LOKASI:
(POLRESTA MALANG KOTA)
Disusun oleh:
Ahmad Santoso (19410026)
Muhammad Ilham Akbar (19410172)
Syifa Izzata Nurhandiny (19410175)
Nola Roza (19410205)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Hasil
Praktik Kuliah Lapangan (PKL)
Di Polresta Malang Kota
Oleh:
MENGETAHUI
Kepala Polresta Malang Kota
Budhi Hermanto
AKP NRP
1
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
2
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
KATA PENGANTAR
Penulis
3
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
DAFTAR ISI
4
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.DAFTAR TABEL
5
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
BAB I
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, sebagai sebuah
perguruan tinggi dituntut dapat mengimplementasikan Tri Dharma perguruan tinggi,
yang terdiri dari: pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Tuntutan tersebut haruslah terdistribusi sampai tataran mahasiswa sebagai peserta didik
yang dikemas dalam pelaksanaan program Praktik Kerja Lapangan (PKL). Program
PKL tersebut dilaksanakan oleh program studi psikologi dalam rangka upaya
penganekaragaman keunikan pengalaman mahasiswa yang bervariasi dan membuka
peluang potensi kemanusiaan terhadap lembaga mitra fakultas.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu kegiatan mahasiswa yang dilakukan
di masyarakat maupun di perusahaan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dan
melihat relevansinya di dunia kerja. Dalam dunia perkuliahan, mahasiswa mendapat
pengetahuan berupa teori dan sedikit praktik. Hal tersebut tidak cukup, karena ilmu
yang didapatkan juga harus diiringi praktik yang direalisasikan dalam kehidupan nyata.
Melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini akan menambah kemampuan untuk
mengamati, mengkaji serta menilai antara teori dengan kenyataan yang terjadi di
lapangan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas mahasiswa dalam mengamati
permasalahan dan persoalan baik dalam aplikasi teori maupun kenyataan yang
sebenarnya. Sesuai dengan tema kegiatan PKL Fakultas Psikologi yaitu “Peran Potensi
Manusia untuk Membentuk Kepribadian Polikultural” diharapkan dapat membantu
kelompok PKL yang sudah terbentuk untuk menjadi refleksi diri bagi mahasiswa
supaya kepribadian yang sudah ada dalam diri masing-masing bisa membaur dengan
budaya instansi tempat PKL yang dituju.
Terdapat banyak instansi atau perusahaan yang bekerjasama dengan Fakultas
Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) periode 2022. Instansi yang menjadi fokus utama kelompok Praktik
Kerja Lapangan adalah Polresta Malang Kota yang berlokasi di Jl Jaksa Agung
Suprapto No.19, Samaan, Kec. Klojen, Kota Malang, tepatnya di Satreskrim Unit PPA.
1
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
Unit PPA Polri bertugasS.H.
memberi pelayanan berbentuk perlindungan terhadap
perempuan dan anak yang menjadi korban kejahatan dan penegak hukum terhadap
pelakunya. Dalam
Penyidik PPAmelaksanakan tugasnya,
Penyidik PPA Unit Pelayanan Perempuan
Penyidik PPA dan Anak (PPA)
Penyidik PPA
AIPDA YANA BRIPKA YOKA BRIGADIR LUTHFI
Polri kerap menggandeng lembaga lain, seperti Kementrian Pemberdayaan Perempuan
BRIPTU
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
dan Perlindungan Anak (PPPA), Kementrian Sosial (Kemensos), dan Psikolog. Oleh
PANSAULFA
karena itu, yang menjadi pusat program kerja yang akan dilakukan berkaitan dengan
psikologi sosial.
Pelecehan seksual menjadi salah satu tindak pidana yang berada dalam lingkup
wewenang Unit PPA. Pelecehan Seksual merupakan perilaku atau perbuatan yang
melecehkan yang di lakukan seseorang atau kelompok kepada orang lain yang
berhubungan langsung dengan pihak yang di ganggunya dan dari perbuatan tersebut
dapat menurunkan harkat martabat dan harga diri seseorang yang di ganggunya
Bentuk-bentuk pelecehan seksual ada beberapa macam diantaranya; perilaku
menggoda, pelecehan gender dengan merendahkan gender, pelanggaran seksual seperti
menyentuh dan meraba, pemaksaan seksual dimana seseorang dipaksa melakukan hal
seksual yang tidak diinginkan, penyuapan seksual yang artinya permintaan aktivitas
seksual dengan janji diiming-imingi imbalan.
