Skripsi Alhamdulillah
Skripsi Alhamdulillah
SKRIPSI
Oleh:
H1A118144
FAKULTAS HUKUM
KENDARI
2022
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS
dalam Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
jiplakan, saya bersedia Skripsi dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan
iii
ABSTRAK
Pidana Tambahan Berupa Uang Pengganti Dalam Tindak Pidana Gratifikasi (Studi
TPK/2020/PN Sby), di bawah bimbingan Bapak Dr. Handrawan, S.H., M.H sebagai
pembimbing I dan Ibu Sitti Aisah Abdullah, S.H., M.H sebagai pembimbing II.
aturan hukum sesuai norma hukum dan adakah norma yang berupa perintah atau
larangan itu sesuai dengan prinsip hukum, serta apakah tindakan seseorang sesuai
dengan norma hukum. Penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka
tambahan ini dapat dijatuhkan dalam seuruh jenis tindak pidana korupsi walaupun
tidaka ada kerugian keuangan negara. Majelis hakim pada Putusan Nomor
iv
pidana tambahan berupa uang pengganti terhadap terdakwa tindak pidana
TPK/2020/PN Jkt Pst tidak menjatuhkan pidana tambahan berupa uang pengganti
dikarenakan majelis hakim menganggap bahwa tidak ada unsur kerugian keuangan
v
ABSTRACT
(Decision Study Number 45 / Pid.Sus-TPK / 2020 / PN Jkt Pst and Decision Number
S.H., M.H as supervisor I and Mrs. Sitti Aisah Abdullah, S.H., M.H as supervisor
II.
The purpose of this research is to find out about the disparity of the judge's
conducted to find the truth of coherence, namely whether the rule of law is in
accordance with legal norms and whether the norm in the form of orders or
prohibitions in accordance with legal principles and whether one's actions are in
accordance with legal norms. This research is carried out by examining library
used for all types of corruption crimes even if there is no state financial loss. The
vi
additional criminal sanction by replacement money against defendants of
Jkt Pst did not impose additional criminal sanction by replacement money because
the judges considered that there was no state financial loss while in Decision
vii
KATA PENGANTAR
Bismilahhi Rahmanirahim
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar
kita umat muslim sampai akhir hayat sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian skripsi. Skripsi ini merupakan tugas akhir dan sekaligus menjadi salah
satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Hukum pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas
Sby)”. Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan dan tantangan yang penulis
dapatkan, namun atas bantuan dan bimbingan serta motivasi yang tiada henti, juga
harapan yang optimis dan tekat yang kuat sehingga penulis dapat melewati semua
Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak
yang telah membantu, dengan kerendahan hati khususnya kepada kedua orang tua
viii
tercinta Bapak Dr. La Tarifu, S.Pd., M.Si. dan Ibu tercinta Siti Murni, S.Tr.Keb.,
M.M. yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik dengan penuh kesabaran,
kesetiaan dan kasih sayang serta senantiasa memberikan doa dan perhatian yang
lebih sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kemudian tak lupa juga
penulis ucapkan terima kasih kepada saudara dan saudariku yang tercinta Rahmah
Djauziyah Patola, Muh. Alim Mubaraq Patola dan Muh. Rajab Al-Fatah Patola
yang selalu memberikan arahan, waktu, tenaga, motivasi, dan dukungan yang luar
biasa kepada penulis. Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik juga tidak terlepas
dari bantuan berupa bimbingan, masukan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga, penghargaan
dan penghormatan kepada Bapak Dr. Handrawan, S.H., M.H. selaku pembimbing
I dan Ibu Sitti Aisah Abdullah, S.H., M.H. selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis. Pada kesempatan ini secara
khusus dan penuh kerendahan hati, ucapan terima kasih tak terhingga penulis
sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc. selaku Rektor
2. Bapak Dr. Herman, S.H., LL.M. sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas
Halu Oleo.
3. Bapak Dr. Guasman Tatawu, S.H., M.H. selaku Wakil Dekan Bidang
4. Ibu Sitti Aisah Abdullah, S.H., M.H. selaku Wakil Dekan Bidang Umum,
ix
5. Bapak Lade Sirjon, S.H., LL.M. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
6. Bapak La Ode Muhammad Sulihin, S.H., M.H. sebagai Ketua Jurusan Ilmu
7. Bapak Iksan Rompo, S.H., M.H. sebagai Sekretaris Jurusan Ilmu Hukum
8. Bapak Dr. Oheo K. Haris, S.H., M.Sc., LL.M. Bapak Lade Sirjon, S.H., LL.M.
serta Ibu Fitria Faisal, S.H., M.H. selaku penguji yang telah memberikan
9. Para Tenaga Pendidik Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo yang telah
penulis untuk menjadi mahasiswa yang baik kurang lebih 3 (tiga) tahun 9
Halu Oleo terima kasih banyak atas seluruh bantuan dan kenangannya selama
masa perkuliahan.
Hukum Universitas Halu Oleo Angkatan 2018 terima kasih banyak atas semua
x
13. Kepada sahabat-sahabatku tempat berbagi cerita baik suka maupun duka
selama kurang lebih 4 tahun terakhir Alvira Dwi Agnes Maani, Nanda Naura
Salsabila, Regina Riski Ananda, Suci Zesaria Ayu, Sintia Ananda Zhakina,
Maulin Zahri, Sri Ayu Rahayu Ningsih, Hasbi Azhadi Ashlah Tuasikal, Masail
Ishmad Mawaqif, Alfayed Sabara dan Muh. Syarif, penulis ucapkan terima
kasih banyak atas segala bantuan, dukungan, waktu serta motivasi selama
14. Kepada teman-temanku Dede, Iqbal, Tesar, Illan, Afdal, Aco serta teman-
teman kelas C Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo Angkatan 2018 yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan selama masa
perkuliahan.
kak Clara, kak Fidya, kak Jenny, kak Iin, Kak Chika, Kak Manda, Kak Uya,
Kak Novi, Kak Fendi, Kak Cia, Kak Vista, Kak Iqra, Kak Amir dan senior-
senior lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan
terima kasih karena telah banyak membantu dan memberikan arahan serta
Nurmalasari, Nur Arralia Sindaq dan Wa Ode Nurmaya, terima kasih atas
17. Kepada sahabat-sahabatku sejak SMA Nabilah Tasya Alodia Achmad, S.Ab.
dan Zahwa Fatimah Rocky, S.Ked., penulis ucapkan terima kasih atas segala
xi
18. Kepada teman-temanku Private Only Dwi Ratna Rahayu, Marsytha Febrianti
Achmar, Jihan Ariesta, S.Ab., Fatimah, Resky Aswar dan Gendy Mulyadi,
19. Kepada teman-teman KKN Reguler Desa Konda Satu Gerard, Yusuf, Brama,
Akmal, Ade, Boy, Nabilah, Jihan dan Marsytha penulis ucapkan terima kasih
ini.
