Anda di halaman 1dari 97

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY “A”

DENGAN GOUT ARTRITIS DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS POLINGGONA

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

NANANG RAHMAWAN
NIM. 14401 2017 00049 3

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
2018
I
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGAPADA NY “A”
DENGAN GOUT ARTRITISDI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS POLINGGONA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan program


Diploma III Keperawatan

Oleh:
NANANG RAHMAWAN
NIM. 14401 2017 00049 3

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
2018

I
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY “A ”
DENGAN GOUT ARTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
POLINGGONA
TAHUN 2018

Disusun dan diajukan oleh :

NANANG RAHMAWAN
NIM. 14401 2017 00049 3

Karya Tulis ini telah dipertahankan pada Seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah di
depan TIM Penguji pada Hari/Tanggal :
Dan telah dinyatakan memenuhi syarat.

Menyetujui:

1. Asminarsih Z.P, M.Kep,S.Kom (………………………… )

2. Rusna Tahir, M.Kep (………………………… )

3. Nurfantri , S.Kep,Ns, MSc (………………………… )

4. Dewi Sartiya Rini, M.Kep,Sp.KMB (………………………… )

Mengetahui :
Ketua Jurusan Keperawatan

Indriono Hadi, S,Kep,Ns,,Kes


NIP. 197003301995031001

II
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nanang Rahmawan

NIM : 14401 2017 0049 3

Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari

Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY“A”

DENGAN GOUT ARTRITIS DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS

POLINGGONA TAHUN 2018

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari, 2018
Yang Membuat Pernyataan,

NANANG RAHMAWAN
RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS
1. Nama : Nanang Rahmawan

II
I
2. Tempat/Tanggal Lahir : Temanggung, 02 Mei 1979

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia

6. Alamat : Desa Tanggeau, Kec. Polinggona

7. No. Telp/Hp : 082343717017


II. PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar Negeri 1 Parakan Kauman Temanggung

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Moramo

3. Sekolah Pendidikan Kesehatan PPNI Kendari

MOTTO HIDUP

1. Berangkat dengan penuh keyakinan

2. Berjalan dengan penuh keikhlasan

3. Istiqomah dalam menghadapi cobaan

4. Jadilah karang dilautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal

yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah

sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan dimanapun kita berada kepada

Dia-lah tempat meminta dan memohon.

I
V
ABSTRAK
Nanang Rahmawan NIM 14401 2017 00049 3Asuhan Keperawatan Keluarga
Pada Ny“A” Dengan Gout Artritis Di Wilayah kerjaPuskesmas
PolinggonaTahun2018.Penyakit Asam Urat (Artritis Gout) adalah penyakit yang
disebabkan oleh penumpukan asam urat (monosodium urat) yang masuk ke dalam
rongga sendi. Asam urat terbentuk jika tubuh mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung purin. Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin yang
berasal dari metabolisme dalam tubuh/ rista endogen (ristal) dan berasal dari luar
tubuh/rista eksogen (sumber makanan) yang mengandung purin terdapat dalam
tubuh kita dan dijumpai pada semua makann dari sel hidup, yakni makanan dari
tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) ataupun hewan (daging, jeroan, ikan
sarden).
Metode Penulisan yang di gunakan adalah Studi kasus, dan, Studi Kepustakaan
Adapun hasil yang ditemukan adalah dari segi diagnosa keperawatan yaitu
ditemukannya diagnosa Gangguan rasa nyaman : Nyeri pada Ny. A keluarga Ny.
A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit (Asam Urat) yang didapatkan setelah melakukan penilaian
scoring. Intervensi yang direncanakan oleh penulis dapat dilaksanakan.
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, penulis dapat menarik
kesimpulan dan saran sebagai berikut :
Setelah melakukan pengkajian terhadap keluarga N.y”A”, penulis memperoleh
hasil atau data yang mengarah pada masalah Ny”A” yang menderita Gout
Artritis.Saran Dalam melakukan pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga
yang bermasalah sebaiknya di perlukan adanya pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan laboratorium disarankan kepada keluarga Ny”A”, agar memelihara
dan mempertahankan kebersihan dan kesehatan lingkungan guna menghindari
faktor penyebab terjadinya penyakit.
Kata kunci : Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gout Artritis.

V
V
I
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

berkah, rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Pada

Ny.”A”, Dengan Gout Artritis Di Wilayah Puskesmas Polinggona Tahun 2018

yang dilaksanakan pada Tanggal 07 s/d 09 Juli 2018. Sebagai Salah Satu

Syarat Menjadi Ahli Madya Keperawatan pada Program Diploma III

Keperawatan.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Direktur Politehnik Kesehatan Kendari, Ibu Askrening, SKM, M.Kes

2. Kepala Jurusan Keperawatan Politehnik Kesehatan Kendari, Bapak

Indriono Hadi, S.Kep,Ns,M.Kes

3. Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, Bapak Harun Masiri

4. Kepala Puskesmas Polinggona. Ibu Rachmayati P, SKM

5. Badan Riset Provinsi Sulawesi tenggara.

6. Pembimbing Karya Tulis Ilmiah. Ibu Dewi Sartiya,M.Kep,Sp.KMB

7. Penguji Satu Ibu Asminarsih Z.P,M.Kep,S,Kom

8. Penguji Dua Ibu Rusna Tahir,M.Kep.

9. Penguji Tiga Ibu Nurfantri,S.Kep,Ns,MSc

10. Kepada Keluarga Ny. “A” yang telah membantu penulis dalam

melaksanakan Asuhan Keperawatan.


11. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2018 Poltekkes Kemenkes

Kendari, kalian telah banyak membantu, demi kelancaran pembuatan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari sebagai manusia yang tak pernah luput dari

kesalahan serta keterbatasan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh

dari kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan saran dan kritikan yang positif demi kesempurnaan karya

tulis ini.

Akhir kata semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT dan semoga karya tulis

ilmiah ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan

sikap dan motivasi bagi tenaga keperawatan, terkhusus bagi penulis sendiri.

Kendari, Juli 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL I

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI


II

KEASLIAN PENELITIAN III

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


IV

HALAMAN MOTTO V

ABSTRAK
VI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR TABEL v

DAFTAR LAMPIRAN vi

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 1

B. TUJUAN PENULISAN 3

C. MANFAAT PENULISAN

D. METODE PENELITIAN 5

BAB II. TINJAUAN TEORTIS

A. KONSEP KELUARGA 7

B. KONSEP GOUT ARTRITIS


11

iii
C. KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

GOUT ARTRITIS
26

BAB III. TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

31

B. ANALISA DATA 39

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA 43

D. SKORING PENENTUAN PRIOTRITAS MASALAH 43

E. INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN 51

F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 55

BAB IV.PEMBAHASAN

A. TAHAP PENGKAJIAN
58

B. TAHAP DIAGNOSA
58

C. TAHAP PERENCANAAN,IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 59

BAB V. PENUTUP

A. KESIMPULAN 61

B. SARAN
62

DAFTAR PUSTAKA
i
v
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Asam urat merupakan suatu penyakit yang diakibatkan tingginya kadar

purin didalam darah, kondisi beberapa tahun terakhir ini semakin banyak orang

yang dinyatakan menderita penyakit tersebut. Penyakit asam urat cenderung

diderita pada usia yang semakin muda. Penderita paling banyak pada golongan

usia 30-50 tahun yang tergolong usia produktif (Krisnatuti & Rina, 2006).

Berdasarkan survey World Health Organization (WHO) tahun 2013

Indonesia merupakan Negara terbesar ke 4 didunia yang penduduknya menderita

asam urat, prevalensi penyakit asam urat di Indonesia sebesar 81% . adapun

berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) ada 3 provinsi dengan prevalensi

penyakit asam urat tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 33,1%,

Jawa Barat sebesar 32,1%, Bali sebesar 30,0% Adapun Sulawesi Tenggara berada

pada urutan ke-14 sebesar 20,8%. Berdasarkan data di Puskesmas Polinggona

pada Tahun 2017 didapat 55 pasien menderita asam urat dari 199 orang atau 27,6

Penyakit asam urat ditandai oleh gangguan linu-linu, terutama di daerah

persendian tulang. Tidak jarang timbul rasa amat nyeri bagi penderitanya. Rasa

sakit tersebut diakibatkan adanya radang pada persendian. Radang sendi tersebut

ternyata disebabkan oleh penumpukan kristal di daerah persendian. Tingginya

kadar asam urat dalam darah juga dapat menyebabkan Gout artritis yang

merupakan salah satu jenis rematik. Di Indonesia, gout artritis menduduki urutan
kedua terbanyak dari penyakit Osteoartritis. Hasil penelitian sebagian besar

penderita gout arthritis mengalami hiperurisemia, yaitu sebesar 65% (Alifiasari,

2011).