Kekerasan seksual merupakan contoh dari bentuk pemaksaan seksual, yang
merupakan segala macam bentuk tindakan pemaksaan ancaman untuk melakukan
aktivitas seksual. Aktivitas seksual itu bisa meliputi meraba, pencabulan dan bahkan
pemerkosaan. Salah satu contoh dari kekerasan seksual yaitu tindak pidana pencabulan.
Pencabulan adalah segala macam wujud perbuatan, baik yang dilakukan pada diri
sendiri maupun dilakukan pada orang lain mengenai dan yang berhubungan dengan alat
kelamin atau bagian tubuh lainnya yang dapat merangsang nafsu seksual. Pencabulan
ini sifatnya ialah pemaksaan, sehingga menimbulkan dampak yang mendalam bagi
korban seperti, stress, depresi, trauma. Tidak hanya menyerang psikis, tindak pidana ini
juga berdampak pada fisik korban, dimana korban bisa saja mendapatkan luka memar,
penularan penyakit seksual, dan lain sebagainya.
Dalam sebuah keluarga yang salah satu anggota keluarganya menjadi korban kekerasan
seksual terutama anak, tentunya menjadi beban tersendiri. Sedangkan keluarga merupakan
support system atau pemberi dukungan utama bagi korban agar korban semangat dalam
kesembuhannya. Dukungan yang diberikan keluarga terhadap korban berbeda-beda. Hal ini
bisa disebabkan karena perbedaan persepsi dan juga pemahaman keluarga
Pada umumnya orang tua korban pelecehan seksual bingung apa yang harus mereka
2
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
lakukan dalam menghadapi anak
S.H.mereka. Bukan hanya korban saja yang terguncang psikisnya
orang tua pun juga mengalaminya, mereka shock atas apa yang dialami oleh anaknya. Bahkan
mayoritas keluarga
Penyidik PPAyang anaknya menjadiPPA
Penyidik korban pencabulan lebihPPA
Penyidik melampiaskan amarahnya
Penyidik PPA
AIPDA
kepada YANA
sang korban. BRIPKA YOKA BRIGADIR LUTHFI BRIPTU
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
Untuk menghindari keterpurukan yang semakin dalam pada korban pencabulan, perlu
PANSAULFA
adanya edukasi mengenai seks dan kekerasan seksual, serta bagaimana sikap yang harus
ditunjukkan pada korban. Maka dari itu, psikoedukasi menjadi salah satu alternatif pemberian
edukasi mengenai kekerasan seksual pada keluarga korban dan juga masyarakat sekitar.
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka tujuan
dilaksanakannya kegiatan Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui bagaimana proses penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan di
Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA)
2. Mengetahui dampak psikis dari korban pencabulan serta keluarga
3. Membantu pemberian pengetahuan mengenai kekerasan seksual terhadap keluarga
korban
C. Manfaat
3
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
2. Mempererat hubungan
S.H. kerjasama yang baik antara Universitas Islam Neger
Maulana Malik Ibrahim Malang dengan Perusahaan atau lembaga instansi
lainnya.
Penyidik PPA Penyidik PPA Penyidik PPA Penyidik PPA
AIPDA
3. YANA BRIPKA YOKA BRIGADIR LUTHFI
Dapat melatih mahasiswa dalam mengembangkan pola fikir melalui
BRIPTU
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
pendekatan interdisipliner. PANSAULFA
c. Bagi Lembaga/Instansi dan Masyarakat
1. Sebagai sarana untuk menjembatani antara instansi dengan lembaga
pendidikan untuk bekerja sama lebih lanjut baik bersifat akademik maupun
non akademik.
2. Membagi pengetahuan dan pengalaman kerja kepada mahasiswa untuk
mengetahui dunia kerja.
3. Sebagai sarana untuk mencari peluang mahasiswa yang bisa meneruskan
visi misi instansi sesuai dengan kriteria, kebutuhan dan kualitas dari
mahasiswa.
Berikut ini merupakan pihak-pihak yang terlibat selama kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) berlangsung.
1. Dr.Hj. Rifa Hidayah selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang
2. Mochamad Adam Basori selaku Ketua Koordinator Praktik Kerja Lapangan
Fakultas Psikologi.
