Anda di halaman 1dari 43

RANCANGAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR

CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PELIT MEMANG “ PENGUATAN LITERASI DENGAN


MEMBERDAYAKAN MADING” DI MTs NEGERI BANTAENG

Disusun Oleh:

NAMA : MAWAR INDRIANI, S. Pd., M. Pd


NIP : 19891117 201903 2 013
NDH : 23
JABATAN : GURU
INSTANSI : MTsN BANTAENG

PELATIHAN DASAR (LATSAR) CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


(CPNS) KEMENAG GOLONGAN III ANGKATAN VIII
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MAKASSAR
MAKASSAR
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN
SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOL. III
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN MAKASSAR
TAHUN 2019

NAMA : MAWAR INDRIANI, S. Pd., M. Pd


NIP : 19891117 201903 2 013
JABATAN : Guru
INSTANSI : MTsN Bantaeng
NDH : 23

JUDUL RANCANGAN AKTUALISASI

“PELIT MEMANG (PENGUATAN LITERASI DENGAN


MEMBERDAYAKAN MADING) DI MTs NEGERI BANTAENG”

Disetujui untuk disampaikan pada Seminar Rancangan Aktualisasi Pelatihan


Dasar CPNS Golongan III Angkatan VIII Balai Pendidikan dan Pelatihan
Keagamaan Makassar Tahun 2019

Makassar, 10 September 2019

Menyetujui :

Mentor Coach

Muhammad Arif Pither, S.Ag., MM Hanafi Pelu, S.Pd., M.Pd.


NIP. 19710930 200710 1 001 NIP. 19790524 200212 1003
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR iii
ABSTRAK iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup ............................................................................................ 3
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN DESKRIPSI NILAI-
NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
2.1 Gambaran Umum Organisasi MTs Negeri Bantaeng ........................... 4
2.2 Visi Misi MTs Negeri Bantaeng.............................................................. 5-6
2.3 Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara ................................................ 6-9
2.4 Kedudukan dan Peran ASN ..................................................................... 9-10
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Unit Kerja ................................................................................................... 11
3.2 Identifikasi Isu ........................................................................................... 11
3.3 Deskripsi Isu .............................................................................................. 11
3.4 Gagasan Pemecahan Isu ........................................................................... 11
3.5 Tabel Kegiatan dan Tahapan Rancangan Kegiatan Aktualisasi .......... 12-20
3.6 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi .................................................... 21
3.7 Deskripsi Rancangan Aktualisasi ...................................................... 22-31
BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI
4.1 Pelaksanaan 32
4.2 Hasil Kegiatan 32-59
4.3 Matriks Habituasi 60-62
BAB V PENUTUP
5.1Simpulan 63
5.2Saran 63
5.3 Rencana Tindak Lanjut 63
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Indonesia adalah bangsa dan negara yang besar baik dari sisi sumber daya
alam maupun sumber daya manusia. Maka diperlukan tata kelola negara yang
baik, efektif dan efisien demi terwujudnya tujuan nasional bangsa Indonesia yang
tertuang dalam UUD 1945. Salah satu unsur yang memiliki peran strategis dalam
rangka mewujudkan tujuan tersebut adalah Aparatur Sipil Negara (ASN).
Berdasarkan Undang-undang No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN) disebutkan bahwa ASN memiliki tiga peran utama, yaitu sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
Maka diperlukan sosok-sosok ASN yang akuntabel, nasionalis, beretika,
berkomitmen mutu dan anti terhadap korupsi sehingga mampu secara profesional
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif, efisien dan kompeten.
Salah satu cara pengembangan sikap dan karakter ASN agar dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik adalah melalui pelatihan
dasar terintegrasi bagi CPNS. Diklat prajabatan pola baru sekarang ini, lebih
mengedepankan habituasi terhadap nilai-nilai PNS dan implementasi dari fungsi
PNS di unit kerja masing-masing.
Melalui proses pembelajaran yang dilakukan, diharapkan para calon ASN
dapat mengembangkan kompetensi yang kemudian dapat membentuk karakter
ASN yang berintegritas tinggi dan professional serta dapat memberikan wujud
nyata dalam bekerja yang sesuai dengan nilai-nilai dasar yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA).
Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting dalam menggali ilmu
dan meningkatkan wawasan. Dengan membaca, setiap orang memiliki
kesempatan untuk mengembangkan pemikirannya. Membaca yang dimaksudkan
tentu saja dalam arti yang luas. Bukan hanya membaca yang tersurat namun juga
tersirat.
Membaca berkorelasi dengan kecerdasan, karena aktivitas membaca akan
merangsang otak dalam memproses setiap input. Manakala aktivitas otak bekerja
secara optimal dalam mengolah, menganalisa, merumuskan, dan membuat ikhtisar
setiap data serta informasi, maka akan menghasilkan sebuah kecerdasan.

Budaya membaca memang sudah ada sejak memasuki zaman modern. Era
membaca saat ini dikenal dengan literasi baca. Literasi sendiri dapat diartikan
sebagai kemampuan menulis dan membaca, pengetahuan atau keterampilan dalam
bidang atau aktivitas tertentu, serta kemampuan individu dalam mengolah
informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.

Dalam pandangan umum, literasi dapat maknai sebagai kegiatan mencari


tahu dan menambah ilmu pengetahuan. Salah satu kegiatan yang dapat
dikategorikan literasi seperti membaca, belajar, menulis, berhitung, dan lain
sebagainya. Dan saat ini literasi dapat dikelompokkan sesuai dengan bidang
pengetahuan dan ilmu. Misalnya literasi sastra, teknologi, dan sejarah.

Dengan demikian budaya membaca dapat dikatakan sebagai budaya


literasi membaca. Pada umumnya budaya literasi baca berkembang mengikuti
kebiasaan pada suatu tempat atau komunitas. Di negara-negara maju budaya
membaca sudah sangat tinggi. Bahkan aktivitas membaca sudah menjadi
kebutuhan setiap individu.

