Anda di halaman 1dari 14

JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) Vol. 13 No.

2 Desember 2018 Listrianah, dkk

GAMBARAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA SISWA


– SISWI SEKOLAH DASAR NEGERI 13 PALEMBANG TAHUN 2018

Listrianah¹, R.A.Zainur², Levi Saputri Hisata³


Email :Listrianah@yahoo.com

Diterima : 28 Desember 2018 Direvisi: 15 Januari 2019 Disetujui: 21 Januari 2019

Abstrak

Molar pertama permanen merupakan gigi yang sangat rentan karies. Hal ini disebabkan gigi merupakan gigi
permanen yang pertama erupsi, disamping itu bentuk anatomis yang mempunyai fit dan fissure yang dalam
memudahkan penumpukan sisa makanan dan mikroorganisme yang sukar dibersihkan dengan cara menyikat
gigi, sehingga mudah terjadi karies. Maka dari itu, penelitian ini berjudul Gambaran Karies Gigi Molar Pertama
Permanen sspada Siswa – Siswi Sekolah Dasar Negeri 13 Palembang Tahun 2018.Tujuan penelitian ini
diketahui gambaran karies gigi molar pertama permanen pada Siswa – Siswi Sekolah Dasar Negeri 13
Palembang Tahun 2018.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
survey. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariate. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling. Subjek penelitian adalah anak-anak kelas I sampai V SD Negeri 13 Palembang
berjumlah 185 anak. Hasil penelitian diketahui jumlah karies gigi molar pertama permanen sebanyak 106 (57%)
anak, karies gigi molar pertama permanen berdasarkan usia, 6 tahun sebanyak 1 (4%) anak, pada usia 7 tahun
sebanyak 8 (47%) anak, pada usia 8 tahun sebanyak 44 (77%), pada usia 9 tahun sebanyak 31 (69%) anak, pada
usia 10 tahun sebanyak 18 (64%) anak, dan usia 11 tahun sebanyak 4 (29%) anak. Sedangkan karies gigi molar
pertama permanen berdasarkan jenis kelamin, perempuan sebanyak 61 (61%) anak, laki laki sebanyak 45 ( 53%)
anak.

Kata Kunci : Karies, Gigi Molar Pertama Permanen

Abstract

The first permanent molar is a very susceptible caries. This is because the tooth is the first permanent tooth
eruption, besides the anatomical form that has fit and fissure which in the easy stacking of food scraps and
microorganisms that are difficult to clean by brushing teeth, making it easy for caries. Therefore, this research is
titled Permanent First Molar Dental Caries on Elementary School Students 13 Palembang Year 2018. The
purpose of this study is known images of caries permanent first molars in the Elementary School Students 13
Palembang Year 2018. Type of research Copyright © 2011 Unikom Center used is descriptive research with
survey approach. The data analysis used is univariate analysis. The sampling of this research using purposive
sampling method. The subjects of the study were children from grade I to V SD Negeri 13 Palembang totaling
185 children. The results of the study revealed the number of permanent permanent molar tooth caries by 106
(57%) of children, the first permanent molar caries by age, 6 years as many as 1 (4%) children, at age 7 years
as many as 8 (47%) children, year by age 44 (77%), at the age of 9 years 31 (69%) children, age 10 years 18
(64%) children, and age 11 years 4 (29%) children. While permanent first molars of permanent tooth by sex,
female 61 (61%) children, male as much as 45 (53%) child.

Keywords: Caries, Permanent First Molar Teeth.

PENDAHULUAN hampir sama yaitu 14 gigi permanen dan


Karies merupakan penyakit yang 10 gigi sulung. (Liwe, Marsela, 2015 )
banyak menyerang anak – anak terutama Karies pada gigi molar pertama permanen
umur 6 sampai 9 tahun. Pada umur 6 tahun menjadi penyebab utama tingginya
gigi molar permanen sudah mulai tumbuh prevalensi pencabutan disebabkan karena
sehingga lebih rentan terkena karies dan gigi molar pertama adalah gigi yang
umur 9 tahun merupakan periode gigi pertama kali erupsi sehingga perilaku anak
bercampur dimana jumlah gigi permanen dalm memelihara kesehatan gigi masih
dan gigi sulung dalam rongga mulut kurang, serta bentuk anatomis dari gigi
molar pertama yang memilki pit dan

