Anda di halaman 1dari 41

Polimer Perekat Sintetis

vs
Perekat Alami

DR. ENIH ROSAMAH, MSc


Bahan Perekat Sintetis

Reaksi secara kimia Ikatan secara fisik

Poliaddisi Bahan perekat Bahan Plastisol


Polikondensasi Polimerisasi meleleh perekat
larutan
Resin: PVAsetat Resin epoksi
UF Etilenvinilasetat Polivinil
PVButirat klorida
MF Poliamida
PF PVeter Resin (PVC)
Poliester
RF Polistirol Poliurethan

Dsb.
Jenis getah
(coutschuck)
alam dan
sintetis
2
Klasifikasi Perekat (Feldman, 1989)
Occurrence Origin Adhesive
(1) Natural (a) Animal Albumen, casein, animal glue, shellac

(b) Vegetable Resin: gum arabic, tragacanth, colophony, Canada balsam,


natural rubber

Oils: linseed oil


Waxes: carnauba wax
Proteins: soya bean
Polysaccharides: starch, dextrine

(c) Mineral Waxes: paraffin


Resins: copal, amber
Other materials: silicates, phosphates, sulphur, magnesia, litharge,
bitumen
(2) Synthetic (a) Vinyl polymers and copolymers:
Thermoplastic
poly(vinyl acetate),
poly(vinyl alcohol),
poly(vinyl acetal)s,
polystyrene
Acrylic polymers:
polyaerylates,
polymethacrylates,
Polyacrylamides,
poly(cyanoacrylate)s
polyamides and saturated polyesters
polyurethanes
Cellulose derivatives:
Cellulose acetate, cellulose nitrate, cellulose
acetate-butyrate, methyl cellulose, hydroxy ethyl cellulose, carboxy ethyl
cellulose, and others
Synthetic (b) Thermosetting Phenolic resins:
phenol-formaldehydes, resorcinol formaldehydes
Amino plastics:
urea-formaldehydes, melamine formaldehydes
Polyepoxides and derivatives:
polyepoxides, epoxy-polyamide, epoxy-bitumen, epoxy-polysulphide, etc.
Unsaturated polyesters
Polyaromatics:
Polybenzimidazole, polyimide, polybenzothiazole
POLIMER DALAM BIDANG PEREKATAN

Jenis-jenis lem yang biasa dipergunakan:


a. Lem dengan hasil reaksi polimeriasasi, mis: lem polivinil asetat
(PVA)
b. Lem sebagai hasil reaksi polikondensasi, mis; urea
formaldehida (UF), melamin formaldehid (MF), Phenol
formaldehida (PF) (, resorsin formaldehida (RF) dan tannin
formaldehida (TF)
c. Lem sebagai hasil poliaddisi, mis: lem poliurethan, lem epoksid
dan lem isosianat

7
OH
Komponen Perekat Polimer
• Fenol

• Formaldehid HCHO

NH2 C NH2
• Urea
O

NH2 N NH2

• Melamin
N N

NH2
8
Polimer kondensasi fenol-formaldehida biasa
dikenal dengan resin fenol
PF merupakan polimer sintetis pertama yang bersifat komersial
sejak awal abad 20 hingga sekarang. Sedangkan resin urea-
formaldehyd dikenal sejak tahun 1920-an, dan resin melamin-
formaldehid dikenal sejak tahun 1930-an.
Resin fenol-formaldehida biasanya dipreparasi
melalui dua metode yang berbeda
• Jika melibatkan katalis basa dengan formaldehida yang berlebih terhadap fenol,
menghasilkan produk yang mula-mula terbentuk yang disebut resol, kemudian
dimatangkan menjadi polimer termoset melalui pemanasan

• Jika melibatkan katalis asam dengan menggunakan fenol yang berlebih terhadap
formaldehida, menghasilkan produk awal yang disebut novolak, membutuhkan
penambahan lebih banyak formaldehida untuk mengefektifkan proses pematangan.
Resin fenol dipakai secara luas sebagai lak dan pernis, senyawa
cetakan, bahan laminating (untuk panel dinding dekorasi dan
taplak meja) dan bahan perekat (kayu lapis dan papan
partikel). Resin fenol kadang dipakai sebagai resin tukar ion
ketika gugus-gugus fungsional yang lain hadir.

