Anda di halaman 1dari 8

MAKROMOLEKUL

BAB IV. MAKROMOLEKUL

A. Polimer
Suatu polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat
yang berupa molekul identik yang disebut monomer. Contoh terkenal dari polimer
adalah plastik dan DNA.
polimer adalah makromolekul (molekul raksasa) yang tersusun dari monomer yang
merupakan molekul yang kecil dan sederhana.
Polimer didefinisikan sebagai substansi yang terdiri dari molekul-molekul yang
menyertakan rangkaian satu atau lebih dari satu unit monomer.

Penggolongan Polimer

Berdasarkan Asalnya
 Polimer alam adalah polimer yang terbentuk secara alami di dalam tubuh
makhluk hidup.
Contoh: karbohidrat, protein, DNA, karet alam
 Polimer sintetis adalah polimer yang tidak terdapat di alam, tetapi disintesis dari
monomer-monomernya dalam reaktor.
 Contoh: plastik, karet sintetis, serat sintetis.

Berdasarkan Jenis Monomernya


 Homopolimer adalah polimer yang tersusun dari monomer-monomer yang
sama atau sejenis.
Contoh: PVC, protein, karet alam, polivinil asetat (PVA), polistirena, amilum,
selulosa, dan teflon.
 Kopolimer adalah polimer yang tersusun dari monomer-monomer yang
berlainan jenis.
Contoh: nilon 6,6, bakelit, kevlar, dakron, PET.

Berdasarkan Sifat terhadap Pemanasan atau Sifat Kekenyalannya


 Termoplastik adalah polimer yang bersifat kenyal atau liat jika dipanaskan dan
dapat dibentuk menurut pola yang diinginkan.
 Termosetting adalah polimer yang bersifat kenyal saat dipanaskan, tetapi
setelah dingin tidak dapat dilunakkan kembali. Jika pecah, polimer tersebut
tidak dapat disambungkan kembali dengan pemanasan.

Sifat Fisik Polimer


 Panjang rata-rata rantai polimer
Kekuatan dan titik leleh naik dengan bertambah panjangnya rantai polimer.
 Gaya antarmolekul
Jika gaya antar molekul pada rantai polimer besar maka polimer akan menjadi kuat
dan sukar meleleh.
 Percabangan
Rantai polimer yang bercabang banyak memiliki daya tegangan rendah dan mudah
meleleh.
 Ikatan silang antar rantai polimer
Ikatan silang antar rantai polimer menyebabkan terjadinya jaringan yang kaku dan
membentuk bahan yang keras. Jika ikatan silang semakin banyak maka polimer
semakin kaku dan mudah patah.
 Sifat kristalinitas rantai polimer

xxii
MAKROMOLEKUL

Polimer berstruktur tidak teratur memiliki kristalinitas rendah dan bersifat amorf (tidak
keras). Sedangkan polimer dengan struktur teratur mempunyai kristalinitas tinggi
sehingga lebih kuat dan lebih tahan terhadap bahan-bahan kimia dan enzim.

Reaksi-reaksi Pembentukan Polimer


Polimerisasi dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.

1. Polimerisasi adisi
adalah reaksi pembentukan polimer dari monomer-monomer yang berikatan rangkap
menjadi ikatan tunggal. Polimerisasi adisi dibedakan menjadi dua sebagai berikut:
 Polimerisasi adisi alam
Polimerisasi adisi alami misalnya pembentukan karet alam atau poliisoprena.
Monomernya berupa isoprene atau senyawa 2-metil-1,3-butadiena.
 Polimerisasi adisi sintesis
Contoh : pembentukan PVC, polipropena, Teflon, polifenil etena atau polistirena,
dan polietilena.

Contoh adisi homopolimer: Contoh adisi kopolimer:


1. Polietena/polietilena (PE) 1. Karet stirena butadiena (SBR)
2. Polivinilklorida (PVC)
3. Poliisoprena (karet alam)
4. Neoprena/polikloroprena
5. Teflon/politetrafluoroetena
6. Orlon/poliakrilonitril
7. Flexiglass/polimetilmetakrilat

2. Polimerisasi kondensasi
yaitu reaksi yang terjadi jika dua atau lebih monomer sejenis atau berbeda jenis
bergabung membentuk molekul besar sambil melepaskan molekul-molekul kecil
seperti H2O, NH3, dan HCl. Polimerisasi kondensasi dibagi menjadi dua sebagai
berikut:
 Polimerisasi kondensasi alami
Contoh : pembentukan selulosa, amilum dan protein.
 Polimerisasi kondensasi sintesis
Contoh : pembentukan nilon, tetoron, bakelit, dan urea-metanal.