20. Kepada seluruh anggota delegasi National Moot Court Competition Piala Prof.
Moeljatno dan delegasi Prof. Abdurrauf Tarimana pada LFMCC Piala Dekan
Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo ke V, VI, dan yang ke VII yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas
21. Kepada teman-temanku Feby, Diandra, Iyar, Kiki, Kewi, Shanti, Vivi, Yuni,
Pipit, Anjely, Fara, Dea, Syawal, Mail, Garda, Fahmi, Rifat, Hafidz dan teman-
teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, penulis
kekurangan dari skripsi ini. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis terbuka
xii
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. i
ABSTRAK......................................................................................................... iv
ABSTRACT ...................................................................................................... vi
xiv
2. Jenis-Jenis Sanksi Pidana dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP)…………………………….………………………..29
3. Jenis-Jenis Sanksi Pidana dalam Undang-Undang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi……………………………………………....30
F. Tinjauan Umum Mengenai Pidana Tambahan Berupa Uang Pengganti . 44
G. Tinjauan Umum Pertimbangan Putusan Hakim .................................... 46
1. Bentuk Putusan Hakim .................................................................... 46
2. Pertimbangan Yuridis ...................................................................... 48
3. Pertimbangan Non Yuridis ............................................................... 48
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 50
A. Tipe Penelitian ..................................................................................... 50
B. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 50
1. Pendekatan Undang-Undang (Statute Approach) ........................... 51
2. Pendekatan Kasus (Case Approach) .............................................. 51
3. Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach) ............................ 52
C. Jenis dan Sumber Bahan Hukum .......................................................... 52
D. Teknik Memperoleh Bahan Hukum ..................................................... 54
E. Analisis Bahan Hukum ........................................................................ 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 56
Perbedaan Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Penerapan Pidana
Tambahan Berupa Uang Pengganti Terhadap Tindak Pidana Gratifikasi
Dalam Putusan Nomor: 45/Pid.Sus-TPK/2020/PN Jkt Pst dan Putusan
Nomor: 84/Pid.Sus-TPK/2020/PN Sby ................................................. 56
B. Saran .................................................................................................... 91
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memberikan efek jera bagi pelaku, yang disebabkan selain karena berbagai putusan
yang tidak setimpal juga pada prosesnya yang belum optimal dan masih
konvensional. 1
kerugian negara yang ditimbulkan dari tindak pidana korupsi. Laporan Indonesian
Tindak pidana korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi
yang sangat parah serta mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan
korupsi di Indonesia dari tahun ke tahunnya makin meningkat, mulai dari kuantitas
yaitu jumlah kerugian keuangan negara sampai kualitas yang semakin sistematis
dan canggih bahkan masuk dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Korupsi saat
ini dilakukan mulai dari para pengusaha hingga para pemangku jabatan yang
memiliki kedudukan dan kepentingan, bahkan saat ini pun korupsi banyak
1
Andi Muliyono, Tindak Pidana Gratifikasi, Genta Publishing, Yogyakarta, 2017, h.1.
16
dilakukan oleh para penegak hukum di Indonesia. Selain itu, permasalahan korupsi
di Indonesia sudah bukan hal yang baru bagi para pejabat maupun penegak hukum.
Ada saja berita yang membahas kasus korupsi setiap harinya mulai dari suap
Tindak pidana gratifikasi merupakan salah satu perbuatan yang sulit dipidana,
baik dari segi regulasi, maupun kultur masyarakat Indonesia. Dari sisi kultur dan
dengan memberi gratifikasi. 2 Pada titik tertentu, gratifikasi adalah wujud kebaikan
hati dan pengakuan atas kualitas tertentu dari si pemberi maupun si penerima. 3
atau ucapan selamat kepada seorang pejabat. Gartifikasi sebagai suatu perbuatan
atau tindakan seseorang yang memberikan sesuatu (uang atau benda) kepada orang
lain tentu saja diperbolehkan. Namun, jika pemberian tersebut dengan harapan
untuk dapat mempengaruhi keputusan atau kebijakan dari pejabat yang diberi
hadiah, maka pemberian itu bukanlah sekedar ucapan selamat atau tanda terima
kasih, akan tetapi sebagai suatu usaha untuk memperoleh keuntungan dari pejabat
objektivitasnya adalah sebagai suatu Tindakan yang tidak dibenarkan dalam hal ini
di Indonesia adalah pemberian hukuman yang akan membuat jera pelaku korupsi.
2
Ibid, h.6.
3
Indonesia Corruption Watch, Studi Tentang Penerapan Pasal Gratifikasi Yang Dianggap
Suap Pada Undang-Undang Tipikor, Policy Paper, Jakarta, 2014, h. 7.
4
Ibid, h. 26-27.
17
Contohnya dalam ketentuan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana
tambahan umumnya diatur pada Pasal 10 huruf b KUHP yaitu berupa pencabutan
hakim. Akan tetapi, pada Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi diatur lebih
berwujud atau yang tidak berwujud atau barang tidak bergerak, pembayaran uang
atau sebagian hak-hak tertentu atau penghapusan seluruh atau sebagian keuntungan
tertentu.
penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana korupsi tidak semata-mata hanya
sekedar dijatuhi hukuman yang menimbulkan efek jera, tetapi juga harus
5
Ibid, h. 3.
18
dilakukannya perbuatan korupsi, baik itu dilakukan oleh perorangan maupun
korporasi. Penyelamatan uang negara ini penting dilakukan, mengingat fakta yang
terjadi selama ini bahwa pemberantasan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh
aparat penegak hukum hanya bisa menyelamatkan 10-15 persen saja dari total uang
yang dikorupsi.6
Salah satu strategi untuk memberikan efek jera bagi pelaku korupsi dalam
dapat dijatuhi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5 sampai
dengan Pasal 14, terdakwa dapat dijatuhi pidana tambahan sebagaimana dimaksud
uang pengganti merupakan salah satu upaya penting dalam pemberantasan tindak
6
Ismansyah, “Penerapan dan Pelaksanaan Pidana Uang Pengganti Dalam Tindak Pidana
Korupsi”, Jurnal Hukum, Vol. VI No. 2 (2007), h. 4.