Sebagai contoh negara Finlandia, berdasarkan hasil survei yang dilakukan


oleh organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan PBB (UNESCO)
yang dirangkum dalam laporannya tahun 2016, negara tersebut menduduki
peringkat pertama dunia dengan tingkat literasi paling tinggi. Sedangkan
Indonesia hanya peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei.

Bahkan menurut data kementerian koordinator bidang pembangunan


manusia dan kebudayaan, rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku
sebanyak tiga hingga empat kali dalam seminggu, dengan menghabiskan waktu
30-60 menit per hari. Jumlah buku yang ditamatkan pun hanya 5 hingga sembilan
buku per tahun.
Dengan kenyataan tersebut sungguh sangat memilukan dan ironi.
Meskipun Indonesia negara baru merdeka atau belum berusia satu abad. Tetapi
Indonesia tidaklah tergolong negara yang terbelakang. Bahkan dalam banyak
aspek Indonesia lebih maju dari beberapa negara lain. Pun begitu, tingkat minat
baca orang Indonesia patut menjadi perhatian kita bersama.

Sehingga memang tidak berlebihan jika ada pihak yang menggaris-bawahi


kalau literasi Indonesia saat ini sedang mengalami krisis, atau lebih tepat disebut
darurat literasi.

Mereka beralasan pembangunan literasi ilmu dan lebih spesifik literasi


baca telah berada pada titik terendah dan mendekati kepada kehancuran. Jika
kondisi ini dibiarkan saja, maka pada fase berikutnya akan terjadi pembodohan
massal.

Sejujurnya fakta ini siapapun dapat melihat dengan jelas. Tidak adanya
ketertarikan bangsa ini dengan dunia baca dapat dirasakan oleh siapapun yang
hidup atau pernah hidup di Indonesia. Bahkan jika dibandingkan dengan generasi
sebelumnya, justru kakek nenek kita lebih mencintai buku, menulis, dan belajar
ilmu pengetahuan daripada generasi sekarang.

Sehingga apabila diukur, maka dapat dikatakan literasi baca di Indonesia


telah mengalami kemunduran. Indikator tersebut terkonfirmasi dengan hasil
survei UNESCO. Data lainnya masih dari UNESCO juga menggambarkan
bagaimana rendahnya keinginan membaca orang Indonesia. Indeks membaca kita
sekitar 0,001%. Artinya dalam setiap 1000 orang, hanya satu yang memiliki minat
membaca.

Indonesia perlu belajar pada negara Finlandia dalam memajukan budaya


literasi di tanah air. Finlandia bukanlah negara besar dibagian eropa. Ia hanya
sebuah negara kecil yang jumlah penduduknya kurang lebih 5,505 juta jiwa,
dengan luas 338,424 km. Namun mereka mampu menjadikan dirinya sebagai
negara dengan model pendidikan terbaik dunia, termasuk budaya literasi baca.
Konon lagi Indonesia negara besar dan memiliki segalanya. Kekayaan
alam yang melimpah, sumber daya manusia mencapai 260 juta jiwa lebih.
Seyogyanya kita lebih mampu dari Finlandia dalam segala hal. Namun nyatanya
Indonesia masih kalah dari Filipina sekalipun dalam konteks budaya literasi
membaca.

Berangkat dari masalah tersebut, sudah saatnya para pengambil kebijakan


di negeri ini untuk mengubah keadaan. Pemerintah dan segenap pemangku
kepentingan wajib menyusun strategi yang tepat untuk mendorong terciptanya
sebuah budaya membaca yang melekat pada kepribadian bangsa. Jika diistilahkan
dengan bahasa sekarang, kebiasaan membaca mesti menjadi otomasi gaya hidup
setiap orang Indonesia.

Bagaimana caranya? Pertama, hilangkan doktrinasi bahwa membaca


merupakan urusan sekolahan. Hapus cara pandang bahwa hanya siswa dan
mahasiswa saja yang pantas membaca atau bahkan wajib membaca.

Sudah menjadi pemahaman umum yang seolah-olah telah menjadi


kebenaran mutlak kegiatan membaca, belajar, berpikir ilmiah, itu adalah ranahnya
dunia sekolah, kampus, atau institusi pendidikan. Sehingga masyarakat diluar
koridor tersebut tidak memiliki kewajiban moral untuk membaca dan
mengembangkan literasi membaca. Sebetulnya tidaklah demikian. Membaca dan
belajar tidak ada batasnya.

Kedua, berikan penghargaan yang tinggi bagi aktivitas membaca dan


mengembangkan literasi. Penghargaan yang dimaksud adalah kompensasi yang
setimpal. Kompensasi itu dapat berwujud dalam ragam bentuk, baik materi
maupun non materi.

Ketiga, kembangkan literasi berbiaya rendah. Tak bisa dipungkiri jika


salah satu kendala besar dalam menumbuhkan minat baca dikalangan masyarakat
adalah persoalan ekonomi.
Bagiamana seorang ayah atau orang tua mengajak anak-anak mereka
untuk membaca 40 buku pertahun jika biaya untuk makan sehari-hari saja susah?
Anda tidak cukup dengan mengatakan, "kan bisa datang ke pustaka pemerintah?"
atau "disekolah atau kampus kan ada pustakanya."

Jika Anda berkata demikian, berarti Anda dan kita semuanya belum
memahami persoalan mendasar bangsa Indonesia yang menjadi hambatan dalam
meningkatkan minat baca. Ketertarikan seseorang terhadap dunia baca bukan
persoalan hobi atau passion. Namun ada kaitannya dengan ekonomi, sosial,
budaya bahkan kebijakan pemerintah.

Keempat, ciptakan harga buku murah. Harus kita akui bahwa tingkat harga
buku di Indonesia tergolong paling mahal di Asia. Bahkan mungkin di dunia.

Pertanyaannya Mengapa kok mahal? Bukankah Indonesia memiliki pabrik


kertas dan hutan yang luas? Artinya bahan baku untuk mencetak buku tidak perlu
diimpor dengan biaya tinggi. Tapi sekali lagi, kenapa harga buku di Indonesia
mahal? Atau bukan harga buku yang mahal, namun pendapatan masyarakat yang
rendah?