11
Polimer fenol-formaldehida : resol

►Resol merupakan produk reaksi antara fenol dan formaldehida berlebih


dalam suasana basa. Dibawah kondisi demikian fenol hadir sebagai anion
yang terstabilisasi resonansi. Tahap pertama dalam polimerisasinya
melibatkan reaksi adisi anion ke formaldehida untuk memberikan
metilolfenol tersubstitusi orto- dan para-.

12
Dalam produksi komersial, resol-resol

►biasanya diproses ke suatu viskositas yang bisa dipakai;


►kemudian polimerisasi berikutnya ke polimer jaringan dengan
berat molekul tinggi (disebut resit) bisa diefektifkan dengan mudah
oleh pemanasan.
►Hal ini bisa langsung dikerjakan dengan larutan basa resol atau
netral atau larutan yang sedikit asam, bergantung pada aplikasinya.

13
Sebagai contoh
• bahan perekat kayu lapis dibuat dengan mencampurkan bahan-
bahan tambahan yang cocok seperti bubuk kayu dengan
larutan resol basa.
• Campuran tersebut kemudian dilapiskan ke atas permukaan
venir kayu sebelum di taruh dalam suatu hot press.
• Panas dari penekanan tersebut tidak hanya menyebabkan
terjadinya polimerisasi tetapi juga menguapkan komponen
airnya.
• Pengikatan yang baik sekali dicapai melalui reaksi antara resin
tersebut dan konstituen-konstituen fenol dari kayu tersebut.

14
Contoh lain....

• Lembaran-lembaran tipis kertas yang diimpregnasi dengan resin sering


dipakai untuk menggantikan larutan perekat yang bersifat basa.

15
Resol fenolik

• Polimer fenolik diperoleh dari polimerisasi fenol dengan formaldehida.


• Laju polimerisasinya tergantung dari nilai pH, dimana laju reaksi tertinggi
terjadi pada pH tinggi dan pH rendah.
• Polimerisasi dengan katalisator basa kuat menghasilkan campuran berupa
resol, resol propolimer atau resol fenolik, atau metil fenol mononuclear (satu
inti), dan senyawa-senyawa dinuclear (dua inti) dan polynuclear (banyak inti).

16
Polimerisasinya berlangsung menggunakan:

• ratio (perbandingan) molar


formaldehida : fenol (1,2 - 3,0 : 1).

Ratio 1,2 : 1 merupakan rumus atau ratio yang biasa digunakan.

17
Polimerisasi ....

• Formaldehida adalah suatu larutan dengan konsentrasi 36-50% (formalin);


katalis sodium hidroksiada, kalsium hidroksida dan barium hidroksida
(masing-masing dengan konsentrasi 1 -5%).

• Pemanasan pada temperatur 80-95oC selama 1-3 jam untuk membentuk


prepolimer. Vakuum dehidrasi dilakukan dengan cepat mencegah over reaksi
dan pembentukan gel.

18
Polimerisasi.....

• Meskipun fenol sendiri digunakan dalam volume yang besar,


variasi substitusi fenol seperti kresol (o-, m-, p-), p-butyl fenol,
resorsinol dan bisfenol A banyak digunakan untuk penggunaan
khusus.

• Formaldehida biasa diganti dengan acetaldehida, glioksal, 2-


furaldehida.
19
Polimer fenol-formaldehida: novolak

• Katalis asam dengan fenol berlebih menghasilkan suatu produk


kondensasi fenol-formaldehida yang sangat berbeda dari produk
yang diperoleh melalui katalisis basa.
• Mekanismenya melibatkan protonasi gugus karbonil yang diikuti
oleh substitusi aromatik elektrofilik pada posisi-posisi orto atau para.

20
novolak....

• Jika tidak dipakai fenol berlebih, reaksi kondensasi berlangsung hingga damar
tak larut (resit) yang mempunyai berat molekul tinggi, sehingga dalam
prakteknya jumlah formaldehida yang direaksikan dengan fenol kurang dari
jumlah equivalen.

