SKOR NILAI :
&
Efektivitas Scientific Approach With Guided Experiment Pada Pembelajaran IPA Untuk
Memberdayakan Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah Dasar
NIM : 1193311011
MEDAN
2020/2021
0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan
rahmatnya sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan critical
jurnal riview ini.
Critical jurnal riview ini, saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata
kuliah Pendidikan IPA SD Kelas Tinggi, semoga critical jurnal riview ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca. Dalam penulisan critical jurnal riview ini, saya
tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain.Oleh karena
itu,saya mengucapakan terimahkasih kepada :
Saya menyadari bahwa critical jurnal riview ini, masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf
dan mengharapkan kritik dan serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan
ke depannya.
Akhir kata,saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
critical jurnal riview ini, dapat bermanfaat sebagaimana semestinya bagi para pembaca.
Penyusun
1193311011
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sering kali kita bingung memilih referensi Jurnal, untuk kita baca dan pahami. Terkadang
juga, kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan. Misalnya dari segi informasi yang
terkandung dalam buku tersebut.
Oleh karena itu, melakukan critical jurnal riview ini untuk mempermudah pembaca dalam
memilih refrensi, terkhusus pada pokok bahasan tentang Pendidikan Ipa Sd Kelas Tinggi, pada
siswa dan memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang kelebihan serta keurangan jurnal
yang dipilih.
C. Manfaat CJR
Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan Critical Jurnal Riview ini adalah untuk
mengajak pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai Pembelajaran Pada Ilmu
Pendidikan Konsep IPA SD Kelas Tinggi.
3
D. Identitas Jurnal
JURNAL I
4 Pengarang
Artikel
Febria Rahmi Pinkan Amita Tri Prasasti
p-ISSN 2406-8012
4
BAB II
RINGKASAN JURNAL
A. Pendahuluan
Hasil belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran, baik itu hasil yang dapat
diukur secara langsung dengan angka maupun hasil belajar yang dapat dilihat pada
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dianggap optimal jika proses dan
hasil menunjukkan tanda-tanda bahwa siswa menyenangi belajar aktif di dalamnya dan
mengusahan hasil yang baik. sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah nomor 19
ayat 1 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). “Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang cukup bagi
prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik”.Hasil belajar berupa sikap dalam pembelajaran IPA diungkapkan oleh
Azwar dalam Ahmad (2013: 10) bahwa sikap terdiri atas tiga komponen yang saling
menunjang, yaitu: kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi
apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap; komponen afektif, yaitu perasaan yang
menyangkut emosional; dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku
tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang .
Berdasarkan hasil belajar di atas yang terbagi menjadi tiga hasil yaitu pemahaman konsep,
keterampilan proses, dan sikap. Pencapaian hasil belajar dalam hal penguasaan konsep IPA
menunjuk pada perubahan dalam dimensi kognitif, yaitu seberapa jauh pencapaian siswa
Sekolah Dasar dalam hal perubahan pengetahuan atau pemahamannya tentang sains sebagai
produk yang meliputi fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. Pencapaian hasil belajar dalam
penguasaan proses IPA menunjuk pada perubahan dalam dimensi psikomotorik pada peserta
didik sekolah dasar, yaitu sejauh mana siswa mencapai perubahan keterampilan atau
kemampuan proses keilmuan guna membangun dan mengolah berbagai pengetahuan baru.
5
Sedangkan pencapaian hasil belajar dalam hal penguasaan sikap IPA menunjuk pada
perubahan dalam dimensi afektif yaitu mengenai sejauh mana siswa memperoleh perubahan
sikap dan nilai yang berkenaan dengan mata pelajaran sains sebagai hasil dari mengikuti proses
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Pencapaian hasil belajar siswa mencakup perubahan
kemampuan dalam hal penguasaan konsep IPA, penguasaan proses IPA, dan penguasaan sikap
IPA. Secara khusus hasil belajar IPA dalam penelitian yang akan dilakukan ini dibatasi pada
penguasaan produk IPA dan proses IPA.Sains juga sebagai suatu proses atau cara untuk
menemukan solusi terhadap suatu masalah atau memahami suatu fenomena (kejadian) di alam
ini. Masalah atau kasus yang berhubungan dengan fenomenafenomena serta pengalaman yang
dialami siswa membuat pembelajaran lebih bermakna sehingga siswa akan terpengaruh untuk
melakukan kegiatan ilmiah. Metode ilmiah yang dikembangkan untuk SD dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk paduan
yang lebih utuh sehingga siswa dapat melakukan penelitian sederhana.
Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang peneliti fokuskan dalam penelitian
ini pembelajaran yang merupakan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan proses penemuan.
Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Kecerdasan dan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA dapat
diukur dari hasil belajar IPA sebagai refleksi dari keterampilan proses sains dasar siswa.
Dengan melihat hasil belajar, guru maupun orang tua dapat melihat nilai/daya serap materi
dalam belajar. Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut, diperlukan pendekatan pembelajaran
yang menarik dan tidak membosankan selama proses pembelajaran, dan pendekatan saintifik
dianggap sebagai pendekatan yang cocok untuk diaplikasikan dalam penelitian ini.Jadi,
Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan proses sains, maka anak akan mampu
menemukan dan mengembangkan sendiri sebuah fakta atau konsep serta menumbuhkan sikap
yang diperlukan dalam penemuan ilmu pengetahuan. Pemberdayaan KPS dapat dilakukan
dengan pengembangan proses belajar yang mengarah pada proses kegiatan ilmiah salah
satunya mengaplikasikan Scientific Aproach. Scientific Aproach merupakan pendekatan di
dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuantemuan peserta didik.
Scientific Aproach dapat dikembangkan dengan pengaplikasikan metode pembelajaran untuk
mengoptimalkan dalam pemberdayaan KPS.
6
B. Deskripsi Isi
JURNAL I
Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori Piaget,
dan teori Vygotsky dalam Daryanto (2013: 51), teori belajar Bruner disebut juga teori belajar
penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner. Pertama, individu
hanya belajarn dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua,
dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh
sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu pengehargaan intrinsik. Ketiga,
satusatunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan
adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan
penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal di atas adalah bersesuaian dengan
proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik.
7
JURNAL II
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran untuk
meningkatkan kemampuan berpikir rasional. Menurut Trianto (2014), IPA pada hakikatnya
dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan juga sikap ilmiah. IPA memberdayakan
siswa agar mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Sebagai proses
ilmiah diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam
maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Jelas bahwa proses belajar IPA ditekankan pada
pendekatan keterampilan proses, hingga siswa dapat menemukan fakta, membangun konsep,
teori dan sikap ilmiah sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Sains sebagai suatu proses atau cara untuk menemukan solusi terhadap suatu masalah
atau memahami suatu fenomena (kejadian) di alam ini. Masalah atau kasus yang berhubungan
dengan fenomenafenomena serta pengalaman yang dialami siswa membuat pembelajaran lebih
bermakna sehingga siswa akan terpengaruh untuk melakukan kegiatan ilmiah. Metode ilmiah
yang dikembangkan untuk SD dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dengan
harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk paduan yang lebih utuh sehingga siswa dapat
melakukan penelitian sederhana.
Tercapainya tujuan dari pembelajaran dapat dilihat dari Keterampilan Proses Sains
selama pembelajaran yang didukung oleh hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melalui
proses belajar. Sanjaya (2012: 30) menyatakan bahwa hasil belajar sebagai kriteria
keberhasilan suatu sistem pembelajaran. Penguasaan Keterampilan Proses Sains yang baik
akan menghasilkan hasil belajar maksimal. Pendekatan keterampilan proses sains (KPS)
merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada proses IPA. Menurut Trianto
(2013: 144), ketrampilan proses sains merupakan keseluruhan ketrampilan ilmiah yang terarah
yang dapat digunakan untuk menemukan suatu prinsip atau teori, untuk mengembangkan teori
yang sudah ada sebelumnya ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan/flasisikasi
8
C. Hasil
JURNAL I
Judul
Penerapan Pendekatan Saintifik Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 19 Koto Tinggi
Tahun 2017
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas
IV SDN 19 Koto Tinggi, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten
Agam, melalui Pendekatan Saintifik.
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N 19 Koto Tinggi
yang berjumlah sebanyak 24 orang.