3. Fuji Astutik, M.Psi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis selama penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan.
4. Bapak Firman Pamuji,
5. AKP Tri Nawang Sari S.H. selaku Kepala Unit PPA Polresta Malang Kota
6. AIPDA Yana Rifika
7. AIPDA Antok Ariyanto, S.H.
8. BRIPKA Yoka Elfarianto
9. BRIGADIR Luthfi Nuhandinar
10. BRIPTU Oktaviansari Pansaulfa
11. Orang tua, keluarga, dan sahabat yang telah memberikan dukungan tiada henti.
4
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
12. Serta pihak-pihak yang
S.H.tidak dapat disebutkan, yang telah membantu proses
penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan.
Penyidik PPA Penyidik PPA Penyidik PPA Penyidik PPA
AIPDA YANA BRIPKA YOKA BRIGADIR LUTHFI BRIPTU
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
PANSAULFA
5
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H. BAB II
PROFIL INSTANSI
Penyidik PPA Penyidik PPA Penyidik PPA Penyidik PPA
AIPDA
A. Unit YANA Perempuan
Perlindungan BRIPKA danYOKA BRIGADIR
Anak Polresta MalangLUTHFI
Kota BRIPTU
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
Polresta malang kota adalah salah satu intitusi dari aparat penegak hukum
PANSAULFA
yaitu kepolisian yang berada di bawah naungan Kepolisian Republik Indonesia.
Polresta Malang Kota merupakan badan pelaksana kewilayahan yang bekerja di
bawah Kepolisian Daerah Jawa Timur. Polresta Malang Kota memiliki tugas
diantaranya melaksanakan tugas pokok Polri dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan,
pengayoman, serta pelayanan kepada masyarakat yang berada di wilayah hukum Kota
Malang.
Berdasarkan Peraturan Kapolri No.Pol : 10 tahun 2007 Unit Pelayanan
Perempuan dan Anak yang kemudian disingkat menjadi unit PPA adalah Unit yang
memiliki tugas pelayanan sebagai bentuk perlindungan kepada korban perempuan dan
anak dan menegakkan hukum terhadap tersangkanya. Unit PPA didirikan sebagai
fokus dalam penanganan kasus yang melibatkan perempuan dan anak dimana mereka
rentan terhadap tindak kejehatan seperti kekerasan fisik, psikis, maupun seksual. Hal
tersebut disebabkan karena perempuan dan anak sering diposisikan sebagai pihak
yang lemah dalam masyarakat kita. Unit PPA dibentuk dengan tujuan untuk
mengumpulkan bukti terkait Tindak Pidana yang terjadi dan menangkap pelaku
kejahatan tersebut. Selain itu, mereka juga melakukan pendekatan terhadap korban
dalam mengajukan pertanyaan atau pemeriksaan keetrangan secara halus yang pada
umumnya adalah korban perempuan dan anak.
Sesuai prosedur yang ada dalam Unit PPA, apabila korban perempuan maupun
anak berusia belasan tahun menjadi korban kasus kekerasan fisik/psikis, perbuatan
cabul dan/atau persetubuhan kemudian kejadian tersebut dilaporkan kepada pihak
kepolisian selanjutnya mereka harus membuat pengaduan dahulu. Kemudian pihak
PPA akan melakukan pemeriksaan keterangan terhadap korban dan saksi – saksinya
yang akan dituliskan dalam bentuk BAP (Berita Acara Pemeriksaan). Setelah
melakukan pengaduan, korban akan melakukan visum di Rumah Sakit. Dalam Unit
PPA Polresta Malang, setelah melakukan visum selanjutnya dilakukan pemeriksaan
psikologis oleh psikolog dengan sertifikat psikologi klinis terutama bagi korban anak.
