(JOBSHEET)
A. Kompetensi Dasar
3.3 Menerapkan cara perawatan sistem starter
4.3 Merawat secara berkala sistem starter
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran dengan model experiental learning melalui pendekatan
saintifik peserta didik diharapakan :
1) Dapat melakukan pengujian/test kemampuan kerja motor stater dengan benar sesuai
petunjuk dalam lembar kerja (jobsheet)
2) Dapat membongkar dan merakit kembali motor stater dengan benar sesuai sesuai
petunjuk dalam lembar kerja (jobsheet)
3) Dapat melakukan pemeriksaan komponen motor stater dengan benar sesuai
petunjuk dalam lembar kerja (jobsheet)
4) Dapat merangkai kelistrikan motor stater dengan benar sesuai petunjuk dalam lembar
kerja (jobsheet)
5) Dapat mengoperasikan motor stater dengan benar sesuai petunjuk dalam lembar
kerja (jobsheet)
2) Bahan
a) Unit Engine
b) Motor stater
c) Baterai
d) Kabel penghubung
e) Kunci kontak
f) Pelumas dan gemuk
g) Lap Majun
h) Nampan
2 | Lembar Praktikum PKKR Kelas XI TKRO
3) Penunjang Lainnya
Buku pedoman reparasi, manual books, lembar kerja (jobsheet), modul atau referensi
belaajr lainnya
E. Keselamatan Kerja
1) Untuk menjaga keselamatan, baju praktik dan sepatu praktik dipakai dengan benar.
2) Selama melakukan pembongkaran, simpanlah bagian-bagian yang dibongkar dengan
rapih, agar mempermudah perakitan kembali.
3) Selalu putar kunci kontak ke posisi OFF sebelum melepaskan sebuah komponen
listrik dari engine
4) Menggunakan peralatan praktikum sesuai dengan fungsi dan caranya
5) Melaksanakan praktek merawat berkala motor stater sesuai petunjuk lembar kerja
(Jobsheet)
6) Mintalah petunjuk pada instruktur/guru apabila ada hal-hal yang belum dipahami
7) Jangan melakukan pengukuran benda kerja atau komponen-komponen dalam
keadaan bergerak
F. Dasar Teori
1. Medan Elektromagnetik
Dalam ilmu Fisika, medan elektromagnetik adalah suatu medan yang dibentuk
dengan menggerakkan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya
gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya.Arus mengalir melalui sepotong kawat
membentuk suatu medan magnet (M) di sekeliling kawat.
Motor starter bekerja dengan mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Proses ini
memanfaatkan kaedah fleming left hand. Yang berbunyi, "apabila terdapat arus listrik
yang mengaliri konduktor, smentara konduktor tersebut terletak didalam medan magnet.
Maka konduktor tersebut akan terdorong sesuai garis gaya magnet yang ditunjukan
dengan kaedah tangan kiri fleming".
Hubungan antara garis gaya magnet, arus listrik dan gaya dorong ditunjukan dalam tiga
jari. Jari tengah menunjukan arah arus, jari telunjuk menunjukan arah medan magnet,
sedangkan jempol atau ibu jari menunjukan kemana arah gaya dorongan.
Saat kunci kontak berada di posisi “ON” relay utama atau main relay akan terhubung,
menyebabkan arus dari baterai mengalir ke semua sistem kelistrikan mobil.
Saat kunci kontak diputar pada posisi “ST”, relay starter switch akan terhubung sehingga
arus akan mengalir dari baterai ke terminal 50 pada starter clutch.
Karena terminal 50 dialiri arus listrik, menyebabkan kemagnetan pada pull in coil sehingga
pull in coil bergerak ke arah hold in coil. Dalam hal ini, gerakan pull in coil akan mendorong
drive lever sehingga pinion gear terkait dengan flywheel.
Saat mesin menyala, starter akan berhenti dengan menghentikan arus dari terminal 50.
Sehingga pull in coil terlepas dan kembali ke posisi semula. Dengan kembalinya pull in coil,
pinion gear juga akan lepas kaitannya dengan flywheel dan putaran motor juga terhenti
karena arus listrik pada solenoid switch contact terputus. Namun pinion gear sebenarnya
didesain agar mundur secara otomatis saat putaran flywheel lebih besar dari putaran starter.
Fungsi ini ditunjukan untuk memudahkan proses keterkaitan dan pelepasan pinion gear
dengan roda gigi flywheel.
Motor starter baru akan hidup pada saat posisi kunci kontak pada posisi ST (start), meskipun
pada saat sebelum posisi tersebut arus sudah masuk ke solenoid melalui terminal 30. Untuk
lebih jelaskan, mari kita bahas sama-sama proses atau cara kerja motor starter pada sebuah
mobil.
