vs
Perekat Alami
Dsb.
Jenis getah
(coutschuck)
alam dan
sintetis
2
Klasifikasi Perekat (Feldman, 1989)
Occurrence Origin Adhesive
(1) Natural (a) Animal Albumen, casein, animal glue, shellac
7
OH
Komponen Perekat Polimer
• Fenol
• Formaldehid HCHO
NH2 C NH2
• Urea
O
NH2 N NH2
• Melamin
N N
NH2
8
Polimer kondensasi fenol-formaldehida biasa
dikenal dengan resin fenol
PF merupakan polimer sintetis pertama yang bersifat komersial
sejak awal abad 20 hingga sekarang. Sedangkan resin urea-
formaldehyd dikenal sejak tahun 1920-an, dan resin melamin-
formaldehid dikenal sejak tahun 1930-an.
Resin fenol-formaldehida biasanya dipreparasi
melalui dua metode yang berbeda
• Jika melibatkan katalis basa dengan formaldehida yang berlebih terhadap fenol,
menghasilkan produk yang mula-mula terbentuk yang disebut resol, kemudian
dimatangkan menjadi polimer termoset melalui pemanasan
• Jika melibatkan katalis asam dengan menggunakan fenol yang berlebih terhadap
formaldehida, menghasilkan produk awal yang disebut novolak, membutuhkan
penambahan lebih banyak formaldehida untuk mengefektifkan proses pematangan.
Resin fenol dipakai secara luas sebagai lak dan pernis, senyawa
cetakan, bahan laminating (untuk panel dinding dekorasi dan
taplak meja) dan bahan perekat (kayu lapis dan papan
partikel). Resin fenol kadang dipakai sebagai resin tukar ion
ketika gugus-gugus fungsional yang lain hadir.
11
Polimer fenol-formaldehida : resol
12
Dalam produksi komersial, resol-resol
13
Sebagai contoh
• bahan perekat kayu lapis dibuat dengan mencampurkan bahan-
bahan tambahan yang cocok seperti bubuk kayu dengan
larutan resol basa.
• Campuran tersebut kemudian dilapiskan ke atas permukaan
venir kayu sebelum di taruh dalam suatu hot press.
• Panas dari penekanan tersebut tidak hanya menyebabkan
terjadinya polimerisasi tetapi juga menguapkan komponen
airnya.
• Pengikatan yang baik sekali dicapai melalui reaksi antara resin
tersebut dan konstituen-konstituen fenol dari kayu tersebut.
14
Contoh lain....
15
Resol fenolik
16
Polimerisasinya berlangsung menggunakan:
17
Polimerisasi ....
18
Polimerisasi.....
20
novolak....
• Jika tidak dipakai fenol berlebih, reaksi kondensasi berlangsung hingga damar
tak larut (resit) yang mempunyai berat molekul tinggi, sehingga dalam
prakteknya jumlah formaldehida yang direaksikan dengan fenol kurang dari
jumlah equivalen.
• Novolak bisa juga dibuat dibawah kondisi basa, tetapi reaksinya dirumitkan
oleh kecenderungan terhadap percabangan rantai dan proses gelasi (gelation).
21
Resol vs novolak
• Perbedaan dasar antara resol dan novolak adalah bahwa novolak tidak
mengandung gugus-gugus hidroksimetil untuk semua tujuan praktis dan oleh
karenanya tidak bisa dikonversi dengan mudah menjadi polimer jaringan hanya
dengan pemanasan.
• Proses ikat silang dilakukan dengan menambahkan para formaldehida atau
heksametilena tetraamin, suatu zat padat bertitik lebur tinggi (>230oC),
diperoleh melalui reaksi formaldehida dengan amonia.
22
Produksi komersial dari resol dan novolak melibatkan dua tahap
dasar:
• Monomer-monomer dan katalis direaksikan dalam larutan air sampai ke suatu
viskositas yang relatif rendah;
• kemudian air dihilangkan di bawah kondisi vakum, dan produk padat digerus
menjadi bubuk.
Pada poin ini polimer larut dan dapat lebur. Tahap ini dinyatakan sebagai tahap-A
(larutan-larutan air dari resol, dengan bahan-bahan tambahan yang cocok, dipakai
langsung sebagai perekat kayu lapis atau untuk mengimpregnasi kertas).