7
Andi Mulyono, Op. Cit., h. 4.
19
pidana korupsi. Dalam hal ini, pembayaran uang pengganti sebagai pidana
uang pengganti dalam tindak pidana korupsi gratifikasi. Pada beberapa putusan,
yang didakwa dengan kasus gratifikasi, contohnya kasus gratifikasi yang dilakukan
oleh Rendra Kresna yaitu Mantan Bupati Malang yang menerima gratifikasi terkait
pengadaan barang dan jasa pada Dinas Pendidikan Kabupaten Malang yang
totalnya sebesar Rp.6.375.000.000 (enam miliar tiga ratus tujuh puluh lima juta
(enam miliar tujuh puluh lima juta rupiah) kepada terdakwa, sedangkan kasus
Indonesia yaitu Nurhadi dan menantunya yaitu Rezky Herbiyono pada putusan
pengganti terhadap terdakwa. Dalam kasus ini, terdakwa terbukti menerima uang
sebesar Rp.45.726.955.000,00 (empat puluh lima miliar tujuh ratus dua puluh enam
juta sembilan ratus lima puluh lima ribu rupiah) dari Hiendra Soenjoto terkait
Rp.37.287.000.000,00 (tiga puluh tujuh miliar dua ratus delapan puluh tujuh juta
rupiah) dari para pihak yang memiliki perkara di lingkungan pengadilan baik di
20
tingkat pertama, banding, kasasi maupun peninjauan kembali. Oleh karena itu,
jaksa penuntut umum menuntut agar terdakwa membayar pidana tambahan berupa
uang pengganti sejumlah 83.013.955.000,00 (delapan puluh tiga miliar tiga belas
juta sembilan ratus lima puluh lima ribu rupiah). Uang hasil gratifikasi tersebut
terbukti digunakan terdakwa untuk membeli aset aset berharga berupa kebun kelapa
sawit, perhiasan dan rumah. Akan tetapi pada putusan tersebut, Majelis Hakim
Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutus untuk tidak
pada kasus korupsi gratifikasi di Indonesia ini seringkali menimbulkan polemik dan
secara yuridis disparitas putusan hakim merupakan hal yang diperbolehkan namun
disisi lain hal ini akan menimbulkan ketidakpuasaan bagi para terpidana maupun
masyarakat. Adanya disparitas putusan hakim seperti ini akan membuat masyarakat
Disparitas dalam penjatuhan uang pengganti sebagai pidana tambahan pada tindak
ketidakadilan.
paling tidak harus sebanding dengan kerugian yang ditimbulkan akibat tindak
21
pidana tersebut.8 Disparitas putusan hakim juga harus memiliki pertimbangan
hukum (Legal Reasoning) yang jelas agar tidak menimbulkan kritik dan pertanyaan
di masyarakat.
bukti dan keyakinan dari hakim itu sendiri. Keyakinan Hakim semakin diperkuat
dengan adanya alat-alat bukti yang dihadirkan dan melihat fakta-fakta yang ada
putusan, selain harus memiliki dasar yang kuat juga wajib memperhatikan dengan
TPK/2020/PN Sby).”
B. Rumusan Masalah
dalam penerapan pidana tambahan berupa uang pengganti terhadap tindak pidana
8
T. J. Gunawan, Konsep Pemidanaan Berbasis Nilai Kerugian Ekeonomi, Menuju Sistem
Hukum Pidana Yang Berkeadilan, Berkapasitas, Memberi Daya Deteren dan Mengikuti
Perkembsngan Ekonomi, Cetakan Pertama, Genta Press, Yogyakarta, 2015, h. 97.
9
Ahmad Kamli dan M. Fauzan, Kaidah-Kaidah Hukum Yurispurdensi, Kencana, Jakarta, 2008,
h. 34.
22
gratifikasi dalam Putusan Nomor 45/Pid.Sus-TPK/2020/PN Jkt Pst dan Putusan
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk
pidana tambahan berupa uang pengganti terhadap tindak pidana gratifikasi dalam
TPK/2020/PN Sby.
D. Manfaat Penelitian
antara lain:
1. Manfaat Teoritis
hasil akhir secara ilmiah yang tertuang dalam satu bentuk karya
ilmiah.
23
2. Manfaat Praktis
korupsi.
penegak hukum.
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tidak sama terhadap tindak pidana yang sama (same offence) atau terhadap tindak
comparable seriousness) tanpa dasar pembenaran yang jelas. Penjatuhan pidana ini
adalah hukuman yang dijatuhkan oleh hakim, terhadap pelaku tindak pidana
sehingga dapat dikatakan bahwa peranan hakim dalam timbulnya disparitas pidana
sangat menentukan.10
disparitas pidana tersebut, tidak heran jika publik mempertanyakan apakah hakim
keadilan. Dilihat dari sisi sosiologis, kondisi disparitas pidana dipersepsi publik
10
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori dan Kebijakan Hukum Pidana. PT. Alumni,
Bandung, 1992, h. 52.
11
Harkristuti Harkrisnowo, Rekonstruksi Konsep Pemidanaan: Suatu Gugatan terhadap
Proses Legislasi dan Pemidanaan di Indonesia, Majalah KHN Newsletter, Jakarta, 2003, h. 28.
25
Selanjutnya Harkristuti Harkrisnowo, menyatakan bahwa disparitas pidana
sama;
d. Disparitas antara pidana yang dijatuhkan oleh majelis hakim yang berbeda
dijatuhkan atas satu tindak pidana yang sama, contohnya seperti seseorang
Karenanya disparitas pidana dapat dipahami sebagai suatu keadaan yang berkenaan
dengan adanya perbedaan dalam penjatuhan pidana untuk kasus yang serupa atau
Disparitas putusan hakim atau dikenal dengan istilah disparitas pidana akan
berakibat fatal, bilamana dikaitkan dengan administrasi pembinaan narapidana.