Gambar di bawah menunjukkan aliran arus pada saat starter switch posisi ON. Arus akan
bergerak sebagai berikut:
Apa yang terjadi dengan aliran arus semacam ini? Kondisi semacam ini mengakibatkan
adanya medan magnet dengan arah yang sama pada pull-in coil dan hold-in coil karena arah
arus yang searah. Medan magnet ini selanjutnya akan menarik plunger yang mengakibatkan
contact plate akan bergerak menuju arah terminal 30 dan terminal C (tetapi tidak sampai
menghubungkan kedua terminal tersebut). Pada saat yang bersamaan dengan hal tersebut,
drive lever akan bergerak menggeser starter clucth untuk menghubungkan gigi pinion ke ring
gear yang ada pada flywheel.
Sementara itu, arus yang melalui pull-in coil akan menuju ke terminal C (perhatikan baik-baik
ujung kumparan (pull-in coil) yang terhubung dengan terminal C dari bawah). Dari terminal C,
arus akan terus mengalir ke seluruh gulungan medan (field coil) yang kemudian akan ke
armature melalui sikat positif. Kemudian melalui sikat negatif, arus ini akan menuju ke masa
bodi kendaraan.
Dengan adanya aliran arus yang mengalir ke field coil yang relatif kecil (hanya dari terminal
50/ST) maka armature akan berputar lambat. Ingat bahwa terminal C dan terminal 30 pada
main switch belum terhubung oleh contact plate. Putaran armature yang lambat inilah yang
meungkinkan perkaitan antara gigi pinion dengan roda gigi pada flywheel terjadi secara
lembut.
Bagian kedua dari cara kerja motor starter adalah terkaitnya pinion gear secara penuh.
Perhatikan gambar di bawah ini. Gambar menunjukkan keadaan pada saat roda gigi pinion
terkait penuh dengan roda gigi flywheel. Pada keadaan ini aliran arus listrik dapat dijelaskan
secara sederhana seperti berikut.
Pada saat terminal C dan terminal 30 terhubung, arus yang mengalir ke pull-in coil terputus.
Akibatnya medan magnet yang berasal dari pull-in coil hilang dan juga arus yang mengalir ke
terminal C melalui ujung kumparan pull-in juga terputus. Tetapi arus yang mengalir pada
hold-in coil masih tetap ada. Ini bertujuan untuk tetap membangkitkan medan magnet
padanya sehingga mampu menahan pinion gear tetap terhubung dengan roda gigi flywheel
sekaligus menahan contact plate tetap menghubungkan terminal C dan terminal 30.
Di sisi lain dalam keadaan semacam itu, arus dari baterai (+) tentu saja langsung mengalir
ke armature melalui terminal 30 ke terminal C. Arus besar yang mengalir ke armature/angker
ini akan mengakibatkan armature berputar dengan cepat. Secara otomatis akan memberikan
torka (gaya putar) yang besar pada gigi pinion.
Torka (gaya putar) yang besar yang dimiliki oleh roda gigi pinion inilah yang selanjutnya
akan diteruskan ke roda gigi flywheel. Sehingga poros engkol dan komponen yang terkait
langsung (connecting road, piston, dll) akan ikut berputar dan menghasilkan kerja mesin.
Pada saat mesin telah hidup, putaran roda gigi flywheel lebih cepat dibandingkan dengan
roda gigi pinion. Ini akan mengakibatkan adanya putaran balik yakni ring gear yang semula
diputar oleh armatur melalui roda gigi pinion, sekarang putaran mesin melalui ring gear
memutar armature melalui roda gigi pinion.
Apakah ini berbahaya? Tentu saja jika putaran balik ini terjadi akan berbahaya dan fatal
akibatnya bagi motor starter. Tetapi tenang putaran balik tersebut dapat dihindari. Untuk
menghindari putaran balik yang dapat mengakibatkan kerusakan motor starter tersebut,
maka pada motor starter dilengkapi dengan komponen kopling starter. Komponen starter
clutch inilah yang akan membebaskan armatur dari putaran mesin melalui ring gear.
Baterai (terminal (+)) terminal 30 contact plate terminal C pull-in coil hold-in coil
masa (ground).
Baterai (terminal (+)) terminal 30 contact plate terminal C field coil
armature/angker masa.
Ketika starter switch OFF atau dengan kata lain posisi KK dalam posisi IG/ON, maka arus
yang melalui terminal 50 akan terputus. Terputusnya arus yang masuk ke terminal 50 ini
mengakibatkan aliran arus yang masuk ke hold-in coil dan pull-in coil juga terputus. Tetapi
untuk arus masih akan tetap ada di kedua kumparan tersebut karena disuplai dari terminal
C.
Hilangnya daya kemagnetan pada hold-in coil dan pull-in coil inilah yang kemudian dapat
membuat plunger kembali ke posisi semula dengan bantuan return spring. Dengan
kembalinya plunger pada posisi semula maka roda gigi pinion akan terlepas dari roda gigi
flywheel.
