Anda di halaman 1dari 9

-1-

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA


RSAB HARAPAN KITA

NOMOR : HK.02.03/XXI.6/ /2020

TENTANG
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATA LAKSANA KASUS : HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR UTAMA RSAB HARAPAN KITA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan


di RSAB Harapan Kita perlu disusun Panduan Praktik Klinis Tata
Laksana Kasus : Hipertensi dalam kehamilan;
b. bahwa Panduan Praktik Klinis dibuat dengan tujuan memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pelayanan dan perawatan kepada pasien
secara optimal, berkesinambungan, profesional dan dapat
dipertanggungjawabkan secara moral dan material;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Utama
RSAB Harapan Kita tentang Panduan Praktik Klinis Tata Laksana
Kasus : Hipertensi dalam kehamilan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011
tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/Menkes/PER/X/2011
tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja RSAB Harapan Kita Jakarta;

8. Keputusan …
-2-

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.04/I/4708/2017 tentang


Pemberlakuan Peraturan Internal (Hospital Bylaws) RSAB Harapan
Kita;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor KP.03.03/MENKES/255/2018
tanggal 14 Mei 2018 tentang Pengangkatan Dr. dr. Didi Danukusumo,
Sp.OG(K) sebagai Direktur Utama RSAB Harapan Kita.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSAB HARAPAN KITA TENTANG


PANDUAN PRAKTIK KLINIS TATA LAKSANA KASUS : HIPERTENSI
DALAM KEHAMILAN;
KESATU : Panduan Praktik Klinis adalah petunjuk pelaksanaan/panduan yang
memuat pernyataan yang dibuat secara sistematis yang didasarkan
pada bukti ilmiah (scientific evidence) dan sudah diterjemahkan sesuai
dengan kondisi dan fasilitas di RSAB Harapan Kita sehingga bersifat
hospital spesific, untuk membantu dokter, dokter gigi, dan pembuat
keputusan klinis dalam penatalaksanaan penyakit atau kondisi klinis
yang spesifik dan dalam melakukan tindakan medik;
KEDUA : Menetapkan dan memberlakukan Panduan Praktik Klinis Tata Laksana
Kasus: Kehamilan Post Date sebagaimana tercantum dalam Lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini;
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal Maret 2020

DIREKTUR UTAMA
RSAB HARAPAN KITA,

DIDI DANUKUSUMO
-3-

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
RSAB HARAPAN KITA
NOMOR : HK.02.03/XXI.6/ /2020
TENTANG PANDUAN PRAKTIK KLINIS
TATA LAKSANA KASUS : HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


TATA LAKSANA KASUS : HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Ruang Lingkup
Panduan Praktik Klinis Tata Laksana Kasus ini merupakan panduan yang disusun
berdasarkan pendekatan fakta kasus (evidence based medicine) dan/atau kajian teknologi
kesehatan (health technology assesment) dalam penatalaksanaan kasus Hipertensi
dalam Kehamilan di RSAB Harapan Kita.

B. Pengertian/Definisi
Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg pada kehamilan

BAB II
PROSEDUR TINDAKAN

A. Anamnesa
1. Usia kehamilan, HPHT.
2. Tanda tanda inpartu (mules teratur, keluar lendir darah)
3. Gerakan janin
4. Keluhan sakit kepala, gangguan penglihatan, mual, muntah, nyeri epigastrium, sesak,
kejang.
5. Riwayat darah tinggi, kencing manis atau penyakit metabolik lain
-4-