Terpidana setelah membandingkan antara pidana yang dikenakan kepadanya
dengan yang dikenakan kepada orang-orang lain kemudian merasa menjadi korban
dari ketidakpastian atau ketidakteraturan pengadilan akan menjadi terpidana yang
tidak menghargai hukum, padahal penghargaan terhadap hukum
tersebutmerupakan salah satu hasil yang ingin dicapai di dalam tujuan
pemidanaan.13
12
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Op. Cit., h. 29.
13
Ibid, h. 54.
26
Pendapat ini akan melihat suatu indikator dan manifestasi kegagalan suatu
sistem untuk mencapai persamaan keadilan di dalam negara hukum dan sekaligus
dimaksud strafbaarfeit itu sendiri. Tindak pidana yang dalam Bahasa Belanda
disebut strafbaarfeit, terdiri atas tiga suku kata yaitu straf yang diartikan
sebagai pidana dan hukum, baar diartikan sebagai dapat dan boleh, dan feit
ancaman pidana bagi siapa yang melanggar larangan tersebut. Perbuatan (feit)
di sini adalah unsur pokok dari suatu tindak pidana yang dirumuskan
14
Amir Ilyas, Asas-Asas Hukum Pidana, Rengkang Education Yogyakarta dan Pukap
Indonesia, Yogyakarta, 2012, h. 20.
27
tersebut.15 Delik adalah perbuatan yang dapat dikenakan hukuman karena
yang memenuhi rumusan delik, melawan hukum dan dapat dicela. 18 Selain
itu, Jonkers memberi definisi perbuatan pidana menjadi definisi singkat dan
definisi luas. Definisi singkat: perbuatan pidana adalah suatu perbuatan yang
perbuatan pidana adalah suatu perbuatan dengan sengaja atau alpa yang
perbuatan pidana sebagai suatu perbuatan yang oleh hukum diancam dengan
maka tindak pidana dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang dilakukan
15
P.A.F Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Di Indonesia, Cetakan I, PT. Sinar Grafika,
Jakarta, 2014, h. 179.
16
Sudarsono, Kamus Hukum, Cetakan Kelima, PT.Rineka Cipta, Jakarta, 2007, h. 92.
17
Eddy O.S.Hiariej, Prinsip-Prinsip Hukum Pidana Edisi Revisi, Cahaya Atma Pustaka,
Yogyakarta, 2016, h. 121.
18
Ibid, h. 122.
19
Ibid, h. 123.
20
Ibid, h. 124
28
oleh manusia, berupa perintah atau larangan yang diatur dalam peraturan
Pembagian itu ada yang memang dipergunakan KUHP dan ada pula yang
b. Pelanggaran (overtredingen).
pembelaan diri dan tanpa pembenaran yang ditetapkan oleh negara. 22 Mala
yang melanggar sesuatu dan berhubungan dengan hukum, berarti tidak lain
21
Rasyid Ariman dan Fahmi Raghib, Hukum Pidana, Setara Press, Malang, 2015, h. 72.
22
Frank E. Hagan, Pengantar Kriminologi: Teori, Metode dan Perilaku Kriminal Edisi Ketujuh,
Kencana Prenadamedia Group, Jakarta, 2013, h. 15.
23
Eddy O.S. Hiariej, Op. Cit., h. 136.
24
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana, Refika Aditama, Bandung, 2003, h.33.
29
tersebut hanya didasarkan atas penempatan saja, yaitu: semua perbuatan yang
dilarang dan diancam dengan pidana yang ditempatkan dalam Buku kedua
merupakan “pelanggaran”. 25
ommisionem commisa;
25
Rasyid Ariman dan Fahmi Raghib, Op. Cit., h. 73
26
Eddy O.S. Hiariej, Op. Cit., h. 134-149
30
3. Unsur-Unsur Tindak Pidana
unsur lahiriah (fakta) oleh perbuatan, mengandung kelakuan dan akibat yang
a. adanya subjek;
pidana;
yang pada dasarnya dapat kita bagi menjadi dua macam unsur, yakni unsur-
unsur subjektif dan unsur-unsur objektif. Unsur subjektif itu adalah unsur-
unsur yang melekat pada diri si pelaku atau yang berhubungan dengan diri si
27
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, h. 69
28
P. A. F. Lamintang, Op. Cit., h. 193.
31
Unsur subjektif dari sesuatu tindak pidana itu adalah sebagai berikut: 29
berikut:30
Secara etimologis, kata korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio atau
corruptus yang berasal pula dari kata corrumpere, suatu bahasa Latin yang
lebih tua. Bahasa Latin itulah yang turun ke banyak bahasa Eropa seperti di
29
Ibid, h. 193-194.
30
Ibid.
32
Inggris dikenal dengan corruption atau corrupt, di Perancis biasa disebut
Lopa memberi definisi mengenai korupsi bahwa korupsi adalah suatu tindak
31
Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, h. 4.
32
Andi Muliyono, Op. Cit., h. 13.
33
Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, h. 9.
33
Menurut Shed Husein Alatas bahwa korupsi mengandung ciri-ciri,
sebagai berikut:34
34
Ibid, h. 10.
34
1) Korupsi yang masuk kelompok delik merugikan keuangan negara
suap (penerima pasif) (Pasal 5 ayat (1) huruf a dan huruf b, Pasal
5 ayat (2), Pasal 6 ayat (1) huruf a dan huruf b, Pasal 6 ayat (2),
(1) huruf a, b, c dan d, Pasal 7 ayat (2) dan asal Pasal 12 huruf h);
masih ada beberapa tindak pidana lain yang berhubungan dengan tindak
35
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. Jenis tindak pidana lain yang berhubungan dengan tindak
antara lain:36
35
Andi Muliyono, Op. Cit., h. 16.
36
Evi Hartanti, Op. Cit., h. 18
36
a. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau suatu badan.
37
Aziz Syamsudin, Tindak Pidana Khusus, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, h. 144.
37
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yaitu pemberian dalam arti
luas yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman
cuma-cuma dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima dalam
negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana
pemberian yang bersifat netral. Suatu pemberian menjadi gratifikasi yang dianggap
suap jika terkait dengan jabatan dan bertentangan dengan kewajiban atau tugas
penerima.39
sebagai berikut:40
38
Komisi Pemberantasan Korupsi, Pedoman Pengendalian Gratifikasi, KPK, Jakarta, 2015, h.
9.
39
Ibid.