Dampak selanjutnya jika penyakit ini tidak diatasi secara tepat

dikhawatirkan dapat menurunkan produktifitas kerja. Salah satu cara

mengatasinya, yaitu dengan pengaturan diet. Menu diet diatur agar lebih banyak

mengonsumsi makanan dengan kandungan nukleotida purin rendah. Dengan

melakukan program diet yang baik, dapat membantu meringankan gangguan

penyakit gout (Krisnatuti & Rina, 2006).

Hasil penelitian dalam studi yang berkembang di Asia menyimpulkan

bahwa kejadian peningkatan kadar asam urat dipengaruhi akibat gaya hidup dan

diet yang dibawa oleh kemakmuran yang meningkat (Alexander, 2010). Asupan

diet vegetarian seimbang dengan protein hewani dan konten purin disertai asupan

cairan yang cukup dengan buah-buahan dan sayuran setelah diteliti dapat

mengurangi risiko terserang asam urat dibandingkan dengan orang yang memakan

segala jenis makanan (Roswitha, 2003).

Pada prinsipnya, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk

menjaga agar kadar asam urat darah tetap dalam batas normal, disarankan

konsumsi makanan dan minuman yang tidak banyak mengandung purin. langkah

terpenting adalah semaksimal mungkin mengurangi konsumsi makanan dan

minuman yang kaya akan zat purin. Karena minum obat saja tanpa disertai

kepatuhan diet tidak akan membuahkan hasil pengobatan yang baik karena

produksi asam urat tetap tinggi.

2
Banyak hal yang dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang terhadap diet,

diantaranya umur seseorang, jenis kelamin, kepribadian, kondisi kesehatan,

pengalaman terhadap kesehatan, lingkungan dan pelayanan yang diterima dari

fasilitas kesehatan. Lingkungan sangat berperan dalam kepatuhan klien

menjalankan diet, jika lingkungan mendukung penderita asam urat akan patuh

terhadap diet nya. Seseorang yang menginginkan dirinya dalam kondisi sehat

mempunyai keinginan selalu patuh terhadap anjuran petugas pelayanan kesehatan

(Suharto, 2000).

Pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember pada Tahun 2017

didapat 55 dari 199 pasien yang dicurigai menderita asam urat atau 27,6 % di

wilayah kerja Puskesmas Polinggona. Ketika dilakukan wawancara kepada 10

orang yang menderita asam urat, 6 orang diantaranya tidak tahu tentang asam urat

dan menganggap penyakit asam urat adalah penyakit biasa dan tidak berbahaya.

Salah satunya Keluarga Ny. A. Sehingga penulis tertarik untuk menjadikan

keluarga Ny. A dengan masalah Asam Urat menjadi keluarga binaan.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umun

Penulis mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada Ny.A

dengan gout arthritis di wilayah kerja puskesmas polinggona kecamatan

polinggona kabupaten kolaka Sulawesi tenggara

2. Tujuan Khusus

3
1) Penulis mampu melakukan pengkajian keluarga pada Ny.A dengan gout

arthritis di wilayah kerja puskesmas polinggona kecamatan polinggona

kabupaten kolaka Sulawesi tenggara

2) Penulis mampu melakukan penentuan diagnosa keperawatan keluarga

pada Ny.A dengan gout arthritis di wilayah kerja puskesmas polinggona

kecamatan polinggona kabupaten kolaka Sulawesi tenggara

3) Penulis mampu melakukan implementasi asuhan keperawatan keluarga

pada Ny.A dengan gout arthritis di wilayah kerja puskesmas polinggona

kecamatan polinggona kabupaten kolaka Sulawesi tenggara

4) Penulis mampu melakukan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

pada Ny.A dengan gout arthritis di wilayah kerja puskesmas polinggona

kecamatan polinggona kabupaten kolaka Sulawesi tenggara

5) Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny.A dengan gout arthritis di

wilayah kerja puskesmas polinggona kecamatan polinggona kabupaten

kolaka Sulawesi tenggara

C. MANFAAT PENULISAN

1. Bagi penulis

Meningkatkan wawasan, pengetahuang, serta sikap dalam perawatan klien

yang menderita gout arthritis untuk mempercepat proses penyembuhan dan

mencegah komplikasi lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Masyarakat / Pasien

4
1) Dapat memberikan informasi tentang perawatan pasien dengan masalah

gout arthritis

2) Dapat membantu dalam upaya pengendalian serangan berulang yang

mengakibatkan komplikasi.

b. Bagi Institusi / pendidikan

Dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan ilmu

keperawatan khususnya keperawatan keluarga.

c. Bagi Pelayanan Kesehatan Puskesmas

1) Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang asuhan

keperawatan keluarga dengan masalah Gout Artritis.

2) Dapat membantu menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan

masalah Gout Artritis yang ada di masyarakat

3) Dapat digunakan sebagai acuan dalam pelayanan keperawatan keluarga.

4) Dapat digunakan sebagai pendorong dalam meningkatkan program

keperawatan keluarga di Puskesmas.

D. METODE DAN TEHNIK PENELITIAN

1. Tempat dan waktu pelaksanaan studi kasus

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas polinggona kecamatan

polinggona kabupaten kolaka Sulawesi tenggara. Penelitian dilaksanakan

selama 3 hari di bulan juli 2018, yaitu sejak tanggal 07 juli 2018 sampai

dengan 09 juli 2018.

2. Tehnik pengumpulan data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

Menggunakan pendekatan proses keperawatan pada klien dan keluarga yang


5
meliputi; pengkajian, analisa data, penerapan diagnosa keperawatan dan

penyusunan rencana tindakan dan evaluasi Asuhan Keperawatan.

Untuk melengkapi data/informasi dalam pengkajian menggunakan

beberapa cara antara lain:

1. Observasi

Mengadakan pengamatan langsung pada klien dengan cara melakukan

pemeriksaan yang berkaitan dengan perkembangan dan keadaan klien.

2. Wawancara

Mengadakan wawancara dengan klien dan keluarga,

dengan mengadakan pengamatan Iangsung.

3. Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan terhadap kilen melalui ; Insperksi, palpasi,

auskultasi, dan perkusi

4. Studi Dokumentasi

Penulis memperoleh data dan Medikal Record dan hasil pemeriksaan

Laboratonium.

5. Metode diskusi

Diskusi dengan tenaga kesehatan yang terkait yaitu dokter yang bertugas

di puskesmas Polinggona.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Keluarga

6
1. Pengertian

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal ditempat dibawah suatu atap

dalam kesadaran saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan

darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu

rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Saluicion G. Bailon dan

Aracelis Maglaya, 1989).

2. Struktur Keluarga

a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun.

b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam berbagai generasi, dimana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ibu.

c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri

7
3. Tipe/Bentuk Keluarga

a. Keluarga inti (nuclear family)

Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

b. Keluarga besar (extended family)

Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya, nenek,

kakek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi dsb.

c. Keluarga berantai (seriel family)

Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari

satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga duda/janda (single family)

Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (composite)

Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara

bersama.

f. Keluarga kabitas (cohabitation)

g. Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu

keluarga.

4. Peranan Keluarga

A. Peranan ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak berperanan sebagai pencari

nafkah, pendidikan, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

keluarga. Sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dan lingkungannya.

B. Peranan ibu

8
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

mengurus rumah tangga sebagai pengaruh dan pendidik anak-anaknya

pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.Disamping itu juga ibu

juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

C. Peranan anak

Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

5. Fungsi keluarga

a. Fungsi biologis

• Untuk meneruskan keturunan

• Memelihara dan membesarkan anak

• Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

• Memelihara dan merawat anggota keluarga

b. Fungsi psikologis

• Memberikan kasih sayang dan rasa aman

• Memerikan perhatian diantara anggota keluarga

• Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

• Memberikan identitas keluarga

c. Fungsi sosialisasi

• Membina sosialisasi pada anak

• Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan

tingkat perkembangan anak.

• Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

9
d. Fungsi ekonomi

• Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

• Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk


memenuhi

kebutuhan keluarga.

• Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang

akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan

sebagainya.

e. Fungsi pendidikan

• Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan keterampilan dan

membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang

dimilikinya.

• Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam

memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

• Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

6. Fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarga

a. Asih

Adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan

kepala anggota sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan

berkembang sesuai usia dan kebutuhannya

b. Asuh

Adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar

kesalahannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi mereka

anak-anak yang sehat, baik fisik, sosial, mental dan spiritual.


10
c. Asah

Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi

manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

B. ASAM URAT (Gout Artritis)

1. Pengertian Asam Urat

Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat

yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas,

pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).

Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat

yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407). Jadi, Gout atau

sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak

dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang

menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

2. Klasifikasi Asam Urat

Gout terbagi atas 2 yaitu :

1) Gout primer, dimana menyerang laki-laki usia degenerative,

dimanameningkatnya produksi asam urat akibat pecahan purin yang

disintesis dalam jumlah yang berlebihan didalam hati. Merupakan akibat

langsung dari pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat

penurunan ekresi asam urat yaitu hiperurisemia karena gangguan

metabolisme purin atau gangguan ekresi asam urat urin karena sebab

genetik. Salah satu sebabnya karena kelainan genetik yang dapat

diidentifikasi, adanya kekurangan enzim HGPRT (hypoxantin guanine

phosphoribosyle tranferase) atau kenaikan aktifitas enzim PRPP

11
(phosphoribosyle pyrophosphate ), kasus ini yang dapat diidentifikasi hanya

1 % saja

2) Gout sekunder, terjadi pada penyakit yang mengalami kelebihan pemecahan

purin menyebabkan meningkatnya sintesis asam urat. Contohnya pada

pasien leukemia Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan

atau ekresi asam urat yang berkurang akibar proses penyakit lain atau

pemakaian obat tertentu. merupakan hasil berbagai penyakit yang

penyebabnya jelas diketahui akan menyebabkan hiperurisemia karena

produksi yang berlebihan atau penurunan ekskresi asam urat di urin

3. Etiologi Asam Urat

Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan

kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit

dengan metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan metabolik dalam

pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.

Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :

1) Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkanasam

urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.

2) Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes


mellitus,

hipertensi,gangguan ginjal yang akan menyebabkan :

3) Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.

4) Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asamurat

seperti:aspirin,diuretic,levodopa,diazoksid,asam nikotinat,aseta zolamid dan

etambutol.

5) Pembentukan asam urat yang berlebih


12
6) Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.

7) Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana

penyakit lain, seperti leukimia.

8) Kurang asam urat melalui ginjal

9) Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distalginjal yang

sehat. Penyabab tidak diketahui. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena

kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.

4. Patofisiologi Asam Urat

Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan

berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah

produk akhir metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam

urat dapat diterangkan sebagai berikut:

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan

(salvage pathway).

1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui

prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah

melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam

guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme

yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu:

5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase

(amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida

purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang

berlebihan.

13
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa

purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini

tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas

(adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk

prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua

enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin

fosforibosiltransferase (APRT).

Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara

bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil

asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dan

dikeluarkan melalui urin.

5. Tanda Dan Gejala Asam Urat


Manisfestasi sindrom gout mencakup artiritis gout yang akut (serangan

rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal

yang menumpuk dalam jaringan aritukuler,jaringan oseus,jaringan lunak,serta

kartilago),nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukan assam urat dalam

traktus urunarus. Ada empat stadium penyakit gout yang di kenali :

1) Hiperutisemia asimtomatik

2) Artiritis gout yang kronis

3) Gout interkritikal

4) Gout tofaseus yang kronik

Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah

menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia

50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout

adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih
14
sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan

tersebut kurang nyata. Pada priahiperurisemia biasanya tidak timbul sebelurn

mereka mencapai usia remaja.

Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda

awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien

mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah putihmeningkat. Serangan

akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol

dan stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu

jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya

penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku

dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri.

Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari

walaupun tanpa pengobatan

Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan dari suatu

rangkaian kejadian. Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi urat dalam

plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-kristal urat di

luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi serangan gout

sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi (endapan natrium urat)

yang merupakan penyebab peningkatan konsentrasi asam urat yang cepat. Tubuh

mungkin tidak dapat menanggulangi peningkatan ini dengan memadai, sehingga

mempercepat proses pengeluaran asam urat dari serum.

Kristalisasi dan endapan asam urat merangsang serangan gout. Kristal-kristal

asam urat ini merangsang respon fagositosis oleh leukosit dan waktu leukosit

memakan kristal-kristal urat tersebut maka respon mekanisme peradangan lain

15
terangsang. Respon peradangan mungkin dipengaruhi oleh letak dan besar

endapan kristal asam urat. Reaksi peradangan mungkin merupakan proses yang

berkembang dan memperbesar diri sendiri akibat endapan tambahan kristal-kristal

dari serum.

Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter kritikal.

Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik timbul dalarn

jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku dan pegal.

Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik, sendi yang

bengkak akibat gout kronik sering besar dan berbentuk nodular. Serangan gout

Aut dapat terjadi secara simultan diserta gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul

pada gout kronik karena urat tersebut relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi

sebanding dengan kadar urat serum. Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi

adalah: bursa olekranon, tendon Achilles, permukaan ekstensor dari lengan

bawah, bursa infrapatella dan helix telingaTofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan

secara klinis dari rheumatoid nodul. Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak

dan kemudian mengering dan dapat membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal

dapat terjadi akibat hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout

ditangani secara memadai.

6. Pemeriksaan Penunjang Asam Urat

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %

normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.

2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa

yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.

16
3) Pemeriksaan darah lengkap

4) Pemeriksaan ureua dan kratinin

• kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl

• kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl

b. Pemeriksaaan fisik

1) Inspeksi

 Deformitas

 Eritema

2) Palpasi

 Pembengkakan karena cairan / peradanagn

 Perubahan suhu kulit

 Perubahan anatomi tulang/ jaringan kulit

 Nyeri tekan

 Krepitus

 Perubahan range of motion

7. Diagnosis Asam Urat

Untuk mendiagnosis artritis gout digunakan kriteria American Rheumatism

Association (ARA), yaitu:

1. terdapat kristal monosodium urat di dalam cairan sendi

2. terdapat kristal monosodium urat di dalam tofi,

3. Atau didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut ini :

 Inflamasi maksimum pada hari pertama

 Serangan artritis akut lebih dari 1 kali

 Artritis monoartikular

17
 Sendi yang terkena bewarna kemerahan

 Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsalfalangeal 1

 Serangan pada sendi tarsal unilateral

 Adanya tofus

 Hiperurisemia

 Pada gambaran radiologik, tampak pembengkakan sendi asimetris

 Pada gambaran radiologik, tampak krista subkortikal tanpa erosi

 Kultur bakteri cairan sendi negatif

8. Pengobatan Asam Urat

Penatalaksanaan ditujukan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin,

mencegah serangan berulang dan pencegahan komplikasi.

1. Medikasi

 Pengobatan serangan akut dengan Colchine 0,6 mg PO, Colchine 1,0 – 3,0 mg

( dalam Nacl/IV), phenilbutazon, Indomethacin.

 Terapi farmakologi ( analgetik dan antipiretik )

 Colchines ( oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal

asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.

 Nostreoid, obat – obatan anti inflamasi ( NSAID ) untuk nyeri dan inflamasi.

 Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk

mencegah serangan.

 Uricosuric untuk meningkatkan eksresi asam urat dan menghambat akumulasi

asam urat.

18
 Terapi pencegahan dengan meningkatkan eksresi asam urat menggunakan

probenezid 0,5 g/hrai atau sulfinpyrazone ( Anturane ) pada pasien yang tidak

tahan terhadap benemid atau menurunkan pembentukan asam urat dengan

Allopurinol 100 mg 2x/hari.

2. Perawatan

 Anjurkan pembatasan asupan purin : Hindari makanan yang mengandung

purin yaitu jeroan ( jantung, hati, lidah, ginjal, usus ), sarden, kerang, ikan

herring, kacang – kacangan, bayam, udang, dan daun melinjo.

 Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar

disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat

badan.

 Anjurkan asupa tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan

ubi sangat baik di konsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan

meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.

 Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak.

 Anjurkan pasien untuk banyak minum.

 Hindari penggunaan alkohol.

9. Pencegahan Asam Urat

a. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu :Jeroan

(jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan

herring,Kacangkacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.

b. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan

kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan

asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan
19
tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu

sedikit juga bias meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton

yang akan mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.

c. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, rotidan ubi

sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam uratkarena akan

meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.

d. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan

kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein

hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati,ginjal, otak, paru dan limpa.

e. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin.

Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya

dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persendari total kalori.

f. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buahbuahan

segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah

semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis,dan jambu air. Selain buah-

buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-

buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya

dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai kandungan

lemak yang tinggi.

g. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat

mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang

tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alcohol akan meningkatkan

asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat

dari tubuh.
20
10. Komplikasi Asam Urat

Asam urat dapat menyebabkan hipertensi dan penyakit ginjal. Tiga komplikasi

hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis

akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout primer.

Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa.

Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan

terbentuk batu.

Gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan asam urat akan bertambah

buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang

berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang

terjadi akibat pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat

menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada

ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik.

c. Askep Keluarga Dengan Asam Urat

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar

diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Data

yang diperoleh dari pengkajian :

a. Berkaitan dengan keluarga

1) Data demografi dan sosiokultural

2) Data lingkungan

3) Struktur dan fungsi keluarga

4) Stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga

5) Perkembangan keluarga

21
b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga

1) Fisik

2) Mental

3) Emosi

4) Sosio

5) Spiritual

Adapun tujuan pengkajian menurut Suprijno (2004) yang berkaitan dengan tugas

keluarga dibidang kesehatan, yaitu :

a. Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan. Hal ini

perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui fakta dari masalah

kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan faktor

yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan

terutama yang dialami anggota keluarga.

b. Mengetahui kemamupuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai

tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji tentang : 1)

Kemampuan keluarga memahami sifat dan luasnya masalah

2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga ?