136 p-ISSN 2579-5325, e-ISSN 2654-3427


JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) Vol. 13 No. 2 Desember 2018 Listrianah, dkk

fissure yang menjadi tempat singgah sisa gigi yang berjumlah 20 buah sudah
makanan. (Mintjelungan, Cristy. 2015 ) tumbuh sempurna ( Ramadhan, 2010)
Prevalensi karies gigi geraham Tanpa adanya gigi, manusia akan
pertama permanen pada anak umur 8 – 10 sulit memakan yang dimakannya. Menurut
tahun merupakan jumlah atau presentase tugasnya, gigi termasuk dari sistem
orang dalam satu populasi yang pencernaan.Gigi tumbuh didalam lesung
mengalami suatu penyakit karies pada rahang dan memiliki jaringan seperti
gigi.Penyakit ini terjadi pada jaringan pada tulang, tetapi gigi bukanlah bagian
keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan dari kerangka. Menurut perkembangannya,
organik yang dapat menyebabkan rasa gigi lebih banyak persamaannya dengan
ngilu hingga nyeri. Penyakit karies bersifat kulit daripada dengan tulang. (Hidayat,
progresif dan kumulatif, bila dbiarkan 2016)
tanpa disertai perawatan dalam kurun 2. Fungsi Gigi
waktu tertentu kemungkinan akan Gigi berfungsi dalam proses
bertambah parah. ( Silaban, Sinta ,dkk, matrikasi( pengunyahan). Mengunyah
2015 ) ialah menggigit dan menggiling makanan
Berdasarkan dari survei yang diantara gigi atas dan bawah.Gerakan lidah
pernah dilakukan di SD Negeri 13 dan pipi membantu dengan memindahkan
Palembang ini, Penulis melihat adanya makanan lunak ke palatum keras ensit
setiap siswa yang memiliki gigi gigi- gigi. Semua bagian tubuh manusia
berlubang.Disamping itu belum adanya program memiliki tugas, peran dan fungsi masing-
UKGS yang dijalankan pada sekolah masing, termasuk gigi juga memiliki
tersebut. beberapa fungsi, diantaranya:
Tujuan penelitian adlah diketahuinya a. Pengunyahan
Gambaran Karies Gigi Molar Pertama Gigi berperan penting untuk
Permanen Pada Siswa- Siswi di SD Negeri menghalusakan makanan agar lebih mudah
13 Palembang. Penelitian ini bermanfaat ditelan serta meringankan kerja proses
meningkatkan mutu dan pelayanan pencernaan. Sangat tidak mungkin bila
kesehatan gigi dalam pendidikan kita menelan utuh makanan tanpa
kesehatan gigi mulut pada anak-anak dan dikunyah terlebih dahulu, dan kalaupun
dapat dijadikan sebagai bahan referensi mungkin organ pencernaan akan bekerja
dalam proses belajar mengajar (PBM) sangat berat dan penyerapan makanan
untuk meningkatkan kualitas kesehatan tidak akan maksimal.
bagi siswa- siswinya. b. Berbicara
Gigi sangat diperlukan untuk
A. Konsep Dasar Gigi mengeluarkan atau melaflakan bunyi
1. Pengertian Gigi ataupun huruf- huruf tertentu, seperti
Gigi merupakan salah satu organ misalnya huruf T, V, F, D, S. tanpa gigi,
pengunyah yang terdiri dari gigi pada bunyi huruf- hruf ini tidak akan terdengar
rahang atas dan rahang bawah, gigi terdiri dengan sempurna. Dalam hal berbicara
dari tiga bagian yaitu mahkota gigi, akar pun akan terdengar kurang atau bahkan
gigi dan leher gigi. Gigi susu mulai tidak sempurna.
tumbuh ketika bayi berumur 6 bulan
setelah bayi berumur 2 tahun maka seluruh

p-ISSN 2579-5325, e-ISSN 2654-3427 137


JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) Vol. 13 No. 2 Desember 2018 Listrianah, dkk

