LAPORAN STASE - Oky Witjaksono Kristyawan (1210131007)
LAPORAN STASE - Oky Witjaksono Kristyawan (1210131007)
MOVEMENT ACTIVATION
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk lulus Mata Kuliah Stase
1210131007
Penulisan Skenario
PENGANTAR
Bagi kebanyakan wanita, menjadi mandiri secara karir, gaya hidup, maupun
keuangan merupakan suatu pilihan mutlak. Tidak hanya itu, wanita juga pada dasarnya
lahir memiliki pilihan sendiri, seperti mengembangkan diri agar menjadi perempuan yang
berkualitas.
Menurut Pratiwi Sudamona, dilihat dari sisi positifnya, dalam konteks
pembicaraan keluarga yang modern, wanita tidak lagi dianggap sebagai mahluk yang
semata-mata tergantung pada penghasilan suaminya, melainkan ikut membantu berperan
dalam meningkatkan penghasilan keluarga untuk satu pemenuhan kebutuhan keluarga
yang semakin bervariasi.
Kemungkinan dari sisi negatifnya yang perlu mendapat perhatian dari wanita karir
yaitu rumah tangga. Kegagalan rumah tangga seringkali dikaitkan dengan kelalaian
seorang istri dalam rumah tangga. Hal ini bisa terjadi apabila istri tidak memiliki
keterampilan dalam mengurus rumah tangga, atau juga terlalu sibuk dalam berkarir,
sehingga segala urusan rumah tangga terbengkalai. Untuk mencapai keberhasilan
karirnya, seringkali wanita menomor duakan tugas sebagai ibu dan istri. Dengan
demikian pertengkaran bahkan perpecahan dalam rumah tangga tidak bisa dihindarkan
lagi.
Banyak kejadian sering kita temukan di lingkungan sekitar kita, bahwa ada
beberapa keluarga yang istri atau ibu rumah tangganya merangkap sebagai wanita karir,
rumah tangga mereka berakhir dengan kegagalan. Awalnya tujuan dari para Ibu tersebut
adalah ingin membantu perekonomian keluarga. Tetapi karena jabatan dan gaji yang
tinggi, terkadang menbuat mereka melupakan semua urusan rumah tangganya. Banyak
kasus yang terjadi di kota-kota besar, bahwa seorang wanita karir yang memiliki jabatan
dan gaji yang melebihi dari suaminya, maka dia secara perlahan-lahan, akan melupakan
kodrat dan kewajibannya sebagai seorang istri atau ibu rumah tangga. Bahkan ada juga
kasusnya disebabkan oleh perselingkuhan teman sekantor, dengan dalih ketidak puasan
dan ketidak cocokan, sehingga korbannya adalah suami dan anak.
Namun, apa yang membuat mereka menyesal dan kemudian menyadari
kesalahannya, yaitu keluarga. (ayah, ibu, suami, dan anak), yang selalu mengingatkan,
memberikan teguran, memberikan semangat, dan tentunya memberikan maaf. Jika tidak
terlambat sadar, maka hasilnya akan baik-baik saja, tetapi jika terlambat sadar, maka
hasilnya akan menyakitkan. Semuanya kembali kepada persepsi dan pribadi masing-
masing, bagaimana tetap memprioritaskan kepentingan keluarga diatas kepentingan
pekerjaan dan tentunya, bagaimana bisa membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan.
Ide dari film pendek Praktika “Arti Sebuah Pesan” yang kami buat, berdasarkan
beberapa fakta yang ada disekitar kami, karena ada permasalahan mendasar yang kami
temukan dan menarik untuk diangkat menjadi cerita, yaitu kegelisahan dari seorang Ibu,
yang melihat anaknya yang tidak bisa membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.
Cerita ini terinspirasi dari kisah yang dialami oleh penulis skenario kelompok kami.