3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami ?

4) Apakah keluarga merasa takut terhadap akibat dari masalah kesehatan

yang dialami anggota keluarga ?

5) Apakah keluarga mempunyai sikap yang tidak mendukung (negative)

terhadap upaya kesehatan yang dapat dilakukan pada anggota keluarga ?

6) Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas

pelayanan kesehatan ?

22
7) Apakah keluarga mempunyai kepercayaan terhadap tenaga kesehatan?

8) Apakah keluarga telah memperoleh informasi tentang kesehatan yang

tepat untuk melakukan tindakan dalam rangka mengatasi masalah

kesehatan ?

c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit, perlu dikaji tentang :

1) Pengetahuan keluarga tentang penyakit yang dialami anggota keluarga

(sifat, penyebaran, komplikasi, kemungkinan setelah tindakan dan cara

perawatannya)

2) Pemahaman keluarga tentang perawatan yang perlu dilakukan anggota

keluarga

3) Pengetahuan keluarga tentang peralatan, cara dan fasilitas untuk merawat

anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan

4) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki keluarga (anggota

keluarga yang mampu dan dapat bertanggung jawab, sumber

keuangan/financial, fasilitas fisik, dukungan psikososial)

5) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit atau

membutuhkan bantuan kesehatan

d. Untuk mengetahui kemampuan keluarga memelihara


memodifikasi

lingkungan rumah yang sehat, perlu dikaji tentang :

1) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki oleh keluarga

disekitar lingkungan rumah

2) Kemampuan keluarga melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan

lingkungan
23
3) Pengetahuan keluarga dan sikap keluarga terhadap sanitasi lingkungan

yang higenis sesuai syarat kesehatan

4) Pengetahuan keluarga tetang upaya pencegahan penyakit yang dapat

dilakukan oleh keluarga

5) Kebersamaan anggota keluaga untuk meningkatkan dan memelihara

lingkungan rumah yang menunjang kesehatan keluarga

e. Untuk mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan di masyarakat, perlu dikaji tentang :

1) Pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan

yang dapat dijangkau keluarga

2) Pemahaman keluarga tentang keuntungan yang dapat diperoleh dari

fasilitas kesehatan

3) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan petugas kesehatan

melayani

4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan

tentang fasilitas dan petugas kesehatan yang melayani?

5) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan dan bila tidak dapat

apakah penyebabnya ?

2. Diagnosa Keperawatan

Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa

keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada kasus asam urat adalah:

1. Nyeri akut

Batasan karakteristik:

24
1) Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas (mis.,anggota

keluarga, pemberi asuhan)

2) Mengekspresikan perilaku nyeri (mis.,gelisah,merengek,menangis,

waspada)

3) Perubahan pada parameter fisiologis( mis., tekanan darah, frekuensi

jantung, frekuensi pernapasan)

4) Perilaku distraksi

2. Hambatan mobiitas fisik

Batasan karakteristik:

1) Gangguan sikap berjalan

2) Ketidaknyamanan

3) Keterbatasan rentang gerak

4) Gerakan lambat

3. Defisiensi pengetahuan

Batasan karakteristik:

1) Ketidakakuratan mengikuti perinntah

2) Kurang pengetahuan

3) Perilaku tidak tepat

Menentukan Diagnosa Keperawatan :

Sebelum menentukan diagnosa keperawatan tentu harus menyusun prioritas


masalah dengan menggunakan proses skoring seperti pada tabel berikut :
No Kriteria Nilai Bobot

25
1. Sifat masalah :

. tidak /kurang sehat 3

. ancaman kesehatan 2 1

. krisis 1

2. kemungkinan masalah dapat diubah:

dengan mudah hanya 2

sebagian tidak dapat potensi 1 2

masalah untuk diubah tinggi 0

3. cukup rendah menonjolkan

masalah: 3

2 1
masalah berat harus ditangani
1
masalah yang tidak perlu segera
4.
ditangani masalah tidak dirasakan
2 1

c.

Skoring

1) Tentukan jumlah skor untuk setiap kriteria 2) Skor dibagi dengan angka
tertinggi dan dikalikan dengan bobot

3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria

26
4) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

3. Perencanaan (intervensi Keperawatan)


Diagnosa NOC NIC

1. Nyeri akut  kontrol nyeri  manajemen nyeri


a. mengurangi kapan nyeri a. Gali pengetahuan
terjadi (1-5) dan kepercayaan
pasien mengenai
1.tidak pernah
nyeri.
menunjukkan b. Gali bersama
2 : jarang menunjukkan pasien faktor
3 : kadang kadang yang dapat
menurunkan atau
menunjukkan
mempererat nyeri
4 : sering menunjukkan c. Ajarkan metode
5 : secara konsisten nonfarmakologi
untuk menurunkan
menunjukkan.
nyeri
b. menggambarkan faktor d. Gunakan metode
peyebabnya (1-5) penilaian yang
sesuai dengan
1 : tidak pernah tahapan
menunjukkan perkembangan
untuk memonitor
2 : jarang menunjukkan perubahan nyeri
3 : kadang kadang
menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : secara konsisten
menunjukkan
c. mengguakan tindakan
pengurangan nyeri tanpa
analgesic (1-5)

27
1 : tidak pernah
menunjukkan
2 : jarang menunjukkan
3 : kadang kadang
menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : secara konsisten
menunjukkan
d. melaporkan nyeri yang
terkontrol (1-5)
1 : tidak pernah
menunjukkan
2 : jarang menunjukkan
3 : kadang kadang
menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : secara konsisten
menunjukkan

2. hambatan  pergerakan  terapi aktivitas


mobilitas fisik a. gerakan otot(1-5)
a. dorong aktifitas
1 : sangat terganggu
2 : banyak terganggu kreatif yang tepat

3 : cukup terganggu b.bantu klien


4 : sedikit terganggu
mengidentifikasi
5 :tidak terganggu
b. gerakan sendi(1-5) aktifitas yang
1 : sangat terganggu
diinginkan
2 : banyak terganggu
3 : cukup terganggu c. bantu klien dan

4 : sedikit terganggu

28
5 :tidak terganggu keluarga untuk
c. berjalan(1-5)
mengidentifikasi
1 : sangat terganggu
2 : banyak terganggu kelemahan dalam
3 : cukup terganggu aktifitas tertentu
4 : sedikit terganggu
5 :tidak terganggu
d. bergerak dengan mudah
(1-5)
1 : sangat terganggu
2 : banyak terganggu
3 : cukup terganggu
4 : sedikit terganggu
5 :tidak terganggu

3. defisiensi  manajemen arthritis  Pengajaran proses


pengetahuan
a. tanda dan gejala awal(1-5) penyakit
1 : tidak ada pengetahuan a. Kaji tingkat
2 : pengetahuan terbatas
pengatahuan pasien
3 : pengetahuan sedang
4 : pengetahuan banyak terkait dengan
5 : pengetahuan sangat
proses penyakit
banyak
b. Jelaskan
b.faktor penyebab(1-5)
patofisiologi
1 : tidak ada pengetahuan
2 : pengetahuan terbatas penyakit
3 : pengetahuan sedang
c. Kenali pengetahuan
4 : pengetahuan banyak pasien mengenai
5 : pengetahuan sangat kondisinya

29
banyak d. Jelaskan tanda dan
c. strategi mengelola nyeri gejala yang umum
dari penyakit
(1-5)

1 : tidak ada pengetahuan


2 : pengetahuan terbatas
3 : pengetahuan sedang
4 : pengetahuan banyak
5 : pengetahuan sangat
banyak

4. Pelaksanaan Rencana Keperawatan/Implementasi.

Implementasi yang dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan asam

urat, yaitu :

a. Nyeri akut

 Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri.

 Gali bersama pasien faktor yang dapat menurunkan atau mempererat nyeri

 Ajarkan metode nonfarmakologi untuk menurunkan nyeri

 Gunakan metode penilaian yang sesuai dengan tahapan perkembangan

untuk memonitor perubahan nyeri

b. hambatan mobilitas fisik

 dorong aktifitas kreatif yang tepat

 bantu klien mengidentifikasi aktifitas yang diinginkan

 bantu klien dan keluarga untuk mengidentifikasi kelemahan dalam

aktifitas tertentu

30
c. defisiensi pengetahuan

 Kaji tingkat pengatahuan pasien terkait dengan proses penyakit

 Jelaskan patofisiologi penyakit

 Kenali pengetahuan pasien mengenai kondisinya

5. Melaksanakan Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan pada asuhan keperawatan keluarga dengan asam urat

adalah :

a. Keluarga dapat mengatasi nyeri akut yang terjadi pada Ny.A

b. Hambatan mobilitas fisik pada Ny.A dapat teratasi

c. Keluarga dapat mengatahui secara umum mengenai penyakit gout arthritis

(asam urat)

31
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny. A DENGAN

GOUT ARTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS POLINGGONA

KECAMATAN POLINGGONA TAHUN 2018

1. PENGKAJIAN

IDENTITAS UMUM KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Ny.A

Umur : 39 Tahun

Alamat : Polinggona

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SMA

Komposisi Keluarga : Ibu dan 2 Anak


Nama J Pendidi Status Imunisasi Penyakit/
kan Keluhan
K Um

ur BCG DPT Polio Hepatiti Campak


s
An. J P 13 SMP √ √ √ √ √

An. M L 12 SD √ √ √ √ √

32
2. Genogram

3.