6
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
B. Struktur Organisasi UnitS.H.
PPA
Dalam menjalankan tugas dan fungsi unit PPA di Polresta Malang Kota sebagaimana
tercantum dalam peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia No 10 Tahun 2007
berdasarkan pasal 3,4,6,7,8,9,10 sebagaimana berikut :
a) Pasal 3
Unit PPA bertugas memberikan pelayanan, dalam bentuk perlindungan
terhadap perempuan dan anak yang menjadi korban kejahatan dan penegakan
hukum terhadap pelakunya.
b) Pasal 4
Dalam melaksanakan tugas, unit PPA menyelenggarakan fungsi :
(1) Penyelenggaraan pelayanan perlindungan hukum;
(2) Penyelenggaraan penyidikan tindak pidana;
(3) Penyelenggaraan kerja sama dan koordinasi dengan instansi terkait
c) Pasal 6
(1) Kanit PPA bertugas memimin unit PPA dalam penyelenggaraan
perlindungan terhadap perempuan dan anak yang menjadi korban
kejehatan dan penegakan hukum terhadap pelakunya, dilaksanakan di
Ruang Pelayanan Khusus, disingkat RPK.
(2) Kerja sama dan koordinasi dengan lembaga pemerintahan, non pemerintah
dan pihak lainnya dalam rangka perlindungan terhadap perempuan dan
anak yang menjadi korban kejahatan dan penegakan hukum terhadap
pelakunya.
7
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
(3) Lingkup tugas S.H.
unit PPA meliputi tindak pidana terhadap perempuan dan
anak, yaitu : perdagangan orang, penyeludupan manusia, kekerasan (secara
umum
Penyidik PPA maupun Penyidik
dalam rumah
PPA tangga),Penyidik
asusila PPA
(perkosaan, pelecehan,
Penyidik PPA
AIPDA YANA BRIPKA YOKA BRIGADIR LUTHFI
cabul), vice perjudian dan prostitusi, adopsi ilegal, pornografi dan
BRIPTU
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
pornoaksi, money laundering dari hasil kejahatan tersebut diatas,PANSAULFA
masalah
perlindungan anak (sebagai korban / tersangka), perlindungan korban,
saksi, keluarga dan teman serta kasus-kasus lain dimana korbannya adalah
perempuan dan anak.
(4) Dalam pelaksanaan tugasnya Kanit PPA bertanggungjawab kepada :
a. Di tingkat Mabes Polri kepada Dir I / Kamtranas Bareskrim Polri
b. Ditingkat Polda Metro Jaya kepada kasat Opsnal Dit Reskrimum
Polda Metro Jaya
c. Ditingkat Polres kepada Kasat Reskrim Polres
d) Pasal 7
(1) Panit lindung bertugas melaksanakan perlindungan terhadap perempuan
dan anak yang menjadi korban kejahatan.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Panit Lindung bertanggung jawab kepada
Kanit PPA.
e) Pasal 8
(1) Panit Idik bertugas melaksanakan penyidikan dan penyelidikan pelaku
kejahatan terhadap perempuan dan anak.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Panit Idik bertanggung jawab kepada Kanit
PPA.
f) Pasal 9
(1) Bintara unit PPA bertugas membantu Panit / Kanit dalam melaksanakan
perlindungan kejahatan terhadap perempuan dan anak yang menjadi
korban kejahatan dan penegakan hukum terhadap pelakunya.
(2) Dalam melaksanakan tugas Banit PPA bertanggung jawab kepada Panit /
Kanit PPA.
g) Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas, Kanit PPA wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronasi, baik antar satuan organisasi di lingkungan Polri
maupun dengan satuan organisasi lain yang terkait dengan tugasnya.
C. Fungsi Unit PPA
8
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
Dalam pelaksanaan tugasya
S.H. Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA)
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan
Penyidik PPA pelayanan
Penyidikdan
PPAperlindungan hukum;PPA
Penyidik Penyidik PPA
AIPDA YANA
b. Penyelenggaraan BRIPKA YOKA
penyelidikan BRIGADIR
dan penyidikan tindakLUTHFI
pidana; BRIPTU
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
c. Penyelenggaraan kerja sama dan koordinasi dengan instansi terkait. PANSAULFA
Berdasarkan hasil wawancara bersama Kanit (Kepala Unit) PPA Polresta
Malang Kota, fungsi unit PPA adalah melayani kasus perempuan dan anak yang
diantaranya adalah kasus kekerasan seksual, kasus kekerasan fisik, kasus pencurian
terhadap anak, dan seluruh kasus yang menyangkut tentang perempuan dan anak.
Seperti salah satu kasus yang sudah berlalu ketika korbannya adalah orang dewasa
akan tetapi jika pelakunya adalah anak dibawah umur tetap ditangani oleh unit PPA.