c. Estetik menyobek dan membantu menghaluskan


Sebuah senyum tidak akan lengkap makanan.
tanpa hadirnya sederetan gigi yang rapi d. Gigi molar atau gigi geraham besar
dan bersih. Hampir semua orang yang Bentuknya seperti kotak dan
profesinya mengandalakan penampilan ukurannya besar. Gigi molar merupakan
didepan orang banyak . gigi yang paling berperan dalam proses
d. Menjaga kesehatan rongga mulut penghalusan makanan. Tottalnya ada dua
dan rahang belas buah,enam dirahang atas dan enam
Banyak hal yang akan terjadi bila dirahang bawah.( Ramadhan,2010)
gigi kita hilang, diantaranya gangguan 4. Bagian Gigi
pengunyahan makanan, terutama pada Bagian gigi terdiri atas:
susunan gigi yang tidak teratur a. Mahkota gigi ( korona, crown )
((malokluksi), tulang alveolar yang merupakan bagian gigi yang dilapisi
berkurang (resorpsi), gangguan pada sendi email/ dan normalnya terletak diluar
rahang,dan penyakit pada jaringan jaringan gingiva.
periodontal. ( Hidayat, Rachmat, 2016) b. Leher gigi (cenviks)
3. Jenis Gigi Line/ garis cervical/ pertemuan semento
Gigi geligi manusia termasuk email merupakan batas antara bagian
golongan heterodont karena bentuknya sementum dan email yang merupakan
bermacam- macam dan fungsinya pun pertemuan anatara korona dan akar
berbeda- beda. Secara umum gigi bisa gigi.
dibagi menjadi empat jenis : c. Akar ( radix,root)
a. Gigi insisif atau gigi seri Bagian gigi yang dilapisi sementum
Gigi ini berbentuk persegi panjang, (semen) dan didukung oleh tulang
dan berfungsi untuk memotong makanan. alveolar maksila dan mandibula.
Gigi insisif terletak di bagian paling depan Akar tunggal : satu akar dengan satu
di tengah lengkung gigi, ada empat buah di apeks
rahang atas maupun dirahang bawah. d. Akar multiple : banyak akar dengan
b. Gigi kaninus atau gigi taring bifurkasi ( tempat 2 akar bertemu)dan
Gigi taring berada disebelah gigi trifukasi ( tempat 3 akar bertemu).
insisif.Gigi ini berbentuk lebih panjang e. Apeks ( foramen apical )
dengan ujung yang runcing.Gigi tering Titik yang terujung dari suatu benda
berfungsi untuk mengoyak atau menyobek yang runcing atau yang berbentuk
dan memotong makanan.Gigi taring kerucut seperti akar gigi.( Deynilisa,
berjumlah empat buah, dua dirahang atas saluna, 2016)
dan dua dirahang bawah.
c. Gigi premolar atau gigi geraham B. Karies Gigi
kecil 1. Pengertian Karies Gigi
Pada gigi premolar rahang atas Karies gigi merupakan suatu
mempunyai dua cups, rahang bawah penyakit jaringan keras gigi, yaitu email,
hampir mirip dengan kaninus namun pada dentin dan sementum yang disebabkan
bagian cups tidak runcing dan juga lebih oleh aktifitas suatu jasad renik dalam suatu
besar dari gigi kaninus. Tiap rahangnya karbohidrat yang dapat diragikan. Penyakit
berjumlah empat, berfungsi untuk ini ditandai dengan terjadinya

138 p-ISSN 2579-5325, e-ISSN 2654-3427


JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) Vol. 13 No. 2 Desember 2018 Listrianah, dkk