Langkah Penelitian Pada tahap perencanaan tindakan yang meliputi perencanaan umum
dan perencanaan khusus. Perencanaan umum meliputi perencanaan
waktu pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Selain itu
direncanakan pengaturan kondisi kelas, persiapan materi pelajaran
serta media/alat pembelajaran yang diperlukan, pembuatan kisi-kisi
9
instrumen observasi tindakan, dan kisikisi instrumen hasil belajar
siswa tentang sumber daya alam. Adapun perencanaan khusus
disesuaikan dengan jadwal pembelajaran dan disusun dalam tiap
pelaksanaan tindakan. Dalam hal ini peneliti membuat rencana
pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 2013,
menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan pada setiap
pelaksanaan tindakan, menyiapkan lembar observasi tindakan dan
instrumen evaluasi hasil belajar siswa tentang sumber daya alam,
serta pengumpulan data lainnya berkaitan dengan penelitian ini.
Tahapan pelaksanaan tindakan merupakan realisasi tindakan pada
dasarnya disesuaikan dengan setting tindakan yang telah ditetapkan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tindakan
dilaksanakan sejalan dengan langkah-langkah pendekatan saintifik
yang telah direncanakan, untuk meningkatkan hasil belajar siswa
tentang sumber daya alam. Penelitian tindakan ini dilaksanakan
dalam dua siklus, masingmasing siklus dilakukan 2 kali tindakan
dengan alokasi waktu 1 kali tindakan adalah 2 x 35 menit sesuai
dengan jadwal pembelajaran. Instrumen pengumpulan data yang
digunakan sebagai bahan penilaian terhadap kegiatan proses dan
hasil belajar siswa adalah menggunakan instrumen pengumpulan
data yang telah dipersiapkan, seperti tes hasil belajar IPA dan berupa
lembar observasi/pengamatan ketika menjalankan pendekatan
saintifik.
10
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar
observasi aktivitas guru dan siswa, sambil merekam atau
mendokumentasikannya. Hasil rekaman dan dokumentasi penting
dilakukan agar data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat
dijaring secara lengkap dan akurat. Tahapan refleksi tindakan
merupakan upaya mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
melakukan evaluasi untuk menyempurnakan tindakan berikutnya.
Tahapan ini yang dilakukan oleh peneliti dan kolaborator setelah
pelaksanaan tindakan. Kegiatan refleksi dilakukan secara
kolaboratif, dengan mendiskusikan hasil analisis lembar observasi,
catatan lapangan, serta faktor penyebab permasalahan lainnya yang
terjadi selama pembelajaran di kelas. Hasil refleksi ini menjadi acuan
revisi untuk menentukan perencanaan kembali (replanning) pada
siklus berikutnya. Peneliti dan kolaborator mengevaluasi kekurangan
atau kelemahan serta kemajuan-kemajuan yang diperoleh guru dan
siswa. Selain itu dalam kegiatan refleksi, dilakukan juga
perbandingan antara hasil belajar siswa tentang sumber daya alam,
sebelum dan sesudah diberikan tindakan. Apabila belum terjadi
peningkatan hasil belajar siswa, maka penelitian dilanjutkan pada
siklus berikutnya. Setelah beberapa siklus dilakukan dan telah terjadi
peningkatan hasil belajar, tentang sumber daya alam sesuai dengan
kriteria yang akan dicapai, maka peneliti dapat mengakhiri
penelitian. Selanjutnya pada siklus berikutnya dilaksanakan
berdasarkan analisis data hasil observasi, pemaknaan data hasil
observasi, penjelasan hasil analisis dan kesimpulan mengenai
presentase teratasi atau tidaknya permasalahan dalam pembelajaran,
serta faktor-faktor lainnya yang menjadi petimbangan belum
tercapainya target dalam penelitian ini.
11
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA,
khususnya tentang sumber daya alam dengan menggunakan
pendekatan saintifik. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata prosentase
siswa pada pra siklus yaitu 44,16, meningkat pada siklus I yaitu
63,33%, dan meningkat lagi pada siklus II mencapai 77,5%.
Implikasi dari penelitian ini mengindikasikan bahwa penggunaan
pendekatan saintifik membuat siswa lebih aktif belajar, berani dan
mandiri dengan pemahaman yang terintegrasi. Guru bisa
mengembangkan pendekatan secara inovatif sesuai kebutuhan
siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi dinamis dan
bermakna.
