MK. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
PRODI S1 PGSD-FIP
NAMA MAHASISWA :
4. Sufitriyati (1195011001)
5. Yoseva Ir (1195011004)
KELOMPOK: 8
MEDAN
NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul (WAWASAN NUSANTARA
SEBAGAI GOEPOLITIK BANGSA INDONESIA) makalah diajukan kepada siswa agar
dapat lebih berfikir kritis dalam menyampaikan idenya .
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang membimbing kami hingga
dapat menyelesaikan tugas makalah kami, sehingga makalah kami dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami .
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai buku sehingga dapat memperlancarkan pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua
itu , kami masih menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata pembahasannya.Oleh karena itu kami menerima segala saran dan krik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
C. Tujuan ........................................................................................................................ 3
ii
BAB III. PENUTUP ........................................................................................................... 20
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 20
B. Saran ........................................................................................................................ 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara konsepsional, wawasan nusantara (Wawasan) merupakan wawasan nasional
bangsa Indonesia. Perumusan wawasan nasional bangsa Indonesia yang selanjutnya
disebut Wawasan Nusantara, yang merupakan salah satu konsepsi politik dalam
ketatanegaraan Republik Indonesia. Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional,
dibangun atas pandangan geopolitik bangsa. Pandangan bangsa Indonesia didasarkan
pada konstelasi lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilkan konsepsi Wawasan
Nusantara. Menurut penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Wawasan Nusantara
merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia. Untuk mengetahui lebih
lanjut, penyusun membahasnya dengan sebuah makalah yang berjudul “ Wawasan
Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia”
Dalam mewujudkan tujuan nasional banyak mengalami kendala, baik dalam tataran
konsep maupun implementasinya. Pada tataran konsep tidak adanya kata sepakat antara
perkataan dan perbuatan di antara para elit politik. Contoh kongkrit konsep ekonomi
liberal, ekonomi kerakyatan dan perwujudan Welfare State (negara kesejahteraan).
Konsep ekonomi liberal mengutamakan kepentingan pasar bebas dan merupakan salah
satu varian dari kapitalisme yang terdiri dari merkantilesme, liberaliseme, dan
keynesianisme dan neoliberalisem yang merupakan upaya untuk mengoreksi kelemahan
dalam liberalisme (Revrisond Baswir, KR, 17 Mei 2009; 1).
Dalam paham ekonomi pasar liberal, diyakini bahwa pasar memiliki kemampuan dapat
mengurus sendiri, maka campur tangan negara dalam mengurus pasar tidak diperlukan
sama sekali. Tujuan konsep ini adalah kebebasan individu untuk bersaing secara
sempurna di pasar, kepemilikan pribadi terhadap faktor prodoksi, pembentukan harga
pasar dilakukan oleh negara melalui undang-undang. Namun konsep ini tersisih oleh
negara kesejahteraan peranan negara dalam ekonomi tidak dibatasi sebagai pembuat
peraturan tetapi diperluas untuk membuat kewenangan dan melakukan intervensi
terhadap viskal maupun moneter. Hal ini dilakukan untuk menggerakkan sektor riil,
menciptakan lapangan kerja dan menjamin stabilitas moneter. Terkait dengan penciptaan
lapangan kerja, negara kesejahteraan dengan tegas mengatakan ”selama masih ada
pengangguran campur tangan negara dalam perekonomian dibenarkan”.
Paham yang berkembang di Indonesia masih ada ekonomi kerakyatan yaitu ekonomi
yang lebih berpihak pada kepentingan rakyat (Suharto, KR, 25 Mei 2009; 1).