40
Komisi Pemberantasan Korupsi, Buku Saku Memahami Gratifikasi Cetakan I, KPK, Jakarta,
2010, h. 7
38
E. Tinjauan Umum Mengenai Pidana dan Pemidanaan
tahap pemberian sanksi dalam hukum pidana. Kata “pidana” pada umumnya
penghukuman.
nestapa yang dikenakan karena melakukan suatu delik. Akan tetapi hal ini
bukan merupakan tujuan akhir, melainkan hanya tujuan terdekat. Hal tersebut
yang membedakan antara pidana dan tindakan karena tindakan juga dapat
Menurut Hart ada lima elemen terkait pemidanaan, antara lain sebagai
berikut:43
menyenangkan.
41
Eddy O.S.Hiariej, Op.Cit., h. 451.
42
Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 1994, h. 27.
43
Eddy O.S. Hiariej, Op. Cit., h. 452.
39
b. Pidana dan pemidanaan ditunjukkan untuk suatu pelanggaran
terhadap hukum.
itu sendiri.
kejahatan.
Pidana (KUHP)
Mengacu pada Pasal 10 KUHP, maka sanksi pidana terbagi menjadi dua
1) Pidana Pokok
44
Ibid, h. 453
40
2) Pidana Tambahan
1) Pidana Pokok
a. Pidana mati
41
bahwa pelaku tindak pidana korupsi dapat dijatuhi pidana mati
dan moneter.
b. Pidana penjara
penjara.
c. Pidana denda
42
undang a quo. Rumusan tindak pidana korupsi dalam Undang-
2) Pidana Tambahan
43
yang telah atau dapat diberikan oleh Pemerintah kepada
terpidana.
Tindak pidana korupsi tidak bisa dipisahkan dengan unsur adanya kerugian
uang negara. Upaya pengembalian kerugian negara tersebut terdapat pada pidana
harta benda yang diperoleh dari tindak pidana korupsi.” Selain itu, Pasal 18 huruf
adanya kerugian keuangan negara untuk dapat menjatuhi pidana uang pengganti.
Korupsi hakim diperbolehkan untuk menjatuhkan pidana penjara dan pidana denda
secara bersama disertai pidana tambahan berupa pembayaran uang pengganti untuk
diatur bahwa pidana tambahan uang pengganti dapat dijatuhkan terhadap seluruh
tindak pidana korupsi yang diatur dalam Bab II Undang-Undang Nomor 31 Tahun
Diandra Ayasha Soesman dan Rizanizarli, “Penolakan Tuntutan Pidana Pembayaran Uang
45
Pengganti Oleh Hakim Terhadap Tindak Pidana Korupsi”, Jurnal Hukum, Vol. II No. 2 (2018), 4.
44
Berdasarkan peraturan a quo, bahwa walaupun tindak pidana korupsi yang
dilakukan oleh seseorang tidak mengakibatkan kerugian negara yang diperoleh dari
audit yang dilakukan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), tetap dapat diberikan
bagian integral dari upaya perlindungan masyarakat (social defence) dan upaya
setimpal harus sesuai dengan beratnya perbuatan dan kerugian yang ditimbulkan si
pelanggar. 47
Tindak Pidana Korupsi yaitu bahwa : “Selain dapat dijatuhi pidana sebagimana
dimaksud dalam asal 2, Pasal 3, Pasal 5 sampai dengan Pasal 14, terdakwa dapat
46
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya Bhakti,
Bandung, 1992, h. 2.
47
T.J. Gunawan, Konsep Pemidanaan Berbasis Nilai Kerugian Ekonomi, Menuju Sistem
Hukum Pidana yang Berkeadilan, Berkepastian, Memberi Daya Deteren dan Mengikuti
Perkembangan Ekonomi Cetakan Pertama, Genta Press, Yogyakarta, 2015, h.97.
45
G. Tinjauan Umum Pertimbangan Putusan Hakim
tergantung hasil musyawarah yang bertitik tolak dari surat dakwaan dengan
a. Putusan Bebas
48
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Edisi Kedua, Sinar
Grafika, Jakarta, 2010, h. 347.
49
Ibid.
46
“Jika pengadilan berendapat bahwa perbuatan yang didakwakan
kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan
suatu tindak pidana, maka terdakwa diputus lepas dari segala
tuntutan hukum.”
c. Putusan Pemidanaan
terdakwa. Mengacu pada Pasal 193 ayat (1) KUHAP bahwa penjatuhan
kurangnya dua alat bukti yang sah yang memberi keyakinan hakim,
50
Ibid, h. 352.
51
Ibid, h. 354.
47
2. Pertimbangan Yuridis
suatu tindak pidana apakah perbuatan terdakwa memenuhi dan sesuai dengan
tepat dan benar, karena menjadi dasar bagi hakim untuk menjatuhkan
hukuman kepada seorang yang sedang diadili dan dimuat dalam bentuk
b. Keterangan saksi;
c. Keterangan terdakwa;
tolak pada dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam kehidupan
52
Marlina, Hukum Penitensier, Refika Aditama, Bandung, 2011, h. 147.
48
dilihat dari latar belakang, akibat perbuatan terdakwa, kondisi diri terdakwa,
53
Rusli Muhammad, Hukum Acara Pidana Kontemporer, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2007,
h. 221.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah tipe
penelitian yuridis normatif (legal research). Hal ini karena pemilihan topik
koherensi, yaitu adakah aturan hukum sesuai norma hukum dan adakah norma yang
berupa perintah atau larangan itu sesuai dengan prinsip hukum, serta apakah
tindakan (act) sesorang sesuat dengan norma hukum (bukan hanya sesuai aturan
B. Pendekatan Penelitian
54
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Edisi Revisi, Prenamedia Group, Jakarta, 2019,
h. 47.
55
Ibid, h. 133.
50
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan undang-undang
telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang
tetap. Yang menjadi kajian pokok di dalam pendekatan kasus adalah ratio
56
Ibid.
57
Ibid, h. 134.
51
3. Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach)
konsep-konsep hukum dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang
dihadapi. 58
Sumber bahan hukum digunakan peneliti untuk memcahkan isu hukum dan
hukum dibedakan menjadi dua, yaitu sumber-sumber penelitian yang berupa bahan-
bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder. Adapun bahan hukum
58
Peter Mahmud Marzuki, Op. Cit,. h. 135-136.
59
Ibid, h. 181
52
a. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Pidana Korupsi.
Pidana (KUHAP)
putusan pengadilan. 60
lain:
60
Ibid.