Contoh polimerisasi kondensasi homopolimer:


1. Polisakarida/karbohidrat (amilum/selulosa/glikogen)
2. Protein/polipeptida

Contoh kondensasi kopolimer:


1. Nilon 6,6
2. Bakelit
3. Kevlar
4. Dakron/terilen

Polimer dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Biomolekul

Polimer Monorer
Karbohidrat Monosakarida
Protein Asam amino
Asam nukleat nukleotida
Tabel 4.1 : Contoh polimer dalam kehidupan sehari – hari

xxiii
MAKROMOLEKUL

2. Karet alam dan sintesis

Polimer Monorer
Poliisoprena Isoprena
polibutadiena Butadiena
neoprena kloroprena
SBR 1,3-butadiena dan stirena
Tabel 4.2 : Contoh polimer dalam kehidupan sehari – hari

3. Plastik, serat sintesis dan lain lain

Polimer Monomer Kegunaan


Polietilena (PE) Etena/etilena Kantong plastik,botol
Polipropilena (PP) Propena/propilena Kantong plastik, mainan,
ember
Polistirena (PS) Stirena Strofoam, penggaris,
gantungan pakaian
Teflon 1,2,3,3-tetra-fluoroetena Wajan anti
lengket,setrika,gasket
Orlon Akrilonitril Kaos kaki, karpet, wol
sintesis
Dakron/terilen Dimetil tereftalat & etilen Pengisi bantal
glikol
Kevlar Asam terefalat & Rompi anti peluru
fenilendiamin
Tabel 4.3 : Contoh polimer dalam kehidupan sehari – hari dan kegunaannya

Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon (C), hidrogen (H) dan
oksigen (O). Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila
dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau
keton) dan banyak gugus hidroksil.

Pembagian dan Sifat karbohidrat


Reaksi hidrolisis
Berdasarkan reaksi hidrolisis, karbohidrat terbagi menjadi monosakarida, disakarida, dan
polisakarida.
monosakarida + H2O --> (tidak bereaksi)
disakarida + H2O --> monosakarida
polisakarida + H2O --> maltosa + glukosa

Karbohidrat terdiri atas:


 Monosakarida (C6H12O6), adalah monomer dari disakarida dan polisakarida.
 Disakarida (C12H22O11), adalah dimer dari monosakarida
 Polisakarida (-C6H10O5-)n, adalah polimer dari monosakarida .

Rasa
Karbohidrat secara umum memiliki rasa manis, dengan fruktosa yang paling manis dan
polisakarida yang paling tidak manis.

Kelarutan
Karbohidrat larut dalam pelarut polar (air), dan kurang larut dalam pelarut non-polar.
Monosakarida dan disakarida larut dalam air sedangkan polisakarida kurang larut dalam air.

xxiv
MAKROMOLEKUL

Uji Karbohidrat
Uji pengenalan karbohidrat terdiri dari:

1. Uji Molisch
Dilakukan dengan menambahkan alfa naftol dan H2SO4 pekat.
Uji Molisch bereaksi positif dengan seluruh jenis karbohidrat.
(+) Terbentuk bidang batas warna merah ungu.
(–) Tidak terbentuk bidang batas warna merah-ungu.
2. Reaksi dengan oksidator (oksidasi)
Dilakukan menggunakan pereaksi Tollens dan Fehling/Benedict lalu dipanaskan.
Reaksi ini bereaksi positif terhadap gula pereduksi dan bereaksi negatif terhadap gula
bukan pereduksi.
Pereaksi Tollens
(+) Terbentuk cermin perak (Ag).
(–) Tidak terbentuk cermin perak (Ag).
Pereaksi Fehling/Benedict
(+) Terbentuk endapan merah bata (Cu2O).
(–) Warna campuran tetap biru.
3. Uji iodin
Dilakukan menggunakan larutan I2 berwarna kecoklatan.
Uji iodin bereaksi positif dengan amilum, bereaksi negatif dengan selulosa dan
glikogen.
(+) Warna biru tua.
(–) Warna tetap kecoklatan.

SIFAT – SIFAT KARBOHIDRAT

Sifat-sifat monosakarida Sifat-sifat disakarida Sifat-sifat polisakarida


 Padatan kristal berwarna putih  Rasanya manis   Rasanya tidak
 Rasanya manis (sukrosa>maltosa>laktosa manis atau tawar
(fruktosa>glukosa>galaktosa) )  Tidak  larut dalam
 Larut dalam air  Larut dalam air air
 Bersifat optis aktif ,jumlah  Sebagai gula pereduksi  Bila dihidrolisis
isomer = 2n karena dapat mereduksi akan dihasilkan
 Mengalami mutarotasi, contoh fehling , kecuali sukrosa monosakarida
larutan α glukosa sudut  Bila dihidrolisis dihasilkan berupa glukosa
putaran = +113 kemudian 2 monosakarida  Reaksi Pengenalan
berubah dan  Sukrosa disebut juga gula Karbohidrat
akhirnya tetap pada +52,7. invert karena mengubah
 Sebagai gula pereduksi karena arah puratan cahaya
dapat mereduksi fehling terpolarisasi
 Dapat diragikan/mengalami
fermentasi menghasilkan
alkohol