• Novolak bisa juga dibuat dibawah kondisi basa, tetapi reaksinya dirumitkan
oleh kecenderungan terhadap percabangan rantai dan proses gelasi (gelation).

21
Resol vs novolak

• Perbedaan dasar antara resol dan novolak adalah bahwa novolak tidak
mengandung gugus-gugus hidroksimetil untuk semua tujuan praktis dan oleh
karenanya tidak bisa dikonversi dengan mudah menjadi polimer jaringan hanya
dengan pemanasan.
• Proses ikat silang dilakukan dengan menambahkan para formaldehida atau
heksametilena tetraamin, suatu zat padat bertitik lebur tinggi (>230oC),
diperoleh melalui reaksi formaldehida dengan amonia.

22
Produksi komersial dari resol dan novolak melibatkan dua tahap
dasar:
• Monomer-monomer dan katalis direaksikan dalam larutan air sampai ke suatu
viskositas yang relatif rendah;
• kemudian air dihilangkan di bawah kondisi vakum, dan produk padat digerus
menjadi bubuk.

Pada poin ini polimer larut dan dapat lebur. Tahap ini dinyatakan sebagai tahap-A
(larutan-larutan air dari resol, dengan bahan-bahan tambahan yang cocok, dipakai
langsung sebagai perekat kayu lapis atau untuk mengimpregnasi kertas).
Damar tahap-A ini dicampur dengan bahan-bahan tambahan (termasuk
heksametilena tetraamiin atau para formaldehida dalam kasus novolak), kemudian
dipanaskan lebih lanjut sampai ke tahap-B yang mempunyai berat molekul lebih
tinggi.
Polimer tersebut dikonversi ke resit (tahap-C) dalam operasi pencetakan akhir. 23
Novolak fenolik
• Prepolimer fenol-formaldehyda dikenal juga sebagai novolac, yang
diperoleh dengan menggunakan perbandingan formaldehyda : fenol
dengan ratio ),75-0,81 : 1 atau lebih kecil.

• Karena system reaksi (diset) untuk formaldehyda, hanya polimer dengan


berat molekul (BM) rendah yang dapat dibentuk dan produk yang
dihasilkan memiliki range BM yang lebih sempit dibanding dengan
resol.

• Pemanasan 2-4 h dengan T hampir mendekati T reflux dengan


kehadiran katalis asam.

24
• Campuran reaksi didehidrasi pada temperatur 160 oC (toleransi terhadap
temperatur tinggi lebih besar dibanding resol).

• Prepolimer didinginkan, kemudian dicampur dengan 5-15%


heksamethilentetramin (CH2)6N4.

• Heksamethilentetramin dikenal juga dengan “heksa (hexa)” , merupakan


produk dari reaksi 6 mol formaldehida dengan 4 mol ammoniak. Reaksi
(curing) berlangsung dengan cepat pada pemanasan dengan pembentukan
jembatan metilen dan benzilamin antar benzene, crosslinkingnya
membentuk network seperti pada gambar berikut:

25
Modifikasi kimia terhadap resin fenol

• Selain formaldehida, jenis aldehida yang mempunyai peran dalam resin fenol
adalah furfural, yang biasa diperoleh dari tongkol jagung dan kulit gandum.

• Furfural sering dipakai dalam pembuatan resin cetak karena memperbaiki


sifat-sifat alir polimer tsb.

2
6
Beberapa aldehida lain adalah:
• akrolein,
• asetaldehida dan
• butiraldehida.

Kecuali akrolein, kelompok aldehida ini memiliki kecenderungan mengalami


kondensasi aldol, terutama pada kondisi basa.

2
7
Problem dan alternatif pemecahan....

• Formaldehida dalam kehidupan dapat merugikan kesehatan. Sehingga


penelitian-penelitian terbaru diarahkan pada cara-cara untuk membuat resin
fenol yang menghindarkan aldehida bersama-sama.