Kepentingan rakyat di antara menghidupkan usaha kecil dan menengah, melindungi dan
menghidupkan pasar tradisional, dan mengusahakan dunia usaha dalam konteks sektor
riil, memberdayakan masyarakat kecil. Kebijakan pemerintah tidak liberalis-kapitalistik,
mengurangi kemiskinan, perlindungan terhadap sumber daya alam. Pembuatan undang-
1
undang Penanaman Modal, UU Badan Hukum Pendidikan (BHP), Badan Layanan
Umum (BLU) yang perpihak untuk kepentingan rakyat. Kebijakan pemerintah pusat dan
daerah dalam penananman modal asing harus berpihak untuk kepentingan rakyat kecil.
Ketiga konsep tersebut di atas mewarnai kebijakan pemerintah sekarang, Wawasan
nusantara diharapkan mampu menyatukan pandangan-pandangan yang berbeda dalam
masyarakat dan memberikan solusi untuk mendasari Ketahanan Nasional suatu bangsa,
sehingga tujuan nasional dapat terialisir.
Dalam Wawasan Nusantara dan Ketahanan nasional sebagai konsep pemikiran bersifat
inklusif menerima pembaharuan masukan untuk kepentingan kemajuan bagsa. Menurut
pemikiran Rizal Ramli bangsa ini akan cepat makmur jika pemimpin-pemimpin kita
melakukan transformasi seluruh hidupnya untuk kepentingan rakyat; baik pemikirannya,
seluruh hartanya, Waktu dan tenaganya, segalanya untuk kepentingan rakyat dan
bersedia tampil all aut untuk kepentingan rakyat (Metro TV Mei 2009). Sebagai contoh
apa yang dilakukan oleh PM Mahatir dari Malaysia, PM Li Kwanyu dari Singapura,
sehingga negara tersebut lebih cepat makumur meninggalkan Indonesia. Sedang menurt
Amin rais dalam orasinya ”Slamatkan Indonesia” untuk menyejahterakan rakyat perlu
penataan negara lebih terencana dan pemimpin-pemimpin bangsa tidak menjadi
kakitangan asing (komprador) untuk menguras kekayaan bangsa Indonesia (Amin Rais,
Juni 2008). Menurut Hussein Alatas dalam The Sociologi of Coroption (1968) di
Indonesia koropsi semakin menggurita yang kalau dibiarkan akan membunuh negara
Indonesia sendiri (Sutjipto Raharjo, Kompas, 18 Mei 2009; 6). Prabowo juga
mengatakan perlu menihilkan pengangguran dan kemiskinan untuk menyejehterakan
rakyat (Metro TV 20 Mei 2009).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan
masalahnya antara lain:
1. Apa pengertian wawasan nusantara?
2. Bagaimanakah kedudukan wawasan nusantara?
3. Apa yang menjadi latar belakang konsepsi wawasan nusantara?
4. Apa yang dimaksud dengan wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia?
5. Bagaimana perwujudan wawasan nusantara?
6. Bagaimana wawasan nusantara dan otonomi daerah di Indonesia?
2
C. Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendiddikan
kewarganegaraan serta bertujuan untuk:
3
BAB II
PEMBAHASAN
Geopolitik, dari bahasa Yunani Geo (bumi) dan Politik (politik), secara luas
merujuk pada hubungan antara politik dan teritori dalam skala lokal atau
internasional. Geopolitik mencakup praktik analisis, prasyarat, perkiraan, dan
pemakaian kekuatan politik terhadap suatu wilayah. Secara spesifik, geopolitik
merupakan metode analisis kebijakan luar negeri yang berupaya memahami,
menjelaskan, dan memperkirakan perilaku politik internasional dalam variabel
geografi ( dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik ). Geopolitik dan geostrategi
merupakan permasalahan yang sangat penting pada dua abad terakhir ini.