Tabel 4.3 : Sifat – sifat Karbohidrat

Kegunaan

1. Sebagai sumber energi utama bagi tubuh


2. Cadangan Energi dalam otot dan hati
3. Sebagai komponen utama penyusun membran sel
4. Sebagai Pemanis alami
xxv
MAKROMOLEKUL

5. Berperan penting dalam metabolisme, menjaga keseimbangan asam dan basa,


pembentuk struktur sel, jaringan, dan organ tubuh.
6. Membantu proses pencernaan makanan dalam saluran pencernaan, misalnya
selulosa.
7. Merupakan bahan pembentuk senyawa lain, misalnya protein dan lemak

Asam amino dan protein


Protein merupakan polimer alam yang tersusun dari asam-asam amino melalui ikatan
peptida, sehingga protein juga disebut sebagai polipeptida.

Struktur Asam amino


Asam amino merupakan senyawa yang memiliki gugus asam karboksilat (–COOH) dan
gugus amina –NH2.. Secara umum asam amino dirumuskan R dapat berupa gugus alkil,
yaitu rantai karbon yang mengandung atom-atom belerang, suatu gugus siklik atau gugus
asam ataupun basa. Asam amino yang paling sederhana adalah glisin.

Penggolongan Asam Amino  


Asam amino digolongkan menjadi   asam amino esensial dan asam amino nonesensial.
Asam amino esensial yaitu asam amino yang dalam tubuh tidak dapat diproduksi  sendiri,
maka diperoleh dari luar yaitu dari makanan. Contoh asam amino esensial adalah arginin ,
histisdin,threonin, dsb.

Sedangkan asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat diproduksi oleh
tubuh sendiri. Contoh asam amino nonesensial adalah glisin, alanin, serin, asam aspartat,
asam glutamat, glutamin, sistein, tirosin, asparagin, dan prolin

Sifat Asam Amino


 Semua asam amino kecuali glisin bersifat optis aktif
 Larut dalam air dan pelarut polar lain karena bertsifat polar
 Asam amino memiliki gugus asam dan gugus basa, sehingga bersifat amfoter.
 Asam amino dapat membentuk ion zwitter, yaitu asam amino dapat mengalami
reaksi asam-basa intra molekul membentuk ion yang bermuatan ganda (positif dan
negatif).
 Memilliki pH isoelektrik, yaitu pH pada saat asam amino tidak bermuatan .

Protein
Protein merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan dari polimerisasi asam-asam
amino yang terkait satu sama lain melalui ikatan peptida. Terdiri dari C, H, O, N, juga S,
P, dan logam dalam jumlah kecil.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan
dalam fungsi struktural atau mekanis, misalnya protein yang membentuk batang dan
sendi sitoskeleton.

Klasifikasi Protein
Berdasarkan kebutuhan di dalam tubuh, protein terbagi menjadi:
1. Asam amino esensial
2. Asam amino non-esensial

Berdasarkan bentuknya, protein terbagi menjadi:


1. Globular, berbentuk bulat padat.
2. Filamen, berbentuk serabut.

Berdasarkan fungsi biologisnya, protein terbagi menjadi:


1. Enzim (biokatalisator)
2. Hormon (pengatur)

xxvi
MAKROMOLEKUL

3. Antibodi (sistem imun)


4. Protein transpor (transpor molekul)
5. Protein kontraktil (alat gerak)
6. Protein struktur (pelindung)
7. Protein nutrien (cadangan makanan)

Berdasarkan komposisinya, protein terbagi menjadi:


1. Protein tunggal, protein yang hanya tersusun atas monomer asam amino.
2. Protein majemuk, protein yang tersusun atas monomer asam amino dan zat
lain.

Sifat dan Pembentukan Protein


Asam amino adalah biomolekul yang bersifat:
 Amfoter, karena memiliki gugus asam (karboksil) dan gugus basa (amina).
 Optis aktif, karena memiliki atom C kiral. Semua jenis asam amino bersifat optis aktif,
kecuali glisin.
 Dapat mengalami denaturasi, yaitu rusaknya struktur dan fungsi biologis protein
akibat suhu tinggi.

Pembentukan protein
Protein terbentuk melalui reaksi polimerisasi kondensasi membentuk ikatan peptida.
Ikatan peptida adalah ikatan antara gugus amina dengan gugus karboksil antar asam amino.