Kelima, ciptakan kebiasaan (habitual) dan gerakan menulis. Perlu


diketahui bahwa salah satu mengapa literasi membaca di Finlandia maju. Salah
satunya adalah selain diwajibkan siswa membaca juga diharuskan menulis apa
yang mereka baca dan pikirkan. Dengan begitu, generasi kita kedepan akan
terbiasa dengan membaca dan menulis.

1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan Aktualisasi

Kegiatan aktualisasi ini bertujuan untuk:

Meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai dasar profesi ASN dalam


pelaksanaan tugas sehari-hari,
Menerapkan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitemen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam pelaksanaan tugas sebagai
Guru pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Bantaeng sehingga terbentuk ASN yang
profesional, baik sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan serta perekat dan
pemersatu bangsa.

1.2.2 Manfaat Kegiatan Aktualisasi

Adapun manfaat dari aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini antara lain:

ASN dapat belajar serta memahami pemahaman nilai-nilai dasar profesi ASN
yaitu ANEKA dalam aktualisasi,

ASN dapat menerapkan nilai dasar ANEKA dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya di unit kerja Madrasah Tsanawiyah Negeri Bantaeng

I.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup kegiatan aktualisasi meliputi tugas pokok dan fungsi guru
dalam meningkatkan minat baca siswa degan penguatan literasi dengan
memberdayakan mading di MTs Negeri Bantaeng, Desa Dampang, Kecamatan
Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng. Aktualisasi berlangsung dari tanggal 16
September - 19 Oktober 2019.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN MATA PELATIHAN
II.1 Gambaran Umum Organisasi
Profil Organisasi
a. Nama Sekolah : MTs Negeri Bantaeng
b. NPSN : 40319899
c. Alamat : Desa Dampang Kec. Gantarangkeke Kabupaten
Bantaeng
d. SK Pendirian : 870 Tahun 2016
e. Jumlah siswa : 316 siswa
1) Laki –laki : 163
2) Perempuan : 153
f. Jumlah rombel : 13 kelas
g. Jumlah guru : 45 guru
II.2 Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri Bantaeng
II.2.1 Visi
“ Unggul dalam Prestasi & Berakhlakul Karimah “
II.2.2 Misi
1) Mewujudkan kedisiplinan dalam lembaga madrasah
2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan
efisien yang berorientasi pada peningkatan mutu
3) Membina keterampilan (skill) sesuai potensi siswa
4) Membudayakan jiwa Uswatun Khasanah dalam kehidupan sehari-
hari.
5) Menerapkan budaya manajemen transparansi, partisipatif dan
kekeluargaan
6) Mengupayakan sarana dan prasarana sebagai penunjang proses
belajar mengajar dan menciptakan lingkungan madrasah yang asri.
II.3 Nilai-nilai Organisasi
Dalam melaksanakan kegiatan Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN) Bantaeng selalu berdasar kepada nilai budaya kerja yang ada
pada Kementerian Agama, yaitu :
1) Integritas
2) Profesionalitas
3) Inovasi
4) Tanggung jawab
5) Keteladanan

II.4 Gambaran Mata Pelatihan Nilai-nilai Dasar PNS


II.4.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya yaitu
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik, sebagai berikut :
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi,
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis,
c. Memperlakukan warga secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik dan
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan
Terdapat lima aspek penting dalam Akuntabilitas yaitu:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan,
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil,
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan,
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi dan
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Ada beberapa indikator dari nilai akuntabilitas yang baiknya diterapkan
seorang PNS dalam menajlankan tugasnya yaitu kepimpinan, integritas, keadilan,
keseimbangan, konsisten, transparan tanggung jawab, kepercayaan dan kejelasan.

II.4.2 Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. PNS harus memiliki
jiwa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran
sebagai penjaga kedaulatan negara, menjadi perekat bangsa dan menjaga keutuhan
NKRI. Indikator nilai-nilai dasar Nasionalisme yang harus dimiliki ASN terdapat
dalam setiap butir sila yang ada dalam Pancasila yaitu :
a. Sila I : Nilai religius, toleransi, etos kerja, amanah, dan percaya diri,
b. Sila II : Nilai humanis, tenggang rasa, kerjasama, saling menghormati,
dan menghargai sesama, dan kesetaraan,
c. Sila III : Nilai cinta tanah air, rela berkorban, dan tidak membeda-bedakan
suku, ras , agama serta golongan,
d. Sila IV : Nilai bermusyawarah untuk mufakat dan kekeluargaan.
e. Sila V : Adil, tidak serakah, saling tolong-menolong, dan sederhana.
II.4.3 Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar norma, yang menentukan
baik buruk, benar salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayan publik.

Kode etik yang berlaku secara universal adalah kesadaran untuk menghindari
konflik kepentingan dalam pelaksanaan tugas. Berdasarkan UU ASN, berikut
adalah kode etik dan kode perilaku ASN :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi,
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin,
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan,
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku,
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan,
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara,
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien,
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya,
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan,
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain,
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN dan,
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN
II.4.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu mengacu kepada ukuran baik buruk yang dipersepsikan
oleh individu terhadap nilai suatu produk ataupun jasa. Dalam penyelenggaraan
pemerintahan, mutu sering dikaitkan dengan pelayanan kepada masyarakat.
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi
pada kualitas hasil.
Ada beberapa indikator dari nilai komitmen mutu yang baiknya diterapkan
seorang PNS dalam menajlankan tugasnya, yaitu efektif, efisien, inovatif, mutu,
adaptif, responsif dan perbaikan berkelanjutan.

