Anda di halaman 1dari 4

KURIKULUM 2013 (K13) menjadikan pendidikan kepramukaan sebagai ekstra

kurikuler wajib, mulai jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK.

Dalam konteks kurikulum 2013, pendidikan kepramukaan diharapkan mendukung


pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap peduli.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2014
TENTANG PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER WAJIB PADA
PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

bahwa Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan untuk menginternalisasikan nilai ketuhanan,


kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam, dan kemandirian pada peserta didik;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN


SEBAGAI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER WAJIB PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN
MENENGAH.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak
mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai nilai kepramukaan;

2. Satuan Pendidikan adalah Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah


Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA),
dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

3. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan;

4. Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta
mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka;

5. Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka;

Pasal 2
(1) Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pada pendidikan
dasar dan menengah.

(2) Kegiatan Ekstrakurikuler wajib merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh
peserta didik;

Pasal 3
(1) Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dalam 3 (tiga) Model meliputi Model Blok, Model
Aktualisasi, dan Model Reguler.

(2) Model Blok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kegiatan wajib dalam bentuk
perkemahan yang dilaksanakan setahun sekali dan diberikan penilaian umum.

(3) Model Aktualisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kegiatan wajib dalam bentuk
penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari didalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan
Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal.
(4) Model Reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kegiatan sukarela berbasis minat
peserta didik yang dilaksanakan di Gugus depan.

Pasal 4

Pendidikan Kepramukaan berisi perpaduan proses pengembangan nilai sikap dan keterampilan.

Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Pramuka 2022 yang


diadakan di Cibubur, Jakarta pada Kamis 31 Maret 2022, Kak
Nadiem Anwar Makarim (Mendikbud Ristek) dalam sambutan
virtualnya memberikan masukan kepada Pimpinan Pramuka tingkat
nasional dan daerah secara virtual mengatakan " Kegiatan
kepramukaan di Sekolah sangat mendukung pendidikan karakter
yang saat ini mengedepankan kurikulum merdeka dan assesmen
nasional.

Semua aktivitas kepramukaan berlandaskan dengan semangat gotong


royong, tenggang rasa, toleransi dan kreativitas, sangat sejalan
dengan profil belajar Pancasila"

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014


tentang Kependidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler wajib
pada Pendidikan dasar dan menengah. Dan implementasi Kurikulum
merdeka memberikan ruang penguatan karakter pada kegiatan
Pramuka tersebut. Sehingga krisis belajar yang telah lama dihadapi,
dan menjadi semakin parah karena pandemi dapat diatasi dan
adanya peningkatan kemampuan kualitas belajar, penguatan
karakter siswa.

Pramuka merupakan bagian penguatan model aktualisasi, yaitu berupa


bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari didalam
kelas yang dilaksanakan secara rutin, terjadwal, dan diberikan
penilaian formal. Proses awalnya adalah guru-guru mata pelajaran,
guru kelas, melakukan identifikasi muatan pembelajaran apa yang
akan diaktualisasikan ke dalam kegiatan kepramukaan.
Kurikulum Merdeka Belajar adalah kebijakan pengembangan yang dikeluarkan
Kemdikbudristekdikti untuk pembelajaran peserta didik di sekolah. Kebijakan
merdeka belajar menjadi langkah untuk mentransformasi pendidikan demi
terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil
Pelajar Pancasila.
Kurikulum ini juga dikenal dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di
mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Tahapan Implementasi Penerapan Kurikulum Merdeka
Kemdikbud RI melalui Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Dr.
Iwan Syahril, Ph.D mengatakan, terkait pilihan implementasi kurikulum merdeka,
Kemendikbud telah menyiapkan jalur untuk membantu tahap kesiapan setiap satuan
pendidikan.

Tiga jalur tersebut sudah disesuaikan dengan kondisi dan situasi dari masing-masing
satuan pendidikan, yakni:

1. Mandiri Belajar

Pilihan mandiri belajar akan memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat
menerapkan kurikulum merdeka.

Beberapa bagian atau prinsip-prinsipnya saja tanpa mengganti kurikulum yang sedang
diterapkan pada satuan PAUD, Kelas 1, Kelas VII, dan Kelas X.

2. Mandiri Berubah

Jalur kedua akan memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk menerapkan
kurikulum merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada
satuan pendidikan PAUD, Kelas 1, Kelas VII, dan Kelas X.

3. Mandiri Berbagi

Sementara yang ketiga, sekolah bisa mengembangkan sendiri perangkat ajar dalam
proses penerapan kurikulum merdeka.

Disekolah Pramuka sudah menjadi ekstrakurikuler wajib. Hal ini tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kependidikan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikulum wajib pada Pendidikan dasar dan menengah. Dan
implementasi Kurikulum merdeka memberikan ruang penguatan karakter pada kegiatan
Pramuka tersebut. Sehingga krisis belajar yang telah lama dihadapi, dan menjadi semakin
parah karena pandemi dapat diatasi dan adanya peningkatan kemampuan kualitas belajar,
penguatan karakter siswa.

Pramuka merupakan bagian penguatan model aktualisasi, yaitu berupa bentuk penerapan
sikap dan keterampilan yang dipelajari didalam kelas yang dilaksanakan secara rutin,
terjadwal, dan diberikan penilaian formal. Proses awalnya adalah guru-guru mata
pelajaran, guru kelas, melakukan identifikasi muatan pembelajaran apa yang akan
diaktualisasikan ke dalam kegiatan kepramukaan. Sebagai contoh model aktualisasi dalam
kepramukaan adalah kegiatan orienteering. Orienteering adalah olahraga menemukan
sejumlah lokasi di medan sebenarnya dengan menggunakan peta dan kompas. Kegiatan
ini tentunya memuat beberapa ilmu yang didapat oleh siswa di dalam kelas seperti muatan
pelajaran IPS, IPA, dan juga bahasa Indonesia.

Selain itu muatan pelajaran yang dapat diaktualisasikan diantaranya adalah :

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)  yaitu membedakan ciri-ciri tumbuhan.

Pendidikan Kepramukaan Ekstrakurikuler Wajib Bagi Siswa

Anda mungkin juga menyukai