Begitu pula apabila korbannya anak dan pelakunya orang dewasa sesuai dengan
Undang – Undang Anak maka kasus tersebut juga ditangani oleh Unit PPA.
Kemudian untuk kasus yang melibatkan perempuan contohnya seperti kasus
Kekerasan Dalam Rumah Tangga pasti diserahkan kepada Unit PPA untuk diproses.
Kesimpulannya, kasus yang berhubungan dengan KDRT, kekerasan seksual maupun
fisik yang melibatkan perempuan dan anak akan ditangani oleh PPA.
D. Visi dan Misi Unit PPA
Melayani dengan sepenuh hati, sesuai dengan prosedur, memproses tindak
pidana sampai proses penyidikan, menghentikan penyidikan apabila tidak
ditemukannya barang bukti, saksi, dan visum tidak menunjukkan tanda – tanda yang
bisa membuktikan tindak pidana, dan/atau jika kejadian tersebut sudah lama terjadi
akan diadakan gelar untuk dihentikan dan mengikuti instruksi dari pimpinan.
E. Program dan Kegiatan Rutin PPA
Program yang diadakan oleh PPA diantara lain terdapat sosialisasi yang
dilakukan sesuai permintaan seperti menjadi narasumber di sekolah – sekolah,
Pemerintahan Kota, Pusat pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
(P2TP2A) dimana Unit PPA berperan dalam membahas kekerasan terhadap anak dan
perempuan. Selain itu, ketika HUT Bhayangkari, Unit PPA juga melakukan
pencerahan sosialisasi ke sekolah – sekolah mengenai kenakalan remaja, kekerasan
seksual, atau kasus narkoba.
Kegiatan rutin yang dilakukan oleh Unit PPA setiap harinya adalah
memberikan konseling, memeriksa korban, memeriksa tersangka dan seluruh proses
yang menyangkut penyidikan. Menerima pengaduan, lalu diberikan konseling untuk
9
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
mengetahui apakah ada S.H.
tindak pidana, apabila benar maka selanjutnya membuat
Pengaduan apabila saksinya belum jelas diketahui atau membuat Laporan Polisi jika
saksi, korban,PPA
Penyidik dan pelaku jelas diketahui.
Penyidik PPA Penyidik PPA Penyidik PPA
AIPDA YANA
F. Penerapan BRIPKA
Psikologi Dalam YOKA
Unit PPA BRIGADIR LUTHFI BRIPTU
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
Berdasarkan wawancara bersama Kanit PPA, dalam melakukan BAP (Berita
PANSAULFA
Pemeriksaan Acara) kepada korban, tersangka, ataupun saksi maka penyidik akan
melihat mimik wajah, gerak – gerik, serta gesturenya untuk melihat apakah orang
tersebut merasa resah atau tidak, tertekan atau tidak. Dari observasi terhadap perilaku
tersebut akan diketahui apakah orang yang diperiksa ini berbohong, benar - benar
ketakutan, atau kejadian yang diceritakan benar adanya. Seperti dalam contoh kasus
pencurian yang melibatkan pelaku anak, dengan melakukan observasi terhadap
perilaku anak apakah dia menunjukkan emosi ketakutan atau santai -sa ntai saja akan
diketahui anak tersebut sudah terbiasa melakukan perbuatan mencuri atau baru
pertama kali saja. Sama seperti kasus lainnya, observasi dalam kasus kekerasan
seksual apakah individu tersebut sudah pernah melakukan hubungan seksual dengan
kekasihnya kemudian ketika ia disetubuhi oleh orang lain ia menunjukkan emosi yang
biasa saja dan gerak – gerik yang santai karena sudah pernah melakukannya. Apabila
individu yang belum pernah melakukan hubungan seperti itu, akan memunculkan
trauma yang berat. Untuk mengurangi trauma yang sangat panjang, di Polresta
Malang terdapat tim trauma healing, dari P2TP2A mereka bekerja sama dengan
Pemerintah Kota.