Keterangan :
4. : Laki – laki meninggal

5. : Laki – laki

6. : Perempuan

: Pasien

: Tinggal Serumah

33
Latar Belakang Ny.A berasal dari budaya jawa ( yogyakarta ) tetapi dalam
keseharianya keluarga ini menggunakan bahasa indonesia.
Budaya

Identitas Kedua belah pihak keluarga ini mempunyai keyakinan


agama islam
Religius

Status Ekonomi Menengah kebawah karena Ny.A. mendapatkan


penghasilan sebulan RP.750.000,- sedangkan An.J
penghasilan dari buruh pabrik Rp1.500.000,-

Aktifitas rekreasi Keluarga Ny.A jarang mempunyai waktu luang


waktu luang
untuk rekreasi keluarga, karena sibuk bekerja untuk
mencukupi kebutuhan sandang dan pangan.

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


Riwayat Pada keluarga Ny.A (usia 39 th) terdapat masalah
Keluarga Inti
kesehatan yang di alami, Gangguan Mobilitas Fisik pada

Ny.A dan mengatakan sering mengalami nyeri di lutut

sebelah kanan, ia juga belum memeriksakan asam

uratnya dan belum pernah mendapatkan informasi

mengenai penyakit asam urat. Akibatnya Ny. A juga

sulit untuk berdiri apabila dari posisi duduk.

34
Riwayat Kedua belah pihak keluarga tidak mempunyai penyakit
keturunan, riwayat pecandu narkoba, riwayat pemabuk
Keluarga

Sebelumnya

Karakteristik Keluarga Ny.A tinggal dirumah kontrakan , berukuran


3x6 m2 , ventilasi dan pencahayaan rumah cukup , lantai
Rumah rumah plester ,tangga rumah tidak ada, kebersihan
rumah bersih

Karakteristik Lingkungan disekitar rumah keluarga Ny.A bersih.

Lingkungan

STRUKTUR KELUARGA
Pola Ny.A sifat nya ramah dan pola komunikasi dengan
keluarga cukup baik
Komunikasi

Struktur Kepala Keluarga berperan dalam pengambilan

Kekuatan keputusan

Keluarga

Struktur Peran Ny.A Menjadi kepala keluarga,sebagai ibu, anak dan

pencari nafkah.

An. J Sebagai anak pertama yang ikut serta mencari


nafkah untuk keluarga An.M Sebagai anak kedua

35
Struktur Nilai / Menyesuaikan dengan nilai agama yg dianut dan norma
Ny. percaya penyakitnya tidak ada hubungannya dengan
Norma guna-guna.

FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif Ny.A saling menghormati antar anggota keluarga

Fungsi Dalam keluarga terjalin hubungan yang harmonis dan


Sosialisasi hubungan dengan masyarakat sekitarnya cukup harmonis

Fungsi Suami dari Ny.A sudah meninggal dunia, dan Ny.A tidak

Reproduksi mempunyai keinginan untuk menikah lagi. Sehingga

Ny.A merasa 2 anak sudah cukup

Fungsi Keluarga kadang-kadang dapat memenuhi kebutuhan


sehari-hari tetapi terkadang juga tidak bisa
Ekonomi

36
Fungsi Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah

Perawatan kesehatan : Ny.A tidak mengetahui tentang makanan

Keluarga yang sehat untuk dirinya sendiri

Kemampuan mengambil keputusan mengenai

tindakan kesehatan yang tepat: Ny.A tidak mampu

mengambil keputusan yang tepat untuk anggota

keluarga karena keterbatasan pengetahuan.

Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit :

Bila ada anggota keluarga yang sakit biasa dibelikan obat

di warung saja dan hanya disuruh istirahat

Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

yang sehat: Keluarga tinggal di rumah berukuran 3x6 m2

dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup sehingga

lingkungan sehat

Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas

kesehatan belum baik dikarenakan kurangnya


pengetahuan

STRESS DAN KOPPING KELUARGA

37
Kondisi Stresor jangka pendek dan panjang

Stress dan Ny.A mengatakan tidak mengetahui komposisi makanan yang

Kopping tepat dan cara menyiasati gejala asam urat nya yang sering

Keluarga kambuh

An. J terlihat sehat

An.M terlihat ceria dalam kesehariannya

Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Keluarga hanya mengatasi dengan memenuhi kebutuhan gizi

semampunya dengan kondisi ekonomi yang cukup.

Strategi koping yang digunakan Ny.A membantu mengatasi


keuangan keluarga dengan ikut bekerja sebagai penjual
makanan ringan

1. Kepala

Rambut lurus, agak jarang, warna putih, kulit kepala bersih Mata simetris,
konjungtiva agak pucat, sklera tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan, tekanan
bola mata tidak tinggi. Hidung simetris, tidak ada sekret, tidak ada
pembesaran polip, tidak ada nyeri tekan Gigi berlubang, terlihat ada gigi yang
hitam-hitam, terkadang merasakan sakit gigi Telinga simetris, bersih, tidak

ada nyeri tekan

2. Leher

Tidak ada nodul, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid

3. Dada

38
Bentuk, simetris, tidak ada nodul, tidak ada nyeri tekan, perkusi terdengar

resonan pada paru, dan redup pada jantung. Auskultasi terdengar vesikuler

4. Abdomen

Tidak ada ascites, peristaltik terdengar 10 x/mnt, perkusi terdengar redup,

tidak kembung, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa

5. Ekstremitas

Simetris, lengkap, terkadang ada nyeri , terkadang ada edema

Kebutuhan Biologis Ny.A ( Gangguan Mobilisasi Fisik)

Ny. A terasa agak susah berdiri jika sudah terlalu lama duduk,berjalan agak

pincang akibat rasa nyeri yang dialaminya.

7. ANALISA DATA
Data Subjektif Data Objektif

39
 Ny.A mengatakan bahwa dirinya • Lutut Ny.A tampak kemerahan

sering mengalami nyeri di lutut maupun bengkak

sebelah kanan • Data Tambahan:

 Ny.A mengatakan selama ini 1. TTV:

belum pernah memeriksakan  TD: 120/80 mmHg

asam uratnya dan belum pernah  RR: 22 x/menit

mendapat informasi mengenai  S

penyakit asam urat  N: 100 x/menit

 Ny.A mengatakan nyeri lutut


yang dialaminya adalah hal biasa

karena pengaruh usia

 Ny.A mengatakan tidak

mengetahui kadar asam urat

dalam darahnya tinggi

Ny.A mengatakan akibat dari



nyeri lutut yang dialaminya

menjadi sulit untuk berdiri

apabila dari posisi duduk

NO Data Problem

40
1. Ds:  Nyeri akut pada
keluarga Ny.A
• Ny.A mengatakan bahwa

dirinya sering mengalami nyeri

di lutut sebelah kanan

• Ny.A mengatakan selama ini

belum pernah memeriksakan

asam uratnya dan belum pernah

mendapat informasi mengenai

penyakit asam urat

• Ny.A mengatakan tidak

mengetahui kadar asam urat

dalam darahnya tinggi

• Ny.A mengatakan akibat dari

nyeri lutut yang dialaminya

menjadi sulit untuk berdiri

apabila dari posisi duduk

Do:

• Nampak adanya tonjolan pada

bagian yang terkena gout

arthritis.

P : ketika banyak melakukan


aktivitas.

41
Q : seperti ditusuk tusuk jarum R

: disekitar lutut kanan terasa

nyeri.

S : 2 (nyeri sedang)

T : selama 5 – 8 menit.

 Lutut Ny.A tampak kemerahan


dan bengkak

2. DS:  Hambatan mobilitas


fisik pada Ny. A
• Ny.A dan keluarga tidak tahu

bagaimana cara merawat pasien

yang menderita asam urat.

• Keluarga hanya mengatakan

melarang Ny.A mengkonsumsi

makanan seperti jeroan.

• Ny.A sering mengkonsumsi

makanan yang mengandung zat

purin seperti daun ubi

DO:

• Lutut kanan Ny.A terlihat

bengkak, dapat berjalan tetapi

agak lemah

• Ny.A mengeluh kalau sendi


sendinya terasa nyeri, kebas dan

42
sering kesemutan sudah hampir
6 bulan.

