alternatif digunakan metildopa (po) (I-B), labetalol (po) (I-B), atau hanya pada
post partum, captopril (po) (III-B)
• Hipertensi resisten dapat diberikan sodium nitroprusid (III-B)
• CTG disarankan dilakukan terus menerus sampai tekanan darah stabil (III)
b. Untuk hipertensi tidak berat (tekanan darah 140–159/90–109 mmHg) tanpa kondisi
komorbid
• Antihipertensi digunakan untuk menjaga tekanan darah sistolik pada 130-155 mmHg
dan diastolik 80-105 mmHg (I-B)
• Obat yang dapat diberikan: metildopa (I-A), labetalol (I-A), beta bloker lain (I-B) dan
nifedipin (I-A)
• Dilarang menggunakan ACE inhibitor dan angiotensin receptor blocker selama ada
janin hidup intrauterin (II-E). Atenolol dan prazosin tidak direkomendasikan sebelum
persalinan (I-D)
c. Untuk hipertensi tidak berat (tekanan darah 140-159/90-109 mmHg) dengan kondisi
komorbid
• Antihipertensi digunakan untuk menjaga tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan
diastolik < 90 mmHg (III-C)
• Obat antihipertensi dapat seperti pada tanpa komorbid (III-C)
• Captopril, enalapril atau quinapril digunakan pada postpartum dan menyusui
2. Proflaksis dan pengendalian kejang dengan MgSO4
• Diberikan pada preeklamsia , preeklamsia berat, dan eklamsia
• Dipertimbangkan untuk diberikan pada hipertensi kronik dan hipertensi gestasional
sebagai neuroproteksi janin pada kondisi ancaman partus prematurus dengan usia
kehamilan ≤ 31+6 minggu (I-A)
• Diberikan dosis awal bolus intravena dan dosis pemeliharaan drip intravena
• Dosis awal: 4 gr diencerkan dengan aquabides 1:1
• Dosis pemeliharaan: 1 gr/jam, diberikan dalam RL atau asering 500 cc selama 24 jam
• Syarat pemberian: tersedia Ca glukonas 10%, ada refleks patella, produksi urin
minimal 0,5 cc/ kgBB/ jam
• Gejala intoksikasi: frekuensi pernapasan <16 x/ menit, dan/atau tidak didapatkan
refleks tendon patella, dan/ atau terdapat oliguria (produksi urin <0,5 ml/kg BB/jam),
segera hentikan pemberian
• Antidotum: Ca glukonas 10% (1 gr) diberikan bolus intravena selama 10 menit
3. Pematangan paru dengan kortikosteroid (lihat PPK Pematangan Paru Janin)
• Dipertimbangkan untuk diberikan pada preeklamsia dengan usia kehamilan ≤ 34+6
minggu (I-A)
-6-
H. Edukasi
-7-
I. Prognosis
Ad Vitam : Tergantung kasus
J. Tingkat Eviden
I-III
K. Tingkat Rekomendasi
A-E
L. Penelaah Kritis
a. dr. Gatot Abdurrazak,Sp.OG
b. Dr,dr.Irvan Adenin,Sp.OG
c. dr. Sadina Pramuktini,Sp.OG(K)
d. dr. Novan Satya Pamungkas,Sp.OGK
e. dr. Raden Aditya K,Sp.OG
M. Indikator Medis
90 % Ibu dengan hipertensi dalam kehamilan pulang dalam keadaan perbaikan
hemodinamik, pernafasan dan kesadaran
75% Bayi aterm ( ≥ 37 minggu) dari ibu dengan hipertensi dalam kehamilan dapat bertahan
hidup melewati masa neonatus
50 % Bayi preterm (< 37 minggu) dari ibu dengan hipertensi dalam kehamilan dapat
bertahan hidup melewati masa neonatus
1. Tekanan darah sistolik < 160 mmHg dan diastolik < 110 mmHg
2. Tidak ada kejang
3. Tidak ada sesak napas
4. Perbaikan hasil laboratorium
O. LOS
Tergantung usia kehamilan dan derajat keparahan penyakit
Hamil cukup bulan: 5 hari
Hamil belum cukup bulan: lebih dari 5 hari
P. Hasil (Outcome)
Kondisi ibu pasca salin membaik
Kondisi bayi pasca kelahiran baik
Q. Komplikasi
1. Komplikasi janin: prematuritas,Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), gawat janin, Intra
Uterine Fetal Death (IUFD)
2. Komplikasi ibu: solusio plasenta, edema paru, perdarahan intracranial, DIC, eklamsia,
perdarahan post partum, sindrom HELLP
BAB III
KEPUSTAKAAN
DIDI DANUKUSUMO