Unit PPA melakukan pemeriksaan psikologi terhadap korban oleh psikolog
yang memiliki izin klinis. Hal tersebut dikarenakan, psikolog dengan izin klinis suatu
saat dibutuhkan sebagai saksi ahli dalam persidangan. Para penyidik bekerja sama
dengan psikolog – psikolog lembaga lain untuk keperluan proses penyidikan. Di Unit
PPA sendiri mereka bekerja sama dengan psikolog dari dosen UMM, UIN, dan
psikolog dari lembaga di Batu. Pemeriksaan psikologis dalam Unit PPA dikhususkan
untuk kasus yang melibatkan anak seperti kasus perbuatan cabul dan persetubuhan
dan kasus KDRT psikis. Hasil pemeriksaan psikologis tersebut kemudian akan
diproses oleh kejaksaan untuk mengetahui apakah korban menunjukkan indikasi
trauma atau tidak. Berkas pemeriksaan psikologis dapat menjadi pertimbangan bagi
jaksa. Hal ini berlaku rata – rata untuk korban. Pemeriksaan psikologis terkadang juga
berlaku untuk tersangka anak apabila ia memberikan keterangan yang tidak jujur atau
tidak konsisten. Pemeriksaan psikologis pada kasus KDRT umunya digunakan dalam
10
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
kasus KDRT psikis. Kekerasan
S.H. yang diberikan oleh pihak suami rata – rata dalam
bentuk verbal dan menyebabkan korban tertekan. Dalam KDRT psikis, pemeriksaan
psikologis digunakan
Penyidik PPA sebagai berkasPPA
Penyidik pendukung yang fungsinya
Penyidik PPAsetara dengan visum
Penyidik PPA
AIPDA YANA BRIPKA YOKA BRIGADIR LUTHFI
dalam kasus KDRT fisik untuk melihat bekas luka akibat kekerasan fisik. BRIPTU
KDRT
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
psikis hanya akan diproses apabila kedua pasangan tersebut terikat dalam perkawinan
PANSAULFA
sah di mata hukum, apabila menikah siri maka tidak bisa membuat laporan KDRT
melainkan laporan penganiayaan yang mana masa hukumnya akan berbeda sesuai
dengan Undang – Undang.
11
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
BAB III
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
bukti di TKP. S.H. lebih jelas dari bukti kemudian kami
korban atau memisahkan
Penyidik PPA dari PPA
Penyidik pelaku. Penyidik PPA barang bukti 1
Penyidik PPA
AIPDA YANA BRIPKA YOKA BRIGADIR LUTHFI barang
BRIPTU 1
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
plastik. Setelah
PANSAULFA
itu, kami
membuat label
barang bukti
untuk di
tempelkan pada
masing-masing
barang bukti
sesuai dengan
item.
3. Merekap Pemberitahuan yang Mengetahui Penyidik Pada saat Kepala unit
Laporan Polisi disampaikan oleh jumlah kasus diberikan PPA
seseorang karena yang pernah tugas oleh memberikan
hak atau kewajiban atau sedang Kepala Unit buku besar
berdasarkan terjadi. PPA yang berisi
Undang-Undang Nama pelapor,
kepada Pihak yang nama korban,
berwajib yang telah kronologi
atau sedang atau kejadian, dan
diduga akan terjadi kategori
peristiwa tindak laporan tersebut
pidana. untuk direkap
ke dalam
format yang
telah diberikan
lalu di jumlah
berapa kali
kasus tersebut
terjadi.
13
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
4. Pendampingan Memberikan trauma
S.H. Membantu Korban Selasa, 26 selama
Korban hiling untuk korban melakukan Juli 2022 pendampingan,
Pencabulan Penyidik
pencabuan
PPA anak. Penyidik
pendampingan
PPA Penyidik PPA pada awalnya
Penyidik PPA
AIPDA YANA BRIPKA YOKA
korban kasus BRIGADIR LUTHFI korban
BRIPTU yang
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
dugaan masih berusia
PANSAULFA
perbuatan cabul sangat muda
di bawah umur. menunjukkan
ketakutan dan
tidak ingin
terbuka kepada
para penyidik
dan mahasiswa.
Selama proses
pemeriksaan
keterangan,
korban sama
sekali tidak
ingin bercerita
kronologis yang
dialaminya.
Kemudian,
kami
melakukan
pembangunan
rapport dengan
korban bersama
dengan
penyidik.
Setelah diajak
jalan – jalan
dan bercerita
kesukaan si
korban, korban
akhirnya bisa
14
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H. lebih sedikit
terbuka dan
Penyidik PPA Penyidik PPA Penyidik PPA berbicara lebih
Penyidik PPA
AIPDA YANA BRIPKA YOKA BRIGADIR LUTHFI banyak
BRIPTU kepada
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
penyidik dan
PANSAULFA
mahasiswa.
