Bab Iv
Bab Iv
BAB IV
A. Hasil Penelitian
I. Analisis Univariat
Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Mei 2018 di Puskesmas Beringin
Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim.Pada penelitian ini menggunakan
analisis univariant dengan menggunakan tabel dan tekstular.Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentase dari variabel
independen yaitu pendidikan ibu, dan kepadatan penghuni rumah sedangkan
variabel dependen yaitu ISPA.
1. Variabel Independen
a. Pendidikan Ibu
Pendidikan ibu dibagi menjadi 2 kelompok yaitu ibu yang berpendidikan
tinggi dan ibu yang berpendidikan rendah.Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel 5.1 di bawah ini.
Tabel 5. 1
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Terhadap Kejadian ISPA di
Wilayah Kerja Puskesmas Beringin Kabupaten Muara Enim
Tahun2018
Dari tabel 5.1 di atas didapatkan jumlah ibu yang berpendidikan tinggi
sebanyak 16 orang (35,6%) lebih kecil jumlahnya dibandingkan dengan
ibu yang berpendidikan rendah yaitu sebanyak 29 orang (64,4%)
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Kepadatan Penghuni Rumah terhadap
Kejadian ISPA di Wilayah Puskesmas Beringin Kabupaten
Muara Enim Tahun 2018
2. Variabel Dependen
ISPA
ISPA dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu ya dan tidak.Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3 di bawah ini.
3
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi ISPA di Wilayah Kerja
Puskesmas Beringin Kabupaten Muara Enim
Tahun 2018
Dari tabel 5.3 di atas diketahui bahwa pasien Balita yang rawat jalan di
Puskesmas Beringin yang mengalami ISPA sebanyak 19 orang (42,2%)
sedangkan yang tidak mengalami ISPA sebanyak 26 orang (57,8%).
Uji statistic Chi-square. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.4 di
bawah ini.
Tabel 5.4
Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kejadian ISPA pada Balita di
Puskesmas Beringin Kabupaten Muara Enim
Tahun 2018
Penyakit ISPA OR
Jumlah p
No Pendidikan Ibu Ya Tidak (95%
Value
N % N % N % CT)
1 Tinggi 4 9,0 14 31.0 18 40 2,908
2 Rendah 15 33 12 27,0 27 60 0,049 (1,087 –
Jumlah 19 42 26 58 45 100 7,660)
Sumber : Data Primer Terolah 2018
Tabel 5.5
Hubungan Kepadatan Penghuni Rumah dengan Kejadian ISPA pada
Balita di Puskesmas Beringin Kabupaten Muara Enim
Tahun 2018
Penyakit ISPA OR
Kepadatan Jumlah p
No Ya Tidak (95%
Penghuni Rumah Value
N % N N % CT)
1 Luas lantai < 8 m 2 3 7,0 13 2,908 16 100 2,604
/ orang (1,087 (1,068
2 Luas lantai > 8 m 2 16 35,0 13 – 29 100 0,048 –
/ orang 7,660) 6,550)
Jumlah 19 43 26 58 100
Sumber : Data Primer Terolah 2018
Dari tabel 5.5 di atas dapat dilihat dari 45 responden didapatkan kepadatan
penghuni rumah yang tidak padat 3 orang (7,0%) lebih kecil jumlahnya
dibandingkan dengan responden yang penghuni rumahnya padat sebanyak
13 orang (29%), sedangkan responden yang tidak padat penghuni rumah
6
B. Pembahasan
Dari tabel 5.1 menunjukkan rata-rata jumlah frekuensi pendidikan ibu
terhadap kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Beringin Kabupaten Muara
Enim tahun 2018 yaitu pendidikan ibu dibagi 2 kategori yaitu pendidikan
tinggi dan rendah. Jumlah ibu yang berpendidikan tinggi sebanyak 16 orang
(35,6%) dan rendah sebanyak 29 orang (64,4%) dari 45 responden ibu yang
membawa balita yang berobat ke Puskesmas Beringin dengan keluhan batuk
pilek.
Dari tabel 5.2 menunjukkan rata-rata jumlah frekuensi kepadatan
penghuni rumah yang dibagi menjadi 2 kategori yaitu padat penghuni apabila
luas lantai rumah < 8 m2/ orang sebanyak 28 rumah (62,2%) dan tidak padat
apabila luas lantai rumah > 8 m 2/ orang sebanyak 17 rumah (37,8%) dari 45
responden
Dari tabel 5.3 menunjukkan frekuensi penderita ISPA di wilayah
Puskesmas Beringin Kabupaten Muara Enim tahun 2018 dari bulan April –
Mei 2018 yaitu jumlah yang menderita ISPA sebanyak 19 orang (42,2%) dan
yang tidak menderita ISPA sebanyak 26 orang (57,8%) dari 45 responden ibu
yang membawa balita berobat ke Puskesmas Beringin Tahun 2018.
7
2
8 m /orang sebanyak 13 orang (29,0% dari 45 responden yan gmenderita
ISPA, sedangkan rumah tidak padat yang luas lantai >8 m 2/orang yang tidak
menderita ISPA sebanyak 16 orang (35,0%) dari 45 responden. sedangkan
rumah yang tidak padat dengan luas lantai > 8 m 2/ orang dan tidak menderita
ISPA sebanyak 16 orang (35%) dari 45 responden.sedangkan rumah yang luas
lantainya kurang dari 8 m 2/ orang yang menderita ISPA sebanyak 13 orang.
(29,0%) dari 45 responden terbukti dari hasil uji chi-square didapatkan hasil
= 0,0408 dengan nilai α >0,05. Sehingga hipotesisvyang menyatakan adanya
hubungan antara kepaatan penghuni rumah dengan kejadian ISPA pada balita
terbukti secara statistic dan hasil analisa diperoleh niali Odd Ratio
(OR)=2,604 yang berartri rumah yang berpenghuni padat dengan luas lantai
8 m2/ orang 2,604 kali anak balitanya akan menderita ISPA. Hal ini sesuai
dengan penelitian Lubi tahun 2013 analisa kepadatan penhuni dengan luas
lantai terhadap penghuni dalam satu rumah diukur dengan membandingkan
luas lantai rumah dengan jumlah penghuni raumah.Nilai kepadatan penghuni
rumah dikategorikan menjadi 2 yaitu :
1. Memenuhi syarat jika hasil pengukuran kepadatan penghuni dengan
luas lantai >8 m2 /orang sebagai faktor negatif ISPA.
2. Tidak memenuhi syarat jika hasil pengukuran kepadatan penghuni
dengan luas lantai <8 m2 /orang sebagai faktor positif ISPA.