Dalam proses pengembangan cerita, kami melakukan diskusi antar anggota kelompok dan
dosen, lalu mencari referensi-referensi film yang memiliki cerita yang sama untuk
dijadikan inspirasi. Kami menggunakan struktur naratif dalam konsep penulisan di film
ini yang berupa episodic narrative, karena lebih menekankan pengulangan peristiwa
sehari-hari dan tetap ada penyelesaian konflik di akhir yang disebut dengan happy ending.
Menariknya dari film pendek Arti Sebuah Pesan ini adalah kami ingin
memberikan pesan kepada masyarakat agar tidak melupakan arti penting dari sebuah
keluarga, karena tanpa adanya restu dari keluarga, apapun yang kita lakukan, tidak akan
pernah berhasil.
Karya film pendek Praktika Terpadu ini, mempunyai segmentasi remaja dan dewasa,
Wanita dan Pria, 17 tahun keatas. Film ini di kategorikan sebagai film ber-genre Drama,
sehingga semua kalangan dapat menikmati dari status ekonomi sosial A hingga C.
BAB II
2.1.4 Sinopsis
Di dalam sebuah rumah di Jakarta, terlihat mobilitas kegiatan yang dilakukan oleh
anggota keluarga, dimana DWI (27), seorang istri, sekaligus wanita karir yang super
sibuk, dengan rambut hitam yang acak-acakan, berpakaian rumah, dan kertas file yang
berantakan, sedang fokus menerima telephone dari klien, sembari membuka laptop,
karena harus merevisi pekerjaannya, di ruang TV.
BU HARYONO (65), seorang Ibu rumah tangga, dengan rambut yang tertutup hijab,
berpakaian rapi , berencana untuk pergi menghadiri sebuah acara.
WICAK (35), seorang suami yang sayang keluarga, dengan rambut hitam yang
menggunakan pomade, berpakaian batik, memakai jam tangan dan kacamata, sedang
menyeruput kopi.
Kemudian ketika Wicak dan Bu Haryono berpamitan, Dwi hanya memberikan kode
melalui tangannya, agar jangan diganggu, lalu memberikan lambaian tangan, tanpa
melihat suami dan ibunya.
Kemudian, setelah Dwi menutup telephone dan laptopnya, dia berjalan menuju meja
makan, dan melihat sebuah pesan di kertas dari ibunya, yang berisi “Bahan memasak
sudah di dapur, selamat memasak,jangan takut gagal, apa yang kamu butuhkan dari Ibu,
semuanya ada di dapur”
Sekejap kepanikan dan stress melanda Dwi, karena dia harus membuat makanan
kesukaan Wicak dan dikejar-kejar waktu makan siang.
Dengan video tutorial dari youtube yang di tonton di laptop, tentang cara memasak soto
Betawi, Dwi memberanikan diri untuk mulai memasak.
Selama proses pembuatan masakan, banyak kejadian-kejadian, mata perih ketika
memotong bawang, masakan ada yang gosong dan keasinan, dapur yang sangat
berantakan, ditambah lagi, pada saat memasak, smartphonenya berdering terus dari
klien dan boss, minta pekerjaannya direvisi dan dikirim.
Dwi akhirnya menyadari, kalau tutorial di youtube ada yang salah dan tidak sesuai.
Disaat dia rehat sejenak, tiba-tiba dia teringat kembali isi pesan Ibunya diatas meja,
setelah dibaca berulang-ulang, akhirnya dia sadar kalau melupakan resep masakan soto
Betawi Ibunya.
Kemudian Dwi mendapatkan momentum dan semangatnya kembali untuk
menyempurnakan masakannya, dengan menggunakan kemampuan multitasking yang ia
miliki. Memotong bawang sambil menggoreng, dan menumis sambil merebus.
Akhirnya masakan soto betawi bisa tercipta dengan sempurna.
Masakan soto Betawi yang sudah jadi, dia sajikan di meja makan, dan ketika Bu
Haryono dan Wicak muncul, mereka sangat suka dengan apa yang dilakukan dan hasil
masakannya.