Pada saat yang sama, posisi contact plate akan kembali ke keadaan semula yang
mengakibatkan terminal 30 dan terminal C pada main switch tidak lagi terhubung. Dengan
demikian, arus listrik yang mengalir menuju terminal C terputus dan motor starter berhenti
berputar.
1. Field Coil
Komponen ini terbuat dari tembaga yang dililitkan pada inti motor
starter. Field coil ini berfungsi untuk membangkitkan medan
magnet pada motor starter.
2. Jangkar / Armature
3. Brush
Komponen ini terbuat dari tembaga lunak yang berfungsi untuk
meneruskan arus listrik dari field coil ke armature melalui
komutator. Brush pada starter, memiliki dua jenis, yaitu brush
positive dan negative. Brush ini selalu terhubung langsung
dengan komutator karena ditekan oleh pegas. Karena terbuat
dari bahan tembaga lunak, maka nantinya akan bisa habis dan
motor starter tidak dapat berputar.
5. Sarter Clutch
Komponen ini berfungsi untuk memindahkan momen putar
kepada roda penerusnya. Saat roda penerus cenderung
memutarkan pinion gear, maka sarter clutch juga berguna
sebagai pengaman armature coil.
6. Armature Brake
Komponen ini berfungsi untuk memperlambat laju putaran
armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus.
8. Driver Lever
Drive lever dapat berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah posisi
yang berkaitan dengan roda penerus. Selain itu, komponen ini juga
dapat melepaskan pinion gear yang terkait dengan roda penerus saat
mesin menyala.Proses mendorong dan melepaskan ini juga dibantu
dengan magnetic switch. Sehingga fungsi dari komponen ini dapat
bekerja dengan baik.
1. Siswa harus datang tepat waktu untuk mempersiapkan diri sebelum pembelajaran
praktik kejuruan dilaksanakan.
2. Siswa diwajibkan mengenakan pakaian kerja, sepatu kerja, dan alat keselamatan
kerja atau PPE (Personal Protective Equipment).
3. Pergunakan Tools dan SST sesuai dengan spesifikasinya.
4. Hati-hati menggunakan bensin karena mudah terbakar dan meledak, dan hindari
penggunaan bensin untuk mencuci tangan.
5. Lakukan prosedur servis dan perbaikan mengikuti petunjuk/buku pedoman servis
(Service Manual) dari pabrikan atau lembar kerja (jobsheet).
6. Lakukan kalibrasi setting satuan/parameter yang tepat sebelum menggunakan alat
ukur listrik (multimeter).
7. Pastikan Anda melepas/memutus sumber tegangan/baterai pada saat masih
melakukan pembongkaran komponen untuk menghindari Short Circuit.
8. Setelah memasang/merakit komponen pastikan mur/baut telah dikencangkan
sesuai spesifikasi dan komponen dapat bekerja dengan baik.
9. Pastikan Anda membersihkan, menata, dan menempatkan kembali peralatan dan
perlengkapan yang digunakan pada saat ujian.
G. Langkah Kerja
Sebelum mulai membongkar motor starter, pertama menentukan terlebih dahulu sumber
masalah secara kasar dengan melakukan test kemampuan adalah disarankan selama hal
ersebut membantu mempercepat pekerjaan overhaul. Juga lakukan test ini setelah perakitan
kembali untuk meyakinkan bahwa motor starter bekerja dengan baik.
Prosedur test untuk motor starter tipe konvensional dan reduksi adalah sama. Pada bab ini
hanya menerangkan tipe konvensional.
Selesaikan masing-masing test secepat mungkin (dalam 3 – 5 detik) bila tidak kumparan-
kumparan pada motor starter dap
1. TEST PULL – IN
a. Lepaskan kabel field coil dari terminal C.
b. Hubungkan baterai ke magnetic switch seperti
terlihat pada gambar. Periksa bahwa pinion
bergerak keluar.
Bila pinion gear tidak bergerak keluar, periksa
kerusakan pada pull-in coil, kemungkinan plunger
macet atau penyebab lain.
2. TEST HOLD – IN
Dengan menghubungkan baterai seperti di atas
dan pinion keluar, lepaskan kabel negatif dari
terminal C. Periksa bahwa pinion tetap keluar.
Bila pinion gear tertarik masuk, periksa
kerusakan pada hold ini coil, massa hold-in coil
yang kurang baik, atau kemungkinan penyebab lain
PENTING !
Besarnya arus listrik yang mengalir pada sirkuit selama test tanpa beban berbeda-beda tergantung
pada motor starter, tetapi pada beberapa motor starter mengalir arus dari 200-300 ampere. Lihat buku
pedoman reparasi untuk memastikan besarnya arus dan pastikan untuk menggunakan ammeter
dengan kapasitas yang tepat dan juga untuk menggunakan kabel yang baik.