demineralisasi pada jaringan keras gigi pendidikan, tingkat ekonomi, lingkungan,


yang kemudian diikuti oleh kerusakan sikap dan perilaku yang berhubungan
bahan organiknya. Akibatnya, terjadi dengan kesehatan gigi. Ada dua faktor
invasi bakteri dan kematian pulpa serta yaitu faktor dalam dan faktor luar yaitu :
penyebaran infeksinya ke jaringan a. Faktor Dalam
periapeks yang dapat menyebabkan nyeri 1) Mikroorganisme
(Gambar 1). Penyakit karies bersifat Mikroorganisme merupakan faktor
progresif dan kumulatif, bila dibiarkan paling penting dalam proses awal
tanpa disertai perawatan dalam kurun terjadinya karies. Mereka memfermentasi
waktu tertentu kemungkinan akan karbohidrat untuk memproduksi asam.Plak
bertambah parah. Walaupun demikian, gigi merupakan lengketan yang berisi
mengingat mungkinnya remineralisasi bakteri produk- produknya, yang terbentuk
terjadi pada stadium yang sangat dini pada semua permukaan gigi.Akumulasi
penyakit ini dapat dihentikan.( Kidd E, bakteri ini tidak terjadi secara kebetulan
2013). melainkan terbentuk melalui serangkaian
tahapan.
Asam terbentuk dari hasil
fermentasi sakar diet oleh bakteri di dalam
plak gigi. Sumber utamanya adalah
glukosa yang masuk dalam plak gigi,
Gambar 1 Karies gigi (Sumber : Fian, sedangkan kuantitatif, sumber utama
2010) glukosa adalah sukrosa. Penyebab utama
terbentuknya asam tadi adalah S.Mutans
2. Etiologi Karies Gigi serotipe c yang terdapat di dalam plak
Faktor penyebab karies gigi terdiri karena kuman ini memetabolisme sukrosa
dari penyebab dalam individu dan menjadi asam lebih cepat dibandingkan
penyebab luar individu (Gambar 2). Faktor kuman lain ( Kidd E, 2013).
dalam penyebab karies gigi adalah faktor 2) Host
di dalam mulut yang berhubungan Terbentuknya karies gigi diawali
langsung dengan proses terjadinya karies dengan terdapatnya plak yang
gigi antara lain host, mikroorganisme, mengandung bakteri pada gigi.Oleh karena
substrat , dan waktu. Sedangkan faktor itu kawasan gigi yang memudahkan
luar individu adalah status ekonomi, pelekatan plak sangat memungkinkan
keluarga, pekerjaan, fasilitas kesehatan diserang karies. Kawasan-kawasan yang
gigi dan pendidikan kesehatan gigi yang mudah diserang karies tersebut adalah :
pernah diterima. ( Rahmawati I, 2011). a. Pit dan fisur pada permukaan oklusal
Selain faktor- faktor yang ada molar dan premolar; pit bukal molar
didalam mulut yang langsung dan pit palatal insisif.
berhubungan dengan karies, terdapat b. Permukaan halus di daerah aproksimal
faktor- faktor yang tidak langsung yang sedikit di bawah titik kontak.
disebut faktor resiko luar, yang merupakan c. Email pada tepian di daerah leher gigi
faktor predisposisi dan faktor penghambat sedikit di atas tepi gingiva.
terjadinya karies. Faktor luar antara lain d. Permukaan akar yang terbuka, yang
adalah usia, jenis kelamin, tingkat merupakan daerah tempat melekatnya

p-ISSN 2579-5325, e-ISSN 2654-3427 139


JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) Vol. 13 No. 2 Desember 2018 Listrianah, dkk

plak pada pasien dengan resesi gingiva b. Faktor Luar


karena penyakit periodonsium. Beberapa faktor luar individu
e. Tepi tumpatan terutama yang kurang penyebab terjadinya karies gigi, yaittu :
atau mengeper. (Tarigan, 2014 )
f. Permukaman gigi yang berdekatan 1) Ras
dengan gigi tiruan dan jembatan. Amat sulit menentukan pengaruh
3) Substrat ras terhadap terjadinya karies gigi.Namun,
Penelitian menunjukkan bahwa keadaan tulang rahang suatu ras bangsa
makanan dan minuman yang bersifat mungkin berhubungan dengan presentase
fermentasi karbohidrat lebih signifikan karies yang semakin meningkat atau
memproduksi asam, diikuti oleh menurun.Misalnya, pada ras tertentu
demineralisasi email.Tidak semua dengan rahang sempit sehingga gigi -
karbohidrat benar-benar kariogenik. geligi pada rahang sering tumbuh tak
Produksi polisakarida ekstraseluler dari teratur. Dengan keadaan gigi yang tidak
sukrosa lebih cepat dibandingkan dengan teratur ini akan mempersulit pembersihan
glukosa, fruktosa, dan laktosa. Sukrosa gigi, dan ini akan mempertinggi persentase
merupakan gula yang paling kariogenik, karies pada ras tersebut.
walaupun gula lain juga berpotensi 2) Jenis Kelamin
kariogenik (Taringan, 2014) Dari pengamatan yang dilakukan
4) Waktu oleh Milhahn-Turkeheim yang dikutip dari
Adanya kemampuan saliva untuk Tarigan pada gigi M1, didapat hasil bahwa
mendepositkan kembali mineral selama persentase karies gigi pada wanita lebih
berlangsungnya proses karies, tinggi dibanding denga pria.Dibanding
menandakan bahwa proses karies tersebut dengan molar kanan, persentase karies
terdiri dari saliva ada di dalam lingkungan molar kiri lebih tinggi karena faktor
gigi, maka karies tidak menghancurkan penguyahan dan pembersihan dari masing-
gigi dalam hitungan hari atau minggu, masing bagian gigi.
melainkan dalam bulan atau tahun. 3) Usia
Dengan demikian sebenarnya terdapat Sepanjang hidup dikenal 3 fase
kesempatan yang baik untuk umur dilihat dari gigi-geligi :
menghentikan penyakit ini (Kidd E, Sally 1). Periode gigi campuran, disini molar 1
J:2013). paling sering terkena kariesAnak usia 6-12
tahun masih kurang mengetahui dan
mengerti bagaimana cara memelihara
kebersihan gigi dan mulut. Anak-anak usia
sekolah perlu mendapat perhatian khusus
sebab pada usia ini anak sedang menjalani
proses tumbuh kembang. (Tarigan, 2014 )
4) Makanan
Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi
dan mulut, pengaruh ini dapat dibagi
mejadi 2, yaitu:
Gambar 2 Faktor Terjadinya Karies( Sumber
1. Komposisi dari makanan yang
:Fian 2010)
menghasilkan energi.

