a) Pemberian subsidi ekspor Subsidi diberikan guna meningkatkan satau memajukan ekspor yang akan dilakukan. Subsidi ini dapat berbentuk pembebasan pajak, pemberian fasilitas, pengurangan biaya produksi atau lainnya. Tujuan adanya subsidi ini ialah supaya produk ekspor bisa memiliki daya saing di negara tujuan. b) Penetapan prosedur ekspor Pihak pelaku ekspor (eksportir) harus elakukan prosedur tertentu yang telah ditetapkan pemerintah. Pemerintah memberlakukan kebijakan yang setidaknya bisa mempermudah alur ekspor. c) Dumping Merupakan kebijakan penetapan harga barang ekspor lebih murah disbanding di dalam negeri. Dengan arti dumping ini merupakan kebijakan menjual hasil produksi di luar negeri lebih rendah dari di dalam negeri. Kebijakan ini dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka Kebijakan ini ditetapkan apabila pemerintah dapat mengendalikan harga baran di dalam negeri terlebih dahulu. d) Larangan ekspor Kebijakan pelarangan untuk mengekspor barang tertentu kelauar negeri dengan alasan bisa karena ekonomi, politik, sosial maupun budaya. e) Deskriminasi harga Artinya setiap barang ekspor ditetapkan dengan harga yang berbeda untuk tiap negara, biasanya dilakukan sesuai dengan adanya suatu perjanjian. f) Politik dagang bebas Pemerintah memberikan kebijakan untuk bebas melakukan kegiatan ekspor atau impor. Dari kebiajakn tersebit diharapkan nantinya bisa membawa beberapa keuntungan dentah dari mendapat barang produksi berkualitas tinggi atau barang yang harganya lebih murah. g) Premi Merupakan kebijakan yang diambil oleh pemerintah agar dapat memberikan tambahan dana dalam negri guna meningkatkan produksi. 2. Kebijakan perdangangan internasional (impor) a) Pemberlakuan kuota Pemerintah akan menetapka kuota impor dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan supaya tidak mengganggu kegiatan produksi dalam negeri. Namu apabila suatu negara telah menetapkan kebojakan politik dagang bebas, pemberlakuan kuota tidak bisa dilakukan karena bisa mengganggu perdagangan internasional. b) Pemberian subsisdi Beberapa barang impor bisa jadi lebih murah dibandingkan dengan barang produksi dalam negeri. Maka dari itu dari pemerintah memberikan subsidi supaya harga barang dalam negeri bisa bersaing dengan harga impors. Subsidi ingi akan diberikan kepada produsen dengan pengurangan biaya produksi. c) Kebijakan pelarangan impor Dapat berlaku beberapa barang yang dapat membahayakan lingkungan masyarakat seperti impor senjata berapi. d) Tarif Penetapan tarif dilakukan pada barang impor, bisa jadi lebih murah atau mahal. Apabila harga barang impor lebih mahal, hal ini dapat mendorong masyarakat untuk lebih memilih memakai produk dalam negeri. Sedangkan untuk negara penganut politik dagang bebas, biasanya cenderung memberi harga impor yang lebih murah atau sama dengan barang dalam negeri. 3. Kebijakan inward looking dan outward looking a) Inward looking : strategi pembangunan yng lebih menekankan pada pembangungan industri domestic pengganti produk impor. Strategi tersebut ditempuh dengan cara proteksi industri domestic lewat tarif dan berbagai restriksi impor, untuk kemudian dalam jangka panjang melalui diversifikasi industri meuju kompetisi ekspor. Kelebihannya dapat memperkuat produk domestic, pembukaan lapangan pekerjaan yang luas yang nantinya dapat menunjang kompetisi ekspor di pasar internasional. Namun ada kekurangannya juga yaitu berpotensi mengganggu perdagangan internasional (yang seharusnya negara tersebut bisa saling melengkapi namun dengan adanya kebijakan tersebut menjadi terhambat) dan dapat menggangu pasar keuangan. b) Outward looking : kebijakan yang lebih menekankan kepada upaya mendorong tercipta perdagangan bebas. Kelebihan dari kebijakan tersebut adalah dapat meningkatkan pengaruh dalam negeri di forum global, meningkatkan kerjasama perdagangan internasional, meningkatkan kepentingan nasional yang nantinya melali pelaksanaan kebijakan luar negeri akan menguntungkan masyarakat negara sendiri namun ada juga sisi kekurangan kebijakan ini adalah dapat terancamnya produk dalam negeri apabila pemerintah tidak bijak dalam melakukan kebijakan outward looking dan kurang dalam memproteksi produksi dalam negeri.