53
a. Buku-buku ilmiah di bidang hukum mengenai permasalahan yang
diteliti
d. Artikel-artikel hukum
e. Doktrin
Teknik untuk memperoleh bahan hukum dalam penelitian ini dengan cara
primer maupun sekunder yang dilakukan dengan cara membaca dan menganalisis
Dalam penelitian ini, bahan-bahan hukum yang telah penulis peroleh akan
penelitian yang dilakukan. Hasil analisis bahan-bahan hukum yang yang telah
pidana tambahan berupa uang pengganti pada tindak pidana gratifikasi khususnya
54
TPK/2020/PN Sby yang menjadi kesimpulan serta jawaban dari permasalahan yang
55
BAB IV
A. Kronologi Kasus
Republik Indonesia pada Tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 bersama-
sama dengan Terdakwa II Rezky Herbiyono pada waktu antara bulan Maret
2014 sampai dengan bulan Februari 2016 yang bertempat di Jalan Hang Lekir
Industri di Office 8 Senopati lantai 11, di Café Vin+ Jalan Kemang Raya
miliar tujuh ratus dua puluh enam juta sembilan ratus lima puluh lima ribu
Terminal (PT MIT) bahwa uang tersebut diberikan untuk menggerakkan para
56
Indrajaya Terminal (PT MIT) melawan PT Kawasan Berikat Nusantara (PT
KBN) terkait dengan gugatan perjanjian sewa menyewa depo container milik
Jakarta Utara dan gugatan antara Hiendra Soenjoto melawan Azhar Umar.
awalnya Hiendra Soenjoto melalui kuasanya yaitu Mahdi Yasin dan rekan
Jakarta Utara yang didasarkan pada pemutusan secara sepihak atas perjanjian
perjanjian sewa menyewa depo container tersebut tetap sah dan mengikat
tujuh puluh delapan juta tiga ratus tiga puluh empat ribu lima ratus empat
perjanjian sewa menyewa depo container antara PT MIT dan PT KBN adalah
57
Rp6.805.741.317,00 (enam miliar delapan ratus lima juta tujuh ratus empat
puluh satu ribu tiga ratus tujuh belas rupiah) secara tunai dan seketika kepada
Pengadilan Negeri Jakarta Utara agar dilakukan eksekusi atas putusan yang
8 hari setelahnya bisa segera memenuhi isi putusan nomor 2570 K/Pdt/2012.
58
Negeri Jakarta Utara dengan alasan sedang diajukan PK dan sedang diajukan
gugatan yang kedua terhadap PT KBN. Atas pengajuan gugatan, banding dan
dipastikan aman.
Jakarta Pusat menolak gugatan yang diajukan oleh Azhar Umar sehingga
dilakukan upaya hukum banding, namun Pengadilan Tinggi DKI Jakarta juga
59
Agung RI. Dikarenakan perkara berlanjut pada tingkat kasasi selanjutnya
gugatan Azhar Umar yang sedang diupayakan oleh Terdakwa I dan Terdakwa
lima miliar tujuh ratus dua puluh enam juta sembilan ratus lima puluh lima
ribu rupiah) yang diterima sejak tanggal 22 Mei 2015 sampai dengan tanggal
5 Februari 2016 melalui rekening BCA nomor 215908889 atas nama Rezky
Pratama.
tersebut secara bertahap sejak tahun 2014 sampai dengan tahun 2017
miliar delapan ratus juta rupiah), Renny Susetyo Wardani sejumlah Rp.
sejumlah 23.000.000.000,00 (dua puluh tiga miliar rupiah) dan Riadi Waluyo
60
sejumlah Rp.1.687.000.000,00 (satu miliar enam ratus delapan puluh tujuh
juta rupiah) yang diterima dengan menggunakan rekening atas nama Rezky
Herbiyono (Terdakwa II), Calvin Pratama, Soepriyo Waskito Adi, Yoga Dwi
Rp37.287.000.000,00 (tiga puluh tujuh miliar dua ratus delapan puluh tujuh
juta rupiah).
(empat puluh lima miliar tujuh ratus dua puluh enam juta sembilan ratus lima
puluh lima ribu rupiah) dari Hiendra Soenjoto dan Rp. 37.287.000.000,00
(tiga puluh tujuh miliar dua ratus delapan puluh tujuh juta rupiah) dari para
sejak tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 tersebut digunakan terdakwa
mewah, perhiasan, tas mewah. Selain itu, dari penerimaan tersebut Terdakwa
merenovasi rumah.
61
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) untuk kepentingan kampanye
dan dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Malang periode 2010-2015,
selaku Tim Pemenangan Pemilihan Bupati Rendra Kresna, pada Tahun 2012
Periode 2016-2021.
pada Dinas Pendidikan Kota Malang pada Terdakwa yaitu Pada tahun 2011
pendidikan Kabupaten Malang akan tetapi ketika akan upload di LPSE selalu
62
Pendidikan Kabupaten Malang. Kemudian, Mashud Yunasa menemui Eryk
puluh lima juta rupiah) yang dimana atas perintah Terdakwa, uang tersebut
Kab Malang dan dari penerimaan tersebut atas perintah dari Terdakwa, Eryk
Armando Talla melakukan kegiatan Bina Desa tahun 2013 yaitu Pleterisasi
dan alat peraga yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas
63
Armando Talla juga menyampaikan bahwa untuk mendapatkan pekerjaan
rupiah yang diberikan sejak Februari 2012 sampai dengan awal Maret 2012.
malang dan 12 Kepala SKPD di Hotel Sultan Jakarta, Biaya menjamu tamu
para Kepala SKPD dan camat di Lombok, diberikan kepada LSM dan
Malang untuk mengumpulkan uang dari para pengusaha dan uang diserahkan
ratus juta rupiah) kemudian uang tersebut diserahkan kepada Sando Junaedi
(satu miliar lima ratus juta rupiah) melalui Nurhdayat Prima, yang
64
bernama Kresna Utari Devi Phoksakh di Perumahan The Araya, Jl Araya
tiga ratus tujuh puluh lima juta rupiah), Terdakwa tidak melaporkan ke
puluh) hari.
Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1)
ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP dan pada Dakwaan Kedua
65
Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-
66
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia
Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1)
67
miliar tiga belas juta sembilan ratus lima puluh lima ribu rupiah)
sita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut.