140 p-ISSN 2579-5325, e-ISSN 2654-3427


JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) Vol. 13 No. 2 Desember 2018 Listrianah, dkk

Misalnya, karbohidrat, protein, lemak, profunda ini dapat kita bagi lagi
vitamin, serta mineral-mineral.Unsur- menjadi:
unsur tersebut berpengaruh pada masa a) Karies profundaa stadium I.
pra-erupsi serta pasca-erupsi dari gigi Karies telah melewati setengah
geligi. dentin, biasanya radang pulpa
2. Fungsi mekanis dari makanan yang belum dijumpai.
dimakan. b) Karies profunda stadium II.
Makanan yang bersifat membersihkan Masih dijumpai lapisan tipi s
gigi. Jadi, makanan merupakan yang membatasi karies dengan
penggosok gigi alami, tentu saja akan pulpa. Biasanya di sini telah
mengurangi kerusakan gigi. Makanan terjadi radang pulpa.
bersifat membersihkan gigi ini adalah c) c ) Karies profunda stadium III.
apel, jambu air, bengkuang, dan lain Pulpa telah terbuka dan dijumpai
sebagainya.Sebaliknya makanan- bermacam-macam radang pulpa.
makanan yang lunak dan melekat pada b. Menurut lama Jalannya Karies
gigi amat merusak gigi, seperti bonbon, 1) Karies akut
coklat, biskuit, dan lain sebagainya. Proses karies berjalan cepat sehingga
Karies terjadi ketika proses badan tidak sempat membuat
remineralisasi menjadi lebih lambat perlawanan. Karies terus berjalan
dibandingkan proses demineralisasi. sampai ke ruang pulpa.
Remineralisasi gigi dapat terjadi 2) Karies kronis
pada pH lingkungan yang bersifat: Proses karies terlambat, badan masih
a. Sedikit jumlah bakteri kariogenik sempat membuat pertahanan dengan
b. Keberadaan fluoride adanya daerah berwarna kehitam –
c. Gagalnya substansi penyebab hitaman dan keras Karena adanya
metabolisme bakteri endapan kapur .
d. Peningkatan sekresi saliva 3) Senile caries
e. Kemampuan buffer yang tinggi Terdapat pada orang tua, sering pada
3. Bentuk Karies Gigi bagian servikal gigi karena atrofi (
Karies gigi juga dibagi menjadi fisiologis) gusi sehingga akar terlihat
berbagai macam bentuk karies, di dalam mudah terjadi karies gigi.
buku rasitna tarigan : 4) Rampant caries
a. Berdasarkan kedalaman karies terbagi Proses karies ini tidak dapat
menjadi 3 yaitu: dikontrol karena jalannya sangat
1) Karies superfisialis : karies baru cepat. (Deynilisa, Saluna, 2016)
mengenai email saja, sedang dentin
belum terkena.
2) Karies Media
Karies sudah mengenai dentin, tetapi
belum melebihi setengah dentin
3) Karies Profunda
Karies sudah mengani lebih dari
setengah dentin dan kad ang-kadang
sudah mengenai pulpa.karies

p-ISSN 2579-5325, e-ISSN 2654-3427 141


JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) Vol. 13 No. 2 Desember 2018 Listrianah, dkk

