Anda di halaman 1dari 2

Fachri merupakan pemain 

sepak bola Indonesia era 1990-an. Selama kariernya, dia bermain


di posisi gelandang yang mengemban tugas sebagai seorang playmaker saat masih bermain
di tim nasional sepak bola Indonesia maupun di klub-klub sepak bola yang pernah dibelanya.
Dia lebih dikenal identik dengan tim Pupuk Kaltim karena sembilan musim dia membela PKT
(1992-2001). Namun prestasi terbaik Fachry bersama PKT hanyalah finalis Liga
Indonesia pada musim 1999/2000.

Pelatih kelahiran Aceh tahun 1965 ini, merupakan pemain sepak bola Indonesia era 1990-an.
Selama kariernya, dia bermain di posisi gelandang yang mengemban tugas sebagai
seorang playmaker saat masih bermain di tim nasional sepak bola Indonesia maupun di klub-
klub sepak bola yang pernah dibelanya. Dia lebih dikenal dengan tim asuhannya Pupuk
Kaltim karena sembilan musim dia membela PKT (1992-2001). Namun prestasi terbaik Fachri
bersama PKT hanyalah finalis Liga Indonesia pada musim 1999/2000.

Fakhri Husaini atau lebih akrab dengan sebutan coach Fakhri, merupakan mantan pelatih Timnas U
15 tahun 2017 dan Timnas U 16 tahun 2019. Fakhri Husaini dikenal sebagai sosok pelatih yang
sukses menemukan talenta muda sepak bola Indonesia, dimana Timnas asuhannya memperoleh
berbagai prestasi seperti Timnas Indonesia juara pada turnamen Tien Phong Plastic Cup 2017 yang
digelar di Vietnam, membawa Indonesia juara pada turnamen Piala AFF U-16 2017 di Thailand.
Namun, Dibalik kesuksesannya menjadi pelatih dan membawa Timnas muda Indonesia
mendapatkan berbagai prestasi bersejarah di Internasional dan harapan pengemar sepak bola
Indonesia Ia tetap menjadi pelatih Timnas muda Indonesia tak lantas membuat PSSI tergugah
untuk memperpanjang kontrak pelatih asal Aceh ini.

Nah, dari berbagai kisah hidupnya yang menarik diatas, ini enam hal positive yang dapat kita
pelajari dari pengalaman Fakhri Husaini

Mengembangkan talenta muda sepak bola Indonesia merupakan mimpi Fakhri Husaini sejak lama.
Seperti yang diketahui, Fakhri Husaini juga seorang pemain bola era 90 an dan sudah pernah juga
masuk dalam jajaran pemain Timnas. Tidak heran sejak tahun 2004 diamanahkan mejadi asisten
pelatih Timnas u 23 dan senior masa itu membuat ia mulai bermimpi mengembangkan taleta
muda sepak bola Indonesia sendiri. Berbekal ilmu dari pelatih Timnas sebelumnya Peter Withe dan
pengalaman yang sudah didapatkan, Ia mulai mencari bibit-bibit talenta muda sepak bola
Indonesia. Hasil dari kegigihannya dan keinginannya akhirnya ia berhasil membentuk Timnas u 15
dari talenta-talent muda Indonesia, dengan beragam asal daerah anak-anak muda di tim asuhan
Fakhri Husaini. Alhasil dengan didikan dan dedikasinya, membuat Timnas asuhannya menjadi juara
pada turnamen Tien Phong Plastic Cup 2017.

Meskipun sudah membawa Timnas asuhannya menjadi juara, namun mimpi Fakhri Husaini belum
selesai. Ia ingin membuat Timnas asuhannya menjadi Garuda Muda Asia bahkan bisa mencapai
Piala Dunia.

Meskipun sudah berkecimpung di dunia sepak bola sudah sejak lama, membuat Fakhri Husaini
bertekad untuk memajukan sepak bola Indonesia. Fakhri, berkeinginan kuat dengan
mengembangkan talenta muda sedari dini. Sehingga dapat menjadi bibit-bibit unggul punggawa
Timnas di masa yang akan datang dan membuat Indonesia tidak kehilangan stok talenta-talenta
muda yang berbakat.