Setelah itu, ibu
korban dan
korban
diarahkan untuk
melakukan
pengaduan dan
melakukan
visum terlebih
dahulu
5. Psikoedukasi Buku saku yang Memberikan Orang Tua Minggu ke- Melakukan
berisi tentang psikoedukasi atau 3 pada saat wawancara,
psikoedukasi pada kepada Masyaraka PKL studi
orang tua atau pada masyarakat t berjalan dokumentsi,
masyarakat untuk atau orang tua dan dilanjutkan
korban pencabulan mengenai cara dengan
atau pelecehan memperlakukan pembuatan
seksual korban modul
pencabulan psikoedukasi
dengan tidak
merusak
kesehatan
mental mereka.
15
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
BAB IV
1. Deskripsi Singkat
16
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
Pelabelan barang bukti ini merupakan suatu proses atau langkah setelah
S.H.
pihak kepolisian menemukan barang bukti sitaan. Mengapa harus dilakukan
pelabelanPPA
Penyidik agar pihak kepolisian dan kejaksaan nantinya
Penyidik PPA Penyidik tau
PPAbarang apa Penyidik
saja yang
PPA
AIPDA YANA BRIPKA YOKA BRIGADIR LUTHFI
digunakan pada saat perkara itu terjadi. Pelabelan ini harus dilakukan dengan
BRIPTU
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
teliti tidak boleh teledor karena untuk barang sitaan milik pelaku dan korban di
PANSAULFA
tempatkan pada plastik yang berbeda-beda dan nanti nya barang bukti yang di sita
akan di masukkan di dalam 1 plastik. Contoh teknisnya :
Setelah semua barang dimasukan di plastiknya maka akan diberikan label sesuai
dengan kriterianya dan tidak lupa juga di lak dan di stempel.
Pada saat barang bukti yang masih ada bercak darah cukup banyak tidak
bisa langsung di masukkan ke dalam plastik karena nantinya akan berbau tidak
enak maka baju tersebut harus dijemur hingga darah tersebut menjadi kering. Hal
ini membuat terulurnya waktu pelabelan dimana seharusnya bisa dilakuakan
pelabelan secara langsung setelah barang disita namun masih harus menunggu
barang kering terlebih dahulu.
17
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
4. Pembelajaran yang Didapatkan
S.H.
Ketika kita mendapatkan barang bukti sitaan kita sesegera mungkin harus
Penyidik PPA Penyidik PPA Penyidik PPA
memisahkan
AIPDA YANA
barang tersebut agar
BRIPKA YOKA
tidak di salah gunakan oleh orang Penyidik
BRIGADIR LUTHFI
lain atauPPA
BRIPTU
RIFIKA
orang ELFARIANTO
yang mengunjungi UPPA. Dengan adanya NUHADINAR
pelabelan kita bisa OKTAVIANSARI
mengetahui
PANSAULFA
barang apa saja yang disita oleh polisi ketika perkara itu terjadi dan kita menjadi
tau bahwa barang sitaan ini tidak boleh digunakan kembali.
1. Deskripsi Singkat
Kendala yang sering dihadapi tulisan pada buku rekap yang kurang jelas
atau informasi yang didapat kurang penuh yang artinya masih ada sebagian
informasi yang belum didapat.
Mengetahui jenis jenis perkara yang ada dan pasal pasal yang berlaku.
18
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
D. Pendampingan Korban S.H.
1. Deskripsi Singkat
Penyidik PPA Penyidik PPA Penyidik PPA Penyidik PPA
AIPDA YANA BRIPKA YOKA BRIGADIR LUTHFI BRIPTU
Kegiatan Pendampingan
RIFIKA ELFARIANTOatau Trauma Healing merupakan layanan
NUHADINAR dari
OKTAVIANSARI
PANSAULFA
polisi sarjana psikologi yang dibuat oleh Polresta Malang Kota. Kegiatan ini
dilakukan untuk korban yang mengalami trauma pasca perkara. Pendampingan
pada korban dilakukan pada saat korban yang dipanggil untuk melakukan trauma
healing di kepolisian datang. Pada saat pendampingan, polisi mengajak anak-anak
bermain, bernyanyi, lalu bercerita. Hal ini dilakukan untuk membantu
mengurangi rasa takut atau trauma pasca kejadian perkara pada anak. Dalam
Preaktik Kerja Lapangan kali ini kami selaku mahasiswa membantu dalam
mengajak anak bermain dan bernyanyi.