Gambar 3 Klasifikasi G.V. Black


4. Klasifikasi Karies 6) Kelas VI
Klasifikasi karies menurut G.V. Karies pada bagian puncak tonjol
Black ( 1924) dibagi menjadi 5 kelas yang semua gigi.
Sumber :https://hasvinasofrullah.wordpress.com/2016/11/01/karies-gigi
diuraikan dibawah ini Gambar 3 : 5. Faktor Terjadinya Karies
1) Kelas I Terjadinya karies dipengaruhi oleh
a. karies yang terdapat pada bidang bermacam – macam faktor antara lain
oklusal pada gigi premolar dan adalah faktor:
molar. a. Gigi
b. karies pada ceruk dan fisura bukal 1) Komposisi: susunan zat yang
molar bawah. membentuk gigi dapat dipengaruhi
c. karies pada ceruk dan fisura palatinal karies. Misalnya, pada gigi yang saat
molar atas. pembentukkannya kekurangan
d. karies pada bagian palatal atau vitamin, mineral, dan sebagainya.
lingual gigi depan. 2) Posisi: letak gigi dalam
2) kelas II lengkungannya. Misalnya, gigi yang
Karies yang terjadi pada bagian berdesak – desakan memudahkan
aproksimal baik bagian mesial atau tertimbunnya sisa – sisa makanan
distal dari gigi posterior. dan mempermudah terjadinya karies.
3) Kelas III 3) Morfologi: bentuk gigi, misalnya
Karies pada bagian aproksimal gigi gigi yang permukaan oklusalnya
anterior ( insisif dan kaninus ), bagian mempunyai banyak ceruk dan fissure
mesial maupun distal yang tidak yang dalam akan memudahkan
mengenai (tepi insial ). tertimbunnya sisa makanan.
4) Kelas VI b. Saliva
Karies pada bidang aproksimal insisif 1) Banyaknya saliva: saliva berfungsi
dan kaninus baik bagian mesial maupun membersihkan, namun tiap – tiap
distal yang sampai mengenai tepi orang tidak sama jumlah air
insisal. ludah yang dikeluarkannya.
5) Kelas V 2) sifat bakterisida: didalam saliva
Karies yang terdapat pada sepertiga terdapat zat enzim yang mempunyai
servikal semua gigi. Gigi terdiri dari daya mematikan bakteri. Jumlahnya
tiga bagian sepertiga insisal ,sepertiga banyak dan potensinya tidak sama
tengah, sepertiga servikal. pada setiap orang.

142 p-ISSN 2579-5325, e-ISSN 2654-3427


JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) Vol. 13 No. 2 Desember 2018 Listrianah, dkk