II.4.5 Anti Korupsi


Kata korupsi berasal dari bahasa latin, corruptio yang berarti kebusukan,
keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian, kata-kata yang menghina atau memfitnah.
Antikorupsi adalah semangat untuk sadar, semakin jauh dan semangat
membangun sistem integritas untuk mencegah korupsi.
Menurut UU No. 31 tahun 1999 dan UU 20 tahun 2001 tentang tindak
pidana korupsi terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari:
kerugian keuangan Negara, suap menyuap, pemerasan, perbuatan curang,
penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan
Gratifikasi.
Nilai-nilai dasar antikorupsi mencakup jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil. Dampak korupsi tidak
hanya sekedar menimbulkan kerugian keuangan pada Negara namun dapat
menimbulkan dampak diberbagai aspek yang tidak hanya bersifat jangka pendek
tetapi dapat pula bersifat jangka panjang. Untuk itu sebagai aparatur sipil negara,
merupakan suatu tanggung jawab dan merupakan suatu amanah menanamkan
kesadaran diri tentang nilai-nilai anti korupsi.
II.5 Gambaran Mata Pelatihan Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Ada 3 hal utama yang perlu dipahami dan diimplementasikan seorang PNS
dalam kesehariannya ketika menjalankan tugas negara, yaitu pemahan tentang
manajemen ASN, pelayanan publik dan Whole of Government (WoG).

II.5.1 Managemen ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. UU ASN menempatkan
pegawai ASN sebagai sebuah profesi yang harus memiliki standar pelayanan
profesi, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku profesi, pendidikan dan
pengembangan profesi.
Salah satu hal baru dalam manajemen ASN adalah sistem merit. Sistem
merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang
menggambarkan diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan semua proses
dalam pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi
individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan kinerja).

II.5.2 Pelayanan Publik


Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan/atau dan penduduk
atas barang, jasa, pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Berdasarkan definsi diatas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga
unsur utama terselenggaranya suatu pelanyanan publik yaitu penyelenggara,
penerima layanan dan kepuasaan penerima layanan.
II.5.3 Whole of Government
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. WoG
ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian atau lembaga
pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. WoG juga dipandang sebagai
bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya.
Namun, ada beberapa hal yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan
WoG di Indonesia yaitu terkait dengan Kapasitas SDM dan institus, Nilai dan
budaya organisasi, Kepemimpinan. Praktek WoG dalam pelayanan publik
dlakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan
publik.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

III.1 Unit Kerja


Unit kerja pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Bantaeng

III.2 Identifikasi Isu

Melalui orientasi dalam pelaksanaan tugas sebagai guru diMadrasah Tsanawiyah


Negeri Bantaeng selama tiga bulan, terdapat isu yang ditemukan di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Bantaeng yaitu “Kurangnya minat baca siswa di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Bantaeng”

III.3 Deskripsi Isu

Madrasah Tsanawiyah Negeri Bantaeng menjadi salah satu sekolah faforit yang
berada dikecamatan gantarangkeke Untuk itu perlu adanya peningkatan mutu
pelayanan siswa. Dengan mengangkat isu ‘Kurangnya minat baca siswa di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Bantaeng’

III.4 Gagasan Pemecahan Isu

Gagasan pemecahan isu dari dampak yang dapat ditimbulkan dari isu diatas
sekaligus menjadi judul aktualisasi yakni “PELIT MEMANG (Penguatan
literasi dengan memberdayakan mading) Di MTs Negeri Bantaeng”
III.5 Rancangan Aktualisasi Kegiatan

Unit Kerja : Madrasah Tsanawiyah Negeri Bantaeng


Isu yang Diangkat : Kurangnya minat baca siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Bantaeng
Gagasan Pemecahan Isu : Penguatan literasi dengan memberdayakan mading dikelas
Tujuan Gagasan Pemecahan Isu : Meningkatkan kemampuan literasi siswa dengan memberdayakan mading dikelas

Tabel 1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Keterkaitan Substansi Dengan Konstribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
- Menyiapkan bahan - Foto, surat - Proses konsultasi dengan Literasi dengan - Melakukan diskusi
Konsultasi konsultasi rekomendasi pimpinan tentang rancangan memberdayakan dengan
dengan dari kepala aktualisasi dengan sikap sopan mading dikelas sesuai Profesional dan
stakeholder - Melakukan Konsultasi madrasah. (Etika Publik) dengan visi Madrasah penuh tanggung
mengenai dengan Kepala Melakukan konsultasi rencana Tsanawiyah Negeri jawab
rancangan madrasah, para wali gagasan ke atasan sesuai Bantaeng yaitu unggul
aktualisasi kelas dengan memohon aturan (Whole of Government) dalam prestasi dan
izin untuk berakhlakul karimah
melakasanakan literasi serta misi membina - Mengadakan rapat
1.
dengan keterampilan (life Skill) pembentukan tim
memberdayakan sesuai potensi siswa dengan
mading didalam kelas menggunakan nilai
Keteladanan
- Membentuk tim - Foto, SK, - Melakukan pembentukan tim
pelaksana mading ditiap daftar hadir, pelaksana mading ditiap kelas
kelas dengan notulen rapat dengan musyawarah mufakat
melibatkan wali kelas (Nasionalisme)