12
JURNAL II
Judul
Efektivitas Scientific Approach With Guided Experiment Pada
Pembelajaran IPA Untuk Memberdayakan Keterampilan Proses
Sains Siswa Sekolah Dasar
Tahun 2017
Metode Penelitian Desain penelitian menggunakan Posttest Only Control Group Design
yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok ekperimen
menggunakan Scientific Approach with Guided Experiment dan
kelompok kontrol menggunakan metode ceramah dan diskusi.
13
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa
pendekatan Scieintific dengan Terpandu Eksperimen Pemberdayaan
Kemampuan Proses Sains Siswa Kelas V SD N Banjarejo Tahun
Ajaran Madiun 2016/2017.
14
BAB III
PEMBAHASAN
JURNAL I
Pada Pembahasan isi Jurnal I ini, Yang berjudul Penerapan Pendekatan Saintifik
Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 19 Koto Tinggi, yang
menjadi tujuan dari pada jurnal ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN
19 Koto Tinggi, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, melalui Pendekatan Saintifik.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan menggunakan model Kemmis dan Mc.Taggart,
dilakukan dalam dua siklus. Untuk yang menjadi subjeknya sendiri adalah siswa kelas IV SD
N 19 Koto Tinggi yang berjumlah sebanyak 24 orang.
Dalam Penelitian ini penulis menggunakan penelitian tindakan model Kemmis dan
Mc.Taggart, dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan,
implementasi tindakan, pengamatan, dan refleksi tindakan. Hasil penelitian menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar IPA, khususnya tentang sumber daya alam dengan
menggunakan pendekatan saintifik. Untuk hasil penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar IPA,khususnya tentang sumber daya alam dengan menggunakan
pendekatan saintifik. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata prosentase siswa pada pra siklus yaitu
44,16, meningkat pada siklus I yaitu 63,33%, dan meningkat lagi pada siklus II mencapai
77,5%. Implikasi dari penelitian ini mengindikasikan bahwa penggunaan pendekatan saintifik
membuat siswa lebih aktif belajar, berani dan mandiri dengan pemahaman yang terintegrasi.
Guru bisa mengembangkan pendekatan secara inovatif sesuai kebutuhan siswa, sehingga
proses pembelajaran menjadi dinamis dan bermakna.
15
JURNAL II
Pada Pembahasan isi Jurnal II ini, Yang berjudul Efektivitas Scientific Approach With
Guided Experiment Pada Pembelajaran IPA Untuk Memberdayakan Keterampilan Proses
Sains Siswa Sekolah Dasar, yang menjadi tujuan dari pada jurnal ini adalah untuk mengetahui
keefektifan Pendekatan Ilmiah Berpanduan Percobaan pada pembelajaran sains untuk
memberdayakan Keterampilan Proses Sains. Dan untuk yang menjadi subjeknya sendiri adalah
semua siswa kelas V SD SD N Banjarejo Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak 122 siswa.
16
B. Kelebihan Dan Kekurangan Isi Jurnal
JURNAL I
1. Dari aspek ruang lingkup isi artikel.
Dilihat dari aspek ruang lingkup isinya, jurnal ini termasuk jurnal yang sudah cukup lengkap.
Sebagaimana jurnal penelitian pada umumnya, jurnal ini terdiri dari bagian-bagian sebagai
berikut:
a. Judul
Judul ini memiliki judul dan judul tersebut cukup jelas, serta tidak menimbulkan
penafsiran yang ambigu.
b. Abstrak
Jurnal ini memiliki abstrak dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Jurnal dengan
abstrak berbahasa Inggris merupakan jurnal yang cukup bagus karena bisa dibaca oleh
orang dari Negara lain
c. Pendahuluan
Jurnal ini juga memiliki pendahuluan yang menjelaskan alasan penulis melakukan
penelitian.
d. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini tindakan menggunakan model
Kemmis dan Mc.Taggart, dilakukan dalam dua siklus. Nah, sehingga sangat jelas
bahwa jurnal ini benar-benar akurat.
e. Hasil dan pembahasan
Hasil dan pembahasan yang disajikan oleh penulis sudah cukup jelas. Terutama
didukung oleh adanya semacam peta konsep yang diikuti juga dengan penjelasan
terhadap apa yang disajikan dalam peta konsep tersebut. Sehingga hal ini membuat
para pembaca mudah mengerti.
f. Kesimpulan
Kesimpulan yang disajikan alam jurnal cukup jelas dan sudah menggambarkan
keseluruhan dari hasil pembahasan jurnal.
g. Daftar Pustaka
Daftar pustaka yang digunakan juga cukup banyak dan relevan dengan penelitian
yang dilakukan.