Dwi pun merasa banyak pelajaran yang dia dapatkan hari ini, bahwa keluarga selalu
mengajarkannya menjadi pribadi yang lebih baik.
2.1.5 Treatment
1. INT. RUANG TV KELUARGA – PAGI
Terlihat DWI (35) dengan wajah kesal, rambut hitam yang acak-acakan, berpakaian
rumah ala kadar. Dwi dengan suara ngotot,sedang duduk menerima telephone klien
dengan menggunakan smartphone, jarinya sedang mengetik mengerjakan sesuatu di
laptop, dan file-file Dwi yang berantakan di lantai.
2. INT. RUANG MAKAN – PAGI
Terlihat BU HARYONO (65) dengan pakaian rapinya, duduk di ruang makan, sedang
menulis pesan untuk Dwi, lalu menaruhnya diatas meja.
WICAK (43), berpakaian rapi, duduk di sampingnya, sedang memakai jam tangan dan
kacamata, lalu menyeruput kopi.
3. INT. RUANG TV – PAGI
Kemudian Wicak menghampiri istrinya untuk berpamitan, Dwi sambil menelpon, berdiri
menuju ke arahnya, lalu mendekap smartphone di depan dada, dan bertanya mau kemana,
suaminya memberikan jawaban mau pergi ke kondangan. dan Wicak juga mengingatkan,
kalau dia mau dimasakkan soto Betawi untuk makan siang. Tetapi karena fokusnya
sedang ke kerjaan, akhirnya Dwi hanya memberikan lambaian tangan, tanpa melihat
suami dan ibunya,lalu kembali telephone.
4. INT. RUANG MAKAN – SIANG
Lalu Dwi berjalan menuju ke ruang makan, ada meja makan panjang, dengan 1 kursi
utama di ujung meja, dan 2 kursi lain disisi kiri dan kanan, diatas meja ada 3 buah piring,
3 pasang sendok makan & garpu, dan 3 buah gelas yang tertutup.
Lalu Dwi melihat pesan dikertas dari ibunya, yang berisi "Bahan memasak sudah di
dapur, selamat memasak,jangan takut gagal, apa yang kamu butuhkan dari Ibu, semuanya
ada di dapur". Sekejap kepanikan dan stress datang menghampirinya, rambut yang acak-
acakan semakin diacak-acak, wajahnya pucat, sambil berteriak kesal.
Dwi hanya mempunyai waktu 4 jam lagi untuk menuju ke waktu makan siang, karena dia
harus membuat makanan kesukaan suaminya, yaitu soto Betawi.
5. INT. RUANG TV - SIANG
Dwi berjalan menuju ruang tamu, dia berinitiatif mengambil smartphone & laptop, yang
akan digunakan untuk melihat video tutorial memasak soto Betawi.
6. INT. DAPUR – SIANG
Kemudian Dwi bergegas ke arah dapur, menaruh laptopnya di atas meja dapur yang tidak
jauh dari area kompor.
Dwi melakukan checklist bahan-bahan masakan, yang sudah dipersiapkan oleh Ibunya,
ada daging sapi yang sudah dipotong kecil-kecil, kentang, bawang merah, bawang putih,
kemiri sangria, ketumbar, jinten, jahe, pala, daun jeruk, daun bawang, sereh, lengkuas,
bunga lawang, kayu manis,cengkeh, santan instan, susu uht, garam, kaldu sapi bubuk,
gula pasir, dan merica.
Proses pembuatan soto Betawi di mulai, video tutorial on, kompor listrik dinyalakan,
terlihat panci berisi air untuk merebus, dan wajan penggorengan. Karena panik, kesal,
kurang fokus, dan dikejar-kejar waktu, semua hal yang dilakukannya tidak benar.
Memotong bawang matanya perih, Mememarkan lengkuas & bawang, dan loncat dari
cobeknya, Menghaluskan bumbu-bumbu, tangannya pegal, Menggoreng emping, cipratan
minyaknya kemana-mana, dan Menggoreng kentang jadi gosong.