1. Deskripsi singkat
Buku saku merupakan buku yang berukuran kecil yang berisi informasi
atau panduan panduan terhadap sesuatu yang dapat disimpan di berbagai tempat.
19
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
Isi dari buku saku ini adalah edukasi pada orang tua atau masyarakat untuk
S.H.
korban pencabulan atau pelecehan seksual yang didapat dari wawancara Kepala
Unit PPA
Penyidik Polresta Malang
PPA KotaPPA
Penyidik dan studi dokumentasi dari Unit PPA Polresta
Penyidik PPA Penyidik PPA
AIPDA YANA BRIPKA YOKA BRIGADIR LUTHFI
Malang kota. Dalam hal ini masyarakat luas akan lebih teredukasi bagaimana cara
BRIPTU
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
memperlakukan korban pencabulan maupun pelecehan seksual. PANSAULFA
2. Kendala
Kendala yang dialami adalah tidak adanya pihak keluarga atau orang tua
korban yang ikut berpatisipasi dan juga dari pihak kepolisian sebagai pemateri
sibuk dengan kerjaan yang lain maka workshop yang seharusnya dilakukan
menjadi gagal dan dialihkan menjadi buku saku.
3. Hasil
Adanya buku saku diharapkan masyarakat atau orang tua yang mempunyai
korban pencabulan agar lebih bisa memperlakukan korban dengan tidak merusak
kesehatan mental korban.
20
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
BAB V
Berdasarkan hasil laporan peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Bagian Unit
Perlindungan Perempuan dan Anak maka dapat disimpulkan bahwa:
B. Rekomendasi
Berikut ini merupakan rekomendasi yang dapat diberikan oleh penulis bagi
berbagai pihak.
1. Penulis: Menjadikan pengalaman yang telah didapat dala kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) hingga pembuatan laporan ini bisa menjadi acuan untuk
pembelajaran untuk diri sendiri kedepannya
2. Pembaca sekaligus Peserta Praktik Kerja Lapangan (PKL) Selanjutnya: Laporan
kegiatan ini bisa dijadikan salah satu bahan pelajaran untuk peserta PKL yang
selanjutnya agar tidak menemui kendala yang sama.
3. BAGI POLRESTA MALANG KOTA:
a. Memperketat peraturan yang berlaku di dalam UPPA, karena masih banyak
saksi yang membawa handphone pada saat melakukan introgasi.
21
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
b. Meningkatkan koordinasi
S.H. antar anggota kepolisian guna tidak terjadi miss
komunikasi saat dan sebelum melaksanakan kegiatan baik di luar ataupun
di dalam
Penyidik PPA Unit PPA SATRESKRIM
Penyidik PPA Polresta Makang
Penyidik Kota.
PPA Penyidik PPA
AIPDA YANA BRIPKA YOKA BRIGADIR LUTHFI BRIPTU
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
PANSAULFA
22
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Presensi Mahasiswa PKL
Penyidik PPA Penyidik PPA Penyidik PPA Penyidik PPA
AIPDA YANA BRIPKA YOKA BRIGADIR LUTHFI BRIPTU
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
PANSAULFA
23
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
24
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
Lampiran 2. Form Penilaian Mahasiswa
S.H. PKL
25
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
26
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
27
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
28
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
Lampiran 3. Foto-foto KegiatanS.H.
Mahasiswa PKL
29
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
30
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
Lampiran 4. Logbook Mahasiswa
S.H.PKL
Nama : Ahmad Santoso
NIM : 19410026
Penyidik PPA Penyidik PPA Penyidik PPA Penyidik PPA
AIPDA
Lokasi PKL YANA
: Unit PPA PolrestaBRIPKA
Malang YOKA
Kota BRIGADIR LUTHFI BRIPTU
RIFIKA ELFARIANTO NUHADINAR OKTAVIANSARI
PANSAULFA
31
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
32
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
33
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
34
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
35
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
36
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
37
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
38
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
39
AKP TRI NAWANGSARI, S.H.
Kasubnit PPA
AIPDA ANTOK ARIYANTO,
S.H.
40