B. Pemeriksaan Fisik
1.Keadaan umum dan tanda vital ibu
2.Status generalis
3.Status obstetrikus

C. Kriteria Diagnostik
1. Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg setidaknya 2x
pengukuran dengan jarak 15 menit pada lengan yang sama (II-B)
2. Hipertensi kronik (II-B): hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan atau muncul
sebelum pada usia kehamilan < 20 minggu
a. Bersama kondisi komorbid (DM pre-gestasi tipe I atau II, atau penyakit ginjal)
b. Dengan tanda preeklamsia (II-B): disebut sebagai preeklamsia superimposed, yaitu
munculnya 1 atau lebih gejala berikut ini, pada usia kehamilan ≥ 20 minggu: hipertensi
resisten, atau perburukan atau timbul proteinuria, atau satu/lebih kondisi perburukan, atau
satu/lebih komplikasi berat pada SSP, kardiorespirasi, hematologi, ginjal, hepatik, feto-
plasenta.
3. Hipertensi gestasional: hipertensi yang muncul pertama kali pada usia kehamilan ≥ 20
minggu
a. Bersama kondisi komorbid: misalnya DM pre-gestasi tipe I atau II, atau penyakit ginjal
b. Dengan tanda preeklamsia: dapat muncul beberapa minggu setelah onset hipertensi
gestasional.
4. Preeklamsia (II-B): hipertensi gestasional dan 1 atau lebih dari:
a. proteinuria baru, atau
b. satu/ lebih kondisi perburukan atau
c. satu/ lebih komplikasi berat
Preeklamsia berat adalah preeklamsia dengan satu/ lebih komplikasi berat pada SSP,
kardiorespirasi, hematologi, ginjal, hepatik, feto-plasenta. (II-B)
5. Proteinuria:
a. Dicurigai signifikan bila proteinuria dipstik ≥ 1+ (II-A)
b. Signifikan bila ≥ 0,3 g/d dalam urin 24 jam atau kreatinin urin random ≥ 30 mg/mmol (II-
B)

D. Diagnosis Kerja
1. Hipertensi kronik pada G..P..A.. hamil … minggu
2. Hipertensi gestasional pada G..P..A.. hamil … minggu
3. Preeklamsia superimposed pada G..P..A.. hamil … minggu
4. Preeklamsia pada G..P..A.. hamil … minggu
5. Preeklamsia berat pada G..P..A.. hamil … minggu

E. Diagnosis Banding
1. Sindroma nefrotik
2. Mola hidatidosa
3. Penyakit tiroid
4. Glomerulonefritis
5. Systemic lupus erithematosus
6. Sepsis
7. Disseminated Intravascular Coagulation

F. Pemeriksaan Penunjang
-5-

1. USG (Biometri janin) ICA, TBJ,)


2. Fungsi dinamik janin plasenta: USG (Doppler arteri umbilikalis, gerakan janin, ICA)
dan CTG (variabilitas, akselerasi)
3. Pemeriksaan laboratorium (DPL, UL, GDS, BT/ CT, Ur/ Cr, SGOT/ SGPT, asam urat,
LDH, elektrolit, albumin)
4. USG: doppler duktus venosus, doppler arteri serebral media (bila memungkinkan

G. Terapi
1. Anti hipertensi
a. Untuk hipertensi berat, yaitu tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110
mmHg.
• Tekanan darah harus < 160 mmHg sistolik dan < 110 mmHg diastolik
• Sebagai inisial digunakan nifedipin short-acting (I-A), hidralazin parenteral (I-A) atau
labetalol parenteral (I-A)
• Sebagai alternatif digunakan metildopa (po) (I-B), labetalol (po) (I-B), atau hanya pada
post partum, captopril (po) (III-B)
• Hipertensi resisten dapat diberikan sodium nitroprusid (III-B)
• CTG disarankan dilakukan terus menerus sampai tekanan darah stabil (III)
b. Untuk hipertensi tidak berat (tekanan darah 140–159/90–109 mmHg) tanpa kondisi
komorbid
• Antihipertensi digunakan untuk menjaga tekanan darah sistolik pada 130-155 mmHg
dan diastolik 80-105 mmHg (I-B)
• Obat yang dapat diberikan: metildopa (I-A), labetalol (I-A), beta bloker lain (I-B) dan
nifedipin (I-A)
• Dilarang menggunakan ACE inhibitor dan angiotensin receptor blocker selama ada
janin hidup intrauterin (II-E). Atenolol dan prazosin tidak direkomendasikan sebelum
persalinan (I-D)
c. Untuk hipertensi tidak berat (tekanan darah 140-159/90-109 mmHg) dengan kondisi
komorbid
• Antihipertensi digunakan untuk menjaga tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan
diastolik < 90 mmHg (III-C)
• Obat antihipertensi dapat seperti pada tanpa komorbid (III-C)
• Captopril, enalapril atau quinapril digunakan pada postpartum dan menyusui
2. Proflaksis dan pengendalian kejang dengan MgSO4
• Diberikan pada preeklamsia , preeklamsia berat, dan eklamsia
• Dipertimbangkan untuk diberikan pada hipertensi kronik dan hipertensi gestasional
sebagai neuroproteksi janin pada kondisi ancaman partus prematurus dengan usia
kehamilan ≤ 31+6 minggu (I-A)
• Diberikan dosis awal bolus intravena dan dosis pemeliharaan drip intravena
• Dosis awal: 4 gr diencerkan dengan aquabides 1:1
• Dosis pemeliharaan: 1 gr/jam, diberikan dalam RL atau asering 500 cc selama 24 jam
• Syarat pemberian: tersedia Ca glukonas 10%, ada refleks patella, produksi urin
minimal 0,5 cc/ kgBB/ jam
• Gejala intoksikasi: frekuensi pernapasan <16 x/ menit, dan/atau tidak didapatkan
refleks tendon patella, dan/ atau terdapat oliguria (produksi urin <0,5 ml/kg BB/jam),
segera hentikan pemberian
• Antidotum: Ca glukonas 10% (1 gr) diberikan bolus intravena selama 10 menit
3. Pematangan paru dengan kortikosteroid (lihat PPK Pematangan Paru Janin)
• Dipertimbangkan untuk diberikan pada preeklamsia dengan usia kehamilan ≤ 34+6
minggu (I-A)
-6-