2. PEMBONGKARAN
a. LEPASKAN END FRAME
1) Lepaskan sekrup dan bearing cover.
2) Dengan menggunakan thickness gauge, periksa celah
dorong armature shaft antara lock plate dengan end
frame. Celah dorong : 0,05 – 0,60 mm (0,0020 –
0,0236 in).
Hasil pemeriksaan : .............................................
Kesimpulan : .........................................................
3. PEMERIKSAAN
3.1. Armature Coil
b. a. PERIKSA BAHWA KOMUTATOR
TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN
MASSA
Dengan menggunakan ohmmeter
periksa bahwa tidak ada hubungan
antara komutator dengan armature
coil core.
Bila terdapat gangguan, maka gantilah
armature.
3.2. Commutator
d. PERIKSA SEGMEN
1) Periksa semua segmen, dan keadaannya harus bersih
dan terbebas dari bahan-bahan asing.
Kedalaman undercut standar : 0,6 mm (0,024 in).
Kedalam undercut minimum : 0,2 mm (0,008 in).
Hasil pemeriksaan : ......................................................
Kesimpulan : ..................................................................
2) Bila kedalaman undercut kurang dari harga minimum,
perbaiki dengan menggunakan daun gergaji dan haluskan
sisi luarnya.
a. PERIKSA PLUNGER
Dorong plunger ke dalam dan bebaskan. Pastikan bahwa
plunger cepat kembali ke posisi semula.
3.6. Brushes
4. MERAKIT
a. PASANG STARTER CLUTCH
PADA ARMATURE
1) Pasang stop collar yang baru pada armature.
2) Dorong snap ring dengan menggunakan kunci socket
14 mm (0,55 in) dan tempatkan pada shaft groove.
3) Dengan ragum, ketatkan snap ring.Pastikan bahwa
snap ring duduk dengan baik.
4) Dengan menggunakan obeng,dorong pinion untuk
menggeser stop collar menumpang pada snap ring
19 | P a g e
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
Pencapaian Kompetensi
No Komponen/Sub komponen Penilaian Ya
Tidak
70-79 80-89 90-100
(CK) (K) (SK)
1 2 3 4 5 6
I Persiapan Kerja
1.1 Penggunaan pakaian kerja
1.2 Persiapan Tools dan Equipment
1.3 Persiapan Lembar kerja /Jobsheet
Skor Perolehan :
II Proses (Sistematika & Cara Kerja)
Perbaikan Sistem Starter
2.1 Melepas motor starter dari engine
2.2 Pembongkaran komponen motor starter
2.3 Pemeriksaan komutator dan armature
2.4 Pemeriksaan field coil
2.5 Pemeriksaan sikat dan pemegang sikat
2.6 Pemeriksaan kopling starter dan roda gigi
2.8 Pemeriksaan solenoid switch
2.9 Perakitan motor starter
2.10 Pengujian motor starter tanpa beban
2.11 Pengujian motor starter dengan beban
Skor Perolehan:
IV Sikap kerja
a. kerapihan dalam bekerja Bekerja dengan rapih 85 - 100
Bekerja dengan cukup rapih 75 - 84
Bekerja dengan kurang rapih 65 - 74
b. Kedisiplinan dalam bekerja Bekerja dengan disiplin 85 - 100
Bekerja dengan cukup disiplin 75 - 84
Bekerja dengan kurang disiplin 65 - 74
c. Ketelitian dalam bekerja Bekerja dengan teliti 85 - 100
Bekerja dengan cukup teliti 75 - 84
Bekerja dengan kurang teliti 65 - 74
d. ketekunan dalam bekerja Bekerja dengan tekun 85 - 100
Bekerja dengan cukup tekun 75 - 84
20 | P a g e
Bekerja dengan kurang tekun 65 - 74
Skor Perolehan :
V Waktu
Penyelesaian pekerjaan Selesai sebelum waktu berakhir 85 - 100
Selesai tepat waktu 75 - 84
Selesai setelah waktu berakhir 65 - 74
Skor Perolehan :
Nilai Praktik
Prosentase Bobot Komponen Penilaian
(NP)
Persiapan Proses Hasil Sikap Waktu
∑ NK
Kerja
1 2 3 4 5 6
Skor Perolehan
Skor Maksimal 300 1100 100 400 100
Bobot (%) 5 40 40 10 5
NK
Keterangan:
Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian
Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian
Bobot diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari setiap komponen ditetapkan secara
proposional sesuai karakteristik kompetensi keahlian. Total bobot untuk komponen penilaian adalah 100
NK = Nilai Komponen merupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot dibagi skor maksimal
∑ 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏
𝑵𝑲 = × 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
21 | P a g e
22 | P a g e