Damar tahap-A ini dicampur dengan bahan-bahan tambahan (termasuk
heksametilena tetraamiin atau para formaldehida dalam kasus novolak), kemudian
dipanaskan lebih lanjut sampai ke tahap-B yang mempunyai berat molekul lebih
tinggi.
Polimer tersebut dikonversi ke resit (tahap-C) dalam operasi pencetakan akhir. 23
Novolak fenolik
• Prepolimer fenol-formaldehyda dikenal juga sebagai novolac, yang
diperoleh dengan menggunakan perbandingan formaldehyda : fenol
dengan ratio ),75-0,81 : 1 atau lebih kecil.
24
• Campuran reaksi didehidrasi pada temperatur 160 oC (toleransi terhadap
temperatur tinggi lebih besar dibanding resol).
25
Modifikasi kimia terhadap resin fenol
• Selain formaldehida, jenis aldehida yang mempunyai peran dalam resin fenol
adalah furfural, yang biasa diperoleh dari tongkol jagung dan kulit gandum.
2
6
Beberapa aldehida lain adalah:
• akrolein,
• asetaldehida dan
• butiraldehida.
2
7
Problem dan alternatif pemecahan....
2
8
• Bahan-bahan alternatif pengganti fenol, diantaranya adalah resorsinol, jauh
lebih reaktif daripada fenol dan dipakai untuk meningkatkan laju proses ikat
silang , terutama dengan bahan-bahan perekat yang dingin.
• Akan tetapi, biaya resorsinol yang relatif lebih tinggi dibanding fenol,
membatasi pemakaiannya.
• Fenol-fenol lainnya yang terjadi secara alami yang dipakai sebagai pensubstitusi
parsial untuk fenol mencakup tannin dan lignin.
2
9
BahanPerekat
Protein Organik Alami
Hewani:
-Glutin
-Casein Resin Alami
-Albumin Karbohidrat Tannin Lignin Kolophonium
Nabati: Starch T. Terkondensasi Lindi sulfit (Resin tall,
-Soya resin akar,
Cellulose T. Terhidrolisa Lindi sulfat
-Maiz resin balsam)
-Waizen
-Erbsen
30
• Tannin terkondensasi yang lebih melimpah terdiri dari suatu campuran kompleks unit-unit
karbohidrat.
• Pemakaian tannin yang meningkat dalam resin fenol sejalan dengan kemunduran industri-industri
penyamakan kulit, yang sekali waktu pernah menjadi domain satu-satunya untuk tannin industri.
• Lignin, suatu konstituen utama kayu, merupakan polimer fenol yang rumit yang mempunyai
kemiripan superficial dengan damar-damar fenol sintetis.
3
1
Tannin + Formaldehida
Cincin A - Aktif
• Ketahanan bakar resin fenol bisa dikurangi dengan bahan-bahan pengisi yang
cocok atau melalui introduksi gugus-gugus ester fosfat.
• Penelitian terakhir diarahkan ke produksi dispersi air atau zat-zat padat yang
mengalir bebas dari oligomer fenol-formaldehida yang distabilisasi dengan
suatu coating polisakarida koloid yang bersifat pelindung. Teknologi ini
menghasilkan prapolimer- prapolimer yang lebih mudah untuk dimanipulasi
dan diproses ke resit-resit daripada resin fenol konvensional.
3
4
Mekanisme Reaksi Resin PF
3
5
Mekanisme Reaksi Resin PF
3
6
Polimerisasi Resin PF
37
A natural resinous polymer called lignin has a cross-linked structure similar to bakelite. Lignin is the amorphous matrix in which the
cellulose fibers of wood are oriented. Wood is a natural composite material, nature's equivalent of fiberglass and carbon fiber
composites. A partial structure for lignin is shown here
38
Komposisi Lindi Bisulfit (dalam % dari bahan padat) (HOYT and
GOHEEN, 1971; LIN and LIN, 1990)
and GOHEEN, 1971; LIN and LIN, 1990)
Protein
40
Kasein banyak digunakan sebagai lem (perekat) pada industri pengolahan kayu
hingga saat menjelang perang dunia kedua. Kasein diperoleh dari susu dengan
proses fermentasi dan dengan bantuan bakteri pengurai.
41