68
2) Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa berupa pidana penjara
(dua ratus lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda
(enam) bulan.
puluh lima juta rupiah). Terhadap uang yang telah disetorkan dan
69
5) Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar biaya perkara
D. Pertimbangan Hakim
Tindak Pidana seperti yang didakwakan oleh Penuntut Umum dalam Surat
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-
1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP dan pada Dakwaan Kedua Penuntut
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo.
dalam pengurusan perkara PT MIT ini, Terdakwa II telah menerima uang dari
70
lima miliar tujuh ratus dua puluh enam juta sembilan ratus lima puluh lima
Pratama dan Soepriyo Waskito Adi secara bertahap mulai dari tanggal 22 Mei
Inter- changes. Selain itu, ditransfer ke rekening atas nama Benson untuk
Rp3.262.030.000,00 (tiga miliar dua ratus enam puluh dua juta tiga puluh ribu
rupiah) dan Rp396.900.000,00 (tiga ratus sembilan puluh enam juta sembilan
ratus ribu rupiah) digunakan untuk membeli beberapa tas merek Hermes dan
71
hutang, lalu sebesar Rp598.016.150,00 digunakan untuk berlibur ke luar
negeri, lalu untuk biaya pengurusan dan renovasi rumah Jl. Patal Senayan
Herbiyono telah menerima uang dari para pihak yang memiliki perkara di
peninjauan kembali secara bertahap sejak tahun 2014 sampai dengan tahun
72
Kemudian, Majelis Hakim mempertimbangkan mengenai uang pengganti
diterima oleh Terdakwa II adalah uang-uang pribadi dari pemberi suap dan
berkesimpulan bahwa dalam perkara ini tidak ada kerugian Negara, sehingga
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo.
73
Bahwa Majelis Hakim dalam pertimbangannya berdasarkan fakta-fakta
hukum yang terungkap dipersidangan, bahwa pada awal Februari 2012, Eryk
antara lain untuk menjamu tamu Terdakwa, perayaan ulang tahun Kabupaten
Jakarta, Biaya menjamu tamu para Kepala SKPD dan camat di Lombok,
Terdakwa. Selain itu, ada penerimaan uang dari Romdhoni yang berhasil
keterangan saksi Suhardjito, saksi Romdhoni, saksi Eryk Armando Talla dan
fakta tersebut, maka Terdakwa Rendra Kresna bersama dengan saksi Eryk
74
yang tidak sah sehingga merupakan gratifikasi dan harus dianggap suap yang
tugas Terdakwa Rendra Kresna selaku Bupati Malang pada periode 2010-
Rendra Kresna bersama dengan saksi Eryk Armando Talla menerima uang
Rp6.075.000.000,00.
Umum mengenai uang Pengganti dan Uang denda karena merupakan norma
sebagaimana yang telah dituntut oleh Penuntut Umum KPK maka adalah
tuntutan uang pengganti karena tidak ditetapkan status atas 5 (lima) Rekening
75
keadilan yang fundamental, yakni suatu kejahatan tidak boleh memberikan
keuntungan bagi pelakunya (crime should not pay) atau nobody should benefit
from crime maka mutlak Terdakwa harus dihukum membayar uang Pengganti
dimaksud.
E. Amar Putusan
76
- Membebankan kepada Para Terdakwa untuk membayar biaya perkara
(enam miliar tujuh puluh lima juta rupiah). Terhadap uang yang telah
77
pembayaran uang pengganti dan dirampas untuk negara. Oleh karena
78
4. Rekening Bank Jatim nomor 0042304588;
Rendra Kresna yang diblokir oleh KPK agar supaya diangkat blokir
perkara atas nama Eryk Armando Talla. - Barang bukti berupa buku
79
F. Analisis Penulis
telah penulis uraikan sebelumnya, salah satu hal yang menjadi permasalahan
penjatuhan pidana tambahan berupa uang pengganti pada kedua putusan a quo.
rekening Rezky Herbiyono, Calvin Pratama, Soepriyo Waskito Adi dan Yoga
Dwi Hartiar yang dimana uang tersebut digunakan untuk pembayaran barang-
barang, ditarik tunai untuk pembayaran gaji pegawai, membeli pulsa dan
dengan mata uang asing, ditransfer ke rekening atas nama Benson untuk
80
(istri Terdakwa I) kemudian digunakan untuk membeli beberapa tas merek
Hermes, membeli pakaian, jam tangan dan membeli Mobil Land Cruiser,
Lexus, Alphard beserta aksesoris. Selain itu, uang dari hasil gratifikasi tersebut
biaya pengurusan dan renovasi rumah Jl. Patal Senayan No.3B. Jakarta Selatan
pemberi suap dan gratifikasi yang bukan merupakan uang negara sehingga
Terdakwa tidak perlu dijatuhi pidana tambahan berupa uang pengganti karena
Sby, dimana pada putusan a quo Majelis Hakim berdasarkan fakta yang
Malang dan 12 Kepala SKPD di Hotel Sultan Jakarta, biaya menjamu tamu
para Kepala SKPD dan camat di Lombok kemudian diberikan kepada LSM
81
dan wartawan untuk pengamanan berita terkait Terdakwa. Selain itu, uang
yang diterima oleh Terdakwa juga digunakan untuk pembangunan rumah milik
anak Terdakwa yang bernama Kresna Utari Devi Phrosakh di Perumahan The
Pengganti dan Uang denda karena merupakan norma yang diatur dalam
bangsa dan Negara maka adalah dipandang adil apabila Terdakwa harus
dibebankan membayar uang pengganti dan denda dimaksud. Selain itu, pada
(crime should not pay) atau nobody should benefit from crime maka mutlak
82
terhadap tindak pidana yang sama (same offence) atau terhadap tindak-tindak
bagian yang sangat mendasar dan penting dalam kehidupan hukum pidana di
dari kebijakan pemidanaan yaitu menetapkan suatu pidana tidak terlepas dari
masayarakat untuk mencapai kesejahteraan. Oleh karena itu tujuan akhir atau
dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam
61
Nimerodi Gulo, Ade Kurniawan Muharram, “Disparitas Dalam Penjatuhan Pidana”, Masalah-
Masalah Hukum, Vol. 47 No. 3 (2018), h. 6
62
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan Penyusunan
Konsep KUHP Baru), Kencana, Jakarta, 2014, h. 4.
63
Sudikno Mertokusumo, Hati Nurani Hakim dan Putusannya, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2007, h. 78.