Ketika dia mencoba fokus, smartphonenya berdering, di layar terlihat kliennya telephone,
dan dia mengacuhkannya.
Kemudian smartphonenya berdering kembali, untuk kali ini bossnya yang telephone,
meminta Dwi untuk merevisi budget, dan mengirimkan ke klien saat itu juga.
7. INT. RUANG TV – SIANG
Dwi langsung mencari file budgetnya diatas meja TV, lalu dengan cepat dia merevisi
budget dan langsung mengirimkan ke klien.
2.1.6 Skenario
Terlihat DWI (35) dengan wajah kesal, rambut hitam yang acak-acakan, berpakaian rumah
ala kadar.
Dwi dengan suara ngotot,sedang duduk menerima telephone klien dengan menggunakan
smartphone, jarinya sedang mengetik mengerjakan sesuatu di laptop, dan file-file Dwi yang
berantakan di lantai.
DWI
WICAK (43), berpakaian rapi, duduk di sampingnya, sedang memakai jam tangan dan
kacamata, lalu menyeruput kopi.
WICAK
Kemudian Wicak menghampiri istrinya untuk berpamitan, Dwi sambil menelpon, berdiri
menuju ke arahnya, lalu mendekap smartphone di depan dada, dan bertanya mau kemana,
suaminya memberikan jawaban mau pergi ke kondangan. dan Wicak juga mengingatkan,
kalau dia mau dimasakkan soto Betawi untuk makan siang.
DWI
WICAK
DWI
BU HARYONO
DWI
Lalu Dwi berjalan menuju ke ruang makan, ada meja makan panjang, dengan 1 kursi utama
di ujung meja, dan 2 kursi lain disisi kiri dan kanan, diatas meja ada 3 buah piring, 3 pasang
sendok makan & garpu, dan 3 buah gelas yang tertutup.
Lalu Dwi melihat pesan dikertas dari ibunya, yang berisi "Bahan memasak sudah di dapur,
selamat memasak,jangan takut gagal, apa yang kamu butuhkan dari Ibu, semuanya ada di
dapur".
Sekejap kepanikan dan stress datang menghampirinya, rambut yang acak- acakan semakin
diacak-acak, wajahnya pucat, sambil berteriak kesal.
Dwi hanya mempunyai waktu 4 jam lagi untuk menuju ke waktu makan siang, karena dia
harus membuat makanan kesukaan suaminya, yaitu soto Betawi.
Dwi berjalan menuju ruang tamu, dia berinitiatif mengambil smartphone & laptop, yang akan
digunakan untuk melihat video tutorial memasak soto Betawi.
Dwi menaruh laptopnya di atas meja dapur yang tidak jauh dari area kompor.
Dwi melakukan checklist bahan-bahan masakan, yang sudah dipersiapkan oleh Ibunya, ada
daging sapi yang sudah dipotong kecil-kecil, kentang, bawang merah, bawang putih, kemiri
sangria, ketumbar, jinten, jahe, pala, daun jeruk, daun bawang, sereh, lengkuas, bunga
lawang, kayu manis,cengkeh, santan instan, susu uht, garam, kaldu sapi bubuk, gula pasir,
dan merica.
Proses pembuatan soto Betawi di mulai, video tutorial on, kompor listrik dinyalakan, terlihat
panci berisi air untuk merebus, dan wajan penggorengan. Karena panik, kesal, kurang fokus,
dan dikejar-kejar waktu, semua hal yang dilakukannya tidak benar.
Ketika dia mencoba fokus, BUNYI SMARTPHONE BERDERING, di layar terlihat kliennya
telephone.
Tidak lama kemudian, BUNYI SMARTPHONE BERDERING lagi, dilayar terlihat bossnya
telephone.
Mau tidak mau, Dwi harus mengangkatnya. Wajahnya terlihat panik dan takut.