• Prosesnya menggunakan enzim-enzim peroksidase (analog dengan enzim yang


mengkatalis biosintesis lignin pada tumbuh-tumbuhan) untuk mempolimerisasi
fenol menjadi polimer yang memiliki struktur seperti lignin.

2
8
• Bahan-bahan alternatif pengganti fenol, diantaranya adalah resorsinol, jauh
lebih reaktif daripada fenol dan dipakai untuk meningkatkan laju proses ikat
silang , terutama dengan bahan-bahan perekat yang dingin.

• Akan tetapi, biaya resorsinol yang relatif lebih tinggi dibanding fenol,
membatasi pemakaiannya.

• Fenol-fenol lainnya yang terjadi secara alami yang dipakai sebagai pensubstitusi
parsial untuk fenol mencakup tannin dan lignin.

2
9
BahanPerekat
Protein Organik Alami
Hewani:
-Glutin
-Casein Resin Alami
-Albumin Karbohidrat Tannin Lignin Kolophonium
Nabati: Starch T. Terkondensasi Lindi sulfit (Resin tall,
-Soya resin akar,
Cellulose T. Terhidrolisa Lindi sulfat
-Maiz resin balsam)
-Waizen
-Erbsen

30

Sistimatik Kelompok Bahan Perekat Alam


• Tannin yang bisa terhidrolisis merupakan campuran dari senyawa-senyawa fenol seperti pirogallol,
asam elagat dan ester-ester glukosa dari asam gallat atau bentuk-bentuk yang terkondensasi dari
asam gallat.

• Tannin terkondensasi yang lebih melimpah terdiri dari suatu campuran kompleks unit-unit
karbohidrat.

• Pemakaian tannin yang meningkat dalam resin fenol sejalan dengan kemunduran industri-industri
penyamakan kulit, yang sekali waktu pernah menjadi domain satu-satunya untuk tannin industri.

• Lignin, suatu konstituen utama kayu, merupakan polimer fenol yang rumit yang mempunyai
kemiripan superficial dengan damar-damar fenol sintetis.

3
1
Tannin + Formaldehida
Cincin A - Aktif
• Ketahanan bakar resin fenol bisa dikurangi dengan bahan-bahan pengisi yang
cocok atau melalui introduksi gugus-gugus ester fosfat.

• Penelitian terakhir diarahkan ke produksi dispersi air atau zat-zat padat yang
mengalir bebas dari oligomer fenol-formaldehida yang distabilisasi dengan
suatu coating polisakarida koloid yang bersifat pelindung. Teknologi ini
menghasilkan prapolimer- prapolimer yang lebih mudah untuk dimanipulasi
dan diproses ke resit-resit daripada resin fenol konvensional.
3
4
Mekanisme Reaksi Resin PF

3
5
Mekanisme Reaksi Resin PF

3
6
Polimerisasi Resin PF

37
A natural resinous polymer called lignin has a cross-linked structure similar to bakelite. Lignin is the amorphous matrix in which the
cellulose fibers of wood are oriented. Wood is a natural composite material, nature's equivalent of fiberglass and carbon fiber
composites. A partial structure for lignin is shown here

38
Komposisi Lindi Bisulfit (dalam % dari bahan padat) (HOYT and
GOHEEN, 1971; LIN and LIN, 1990)
and GOHEEN, 1971; LIN and LIN, 1990)
Protein

Formulasi Bahan perekat berbasis protein, dikelompokkan berdasarkan asalnya


(Krug, 2002):
• Glutin (jaringan pengikat, kollagen, tulang, dari hewan/binatang),
• Kasein (Komponen utama susu),
• Albumine (protein yang larut dalam air, z. B. Albumin darah, albumin putih
telur),
• Protein nabati (z.B. Soja, Mais, Weizen).

40
Kasein banyak digunakan sebagai lem (perekat) pada industri pengolahan kayu
hingga saat menjelang perang dunia kedua. Kasein diperoleh dari susu dengan
proses fermentasi dan dengan bantuan bakteri pengurai.

Struktur Kimia Kasein ( Göttsching, 1999)

41

Anda mungkin juga menyukai