Permasalahan ini menjadi penting karena manusia yang telah berbangsa
membutuhkan wilayah sebagai tempat tinggalnya yang kemudian di kenal dengan
Negara. Dalam perkembangannya pengertian Negara tidak saja di arikan sebagai
wilayah, tetapi di artikan lebih luas, yaitu sebagai intitusi. Prasarat Negara sebagai
initusi menurut Prof. DR. Sri Soemantri (Dikti, 2001 : 36) dalam
https://diahjiewha.blogspot.com/2014/03/geopolitik-indonesia.html )
Sedangkan menurut para ahli, Geopolitik adalah :
1) Menurut Rudolf Kjellén, seorang ilmuwan politik Swedia, pada awal abad ke-
20 Geopolitik adalah seni dan praktek penggunaan kekuasaan politik atas
suatu wilayah tertentu.Secara tradisional, istilah ini diterapkan terutama
terhadap dampak geografi pada politik, tetapi penggunaannya telah
berkembang selama abad ke abad yang mencakup konotasi yang lebih luas.
2) Menurut Hagget, Geografi Politik merupakan cabang geografi manusia yang
bidang kajiannya adalah aspek keruangan pemerintahan atau kenegaraan yang
meliputi hubungan regional dan internasional, pemerintahan atau kenegaraan
dipermukaan bumi. Dalam geografi politik,lingkungan geografi dijadikan
sebagain dasar perkembangan dan hubungan kenegaraan. Bidang kajian
4
geografi politik relatif luas, seperti aspek keruangan, aspek politik, aspek
hubungan regional, dan internasional.
Ada dua pengertian yang terkandung dalam konsep geopolitik yang keduan
(dalam Sulisworo, 2012)
1) geopolitik sebagai ilmu : memberikan wawasan obyektif akan posisi kita
sebagai suatu bangsa yang hidup berdampingan dan saling berinteraksi dengan
negara lain dalam pergaulan dunia.
2) Geopolitik sebagai ideology (landasan ilmiah bagi tindakan politik suatu
negara): hendak menjadikan wawasan tersebut sebagai cara pandang kolektif
untuk melangsungkan, memelihara dan mempertahankan semangat
kebangsaan.
5
sudah ada sejak sebelum adanya Indonesia dengan Filipina. Sengketa Indonesia
dengan Filipina adalah perairan laut antara Pulau Miangas (Indonesia) dengan
pantai Mindanao (Filipina).
6
Batas Daratan Indonesia-Singapura mengenai Penambangan Pasir Pulau Nipa
Sengketa mengenai penambangan pasir laut di perairan sekitar Kepulaun Riau
yang dilakukan oleh Singapura harus ditangani serius oleh pemerintah Indonesia.
Penambangan pasir tersebut mengakibatkan kerusakan parah pada ekosistem
pesisir pantai sehingga banyak para nelayan kita yang kehilangan mata
pencaharian. Lebih parahnya penambangan pasir laut yang dilakukan itu
mengancam keberadaan sejumlah pulau kecil di Indonesia karena telah ada kasus
tenggelamnya pulau Nipah. Jika hal ini dibiarkan saja maka diatakutkan terjadi
perubahan batas laut dengan Singapura karena perubahan geografis di Indonesia.
Geopolitik juga berkaitan dengan konflikrasial dalam suatu kota, bahkan halangan
bagi perempuan untuk berpergian secara bebas atas dasar hukum tertentu. Geopolitik
juga berkaitan dengan orang-orang yang turun ke jalan untuk protes, kegiatan
lembaga swadaya masyarakat, bahkan aktivitas perusahaan privat sekalipun, maka itu
geopolitik adalah tindakan beragam dan perwakilan beragam dari berbagai macam
wilayah. Mari kita ambil contoh hukum pidana Indonesia yang mengenal teritorial
Indonesia maka saat ada ketentuan internasional yang mengatur tentang tindak pidana
di luar aturan hukum pidana Indonesia yang berlaku dan kemudian pemerintah
Indonesia meratifikasi peraturan tersebut maka ketentuan tersebut menjadi berlaku di
Indonesia. Adapun hal kritis yang perlu kita pahami adalah apakah peraturan baru
tersebut secara geopolitik memang pada hakikatnya berhubungan dengan kepentingan
nasional atau merupakan kemenangan kepentingan di luar bangsa Indonesia dalam
melakukan kontrol teritorial melalui perangkat hukum (Dalam Soepandji, 2019 : 45).
Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara.
Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang berarti pandangan, tinjauan
dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan, tinjauan, penglihatan,
tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat. Nusantara
berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara
7
artinya menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi Nusantara adalah kesatuan
kepulauan yang terletak antara dua benua, ian yaitu benua Asia dan Australia, dan dua
samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata
“nusantara” digunakan sebagai pengganti nama Indonesia. Sedangkan terminologis,
Wawasan menurut beberapa pendapat sebagai berikut :
a. Menurut prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan
semua aspek kehidupan yang beragam.”
b. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap.
MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan
bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehipan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional”.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, secara sederhana wawasan nusantara
berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(dalam Sutarwati, 2013 : 53).
Wawasan Nusantara telah ditetapkan sebagai geopolitik Indonesia dengan cirinya
yang khas sebagai archipelago state. (Lemhanas, 1994 (dalam Setiawan, 2017 : 27)),
mengartikan Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri
dan lingkungannya berdasaran ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD
Negara Republik Indonesia 1945, yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang
8
merdeka, berdaulat dan bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan tindak
kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan perjuangan nasional.
9
3) Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya
Perkembangan wilayah Indonesia sejak 17 Agustus 1945 sampai 13 Desember
1957,wilayah Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas Hindia Belanda
berdasarkan ketentuan dalam “Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie”
tahun 1939 tentang batas wilayah laut teritorial Indonesia.Ordonansi tersebut
menetapkan batas wilayah laut teritorial sejauh 3 mil dari garis pantai ketika
surut,dengan asas pulau demi pulau secara terpisah-pisah.sebagian besar wilayah
perairan dalam pulau-pulau merupakan perairan bebas.hal tersebut tidak sesuai
dengan kepentingan keselamatan dan keamanan negara Indonesia.
1) Pandangan atau Ajaran Frederich Ratzel Pada abad ke -19, frederich ratzel
merumuskan untuk pertama kalinya ilmu bumi politik sebagai hasil
penelitiaannya yang ilmiah dan universal. Pokok – pokok ajaran frederich
sebagai berikut. - Dalam hal – hal tertentu pertumbuhan Negara dapat
dianalogikan dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang
lingkup, melalui proses lahir, tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup,
menyusut dan mati. - Negara identik dengan suatu ruang yang di tempati oleh
kelompok politik dalam arti kekuatan. Makin luas potensi tersebut, makin
besar kemun gkinan kelompok politik itu tumbuh. - Suatu bangsa dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak lepas dari hokum alam.
2) Pandangan atau Ajaran Rudolf kjellen Kjellen melanjutkan ajaran rathel
tentang teori organism. - Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme
hidup, yang memiliki intelektual. Negara dimingkinkan untuk memperoleh
ruang yang cukup luasagar kemampuan dan kekuatan rakyatnya dapat
berkembang secara bebas. 31 - Negara merupakan suatu system politik/
pemerintahan yang meliputi bidang – bidang: geopolitik, ekonomi politik,
demo politik, social politik, dan krato politik. - Negara tidak harus bergantung
pada sumber pembekalan luar.
10
3) Pandangan ajaran Karl Haushofer Pandangan karl Haushofer berkembang di
jerman ketika Negara ini berada dibawah kekuasaan adolft hilter. Haushofer
menganut teori/ pandangan klellen yaitu: - Kehausan imperium daratan yang
kompak akan dapat mengejar kekuasaan imperium maritime untuk menguasai
penguasaan laut. - Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan
menguasai eropa, afrika, asia barat, serta jepang di asia timur.