Gambar 23 : Contoh pembetukan protein


( source : https://akupintar.id/documents/20143/0/polime20.jpg/a130788c-0f0f-17e5-4192-70799517337e?t=1604586184087 )

Uji Protein
Uji pengenalan protein terdiri dari:

1. Uji Ninhidrin
Dilakukan dengan menggunakan larutan ninhidrin tidak berwarna. Uji ninhidrin
bereaksi positif dengan senyawa yang mengandung asam amino.
(+) Warna ungu.
(–) Tidak berubah warna.
2. Uji Biuret
Dilakukan dengan menambahkan NaOH dan CuSO 4. Uji biuret bereaksi positif dengan
senyawa yang mengandung ikatan peptida.
(+) Warna ungu.
(–) Warna biru.
3. Uji Xantoproteat
Dilakukan dengan menambahkan HNO3 pekat lalu dipanaskan, lalu didinginkan dan
ditambahkan NaOH. Uji biuret bereaksi positif dengan senyawa yang mengandung
cincin benzena.
(+) Warna jingga.
(–) Warna kuning.
4. Uji Millon
Dilakukan dengan menambahkan pereaksi Millon yang mengandung Hg(NO 3)2 dan
HNO2. Uji Millon bereaksi positif dengan senyawa yang mengandung cincin benzena.
(+) Terbentuk endapan merah.
(–) Tidak terbentuk endapan merah.

xxvii
MAKROMOLEKUL

5. Uji timbal asetat


Dilakukan dengan menambahkan NaOH lalu dipanaskan, lalu didinginkan dan
ditambahkan CH3COOH.
Setelah itu, zat dipanaskan dan ditutup dengan kertas timbal asetat yang telah
dicelupkan ke dalam larutan Pb(CH3COOH)2. Uji timbal asetat bereaksi positif dengan
senyawa yang mengandung sulfur/belerang.
(+) Akan terjadi warna biru tua.
(–) Warna tetap kecoklatan.

Lipit
Lemak/lipid adalah biomolekul turunan hidrokarbon yang mengandung satu gugus
ester. Lemak adalah ester gliserida dengan atom C > 10 yang terbentuk dari reaksi
esterifikasi antara asam lemak dan gliserol.

Gambar 24 : senyawa asam lemak


( source : https://akupintar.id/documents/20143/0/polime21.jpg/6326588c-a8cd-6671-d20f-bae629fee0ed?t=1604663300935 )

Dalam sistem kehidupan, lemak memiliki peran antara lain:

1. Sebagai sumber energi, lemak memberikan energi sekitar 2 kali lebih besar
dibandingkan protein dan karbohidrat
2. Insulasi termal/atau panas, mamalia mempunyai lapisan lemak di bawah kulitnya
yang berfungsi sebagai insulasi termal.
Contohnya pada ikan paus dan anjing laut yang hidup di laut dingin.
3. Sebagai pelindung organ tubuh. Beberapa organ penting yang bersifat lembut,
seperti ginjal dilindungi oleh lapisan lemak
4. Sebagai sumber vitamin (makanan). Vitamin A, D dan E hanya larut dalam lemak.

 Macam-macam asam lemak:


1. Asam lemak jenuh, adalah asam lemak yang tidak mengandung ikatan rangkap C.
2. Asam lemak tidak jenuh, adalah asam lemak yang mengandung ikatan rangkap C.

Berdasarkan struktur kimia, lemak terbagi menjadi:


1. Lemak sederhana/trigliserida, tersusun atas asam lemak sejenis.
2. Lemak majemuk/campuran, tersusun atas asam lemak beda jenis.

Sifat – sifat lemak


1. Tidak larut dalam pelarut polar, namun larut dalam pelarut non-polar.
2. Bersifat hidrofobik (tidak suka air).
3. Dalam suhu ruangan, lemak berwujud padat sedangkan minyak berwujud cair.

Reaksi – reaksi lemak


 Reaksi pembentukan-hidrolisis lemak, Merupakan dua reaksi yang berkebalikan.
 Reaksi saponifikasi/penyabunan, Lemak + Basa Kuat --> Garam Lemak (Sabun) +
Gliserol
 Reaksi hidrogenasi, Adalah reaksi penjenuhan lemak yang mengubah wujud lemak
menjadi padat (menggunakan katalis Pt/Ni).

Uji Lemak

xxviii
MAKROMOLEKUL

1. Uji kertas buram


Dilakukan dengan meletakkan zat ke atas kertas buram. Uji kertas buram bereaksi positif
dengan seluruh jenis lemak.
(+) Kertas menjadi transparan.
(–) Kertas tidak transparan.
2. Uji Sudan III
Dilakukan dengan meneteskan pereaksi Sudan III berwarna merah. Uji Sudan III bereaksi
positif dengan seluruh jenis lemak.
(+) Warna coklat.
(–) Tidak berubah warna.

xxix

Anda mungkin juga menyukai