17
2. Dari aspek tata bahasa artikel.
Jika dilihat dari tata bahasanya, jurnal ini menggunakan bahasa yang Indonesia dan terdapat
juga Bahasa Inggris yang terdapat pada letak Abstrak. Bahasa Indonesia yang digunakan sudah
bagus dan sudah baku. artinya sudah sesuai dengan EYD. Dibeberapa bagian, terutama di
bagian pembahasan. Bahasa Inggris yang digunakan, sebagian sulit untuk dimengerti. Namun
demikian, penulis tak lupa menterjemahkan bahasa Inggris tersebut kedalam bahasa Indonesia.
Kata-kata asing juga sudah ditulis dengan benar, yaitu ditulis dengan cetak miring.
JURNAL II
1. Dari aspek ruang lingkup isi artikel.
Dilihat dari aspek ruang lingkup isinya, jurnal ini termasuk jurnal yang sudah cukup lengkap.
Sebagaimana jurnal penelitian pada umumnya, jurnal ini terdiri dari bagian-bagian sebagai
berikut:
a. Judul
Judul ini memiliki judul dan judul tersebut cukup jelas, serta tidak menimbulkan
penafsiran yang ambigu.
b. Abstrak
Jurnal ini memiliki abstrak dalam bahasa Inggris . Jurnal dengan abstrak berbahasa
Inggris merupakan jurnal yang cukup bagus karena bisa dibaca oleh orang dari
Negara lain.
c. Pendahuluan
Jurnal ini juga memiliki pendahuluan yang menjelaskan alasan penulis melakukan
penelitian.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari kedua jurnal ini adalah sama-sama membahas tentang Pendekatan
Saintifik dan Pembelaran IPA Pada siswa kelas Tinggi. Dikatakan bahwa Tercapainya tujuan
dari pembelajaran dapat dilihat dari Keterampilan Proses Sains selama pembelajaran yang
didukung oleh hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melalui proses belajar. Pendekatan
keterampilan proses sains (KPS) merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada
proses IPA. Pendekatan saintifik bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran,
penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian proses
pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilainilai, prinsip-prinsip, atau kriteris
ilmiah. Serta pada pembelajaran IPA memberdayakan siswa agar mempunyai pengetahuan,
gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman
melalui serangkaian proses ilmiah. Sebagai proses ilmiah diartikan semua kegiatan ilmiah
untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan
baru.
B. Saran
Saran untuk perbaikan jurnal yang bisa saya berikan adalah untuk jurnal pertama bahasa
yang digunakan sebaiknya bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan. Dan untuk
jurnal kedua isi juranal sebaiknya lebih di perjelas maksud penulisan jurnal ini, dan sebaiknya
diberikan terjemahan Bahasa Indonesia pada bagian Abstrak, dan jangan terlalu memberikan
kata-kata yang terlalu berbelit-belit sehingga sulit untuk dipahami.
19
DAFTAR PUSTAKA
Febria Rahmi. 2017. Penerapan Pendekatan Saintifik Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 19 Koto Tinggi. Jurnal Inovasi Pendidikan dan
Pembelajaran Sekolah Dasar. Volume 1, Nomor 2.
Pinkan Amita Tri Prasasti. 2017. Efektivitas Scientific Approach With Guided Experiment
Pada Pembelajaran IPA Untuk Memberdayakan Keterampilan Proses Sains Siswa
Sekolah Dasar. Jurnal Profesi Pendidikan Dasar,. Vol. 4, No. 1.
20
LAMPIRAN
1. Cover Jurnal
JURNAL I JURNAL II
2. Halaman Judul
JURNAL I JURNAL II
21
3. Halaman Penerbit
JURNAL I JURNAL II
22