2. Deklarasi Juanda
Asaz Nusantara yang lahir dari adanya kebutuhan rasa aman dan keamanan
bangsa dan negara, dinyatakan sebagai pengganti ordonansi tahun 1939. Pernyataan
ini merupakan satu bentuk perjuangan dengan tujuan sebagai berikut (dalam Payerli,
2016 : 137) :
1) Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan
bulat.
3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan
keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Asaz kepulauan yang dideklarasi Djuanda 1957 bukanlah tanpa dasar. Azas ini
secara yuridis, sesuai dengan ketentuan yurispruderasi mahkamah Internasional pada
tahun 1951 ketika menyelesaikan kasus perbatasan antara Inggris dan Norwegia.
Penetapan asas kepulauan menjadi point penting bagi kesatuan wilayah Indonesia,
sebab dengan asas ini satu kepulauan menjadi point penting bagi kesatuan wilayah
Indonesia, sebab dengan asas ini satu kepulaian nusantara termasuk perairannya
menjadi utuh dan bulat. Di tambah lagi dengan berlakunya ketentuan “point to point
theory” untuk menetapkan garis dasar wilayah antara titik - titik terluar dari pulau –
pulau terluar, Indonesia mewujudkan nyata menjadi satu kesatuan dalam semua aspek
secara menyeluruh.
11
Terjadinya perubahan bentuk bentuk wilayah nasional, dari pulau-pulau yang
terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang utuh dan bulat.
Pengukuran Laut teritorial dari 3 mil yang diukur dari setiap pantai saat surut
menjadi 12 mil dari titik – titik pulau terluar yang saling dihubungkan.
Laus wilayah teritorial Indonesia bertambah dari ± 2 juta km2 menjadi ± 5 juta
km2, dengan perhitungan : daratan 2.027.087 km2 + perairan 3.166.163 km2 =
5.193.250 km2.
Menurut Kaelan dan Zubaidi,(2007 : 135 (dalam Payerli, 2016 : 139)) terdapat
beberapa azas - azas pokok yang termuat di dalam Deklarasi tentang landasan
kontinen, antara lain:
a) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landasan kontinen Indonesia
adalah milik eksklusif negara RI.
c) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang ditarik di
tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar negara
tetangga.
d) Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan di atas landas
kontinen Indonesia maupun udara di atasnya.
12
1) Persediaan Ikan yang semakin terbatas.
Terdapat Tiga Unsur Dasar yaitu : Wadah(Contour), isi ( Content), dan tata laku
(Conduct) ( dalam Astawa, 2017)
1) Wadah
Pengetahuan Nusantara sebagai wadah meliputi 3 komponen ialah:
Bentuk wilayah
Batasan ruang lingkup daerah nusantara didetetapkan oleh lautan yang
didalamnya ada gugusan ribuan pulau yang silih dihubungkan oleh dalamnya
perairan. Baik laut ataupun selat dan di atasnya ialah satu kesatuan ruang
daerah. Oleh sebab itu nusantara dibatasi oleh lautan serta daratan dan
dihubungkan oleh perairan dalamnya. Sebaliknya secara vertikal dia adalah
suatu wujud kerucut terbuka ke atas dengan titik puncak kerucut dipusat bumi.
Tata Inti Organisasi
Untuk Indonesia, tata inti organiasi negeri didasarkan pada UUD 1945
yang menyangkut wujud serta kedaulatan negera, kekuasaan pemerintahan,
13
sistem pemerintahan serta sistem perwakilan. Negera Indonesia merupakan
negera kesatuan yang berupa Republik. Kedaulatan terletak di tangan rakyat
yang dilaksanakan menurut Undang – Undang. Sistem pemerintahannya
menganut sistem presidensial. Presiden memegang kekuasaan pemerintahan
bersumber pada UUD 1945.
Tata Kelengkapan Organisasi
Tata kelengkapan organisai merupakan pemahaman politik serta
pemahaman bernegara yang wajib dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup
partai politik, kalangan serta organnisasi warga, golongan pers dan segala
paratur negeri. Seluruh lapisan masyarakat itu diharapkan bisa mewujudkan
demokrasi yang secara konstitusional bersumber pada UUD 1945 serta secara
ideal bersumber pada dasar falsafah Pancasila, dalam bermacam aktivitas
bermasyarakat, berbangsa serta bernegara.