Tidak heran, jika Timnas asuhannya Garuda Muda Asia pada masa itu menjadi Tim yang patut
diperhitungkan oleh negara-negara Asia lainnya untuk lolos Piala Duinia U 16.
Sosoknya sebagai pelatih memang dikenal sebagai sosok pelatih yang potensial.

Fakhri Husaini dikenal sebagai sosok pelatih yang potensial. Terbukti saat kompetisi ISL musim
2010/11, ia memang gagal menyelamatkan Bontang FC dari degradasi. Namun, dedikasi yang
diberikannya terhadap klub patut diapresisai. Di saat krisis keuangan mendera klub dan
pembayaran gaji para pemain yang sulit diselesaikan selama berbulan-bulan, Tapi Fachry Husaini
tetap setia bersama klub. Bahkan sempat mendapat tawaran menjadi pelatih Timnas u 19 tahun
2019/2020. Namun Fakhri menolak tawaran tesebut dan berkeinginan tetap melanjutkan menjadi
pelatih Timnas u16 yang sudah ia bina sejak mereka masih Timnas u15, dengan tujuan tugasnya
mengembangkan talenta-talent muda yang dibentuknya sedari awal belum selesai. Ia
berkeinginan mengembangkan lebih kemampuan yang belum ditonjolkan anak-anak asuhnya.
Alhasil mimpinya mengembangkan talenta-talent muda Indonesia harus selesai, dikarenakan PSSI
tidak memperpanjang kontrak kepelatihan Fakhri Husaini. Walaupun ia sudah mencari,
membentuk, mengembangkan talenta-talent muda Indonesia sejak awal kepelatihannya dengan
kesetiaan terhadap Tim pula ia harus berpisah dengaan Tim yang dibentuknya.

Fakhri Husaini dimata keluarga dan ke

Menjadi pelatih Timnas yang terbilang sukses tidak lantas membuat Fakhri Husaini menyukai
hidup mewah. Fachri lebih dikenal sebagai seorang yang sederhana. Dimana ia menunjukkan
kesederhanaan kepada ke dua anaknya. Tidak seperti kebanyakan ayah yang memajankan anak-
ananya dengan mengajak anak-ananya liburan keluar kota bahkan keluar negeri, maupun
membelikan barang-barang mewah. Melainkan seperti berkumpul ditaman Bbrsama keluarga,
bermain sepeda, ataupun kegiatan sederhana lainnya.

Selain itu Fakhri Husaini juga dikenal sebagai sosok religius. Bukan hanya bagi keluarganya, bahkan
bagi Timnas anak asuhannya. Ia selalu mengingatkan anak-anak asuhannya untuk selalu
beribadah, baik itu agama Islam ataupun agama lainnya dikarenakan Timnas asuhannya memiliki
agama yang berbeda-beda. Ia juga mengingatkan kepada mereka untuk jangan lupa selalu berdoa
sebelum pertandingan. Menurut Fakhri dengan berdoa kepada sang pencipta dapat
mempermudah setiap apa yang diinginkan

Fakhri husaini dimata Timnas anak asuhannya sebagai seorang pelatih yang sangat ramah dan
mudah bergaul. Ia tidak segan untuk turun kelapangan bermain bersama mereka. Bahkan ia juga
ikut bercengkrama dengan anak-anak asuhannya, mendengarkan cerita dan keraguan yang sedang
mereka alami. Ia juga sudah dianggap ayah oleh anak-anak asuhannya.

Setelah tidak menjadi pelatih pun Ia juga tetap perhatian kepada anak-anak asuhannya dulu,
seperti menanyakan kabar, mengucapakan ulangtahun, dan mendoakan setiap apa yang anak-
anak asuhannya ingin lakukan. Hal itu yang mebuat Fakhri Husaini masih menjadi sosok pelatih
yang sangat dihormati,segani dan disayangi oleh Timnas asuhannya.

Dari Lima hal positif diatas, bisa dilihat sebuah impian bukan hanya sebagai angan-angan belaka.
Impian itu bisa terwujud jika kita berusaha, kerja keras, berdoa serta melalui setiap proses yang
ada dengan ikhlas dan keberhasilan akan menjadi akhir yang didapat. Seperti salah satu quotenya
Fakhri husaini : “ Bismillah, selama keceriaan, kebahagiaan, semangat, hasrat, komitmen, serta
doa masih terpelihara dengan baik, tidak ada satupun yang mustahil untuk diraih”.

Anda mungkin juga menyukai