Mendesain dan - Tiap wali kelas kreatif - Tersedianya - Penuh tanggung jawab dan Literasi dengan - Membuat papan
menyediakan dalam menyediakan papan mading kejujuran dalam pengadaan memberdayakan mading dikelas
2 alat dan bahan papan mading dikelas papan mading dikelas mading dikelas sesuai dengan kreatif
(Akuntabilitas) dengan visi Madrasah secara Inovatif
- Buku Bacaan - Penggunaan sumberdaya milik Tsanawiyah Negeri - Bekerja Secara
- Menyediakan buku negara (Akuntabilitas) Bantaeng yaitu unggul Disiplin, Kompeten
bacaan Nasionalisme dalam prestasi dan Dan Tepat Waktu
Kerja Keras dalam menyediakan berakhlakul karimah dalam
- Artikel dari berbagi sumber bacaan serta misi membina menyediakan buku
sumber Etika Publik keterampilan (life Skill) secara
Disiplin dalam membaca buku sesuai potensi siswa Profesionalitas
Mengumpulkan - Siswa membaca buku Resume siswa Penggunaan sumberdaya milik Literasi dengan Bertanggung jawab
dan yang telah disediakan negara (Akuntabilitas) memberdayakan dalam
mengkreasikan Nasionalisme mading dikelas sesuai melaksanakan
informasi dari - Membuat penguatan Kerja keras dalam membaca dengan visi Madrasah tugas (Integritas)
buku resume buku Tsanawiyah Negeri Melaksanakan
Etika Publik Bantaeng yaitu unggul tugas dengan baik
3
- Siswa membuat Disiplin dalam membaca buku dalam prestasi dan (profesionalitas)
resume dari buku Komitmen Mutu berakhlakul karimah
yang telah dibaca Siswa mampu membuat serta misi membina
karangan sendiri keterampilan (life Skill)
Anti Korupsi sesuai potensi siswa
Mandiri
Memajang hasil - Siswa menempel hasil - Hasil resume Akuntabilitas Literasi dengan Mengkreasikan
karya siswa resume dipapan mading siswa Transparansi dan memberdayakan hasil resume
dimading dan Akses Informasi mading dikelas sesuai (inovatif)
melakukan - Siswa melakukan - Memahami Nasionalisme dengan visi Madrasah Menyelesaikan
literasi literasi dengan dan Tidak Diskriminasi Tsanawiyah Negeri tugas dengan
membaca hasil karya mengetahui Etika Publik Bantaeng yaitu unggul profesionalitas
4 teman yang sudah hasil resume Menjalankan Tugas dalam prestasi dan dan penuh
ditempel dimading yang ada secara Profesional berakhlakul karimah tanggung jawab
dimading dan Tidak Berpihak serta misi membina
Komitmen Mutu keterampilan (life Skill)
Efektif sesuai potensi siswa
Anti Korupsi
Peduli
Menstimulus - Membaca hsil dan - Pengumuman Akuntabilitas Literasi dengan
minat baca pemberian skor hasil penilaian Transparansi dan memberdayakan
siswa - Memberikan reward resume siswa Akses Informasi mading dikelas sesuai
- Pemberian Nasionalisme dengan visi Madrasah
untuk penulis hadiah kepada Tidak Diskriminasi Tsanawiyah Negeri
pemenang Etika Publik Bantaeng yaitu unggul
5 Menjalankan Tugas dalam prestasi dan
secara Profesional berakhlakul karimah
dan Tidak Berpihak serta misi membina
Komitmen Mutu keterampilan (life Skill)
Efektif sesuai potensi siswa
Anti Korupsi
Peduli
Tabel 2. Jadwal Kegiatan

KEGIATAN SEPTEMBER OKTOBER


16 17 18 19 20 21 23 24 25 26 27 28 30 1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12 14 15 16 17 18 19
Konsultasi dengan
stakeholder mengenai
rancangan aktualisasi
Mendesain dan
menyediakan alat dan
bahan
Mengumpulkan dan
mengkreasikan
informasi dari buku
Memajang hasil karya
siswa dimading dan
melakukan literasi
Menstimulus minat
baca siswa
III.6 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

A. Jadwal Kegiatan Tabel 1


Pelaksanaan kegiatan habituasi berlangsung selama 30 hari kerja, terhitung dari
tanggal 16 September – 19 Oktober 2019. Berikut jadwal kegiatan pelaksanaan
aktualisasi :

September Oktober

NO Kegiatan

M3 M4 M1 M2 M3

Konsultasi dengan
1.
stakeholder mengenai
rancangan aktualisasi
Mendesain dan
2.
menyediakan alat dan
bahan
Mengumpulkan dan
3.
mengkreasikan informasi
dari buku

Memajang hasil karya


4.
siswa dimading dan
melakukan literasi

5. Menstimulus minat baca


siswa
DESKRIPSI RANCANGAN AKTUALISASI
Deskripsi kegiatan dan tahapan menegenai gagasan pemecahan isu terkait dengan
nilai dasar ASN, peran ASN serta nilai-nilai organisasi

1. Kegiatan 1. Melakukan sosialisasi dengan rekan unit kerja mengenai kegiatan aktualisasi
yang akan dilakukan merupakan pengaplikasian dari WOG (Whole of Government)
karena dalam kegiatan sosialisasi akan terbentuk kolaborasi dengan unit kerja lain untuk
mencapai tujuan bersama..
Keterkaitan dengan Visi-Misi MTs Negeri Bantaeng:
 Terkait dengan Visi : Madrasah Tsanawiyah Negeri Bantaeng yaitu unggul dalam
prestasi dan berakhlakul karimah

 Terkait dengan Misi : membina keterampilan (life Skill) sesuai potensi siswa.
Nilai Dasar Organisasi :
1) Antusias : Memiliki semangat dan dorongan yang tinggi dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi.

2) Profesional : Berkemampuan tinggi dan berpegang teguh pada nilai norma.

3) Kolaboratif : Saling Bekerjasama tanpa membeda-bedakan.

Tahapan Kegiatan :
1. Konsultasi kepada pimpinan guna mendapatkan persetujuan dan dukungan mentor
Nilai Dasar ASN :

1) Nasionalisme-Cinta Bahasa Indonesia : Menggunakan Bahasa Indonesia


yang baik dan benar.

2) Etika Publik-Sopan : Melakukan komunikasi dan konsultasi kepada


pimpinan dengan bahasa yang santun .

Output : Surat Persetujuan Aktualisasi , Dokumentasi Pertemuan

2. Menyiapkan materi dan menyesuaikan waktu pelaksanaan sosialisasi

Nilai Dasar ASN :

1) Anti Korupsi-Tanggung jawab : Melakukan kegiatan sosialisasi sesuai


jadwal yang telah ditentukan.
22
2) Akuntabilitas-Konsistensi : Melaksanakan kegiatan sosialisasi sesuai
jadwal yang telah ditetapkan.