3. DS:  Defisiensi pada


pengetahuan
• Ny.A mengatakan tidak keluarga Ny.A

mengetahui kadar asam urat

dalam darahnya

• Keluarga tidak tahu kalau dengan

minum air putih dapat

menurunkan kadar asam urat.

DO:

• Klien dan keluarga tampak

banyak bertanya tentang

penyakit yang diderita oleh

Ny.A

43
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN

A. Nyeri akut pada Ny A berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga Ny.

A dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Asam Urat).

B. Hambatan mobilitas fisik Ny. A berhubungan dengan Ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga.

C. Defisiensi pengetahuan pada keluarga Ny. A berhubungan

Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga.

9. SKORSING PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

1) Nyeri akut pada keluarga Ny.A


No Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah 3/3 x 1 =1 Ny.A mengeluh nyeri pada lulut

-aktual sebelah kanan , sedangkan nyeri

pada bagian lutut, tanda dan gejala

tersebut seperti asam urat , namun

Ny.A belum pernah memeriksakan

Asam uratnya, bila tidak segera di

tangani akan menjadi komplikasi

lain .

2 Kemungkinan ½ x 2 =1 Keluarga Ny.A , ingin mengetahui


tentang penyakitnya Ny.A, tapi
masalah untuk di masih terlihat ragu dengan ,
fasilitas yang ada , sehingga belum
cegah

-Mudah

44
pernah mengecek kadar asam
uratnya .

3 Potensial masalah 2/3x1 =2/3 Masalah masih dapat di cegah agar


tidak berlanjut , ke komplikasi lain ,
untuk di cegah tapi Ny.A dan keluarga masih ragu
bagaimana merawat Ny.A
-cukup Sedangkan Ny.A belum pernah
memeriksakan asam uratnya , dan
belum pernah mendapat informasi
mengenai penyakit asam urat yang
di alaminya .

4 Menonjol masalah 2/2 x 1 =1 Menurut keluarga , penyakit asam


-harus segera urat yang di alami Ny.A harus
diatasi segera di atasi , karena rasa nyeri
yang luar biasa , dan aktivitas juga
menjadi terganggu .

Jumlah : 3 2/3

45
2) Gangguan mobilitas fisik pada keluarga Ny.A
No Bobot Nilai Pembenaran

Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 Masalah

- Ancaman mobilitas fisik

yang dialami

Ny.A , asam

urat

menyebabkan

Ny.A sulit

berdiri apabila

dari posisi

duduk, dan

menghambat

akivitas Ny.A ,

sulit melakukan

pekerjaan rumah

, dan bila tidak

segera di tangani

akan

menimbulkan

resiko cedera
pada keduanya.

46
Kemungkinan masalah untuk di atasi ½ x 2 =1 Keluhan Ny.A

-Mudah yang sulit berdiri

menyebabkan

sulit untuk

bergerak dan

beraktivitas .

meskipun
keluarga Ny.A
masih telihat
ragu , namun
keingin tahuan
keluarga untuk
mencegah
masalah dapat
segera diatasi.

47
Potensial masalah untuk di cegah 2/3x1 =2/3 Beberapa
metode dan
-cukup pengobatan
dapat di terapkan
, untuk
mengatasi
keterbatasan
gerak Ny.A
namun perlu
waktu yang

cukup lama
untuk
memulihkan
keadaan Ny.A

48
Menonjol masalah 2 /2 x1 =1 Keluarga

-harus segera diatasi merasakan

keluhan tersebut

sangat

mengganggu

akitivitas dan

pekerjaan rumah

menjadi

terbengkalai ,

sehingga bagi

mereka , sangat

di perlukan

tindakan serius

untuk mengatasi

masalah

mobilitas fisik

Ny.A.

Jumlah : 2 4/3

49
3) Defisiensi pengetahuan keluarga Ny.A
No Bobot Nilai Pembenaran

Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Masalah

Aktual kurangnya

pengetahuan

pada keluarga Ny

A , tentang

beberapa penyakit

yang di derita

anggota

keluarga , sudah

di sadari Ny A

dan anggota

keluarga lainya.

Namun mereka

sangat ingin tau


tantang penyakit
yang dialami
anggota
keluarga mereka
.

Kemungkinan masalah untuk di ½ x 2=1 Ketidak tahuan


Ny A , dan
cegah anggota kelurga

Sebagian

50
lainya dapat di
cegah , dengan
memberikan
pengetahuan dan
pendidikan
kesehatan
melalui
penyuluhan yang
dilakukan oleh
tim kesehatan

Potensial masalah untuk di cegah 2/3 x1 =2/3 Ny A mengatakan


bahwa selama ini
cukup belum pernah
memeriksakan
keadaan asam
uratnya , dan
belum pernah
mendapatkan
informasi tentang
asam urat,
sehingga di
perlukan

51
penyuluhan
yentang penyakit
yang di derita Ny
A dan anggota
keluarga lain.

Menonjol masalah ½ x1=1/2 Menurut Ny A


dan anggota
tidak segera diatasi keluarga , tentang
ketidak tahuan
mereka dengan
penyakit Ny A
dan anggota
keluarga lain ,
tidak harus segera
diatasi .

Jumlah : 2 7/6

10. INTERVENSI KEPERAWATAN


Diagnosa NOC NIC

4. Nyeri  kontrol nyeri  manajemen nyeri


akut pada e. mengurangi kapan nyeri e. Gali pengetahuan
terjadi(1-5) 1 : tidak dan kepercayaan
keluarga pernah menunjukkan pasien mengenai
Ny.A nyeri.
f. Gali bersama
pasien faktor
yang

52
2 : jarang menunjukkan 3 dapat menurunkan
: kadang kadang atau mempererat
nyeri
menunjukkan
g. Ajarkan metode
4 : sering menunjukkan nonfarmakologi
5 : secara konsisten untuk
menurunkan nyeri
menunjukkan
h. Gunakan metode
f. menggambarkan faktor penilaian yang
peyebabnya(1-5) sesuai dengan
tahapan
1 : tidak pernah perkembangan
menunjukkan untuk memonitor
perubahan nyeri
2 : jarang menunjukkan
3 : kadang kadang
menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : secara konsisten
menunjukkan
g. mengguakan tindakan
pengurangan nyeri
tanpa analgesic(1-5) 1 :
tidak pernah
menunjukkan
2 : jarang menunjukkan 3
: kadang kadang
menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : secara konsisten
menunjukkan

h. melaporkan nyeri yang


terkontrol(1-5) 1 : tidak
pernah

53
menunjukkan
2 : jarang menunjukkan 3
: kadang kadang
menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : secara konsisten
menunjukkan

5. hambatan  pergerakan  terapi aktivitas


mobilitas fisik e. gerakan otot(1-5)
d.dorong aktifitas
pada keluarga 1 : sangat terganggu
2 : banyak terganggu kreatif yang tepat
Ny.A
3 : cukup terganggu e.bantu klien
4 : sedikit terganggu
mengidentifikasi
5 :tidak terganggu
aktifitas yang
f. gerakan sendi(1-5)
diinginkan
1 : sangat terganggu
2 : banyak terganggu f. bantu klien dan

3 : cukup terganggu keluarga untuk


4 : sedikit terganggu
mengidentifikasi
5 :tidak terganggu
g. berjalan(1-5) kelemahan dalam
1 : sangat terganggu
aktifitas tertentu
2 : banyak terganggu
3 : cukup terganggu
4 : sedikit terganggu
5 :tidak terganggu
h. bergerak dengan mudah
(1-5)
1 : sangat terganggu

54
2 : banyak terganggu
3 : cukup terganggu
4 : sedikit terganggu
5 :tidak terganggu

6. defisiensi  manajemen arthritis  Pengajaran proses

pengetahuan d.tanda dan gejala awal(1-5) penyakit

pada keluarga 1 : tidak ada pengetahuan e. Kaji tingkat


2 : pengetahuan terbatas
Ny.A pengatahuan
3 : pengetahuan sedang
4 : pengetahuan banyak pasien terkait
5 : pengetahuan sangat
dengan proses
banyak
penyakit

f. Jelaskan
e.faktor penyebab(1-5)

1 : tidak ada pengetahuan patofisiologi

2 : pengetahuan terbatas penyakit


3 : pengetahuan sedang
g. Kenali
4 : pengetahuan banyak
5 : pengetahuan sangat pengetahuan
banyak pasien

mengenai
f. strategi mengelola nyeri(1-
kondisinya
5)
h. Jelaskan tanda
1 : tidak ada pengetahuan dan gejala yang
umum dari
2 : pengetahuan terbatas
penyakit

55
3 : pengetahuan sedang
4 : pengetahuan banyak
5 : pengetahuan sangat
banyak

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
56
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi

1 Nyeri akut pada keluarga  Gali pengetahuan dan S:


Ny.A keluarga
kepercayaan pasien
mengatakan
mengenai nyeri. mengerti tentang
 Gali bersama pasien faktor metode mengatasi
nyeri O:
yang dapat menurunkan atau
kelurga terlihat
mempererat nyeri kooperatif dalam
 Ajarkan metode non pemberian materi
A:
farmakologi untuk
tindakan
menurunkan nyeri keperawatan
 Gunakan metode penilaian keluarga
tercapai
yang sesuai dengan tahapan
sebagian P:
perkembangan untuk lanjutkan
memonitor perubahan nyeri intervensi

57
2 hambatan mobilitas fisik  dorong aktifitas kreatif
pada keluarga Ny.A
yang tepat

 bantu klien

mengidentifikasi aktifitas S:
keluarga
yang diinginkan
mengatakan
 bantu klien dan keluarga mampu mengatasi

untuk mengidentifikasi hambatan


mobilitas fisik
kelemahan dalam aktifitas
Ny.A O:
tertentu kelurga terlihat
antusias A:
3 defisiensi pengetahuan tindakan
pada keluarga Ny.A  Kaji tingkat pengatahuan
keperawatan
pasien terkait dengan keluarga tercapai

proses penyakit P:
lanjutkan
 Jelaskan patofisiologi
intervensi
penyakit
S:
 Kenali pengetahuan pasien
keluarga
mengenai kondisinya mengatakan
mengerti dengan
apa yang
diajarkan O:
kelurga terlihat
mampu

58
mengaplikasikan
yang telah
diajarkan A:
tindakan
keperawatan
keluarga tercapai
P:
lanjutkan
intervensi

59
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Di dalam bab IV ini penulis akan membahas tentang tinjauan teori

dan kasus yang mendukung dan membahas pada pelaksanaan pengambilan

kasus di lapangan. Asuhan keperawatan pada Ny. A dengan gout artritis di

wilayah kerja puskesmas polinggona. Tindakan tersebut di temukan adanya

masalah dan harus di selesaikan, maka dari itu penulis akan membahas

pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. A

1. Tahap pengkajian

Pengkajian di lakukan pada tanggal 07 Juli 2018 data yang di dapatkan

adalah klien mengatakan nyeri nyeri lutut disebelah kanan Akibatnya Ny. A

juga sulit untuk berdiri apabila dari posisi duduk. Dan ia juga belum

memeriksakan asam uratnya dan belum pernah mendapatkan informasi

mengenai penyakit asam urat.

2. Tahap Diagnosa

Penulis melakukan asuhan keperawatan pada tanggal 07 Juli 2018 di

wilayah kerja puskesmas kolaka dalam pengkajian menemukan masalah

keperawatan pada Ny. A:

a. Nyeri (akut) berhubungan dengan agen pencedera: distensi jaringan

oleh proses inflamasi destruksi sendi.

b. Hambatan mobilitas fisik pada Ny.A

c. Defisiensi pengetahuan keluarga Ny.A

60
Pada kasus ini diagnosa pada Ny. A di tegakkan karena didapatkan

tanda- tanda sebagai berikut: klien mengatakan nyeri pada kedua kaki daerah

persendian lutut, sulit untuk berdiri apabila dari posisi duduk. Pada Ny. A

diagnosa dan maslah yang di prioritaskan difokuskan untuk memberikan

metode pengobatan non farmakologis dengan melakukan aktifitas kreatif

yang dapat mengurangi rasa nyeri serta memusatkan perhatian pada objek

tertentu pada saat nyeri timbul.

3. Tahap perencanaan, implementasi dan evaluasi

Pada tahap perencanaan ini penulis menyesuaikan teori dan keadaan

klien dan di sesuaikan dengan adanya sarana dan prasarana yang ada.

Penulis mendapatkan dukungan penuh dari sesama rekan mahasiswa dan

perawat serta tim kesehatan lainnya di wilayah kerja puskesmas polinggona

tempat Ny. A tinggal sekarang.

Untuk masalah nyeri (akut) pada Ny. A di dapatkan data sebagai

berikut: klien mengatakan nyeri pada kedua kaki di daerah persendian

lutut,Dalam masalah ini penulis memfokuskan untuk memberikan

implementasi memberikan aplikasi teknik relaksasi nafas dalam terhadap

penurunan nyeri artritis reumatoid. Menurut (Smeltzer & Bare, 2001) terapi

pernafasan / relaksasi nafas dalam dapat mengurangi intensitas nyeri,

teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru

dan meningkatkan oksigenasi darah. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan (Dewi, Setyoadi, & Widastra, 2009) berpendapat babwa ada

pengaruh teknik relaksasi terhadap respon adaptasi nyeri.

61
Setelah melakukan aplikasi teknik relaksasi nafas dalam terhadap

penurunan nyeri pada Ny. A dengan Gout Artritis yang dilakukan tanggal 07 Juli

2018, masalah keperawatan sebagian teratasi karena klien mengatakan rasa nyeri

pada kedua lututnya sudah berkurang. Klien dapat menjalankan apa yang telah

dianjurkan perawat (penulis) untuk mengatasi rasa nyeri yang dirasakan

selama nyeri itu mucul dengan teknik pernafasan / relaksasi nafas dalam,

dimana pelaksanaanya sesuai dengan kebutuhan klien yaitu saat nyeri itu muncul

klien diminta bernafas panjang dan dalam lewat hidung, kemudian dikeluarkan

perlahan lewat mulut dengan bentuk meniup.

BAB V
62
KESIMPULAN

Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dan memberikan saran dalam melaksanakan
asuhan keperawatan keluarga pada Ny. A dengan Gout Artritis di wilayah Puskesmas
Polinggona
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan antara teori dan kasus, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pengkajian secara teori dan kasus aspek yang dikaji sama, data yang diperoleh

berbeda karena pada kasus disesuaikan dengan kondisi keluarga, tidak ada faktor

penghambat dalam melakukan pengkajian, sedangkan faktor pendukungnya yaitu

keluarga sangat kooperatif dan dapat bekerja sama dengan perawat.

2. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus berdasarkan tipologi yaitu aktual,

sedangkan diagnosa resiko dan potensial tidak ditemukan dikarenakan tidak ada data

yang menunjang. Pada tahap ini penulis tidak mengalami hambatan karena keluarga

sangat kooperatif

3. Penentuan Masalah yang dibuat sesuai dengan kriteria pada teori, sedangkan skor

disesuaikan dengan kondisi keluarga. Dalam memprioritaskan masalah keperawatan

tidak ditemukan adanya hambatan akrena keluarga sangat kooperatif.

4. Pada perencanaan yang direncanakan adalah meningkatkan pengetahuan keluarga

sesuai dengan tindakan fungsi, perawat hanya dapat merencanakan untuk

meningkatkan fungsi kognitif dengan memberikan informasi kepada keluarga terkait

masalah yang dihadapi keluarga. Sedangkan untuk afektif dan perilaku tidak

direncanakan karena keterbatasan waktu. Dalam perencanaan penulis tidak

menemukan hambatan, keluarga sangat kooperatif dan mau bekerjasama.

5. Pada tahap pelaksanaan tidak ditemukan adanya hambatan baik dari keluarga

maupun perawat seperti tercantum dalam teori. Pelaksanaan tindakan disesuaikan

dengan kondisi keluarga dan memperhatikan faktor penghambat dalam teori

63
6. Pada evaluasi untuk evaluasi hasil berupa fungsi psikomotor dan perilaku belum

tercapai karena keterbatasan waktu pemberian asuhan keperawatan keluarga. Untuk

mengevaluasi aspek tersebut dibutuhkan asuhan yang berkelanjutan, dari diagnosa

keperawatan tujuan tercapai sebagian tahapan perencanaan,Implementasi dan

evaluasi karena keluarga belum melaksanakan secara maksimal. Pada tahap ini

penulis tidak mengalami hembatan.

B. Saran

Untuk meningkatkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan maka penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi keluarga Ny. A agar tetap mempertahankan kerjasama yang telah terbina

dalam memberikan asuhan keperawatan dan tetap melaksanakan tindakan sesuai

dengan kemampuan yang telah dicapai keluarga.

2. Agar asuhan keperawatan berkelanjutan diharapkan petugas puskesmas

bekerjasama dengan kader kesehatan untuk menindaklanjuti asuhan keperawatan

keluarga yang telah dilakukan oleh penulis dan memotivasi keluarga untuk tetap

memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang

terdapat didalam keluarga.