DWI
(jedah sejenak)
Dwi langsung mencari file budgetnya diatas meja TV, lalu dengan cepat dia merevisi budget
dan langsung mengirimkan ke klien.
Di dapur Dwi fokus kembali ke masaknya,dan mengikuti kembali tutorial di youtube, tiba-
tiba Dwi merasa ada yang salah dari tutorial itu, karena apa yang dilakukan selalu tidak
sesuai.
Ketika dicicipi rasanya belum terasa karena belum meresap, padahal sudah sesuai petunjuk.
Sehingga darah mengalir cukup banyak dan harus segera dibersihkan dan ditutup handyplast.
Dwi mencari kotak P3K di rak TV, karena dia sudah lama tidak melihatnya.
Ketika Dwi sedang rehat sejenak di sofa ruang TV, Dwi teringat kembali isi pesan ibunya
diatas meja makan.
Dwi membacanya berulang-ulang, dan ternyata Dwi baru sadar, kalau ternyata dia melupakan
sesuatu.
Ketika di dapur, yang pertama ditujunya adalah rak, tetapi tidak menemukan apa yang dia
cari.
Ketika membuka laci, terlihat sebuah resep masakan soto betawi yang dibuat ibunya.
Dwi sangat senang ketika menemukan resep Ibunya, dan dia siap melanjutkan kembali
masaknya.
Dengan penuh keyakinan dan fokus, langkah demi langkah Dwi lakukan, sesuai dengan resep
yang ada di buku ibunya.
Masakan soto betawi yang Dwi bikin langsung disajikan di meja makan.
Lalu mereka bertiga duduk di meja makan mencoba soto betawi buatan Dwi.
BU HARYONO
Keluarga kecil itu tertawa bersama, lalu Dwi mengabadikan moment indah ini dengan berfoto
selfie, kemudian melanjutkan makannya.
SELESAI
Terlihat DWI (35) dengan wajah kesal, rambut hitam yang acak-acakan, berpakaian
rumah ala kadar.
Dwi dengan suara ngotot, sedang duduk menerima telephone klien dengan menggunakan
smartphone, jarinya sedang mengetik mengerjakan sesuatu di laptop, dan file-file Dwi
yang berantakan di lantai.
Pesan :
Pengenalan tokoh utama yaitu Dwi yang menunjukkan, bahwa dia seorang istri yang
merangkap sebagai wanita karir.
Terlihat BU HARYONO (65) dengan pakaian rapinya, duduk di ruang makan, sedang
menulis pesan untuk Dwi, lalu menaruhnya diatas meja.
WICAK (43), berpakaian rapi, duduk di sampingnya, sedang memakai jam tangan dan
Pesan :
Pesan :
Menunjukkan 2 tokoh pendukung yang menghambat tujuan dari tokoh utama. Lalu
memperlihatkan tokoh utama yang sedang sibuk bekerja di hari libur dan
mengabaikan keluarganya.
Wicak memperumit dan memberikan hambatan kepada Dwi.
Deskripsi :
Kemudian Dwi bergegas ke arah dapur. Dwi menaruh laptopnya di atas meja dapur
yang tidak jauh dari area kompor. Dwi melakukan checklist bahan-bahan masakan,
yang sudah dipersiapkan oleh Ibunya, ada daging sapi yang sudah dipotong kecil-
kecil, kentang, bawang merah, bawang putih, kemiri sangria, ketumbar, jinten, jahe,
pala, daun jeruk, daun bawang, sereh, lengkuas, bunga lawang, kayu manis,cengkeh,
santan instan, susu uht, garam, kaldu sapi bubuk, gula pasir, dan merica. Proses
pembuatan soto Betawi di mulai, video tutorial on, kompor listrik dinyalakan, terlihat
panci berisi air untuk merebus, dan wajan penggorengan. Karena panik, kesal, kurang
fokus, dan dikejar-kejar waktu, semua hal yang dilakukannya tidak benar. Memotong
bawang matanya perih. Mememarkan lengkuas & bawang, dan loncat dari cobeknya.