Output: Rekan unit kerja mengetahui jadwal pelaksanaan sosialisasi dan hadir
pada saat sosialisasi

3. Melaksanakan sosialisasi
Nilai Dasar ASN :

1) Nasionalisme-Cinta Bahasa Indonesia : Menggunakan Bahasa Indonesia


yang baik dan benar.

2) Etika Publik-Sopan : Melakukan sosialisasi perencanaan aktualisasi

kepada rekan unit kerja dengan sikap sopan dan santun .

Output : Notulensi Sosialisasi, Dokumentasi Sosialisasi

2. Kegiatan 2. Mengubah Suasana Poli Gigi merupakan pengaplikasian dari Pelayanan


Publik-Responsif dalam melihat kebutuhan pasien anak sesuai dengan isu yang diangkat
yaitu mengatasi rasa cemas anak saat kunjungan ke poli gigi Puskesmas liukang
Tupabbiring.

Keterkaitan dengan Visi-Misi Puskesmas:

 Terkait dengan Visi : Menjadi Puskesmas Utama menuju masyarakat kepulauan


sehat dan mandiri di wilayah kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring Tahun 2021.

 Terkait dengan Misi : Menyelenggarakan dan meningkatkan pelayanan bermutu
dan profesional.

Nilai Dasar Organisasi :


1) Antusias : Memiliki semangat dan dorongan yang tinggi dalam melaksanakan
kegiatan aktualisasi.

2) Profesional : Berkemampuan tinggi dan berpegang teguh pada nilai norma.

3) Prima: Memberi pelayanan terbaik, modern, dan peduli terhadap pasien.

4) Amanah : Dapat dipercaya dan mampu melaksanakan tugas dan menjaga


kepercayaan.

5) Jujur : Sesuai ucapan dan perbuatan.

23
Tahapan Kegiatan :

1. Mengganti Cat dinding ruangan Poli dengan warna yang lebih


cerah Nilai Dasar ASN :

1) Anti Korupsi-Tanggung jawab, kerja keras, dan peduli : Memiliki


tanggung jawab dan mau bekerja keras dalam mengubah suasana poli
sesuai dengan rancangan kegiatan aktualisasi merupakan wujud
kepedulian kepada pasien-pasien anak yang berkunjung ke poli gigi.

2) Komitmen Mutu-Inovatif : Dalam mengubah warna cat ruangan poli gigi


sehingga tampak lebih cerah.

Output : Warna ruangan baru yang lebih menarik secara visual

2. Mengganti poster-poster lama yang usang dengan poster-poster baru


Nilai Dasar ASN :

1) Komitmen Mutu-Efektif dan Efisien : Poster cukup efektif dan efisien


digunakan sebagai media edukasi dan pemberian informasi secara tidak
langsung.

2) Akuntabilitas-Tanggung jawab : Bertanggung jawab dalam menyediakan


poster-poster baru.

Output : Tersedianya poster-poster baru di poli gigi

3. Menambahkan pajangan-pajangan di poli gigi yang dapat


mengedukasi Nilai Dasar ASN :

 Anti Korupsi-Tanggung jawab dan peduli : Bertanggung jawab dalam


mengadakan pajangan-pajangan edukatif di poli gigi merupakan wujud
dari rasa peduli agar pasien memiliki tambahan pengetahuan.

Output : Tersedianya pajangan-pajangan yang dapat mengedukasi.

3. Kegiatan 3. Melakukan Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dan pemeriksaan gigi pada
anak kelas 1 SDN Pulau Balang Lompo merupakan pengaplikasian dari WOG (Whole of
Government) karena dalam kegiatan penyuluhan akan terbentuk kolaborasi dengan unit
kerja lain sehingga menghilangkan sekat-sekat sektoral demi mencapai tujuan bersama.

24
Keterkaitan dengan Visi-Misi Puskesmas:

 Terkait dengan Visi : Menjadi Puskesmas Utama menuju masyarakat kepulauan


sehat dan mandiri di wilayah kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring tahun 2021.

 Terkait dengan Misi : Meningkatkan kerjasama lintas Sektor dan lintas program
serta Mendorong masyarakat untuk meningkatkan kemandirian pola hidup bersih
dan sehat.

Nilai Dasar Organisasi :

1) Antusias : Memiliki semangat dan dorongan yang tinggi dalam melaksanakan


kegiatan penyuluhan.

2) Profesional : Berkemampuan tinggi dan berpegang teguh pada nilai norma.

3) Prima: Memberi pelayanan terbaik, modern, dan peduli terhadap pasien.

4) Amanah : Dapat dipercaya dan mampu melaksanakan tugas .

5) Kolaboratif : Saling Bekerjasama tanpa membeda-bedakan.

Tahapan Kegiatan :

1. Melakukan persuratan ke kepala sekolah SDN 1 dan SDN 26 Pulau Balang


Lompo

Nilai Dasar ASN :

1) Akuntabilitas-Tanggung jawab : Memiliki rasa tanggung jawab untuk


menyampaikan persuratan agar pihak sekolah mengetahui waktu
pelaksanaan kegiatan penyuluhan.

2) Nasionalisme-Cinta Bahasa Indonesia : Menggunakan Bahasa Indonesia


yang baik dan benar.

3) Etika Publik-Sopan : Melakukan persuratan kepada pimpinan dengan


sikap yang sopan dan santun.
Output : Memperoleh ijin penyuluhan di Sekolah Dasar

2. Menyiapkan Poster dan Model gigi sebagai media penyuluhan

Nilai Dasar ASN :

1) Akuntabilitas-Tanggung jawab : Memiliki rasa tanggung jawab untuk


menyediakan poster-poster sebagai media kegiatan penyuluhan.

25
2) KomitmenMutu-Efisien : Menggunakan model gigi yang sudah tersedia
di poli gigi.

Output : Tersedianya poster-poster dan model gigi sebagai media penyuluhan di


sekolah

3. Mempersentasikan materi penyuluhan sesuai dengan keilmuan secara jelas, sopan,


dan santun

Nilai Dasar ASN :

1) Nasionalisme-Cinta Bahasa Indonesia : Menggunakan Bahasa Indonesia


yang baik dan benar serta mudah dimengerti.