c. Diet kelamaan pulpa akan mati. Bakteri-bakteri


1) macam makanan: makanan yang ini akan terus menginfeksi jaringan
mengandung gula terutama refined dibawah gigi dan menimbulkan
carbohidrat. periodontitis apikalis yaitu peradangan
2) bentuk makanan: makanan yang jaringan periodontal disekitar ujung akar
mengandung serat membantu gigi. Apabila tidak dirawat kondisi
membersihkan gigi ( self cleansing tersebut akan bertambah parah sampai
food), misalnya bengkuang, apel, terbentuk abses periapikal (terbentuknya
jambu dll. nanah didaerah apeks gigi atau didaerah
6. Akibat Dari Karies Gigi ujung akar), granuloma, sampai kista gigi
Jika karies belum menembus email (Ramadhan, 2010).
gigi, maka belum terasa apa-apa. Tapi jika 7. Pencegahan Karies Gigi
sudah mencapai lapisan dentin biasanya Menurut Putri (2012) Pencegahan
akan merasakan rasa ngilu. Proses karies gigi bertujuan untuk mempertinggi
pembentukan karies ini akan berlanjut taraf hidup dan memperpanjang kegunaan
bertambah besar dan bertambah dalam. gigi didalam mulut melalui cara sebagai
Lubang gigi yang besar ini akan menjadi berikut:
jalan masuk bakteri-bakteri yang ada a. Mempertinggi resistensi gigi terdapat
didalam mulut untuk menginfeksi jaringan deklasifikasi, dengan cara:
pulpa gigi tersebut yang akan 1) Menambahkan fluor dalam jumlah
menimbulkan rasa sakit berdenyut sampai yang sesuai di dalam air minum
ke kepala, begitu juga apabila gigi tersebut terutama sebelum gigi erupsi
terkena rangsangan dingin, panas, 2) Aplikasi fluor topikal, pasta gigi
makanan yang manis dan asam. yang mengandung fluor atau
Pada tahap awal karies gigi berkumur dengan larutan fluor
walaupun tidak menimbulkan keluhan b. Menghalangi pembentukan dan
harus segera dirawat, karena penjalaran menghilangkan dengan segera faktor
karies mula-mula terjadi pada email. Bila penyerang di sekitar gigi.
tidak segera dibersihkan dan tidak segera c. Memperbanyak makanan yang
ditambal, karies akan menjalar ke lapisan menyehatkan gigi. Jenis makanan yang
dentin hingga sampai ke ruang pulpa yang membantu membersihkan gigi, seperti
berisi pembuluh saraf dan pembuluh buah-buahan dan sayur-sayuran.
darah, sehingga menimbulkan rasa sakit d. Melakukan kontrol ke tenaga kesehatan
dan akhirnya gigi tersebut bisa mati. gigi 6 bulan sekali.
Pada tahap lanjut, selain menimbulkan 8. Perawatan Karies Gigi
keluhan yang cukup menggangu, maka a. Penambalan (Filling)
apabila tetap dibiarkan tanpa perawatan, Untuk mencegah proses karies lebih
proses karies akan semakin berlanjut lanjut, perawatan penambalan adalah
sehingga akan merusak jaringan salah satu cara yang dilakukan terutama
pulpa/syaraf gigi. Pada tahap seperti ini pada karies yang ditemukan pada email
dapat disertai timbulnya bau mulut dan dentin ( Ramadhan, 2010 ).
(halitosis) sehingga menggangu pergaulan. b. Perawatan Saluran Akar
Jika kavitas sudah terlalu dalam dann Dilakukan bila sudah terjadi pulpitis
menyebabkan pulpa terinfeksi, lama- atau peradangan. Dimana karies sudah

p-ISSN 2579-5325, e-ISSN 2654-3427 143


JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) Vol. 13 No. 2 Desember 2018 Listrianah, dkk