• Dipertimbangkan diberikan pada hipertensi gestasional dengan usia kehamilan ≤


34+6 minggu (walaupun tak ada kondisi perburukan atau proteinuria) hanya bila
persalinan direncanakan dalam 7 hari ke depan (III)
4. Terminasi kehamilan
a. Eklamsia
• Dalam 12 jam sejak pasien datang, tanpa memandang usia kehamilan
• Pada masa tersebut digunakan untuk stabilisasi hemodinamik dan pernafasan
b. Preeklamsia berat
• Pada preeklamsia berat dilakukan diterminasi dalam 24 jam setelah masuk rumah
sakit (pervaginam ataupun perabdominam) tanpa melihat usia kehamilan.
• Pada masa tersebut diberikan pematangan paru janin menggunakan single shot, anti
hipertensi dan pencegahan kejang
c. Preeklamsia
d. Ditemukan pada usia kehamilan < 24+0 minggu: terminasi dalam beberapa hari
(karena mortalitas perinatal dan morbiditas maternal meningkat) (II-B)
e. Ditemukan pada usia kehamilan 24+0 – 33+6 minggu: dipertimbangkan untuk
tatalaksana ekspektatif (I-B)
f. Ditemukan pada usia kehamilan 24+0 – 34+6 minggu dengan sindrom HELLP:
pertimbangkan dipertahankan kehamilan selama mungkin untuk pematangan paru bila
hasil laboratorium menunjukkan perbaikan (II-B). Bila tidak terdapat perbaikan sindroma
HELLP dilakukan terminasi segera
g. Ditemukan pada usia kehamilan 34+0 – 36+6 minggu: dilakukan terminasi setelah
selesai pematangan paru janin (karena tidak terdapat cukup bukti atas risiko dan
keuntungan untuk merekomendasikan tatalaksana ekspektatif) (III)
h. Ditemukan pada usia kehamilan ≥ 35+0 minggu dengan sindroma HELLP: terminasi
secepatnya (II-B), tanpa pematangan paru
i. Ditemukan pada usia kehamilan 37+0 minggu: terminasi segera (I-A)
j. Hipertensi gestasional
• Usia kehamilan < 37+0 minggu: ekspektatif (walaupun tidak terdapat bukti yang cukup
untuk merekomendasikan tentang risiko dan keuntungan tatalaksana ekspektatif) (III)
• Usia kehamilan ≥ 37+0 minggu: dilahirkan dalam beberapa hari (I-B)
k. Hipertensi kronik
Terminasi pada usia kehamilan 38+0 – 39+6 minggu (kecuali terdapat perburukan
keadaan, terminasi segera)(II-B)
Dosis obat:
• Nifedipin: dosis 5-10 mg (po), ditelan atau dikunyah, setiap 30 menit.
• Hidralazin: Mulai 5 mg intravena, diulang 5-10 mg intravena setiap 30 menit. Atau 0,5-
10 mg/jam intravena, maksimal 20 mg intravena (atau 30 mg intramuskular)
• Labetalol: Mulai 20 mg intravena, diulang 20-80 mg intravena setiap 30 menit. Atau 1-
2 mg/ menit, maksimal 300 mg. Kemudian ganti per oral
• Sodium nitroprusid: 0,3 mcg/kg/menit, dapat ditingkatkan bertahap 0,5 mcg/kg/menit.
Dosis maksimal 3 mcg/kg/menit
• Metildopa: 250-500 mg (po)/ 8-12 jam. Dosis maksimal 2-3 gr/ hari
• Labetalol: 100 mg (po)/ 12 jam. Dapat ditingkatkan 200-400 mg (po)/ 12 jam. Dosis
maksimal 1200 mg/ hari