2) Etika Publik-Ramah : Menyampaikan penyuluhan kepada anak-anak


kelas 1 Sekolah Dasar dengan sikap yang sopan dan santun.

3) Komitmen Mutu-Adaptif dan Responsif : Mampu memberikan


penyuluhan kepada anak sekolah sesuai dengan disiplin ilmu kedokteran
gigi dan mengajak anak untuk ikut aktif dalam kegiatan penyuluhan.

Output : Anak-anak kelas 1 Sekolah Dasar memiliki tambahan pengetahuan


mengenai kesehatan gigi dan mulutnya.

4. Melakukan pemeriksaan gigi pada anak SD kelas 1 Pulau Balang Lompo


Nilai Dasar ASN :

 Etika Publik-Tulus,tidak diskriminatif : Setiap anak mendapatkan

perlakuan yang sama pada saat dilakukan pemeriksan gigi.

Output : Memperoleh status gigi geligi anak kelas 1 Sekolah dasar yang
membutuhkan tindakan perawatan sehingga memudahkan ketika berkunjung di
poli gigi
5. Memberikan persuratan ke orang tua untuk mendampingi anak ke poli
gigi Nilai Dasar ASN :

 Anti Korupsi- Peduli, Adil : Memiliki rasa peduli untuk meningkatkan


derajat kesehatan gigi dan mulut anak-anak sekolah dasar di pulau Balang
Lompo, semua anak yang membutuhkan perawatan dan tidak didampingi

orang tua diberikan surat yang sama.

Output : Orang tua mendampingi anak ke poli gigi untuk mendapatkan penjelasan
mengenai kondisi gigi mulut anaknya dan tindakan perawatan yang dapat 26
dilakukan oleh dokter gigi.

6. Pemberian kartu kontrol PERI GIGI


Nilai Dasar ASN :

1) Akuntabilitas-Tanggungjawab : Bertanggung jawab dalam pembuatan


kartu kontrol PERI GIGI.

2) Komitmen Mutu-Inovatif : Membuat kartu kontrol untuk pasien anak


yang sama sekali belum pernah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Liukang Tupabbiring.

3) Anti Korupsi- Peduli : Memiliki rasa peduli untuk meningkatkan derajat


kesehatan gigi dan mulut anak-anak sekolah dasar di pulau Balang Lompo,
Kartu Kontrol diharapkan dapat menjadi pengingat bagi orang tua anak

mengenai jadwal kunjungan anak ke poli gigi.

Output : Orang tua dan anak mengetahui kapan waktu kunjungan anak selanjutnya
ke poli gigi

4. Kegiatan 4. Pemberian Tontonan Edukatif tentang kesehatan gigi dan mulut di dental unit
merupakan pengaplikasian dari Pelayanan Publik, dimana seorang dokter gigi harus
lebih responsif dalam melihat kebutuhan pasien anak

Keterkaitan dengan Visi-Misi Puskesmas:

 Terkait dengan Visi : Menjadi Puskesmas Utama menuju masyarakat kepulauan


sehat dan mandiri di wilayah kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring tahun 2021.

 Terkait dengan Misi : Menyelenggarakan dan meningkatkan pelayanan yang
bermutu dan profesional serta Mengoptimalkan keterjangkauan pelayanan
kesehatan masyarakat secara merata dan berkeadilan.
Nilai Dasar Organisasi :

1) Antusias : Memiliki semangat dan dorongan yang tinggi dalam melaksanakan


kegiatan aktualisasi.

2) Profesional : Berkemampuan tinggi dan berpegang teguh pada nilai norma.

3) Prima: Memberi pelayanan terbaik, modern, dan peduli terhadap pasien.

4) Amanah : Dapat dipercaya dan mampu melaksanakan tugas dengan baik.

27
5) Adil : Memberikan perlakuan yang sama tanpa membeda-bedakan Ras, Suku,
Golongan.

Tahapan Kegiatan :

1. Mengumpulkan video-video animasi edukatif tentang kesehatan gigi


mulut Nilai Dasar ASN :

1) Akuntabilitas-Tanggung jawab : Bertanggung jawab dalam tersedianya


video-video animasi edukatif.

2) Komitmen Mutu-Inovatif : Pemberian tontonan animasi edukatif untuk


pasien anak yang sama sekali belum pernah dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Liukang Tupabbiring.

Output : Tersedianya video edukatif tentang kesehatan gigi dan mulut

2. Menginput video edukatif pada layar monitor di dental unit


Nilai Dasar ASN :

1) Akuntabilitas-Tanggung jawab : Bertanggung jawab dalam tersedianya


video-video animasi edukatif di layar monitor dental unit.

2) Komitmen Mutu- Efisien: Menggunakan layar monitor yang telah ada

pada dental unit poli gigi Puskesmas Liukang Tupabbiring.

Output : Pasien anak memiliki tambahan pemahaman mengenai kesehatan gigi


dan mulutnya.

3. Memberikan tontonan edukatif pada saat pasien anak dilakukan tindakan perawatan di
dental unit sambil memberi penjelasan.

Nilai Dasar ASN :


1) Komitmen Mutu-Efisien: sambil mengerjakan pasien, dokter gigi juga dapat
memberikan edukasi ke pasien anak melalui media tontonan edukatif.

2) Etika Publik- Sopan : saat memberikan penjelasan ke pasien anak dokter

gigi bersikap ramah dan sopan.

Output : Pemahaman dan ingatan yang kuat pada anak

5. Kegiatan 5. Melakukan pendekatan Psikologis ke pasien anak dengan metode TSD


(Tell, Show, Do) merupakan pengaplikasian dari Manajemen ASN-
Bertanggungjawab dan Berintegritas tinggi dalam melaksanakan tugasnya dimana
seorang dokter gigi

28
diharapkan mampu melakukan pendekatan psikologis untuk mengatasi rasa cemas anak
saat kunjungan ke poli gigi Puskesmas Liukang Tupabbiring .