64
DAFTAR PUSTAKA
Krisnatuti dan Rina. (2006). Perencanaan Menu Untuk Penderita Gangguan
Asam Urat,edisi 12 Jakarta: Penebar swadaya.
Alexander,2010 Developments in The Scientific and Clinical Understanding of
Gout Artritis.
Bruuey & Suddarjh, 2001. Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.
Darmojo, Boedhi dan Martono, H.Hadi. (1999). Olah Raga dan
Kebugaran Pada Lanjut Usia. Buku Ajar Geriatri. Jakarta: Balai
Penerbit Universitas Indonesia.
LeMone, P, & Burke. (2001). Medical Surgical Nursing : Critical Thinking In
Client Care. (4thed). Pearson Prentice Hall: New Jersey
Mansjoer Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI.
Moeleak, A. Faried (1990) Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Depkes RI
Mubaraq, Chayatin, Santoso. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep
Dan
Aplikasi. Jakarta: sAlemba Medika
Nugroho Taufan.(2012). Luka Bakar dan Artritis Rhemathoid. Yogyakarta:
Numed
Setiawati, Santun dan Agus Citra Dermawan.2008. Penuntun Praktik Asuhan
Keluarga. Edisi 2. Jakarta: Trans Info Medika
Suprajitno.(2004). Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam praktik.
Jakarta: EGC
Tucker, Susan Martin. (1998) Standart Perawatan Pasien. Proses Keperawatan
Diagnosa dan Evaluasi. Volume 3. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Compient, Tim, 2002. Kumpulan makalah keperawatan medical bedah. UGM
Yogyakarta.
2
3
4
5
6
7
LAMPIRAN II

SATUAN ACARA PENYULUHAN GOUT ARTRITIS (ASAM URAT)

Pokok Bahasan : Gout Artritis


Sub Pokok bahasan
: - Pengertian Gout Artritis

- Penyebab Gout Artritis

- Tanda dan gejala Gout Artritis

- Akibat Gout Artritis

- Tindakan pertama mengurangi nyeri Gout Artritis

- Cara perawatan penderita Gout Artritis

- Diit makanan Gout Artritis

- Lingkungan untuk penderita Gout Artritis

- Latihan gerak ROM

Sasaran : Keluarga Ny. A

Waktu : 30 Menit

Hari/tgl Pelaksanaan : Senin, 09 Juli 2018

Pertemuan ke- :I

Tempat : Rumah Ny. A

Jam Pelaksanaan :16.00 WIB – 16.30 WIB


I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan pendidikan, keluarga memahami dan dapat

melakukan perawatan pada Ny. A dengan asam urat II. Tujuan

Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan pendidikan, keluarga Ny. A mampu:

1. Menjelaskan tentang pengertian Asam urat

2. Menyebutkan minimal 3 dari 6 penyebab asam urat

3. Menyebutkan minimal 3 dari 6 tanda dan gejalaasam urat

4. Menyebutkan 2 dari 4 akibat lanjut asam urat

5. Menyebutkan minimal 2 dari 3 tindakan pertama mengurangi nyeri asam


urat

6. Menjelaskan minimal 5 dari 10 cara perawatan asam urat

7. Menjelaskan minimal 5 dari 10 makanan yang harus dihindari pada


penderita asam urat

8. Sebutkan minimal 1 dari 2 kriteria lingkungan yang aman bagi


penderita asam urat

9. Mempraktekkan latihan gerak ROM

III. Materi

Terlampir
IV. Metode Pendidikan

Diskusi dan tanya jawab


V. Media

Leaflet

VI. Setting Tempat


Keterangan :

=Penyuluh ( Nanang R )

= Keluarga (Ny. A)

= Keluarga (An. J)

= Keluarga (An. M )

VII. Proses Pendidikan


No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Keluarga

1. 3 menit Pembukaan :
• Membuka kegiatan dengan 
mengucapkan salam Menjawab salam
• Memperkenalkan diri 
• Menjelaskan tujuan dari
 Mendengarkan
pendidikan Memperhatikan
• Menyebutkan materi yang

akan diberikan Memperhatikan
• Menanyakan sejauh mana

pengetahuan Ny.A dan Menjawab dan menggali
keluarga mengenai rematik pengetahuan keluarga
Ny.A mengenai rematik
2. 15 menit Pelaksanaan : Memperhatikan dan
• Menjelaskan kepada Ny.A  menyimak materi yang
dan keluarga tentang: disampaikan
- Pengertian penyakit asam
urat
- Penyebab asa urat
- Tanda dan gejala asam
urat
- Akibat asam urat
- Tindakan pertama untuk
mengurangi nyeri asam
urat
- Cara perawatan penderita
asam urat
- Diit makanan asam urat
- Lingkungan untuk
penderita asam urat Keluarga Ny.A
 berpartisipasi melakukan
• Mendemonstrasikan latihan
latihan gerak ROM
gerak ROM Bertanya mengenai
materi yang belum
dipahami
• Memberi kesempatan kepada  Memperhatikan
keluarga Ny. A untuk
bertanya
• Menjawab pertanyaan yang 
diajukan keluarga Ny.A
3. 10 menit Evaluasi : Menyimak
• Menyimpulkan materi 
pendidikan secara singkat Menjawab pertanyaan
• Menanyakan kepada Ny.A 
dan keluarga tentang materi
yang telah diberikan dan
reinforcement kepada
anggota keluarga Ny. A yang
dapat menjawab pertanyaan

4. 2 menit Terminasi :
• Menutup pertemuan  Mendengarkan
• Mengucapkan salam penutup
 Menjawab salam

VIII. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Ny. A dan seluruh anggota keluarga hadir di tempat pendidikan
(Rumah kediaman Ny. A)
b. Strategi penyelenggaraan pendidikan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Ny.A dan anggota keluarga antusias terhadap materi pendidikan
b. Ny. A dan anggota keluarga tidak meninggalkan tempat
pendidikan.
c. Ny. A dan anggota keluarga mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Metode evaluasi menggunakan pertanyaan lisan
a. Ny. A dan keluarga mengerti pengertian rematik

b. Ny. A dan keluarga dapat menyebutkan minimal 3 dari 6 penyebab


Asam urat

c. Ny. A dan keluarga dapat menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala


Asam urat

d. Ny. A dan keluarga dapat menyebutkan 2 dari 4 akibat lanjut asam


urat

e. Ny. A dan keluarga dapat menyebutkan minimal 2 dari 3 tindakan


pertama untuk mengurangi nyeri asam urat

f. Ny. A dan keluarga dapat menjelaskan minimal 5 dari 10 cara


perawatan Asam urat

g. Ny. A dan keluarga dapat menjelaskan minimal 5 dari 10 makanan


yang harus dihindari pada penderita Asam

h. Ny. A dan keluarga dapat menyebutkan minimal 1 dari 2 kriteria


lingkungan yang aman bagi penderita asam urat

i. Ny. A dan keluarga dapat mempraktikkan latihan gerak ROM


dengan baik dan benar

LAMPIRAN III

MATERI PENYULUHAN ASAM URAT

1. Pengertian Asam Urat

. Penyakit Asam Urat (Arthritis Gout) adalah penyakit yang disebabkan oleh

penumpukan asam urat (monosodium urat) yang masuk ke dalam rongga sendi.

Asam urat terbentuk jika tubuh mengonsumsi makanan yang banyak mengandung

purin. Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin yang berasal dari

metabolisme dalam tubuh/ rista endogen (ristal) dan berasal dari luar tubuh/rista

eksogen (sumber makanan) yang mengandung purin terdapat dalam tubuh kita dan
dijumpai pada semua makann dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur,

buah, kacang-kacangan) ataupun hewan (daging, jeroan, ikan sarden).

2. Penyebab Asam Urat

1. Pola Makan

2. Kegemukan

3. Faktor Usia

4. Faktor Genetika

5. Konsumsi alkohol

3. Tanda dan Gejala Asam Urat

1. Rasa nyeri sendi dan bengkak biasanya pagi atau malam hari

2. Pusat nyeri di sendi kaki ditandai dengan warna merah

3. Sendi jadi keras dan susah bergerak

4. Akibat Asam Urat

1. Terganggunya aktivitas karena nyeri semakin meningkat

2. Nyeri dan sakit parah pada persensendian

3. Asidosis metabolic

4. Batu ginjal

5. Gagal ginjal

6. Pirai

7. Penyakit jantung koroner


5. Cara Mengurangi Nyeri

1. Tinggikan posisi sendi yang membengkak

2. Redakan nyeri sendi dengan mengompres air dingin

3. Coba gunakan obat antiinflamasi

6. Cara Perawatan Asam Urat

1. Istirahat yang cukup

2. Bila kaki bengkak, rendam kaki kedalam air es/dingin

3. Minum obat penghilang nyeri

4. Minum 8 sampai 9 gelas perhari

5. Olahraga yang teratur

7. Makanan yang Harus Dihindari Penderita Asam Urat

1. Golongan protein hewani seperti : sarden, kerang, jeroan, bebek dan


burung

2. Makanan yang mengandung alcohol : tape, durian

3. Sayuran: kacang-kacangan, kembang kol, bayam dan jamur

4. Minuman yang mengandung soda/alkohol


LEAFLFET GOUT ARTRITIS ( ASAM URAT)

DOKUMENTASI PENGKAJIAN
2
3
4

Anda mungkin juga menyukai