83
masyarakat. Kemudian, pada Pasal 8 ayat (2) menyebutkan bahwa hakim juga
dapat wajib mempertimbangkan sifat baik dan jahat pada diri terdakwa selama
persidangan.
memberikan pedoman pemberian pidana secara tegas yang menjadi dasar bagi
putusannya.64
dalam hal ini adalah hakim. Karena jika dinilai dari sisi sosiologis, maka
dalam memutuskan suatu perkara tidak dianggap hal yang melanggar hukum.
Jika melihat dari kedua putusan tersebut, sebagaimana yang terjadi pada
64
Indung Wijayanto, “Disparitas Pidana Dalam Perkara Tindak Pidana Pencurian Biasa Di
Pengadilan Negeri Kota Semarang”, Fakultas Hukum Unversitas Negeri Semarang. (web:
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta) Di kutip pada 20-02-2020, pukul 21.50
84
kepercayaan masyarakat pada institusi peradilan. Mengacu pada putusan a quo,
kejahatannya dalam kasus ini bisa dinilai. Pertama, Terdakwa I yaitu Nurhadi
dapat melakukan korupsi. Kedua, terdakwa menerima uang dari berbagai pihak
dengan jumlah yang sangat besar dan uang tersebut Terdakwa gunakan dan
Pendidikan Kota Malang, yang dimana uang tersebut juga Terdakwa gunakan
85
negara. Uang yang diterima oleh keduanya juga merupakan uang pribadi dari
pemberi gratifikasi, yang dimana dalam hal ini Terdakwa tidak menerima uang
negara yang artinya tidak terdapat kerugian keuangan negara. Dan yang
sedangkan Terdakwa Rendra Kresna dan Eryk Armando Talla menerima uang
jumlah uang yang diterima oleh Terdakwa Nurhadi dan Rezky Herbiyono jauh
lebih besar daripada uang yang diterima oleh Terdakwa Rendra Kresna dan
pribadi dari pemberi gratifikasi dimana hal itu berarti tidak terdapat kerugian
negara oleh karena itu, Terdakwa tidak perlu dijatuhi pidana tambahan berupa
bahwa ada masalah besar ketika Terdakwa dalam perkara ini menerima uang
pembuktian yang sah di persidangan, dengan alat bukti yang sah, masyarakat
86
perkara. Kemudian, penilaian atas perbuatan tersangka. Dalam mengambil
Tahun 2001 bahwa selain dapat dijatuhi pidana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5 sampai dengan Pasal 14, terdakwa dapat dijatuhi
pidana tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18. Selain itu, pada Pasal
tambahan ini bersifat fakultatif atau tidak wajib untuk dijatuhkan akan tetapi
untuk mewujudkan tujuan dari uang pengganti adalah agar memidana dengan
65
Angraini Putri, Fauzan Muzakki, Muhammad Qadar Ramadhan, Siti Rachma, “Disparitas
Putusan Hakim Pada Kasus Tindak Pidana Korupsi Putusan Mahkamah Agung Nomor 10/Pid.Sus-
Tpk/2021/Pt Dki”, Mahasiswa Magister Hukum Universitas Pamulang (web:
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/IKAMAKUM/article/view/15498) dikutip pada 21-02-
2022, pukul 23.20
87
seberat mungkin para koruptor dengan tujuan membuat jera dan tidak
Herbiyono bahwa tidak ada kerugian negara dalam perkara tersebut berhasil
Rendra Kresna dan Eryk Armando Talla, yang dimana uang yang diterima oleh
Terdakwa jauh lebih sedikit daripada yang diterima oleh Nurhadi dan Rezky
oleh Rendra Kresna dan Eryk Armando Talla merupakan uang pribadi dari
pemberi suap. Tentu hal ini bisa dinilai sebagai kurang tegasnya pemerintah
disebabkan oleh beberapa faktor, baik legal maupun non legal. Faktor hukum
66
Efi Laila Kholis, Pembayaran Uang Pengganti Dalam Perkara Korupsi, Cetakan Pertama,
Solusi Publishing, Depok, 2010, h. 17.
88
mencakup semua kualifikasi untuk kejahatan, ancaman pidana, hambatan
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
tambahan berupa uang pengganti, pidana tambahan ini dapat dijatuhkan dalam
seuruh jenis tindak pidana korupsi walaupun tidak ada kerugian keuangan
ditinjau dari segi teoritis yuridis dan segi empiris. Dari segi teoritis yuridis,
90
Tahun 1945 serta Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
disparitas pemidanaan.
tujuan atau filosofi dari adanya ketentuan yang dalam hal ini pidana tambahan
berbeda-beda.
B. Saran
91
2. Penulis berharap agar penegak hukum dalam hal ini hakim, memutus
juga melihat pada prinsip dimana seorang pelaku tindak pidana tidak
92
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arief, Barda Nawawi. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Bandung: Citra
Aditya Bhakti. 1992.
Ariman, Rasyid dan Fahmi Raghib. Hukum Pidana, Malang: Setara Press. 2015.
Hartono, C.F.G Sunaryati. Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir Abad ke-20.
Bandung: Penerbit Alumni. 2006.
93
Kamli, Ahmad dan M. Fauzan. Kaidah-Kaidah Hukum Yurispurdensi, Jakarta:
Kencana. 2008.
Kholis, Efi Laila. Pembayaran Uang Pengganti Dalam Perkara Korupsi Cetakan
Pertama. Depok: Solusi Publishing. 2010
Muladi dan Barda Nawawi Arief. Teori-Teori dan Kebijakan Hukum Pidana.
Bandung: PT. Alumni. 1992.
Bakti. 2007.
94
Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pidana Tambahan Uang
Pengganti Dalam Tindak Pidana Korupsi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2041, Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 8).
Jurnal
Angraini Putri, Fauzan Muzakki, Muhammad Qadar Ramadhan dan Siti Rachma.
Disparitas Putusan Hakim Pada Kasus Tindak Pidana Korupsi Putusan
Mahkamah Agung Nomor 10/Pid.Sus-Tpk/2021/Pt Dki. Mahasiswa
Magister Hukum Universitas Pamulang (web:
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/IKAMAKUM/article/view/154
98) dikutip pada 21-02-2022, pukul 23.20
95
Diandra Ayasha Soesman dan Rizanizarli. Penolakan Tuntutan Pidana
Pembayaran Uang Pengganti Oleh Hakim Terhadap Tindak Pidana
Korupsi. Jurnal Hukum, Vol. II No. 2. 2018.
96