H. Edukasi
-7-

1. Hipertensi gestasional dan preeklamsia dapat berhubungan dengan peningkatan risiko


masalah perkembangan saraf anak (II-B)
2. Satu persen dari kehamilan diperburuk dengan hipertensi kronik, 5-6 % dengan
hipertensi gestasional dan 1-2 % dengan preeklamsia.
3. Risiko rekurensi bervariasi (median 5 %), lebih sering bila sebelumnya dengan early
onset, preeklamsia berat atau diperburuk dengan eklamsia atau sindrom HELLP, serta
indeks massa tubuh yang lebih tinggi. Ibu dengan hipertensi gestasional sebelumnya
kemungkinan besar akan mengalami hipertensi gestasional (median 21 %) dan
preeklamsia (median 4 %) pada kehamilan berikutnya.
4. Tatalaksana ekspektatif pada usia kehamilan < 24+0 minggu berubungan dengan
mortalitas perinatal > 80 % dan komplikasi maternal 27-71 %. Waktu terminasi sesuai
individu/ kasus pasien

I. Prognosis
Ad Vitam : Tergantung kasus

Ad sanatinam : Tergantung kasus

Ad Fungsional : Tergantung kasus

J. Tingkat Eviden
I-III

K. Tingkat Rekomendasi
A-E

L. Penelaah Kritis
a. dr. Gatot Abdurrazak,Sp.OG
b. Dr,dr.Irvan Adenin,Sp.OG
c. dr. Sadina Pramuktini,Sp.OG(K)
d. dr. Novan Satya Pamungkas,Sp.OGK
e. dr. Raden Aditya K,Sp.OG

M. Indikator Medis
90 % Ibu dengan hipertensi dalam kehamilan pulang dalam keadaan perbaikan
hemodinamik, pernafasan dan kesadaran
75% Bayi aterm ( ≥ 37 minggu) dari ibu dengan hipertensi dalam kehamilan dapat bertahan
hidup melewati masa neonatus
50 % Bayi preterm (< 37 minggu) dari ibu dengan hipertensi dalam kehamilan dapat
bertahan hidup melewati masa neonatus

N. Kriteria Pasien Pulang


-8-

1. Tekanan darah sistolik < 160 mmHg dan diastolik < 110 mmHg
2. Tidak ada kejang
3. Tidak ada sesak napas
4. Perbaikan hasil laboratorium

O. LOS
Tergantung usia kehamilan dan derajat keparahan penyakit
Hamil cukup bulan: 5 hari
Hamil belum cukup bulan: lebih dari 5 hari

P. Hasil (Outcome)
Kondisi ibu pasca salin membaik
Kondisi bayi pasca kelahiran baik

Q. Komplikasi
1. Komplikasi janin: prematuritas,Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), gawat janin, Intra
Uterine Fetal Death (IUFD)
2. Komplikasi ibu: solusio plasenta, edema paru, perdarahan intracranial, DIC, eklamsia,
perdarahan post partum, sindrom HELLP

BAB III
KEPUSTAKAAN

1.Magee LA, et al. Diagnosis, Evaluation, and Management of The


Hypertensive Disorders of Pregnancy. Pregnancy Hypertension: An
International Journal of Women’s Cardiovascular Health 4 (2014) 105–
145
2.Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada. Clinical
Practice Guideline No 307. Diagnosis, Evaluation, and Management of
the Hypertensive Disorders of Pregnancy: Executive Summary. May
2014.
3.Hypertension in Pregnancy. Obstet & Gynecol Vol. 122, No. 5
November 2013.
4.Hipertensi dalam Kehamilan, Preeklamsia dan Eklamsia. Dalam:
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Hal 109-
17.
-9-

DIDI DANUKUSUMO

Anda mungkin juga menyukai