2) Isi
Isi Pengetahuan Nusantara tercermin dalam perspektif kehidupan rakyat
Indonesia dalam eksistensinya yang meliputi cita – cita bangsa serta asas
manunggal yang terpadu. Cita- cita bangsa Indonesia tertuang di dalam
pembukaan UUD 1945 yang meliputi:
Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
Pemerintaahan Negera Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia
serta seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
3) Tata Laku
Tata laku Pengetahuan Nusantara mencakup 2 segi, batinniah serta lahiriah
Tata laku batiniah berdasarkan pada falsafah bangsa yang membentuk
sikap mental bangsa yang memilki kekuatan batin.
14
Tata laku lahiriah ialah kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan
kata dan karya, keterpaduan pembicaraan, pelaksanaan, pengawasan dan
pengadilan.
15
6. Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara
16
4) Penerapan Wawasan Nusantara menghasilkan cara pandang tentang keutuhan
wilayah nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa Indonesia.
5) Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional. Misalnya
tercermin dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
17
berdasarkan nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila dan Undang – Undang
Dasar 1945.
1) Pemberdayaan Masyarakat
a. Negara harus dapat memberikan peranan sebesar-besarnya kepada
rakyatnya.
b. Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan peranan dalam bentuk
aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya
dapat dilaksanakan oleh negara-negara maju dengan Buttom Up Planning,
sedang untuk negara berkembang dengan Top Down Planning karena
adanya keterbatasan kualitas sumber daya manusia, sehingga diperlukan
landasan operasional berupa GBHN
c. Kondisi nasional (Pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan
keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi integritas.
Pemberdayaan masyarakat diperlukan terutama untuk daerah-daerah
tertinggal.
18
3) Kesadaran Warga Negara
a. Pandangan Indonesia tentang Hak dan Kewajiban Manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban
dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan.
b. Kesadaran bela negara dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang
dilakukan adalah perjuangan non fisik untuk memerangi keterbelakangan,
kemiskinan, kesenjangan sosial, memberantas KKN, menguasai Iptek,
meningkatkan kualitas SDM, transparan dan memelihara persatuan. Dalam
perjuangan non fisik, kesadaran bela negara mengalami penurunan yang
tajam dibandingkan pada perjuangan fisik.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep-konsep geopolitik, negara dan bangsa yang saat ini berkembang memang
banyak berasal dari tradisi pemikiran barat baik yang berasal dari Eropa maupun Amerika
Serikat, namun demikian setiap perkembangan konsep tidak bisa dilepaskan dari sudut
pandang kepentingan apa konsep tersebut berasal. Oleh sebab itu dalam tulisan ini
dijelaskan mengenai perbedaan mendasar suatu proses pembentukan bangsa yang terjadi
di bekas negara-negara jajahan sebagaimana dijelaskan oleh Nehru dan Bung Karno,
dibandingkan dengan negara-negara penjajah. Karena apabila kita tidak menyadari hal ini
kita akan terus terjebak dengan mentalitas dengan sudut pandang yang tidak tepat
terhadap kepentingan nasional.
B. Saran
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan
diperlukan tindakan yang tegas jika terjadi suatu ancaman daerah, misal dari yang
terkecil, yaitu mengadakan penjagaan desa secara bergilir, melakukan kerjasama antar
negara dengan cara latihan gabungan. Sehingga akan terciptanya suatu wilayah satu
kesatuan Indonesia yang utuh
20
DAFTAR PUSTAKA
Soepandji, Kris Wijoyo. 2017. Geopolitik, Negara, dan Bangsa Masa Kini. Jurnal Kajian
Lemhannas RI. Vol - (hlm 41 - 58).
21