Menghaluskan bumbu-bumbu, tangannya pegal. Menggoreng emping, cipratan
minyaknya kemana-mana. Menggoreng kentang jadi gosong. Ketika dia mencoba
fokus, BUNYI SMARTPHONE BERDERING, di layar terlihat kliennya telephone.
Dwi mengintip layar smartphone dan dia mengacuhkannya. Tidak lama kemudian,
BUNYI SMARTPHONE BERDERING lagi, dilayar terlihat bossnya telephone. Mau
tidak mau, Dwi harus mengangkatnya. Wajahnya terlihat panik dan takut. Lalu Dwi
mematikan kompor, membawa laptopnya ke ruang TV.
Pesan : Memperlihatkan naik turunnya konflik dan nilai dramatis di dalam cerita.
Disini tokoh utama menghadapi pertentangan batin, dengan mencoba menaklukan
kepanikan, kekesalan, dan ketakutan, demi mencapai semua tujuan.
Pesan :
Memperlihatkan kerja keras, dalam mengejar tujuannya. Disini tokoh utama tetap
mengirimkan pekerjaan, di tengah kepanikannya memasak soto Betawi
Pesan :
Hambatan tokoh utama dalam mengejar tujuannya, disini tokoh utama sadar bahwa
ada
yang salah dengan video tutorial youtube yang dia ikuti.
9. INT. RUANG TV – SIANG
Deskripsi :
Dwi mencari kotak P3K di rak TV, karena dia sudah lama tidak melihatnya. Ketika
membersihkan lukanya dengan minyak tawon, dia menjerit kesakitan. Akhirnya
lukanya berhasil dibersihkan dan diberi handyplast. Ketika Dwi sedang rehat sejenak
di sofa ruang TV, Dwi teringat kembali isi pesan ibunya diatas meja makan. Lalu Dwi
bergegas menuju ke ruang makan
Pesan :
Tokoh utama menemukan jalan keluar, ketika hambatan sudah mencapai puncaknya.
Dwi membaca dan memahami kembali arti dari pesan didalam kertas itu, yang
menurutnya sebuah petunjuk.
Dwi membacanya berulang-ulang, dan ternyata Dwi baru sadar, kalau ternyata dia
melupakan sesuatu.
Pesan :
Terdapat pay of melalui tokoh utama dengan menemukan sebuah resep dengan
Deskripsi :
Ketika di dapur, yang pertama ditujunya adalah rak, tetapi tidak menemukan apa yang
dia Cari. Ketika membuka laci, terlihat sebuah resep masakan soto betawi yang
dibuat Ibunya. Dwi sangat senang ketika menemukan resep Ibunya, dan dia siap
langkah Dwi lakukan, sesuai dengan resep yang ada di buku ibunya. Merebus daging
masakannya jadi.Masakan soto betawi yang Dwi bikin langsung disajikan di meja
makan.
Pesan :
Deskripsi :
Kedatangan Wicak dan Bu Haryono, langsung disambut Dwi di meja makan. Lalu
mereka bertiga duduk di meja makan mencoba soto betawi buatan Dwi. Setelah
merekamencicipi, Bu Haryono dan Wicak saling bertukar pandang. Disisi lain, Dwi
pesimis dengan rasa masakannya. Lalu Wicak dan Bu Haryono melihat Dwi dengan
reaksi senang dan bangga. Dwi melompat kegirangan, lalu memeluk ibunya. Keluarga
kecil itu tertawa bersama, lalu Dwi mengabadikan moment indah ini dengan berfoto
selfie, kemudian melanjutkan makannya.
Pesan :
Tokoh utama berhasil mencapai tujuannya, dengan dibantu oleh anggota keluarganya.
Disini terdapat support system sebagai pengingat dan penyemangat, yaitu keluarga.