Keterkaitan dengan Visi-Misi Puskesmas:

 Terkait dengan Visi : Menjadi Puskesmas Utama menuju masyarakat kepulauan


sehat dan mandiri di wilayah kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring tahun 2021.

 Terkait dengan Misi : Menyelenggarakan dan meningkatkan pelayanan yang
bermutu dan profesional serta Mengoptimalkan keterjangkauan pelayanan
kesehatan masyarakat secara merata dan berkeadilan.

Nilai Dasar Organisasi :

1) Antusias : Memiliki semangat dan dorongan yang tinggi dalam melaksanakan


kegiatan aktualisasi.

2) Profesional : Berkemampuan tinggi dan berpegang teguh pada nilai norma.

3) Prima: Memberi pelayanan terbaik, modern, dan peduli terhadap pasien.

4) Amanah : Dapat dipercaya dan mampu melaksanakan tugas dengan baik.

5) Jujur : Sesuai ucapan dan perbuatan

6) Adil : Memberikan perlakuan yang sama tanpa membeda-bedakan Ras, Suku,


Golongan.

Tahapan Kegiatan :

1. Tell : Menerangkan Tindakan perawatan yang akan dilakukan pada pasien anak,
dan bagaimana anak tersebut harus bersikap.

Nilai Dasar ASN :


1) Akuntabilitas-Kejelasan : Memberi penjelasan kepada pasien anak
dengan bahasa yang mudah dimengerti sembari bertanya apa anak
mengerti dengan apa yang disampaikan oleh dokter gigi.

2) Etika Publik-Ramah dan Sopan : Memberikan penjelasan kepada anak

dengan bersikap ramah dan sopan.

Output : Ada pemahaman anak mengenai tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter gigi

2. Show : Menunjukkan atau mendemonstrasikan pada pasien anak apa saja yang
akan dilakukan pada dirinya.

29
Nilai Dasar ASN :

1) Akuntabilitas-Kejelasan : Memberi penjelasan kepada anak dengan


bahasa yang mudah dimengerti sembari meyakinkan bahwa pasien anak
mampu untuk bersikap tenang saat dilakukan tindakan perawatan.

2) Komitmen Mutu-Efektif : Anak lebih tenang karena telah mengetahui


tindakan apa yang akan dilakukan oleh dokter gigi .

Output : Kurangnya rasa cemas anak

3. Do : Melakukan tindakan perawatan gigi pada pasien anak sesuai yang telah
diuraikan.

Nilai Dasar ASN :

1) Etika Publik-Ramah : Dokter gigi bersikap ramah pada pasien anak.

2) Anti korupsi-Adil : Pasien anak memperoleh perlakuan yang sama saat


berkunjung ke poli gigi.

Output : Anak jadi lebih kooperatif

6. Kegiatan 6. Pemberian reward pada pasien anak yang menunjukkan sikap kooperatif
selama tindakan perawatan merupakan pengaplikasian dari Pelayanan Publik-Responsif
dan Tidak diskriminatif , semua anak yang menunjukkan sikap kooperatif pada tindakan
perawatan diberikan reward yang sama sebagai bentuk penghargaan.

Keterkaitan dengan Visi-Misi Puskesmas:

 Terkait dengan Visi : Menjadi Puskesmas Utama menuju masyarakat kepulauan


sehat dan mandiri di wilayah kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring tahun 2021

 Terkait dengan Misi : Menyelenggarakan dan meningkatkan pelayanan yang
bermutu dan profesional, Mendorong masyarakat untuk meningkatkan
kemandirian pola hidup bersih dan sehat, serta Mengoptimalkan keterjangkauan
pelayanan kesehatan masyarakat secara merata dan berkeadilan.

Nilai Dasar Organisasi :

1) Antusias : Memiliki semangat dan dorongan yang tinggi dalam melaksanakan


kegiatan aktualisasi.

2) Profesional : Berkemampuan tinggi dan berpegang teguh pada nilai norma.

3) Prima: Memberi pelayanan terbaik, modern, dan peduli terhadap pasien.

30
4) Amanah : Dapat dipercaya dan mampu melaksanakan tugas dengan baik.

5) Jujur : Sesuai ucapan dan perbuatan.

6) Adil : Memberikan perlakuan yang sama tanpa membeda-bedakan Ras,


Suku, Golongan.

Tahapan Kegiatan :

1. Memberikan reward dalam bentuk pujian, pelukan, atau kata-kata


positif Nilai Dasar ASN :

1) Anti Korupsi-Peduli, Adil: Memberi reward dalam bentuk pujian,


pelukan dan kata-kata positif kepada tiap pasien anak yang mampu
menunjukkan sikap kooperatif nya.

2) Etika Publik-Ramah : Bersikap ramah ke pasien anak sehingga

meninggalkan kesan positif.

Output : Tercipta ikatan emosional antara dokter gigi dan pasien anak

2. Menyediakan reward dalam bentuk Gantungan kunci “Gigi sehat Senyum


Ceria” dan “Aku Berani ke Dokter Gigi”

Nilai Dasar ASN :

1) Akuntabilitas-Tanggung jawab : Memiliki tanggung jawab dalam


penyediaan reward yaitu gantungan kunci.

2) Komitmen Mutu-Inovatif : Mendesain sendiri kata-kata dan bentuk


reward yang akan diberikan.

Output : Tersedianya reward dalam bentuk gantungan kunci


3. Memberikan Reward gantungan kunci ke pasien
anak Nilai Dasar ASN :

1) Etika Publik-Ramah : Dokter gigi bersikap ramah pada pasien anak


saat memberikan reward.

2) Anti korupsi- Peduli, Adil : Tiap pasien anak yang menunjukkan


sikap kooperatif selama tindakan perawatan akan diberikan reward
sebagai

bentuk penghargaan .

Output : Anak jadi lebih semangat menjaga kesehatan giginya

Anda mungkin juga menyukai