mencapai pulpa. Tahap pertama yang Molar gigi molar pertama permanen
dilakukan adalah mematikan saraf (geraham) adalah gigi keenam dari garis
supaya tidak menimbulkan rasa sakit, median.Pada umumnya gigi ini adalah gigi
selanjutnya membuang dan yang terbesar, yang berfungsi untuk
membersihkan jaringan pulpa, saraf, susunan gigi geligi.Gigi molar pertama
dan pembuluh darah yang terinfeksi permanen rahang atas erupsi pada umur 6 – 7
untuk dilakukan pengisian saluran akar tahun dan pembentukan akar gigi lengkap
yang diatasnya diletakkan tambalan pada umur 9 – 10 tahun, demikian pula
sementara baru kunjungan berikutnya pada gigi molar pertama permanen rahang
dapat dilakukan penambalan permanen bawah.( Indriyanti, pertiwi, 2014).
atau pembuatan mahkota tiruan. Masih banyak gigi molar pertama
c. Pencabutan Gigi permanen terserang karies segera setelah
Pencabutan gigi adalah suatu prosedur erupsi. Pada usia 10 tahun 62% pada anak
pengangkatan atau pengembalian gigi – anak yang mengalami kerusakan gigi
dari tempatnya dalam mulut.Pencabutan tersebut. Tingginya prevalensi karies gigi
gigi dapat dilakukan karena berbagai molar pertama permanen antara lain
macam seperti pada gigi berlubang atau dikaitkan dengan permukaan oklusal gigi
dengan kerusakan yang terlalu parah tersebut memiliki pit dan fissure yang
sehingga tidak dapat direstorasi dalam dan disertai oral hygine anak yang
(Pratiwi, 2009). buruk, pit dan fisur pada gigi posterior
sangat rentan terhadap karies karena sisa –
C. Gigi molar Pertama Permanen Pada sisa makanan mudak menumpuk di daerah
Anak tersebut.( Pratama, 2012)
Gigi tetap adalah gigi terbesar Sebagian besar karies menyerang
diantara gigi – geligi susu dan ini baru gigi tetap pertama ( molar pertama ). Gigi
erupsi setelah pertumbuhan dan tetap pertama. Gigi molar pertama rahang
perkembangan rahang sudah cukup atas dan rahang bawah tumbuh pada usia 6
memberi tempat untuk tumbuhnya gigi- tahun. Gigi tetap tersebut tidak
geligi tetap. Gigi yang pertama muncul menggantikan gigi susu manapun dan
dalam rongga mulut/ erupsi ialah gigi letaknya dibelakang. Hampir semua orang
molar pertama permanen ( geraham ), tua berfikir gigi tersebut akan diganti, dan
tumbuh pada usia enam tahun dan sering akibat pembersihan gigi yang kurang
juga disebut six year molar. hampir 50% gigi molar pertama pada anak
Gigi molar pertama permanen – anak di usia 8 tahun gigi tersebut sudah
merupakan gigi tetap yang pertama karies atau lubang. ( Syamsul, BI, 2012 )
muncul dalam rongga mulut/ erupsi, yang a. Molar Pertama Atas
letaknya distal dari gigi molar kedua Gigi adalah gigi keenam dari garis
sulung.Gigi tersebut mulai terklasifikasi median dirahang atas.Pada umumnya gigi
pada saat bayi dilahirkan. Gigi ini adalah ini adalah gigi yang terbesar dirahang atas.
gigi yang terbesar diantara gigi geligi susu Gigi ini mempunyai 4 cups, yang
dan gigi ini baru erupsi setelah bertumbuh baik dan 1 cups tambahan yang
pertumbuhan dan perkembangan rahang disebut cups ke – 5 atau cups carabeli,
sudah cukup memberi tempat untuknya. ( cups terakhir ini, terdapat pada bagian
Itjiningsih, 2012). palatl dari cups mesiopalatal, yang terbesar

144 p-ISSN 2579-5325, e-ISSN 2654-3427


JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) Vol. 13 No. 2 Desember 2018 Listrianah, dkk

sehingga tak dapat terlihat. Secara normal terserang karies setelah erupsi dimasa
gigi ini mempunyai 3 akar yang kanak- kanak (Itjingningsih, 2012).Sampel
bertumbuh baik dan jelas terpisah pada dalam penelitian ini adalah siswa – siswi
apeksnya.( Pratiwi, 2009 ) Sekolah Dasar Negeri 13 Palembang kelas
b. Masa Erupsi Gigi Molar Pertama Tetap I sampai V yang berjumlah 185 siswa.
Erupsi gigi merupakan suatu Analisa Data
perubahan posisi gigi yang diawali dengan Analisa data pada penelitian ini
pertumbuhan dalam tulang rahang melalui adalah analisa univariat yang dilakukan
beberapa tahap melalui beberapa tahap terhadap tiap variabel dari hasil
berturut – turut hingga mencapai posisi penelitian.Dan menghasilkan distribusi
fungsional didalam rongga mulut gigi dan frekunsi dari tiap variabel dan
molar pertama mulai erupsi pada usia 6 – 7 disajikan (Notoatdmojo, 2012).
yang merupakan gigi permanen pertama
erupsi yang disebut six year molar. Gigi HASIL
ini bukan gigi pengganti, artinya gigi ini Berdasarkan hasil penelitian pada
langsung muncul pada deretan dibelakang siswa – siswi di SDN 13 Palembang yang
gigi susu, baik pada rahang atas maupun dilakukan pada bulan April tahun 2018
rahang bawah.( Pratiwi, 2009). dengan menggunakan sampel sebanyak
185 orang.Analisa ini menggunakan
D. Mekanisme Karies Gigi Terhadap analisa unavariat yang dilakukan untuk
Gigi Molar Pertama Permanen mengetahui Gambaran Karies Gigi Molar
Gigi yang paling sering terkena Pertama Permanen pada siswa – siswi
karies adalah molar pertama permanen. SDN 13 Palembang tahun 2018. Dari data
Gigi molar pertama permanen merupakan ini dapat diketahui prevalensi karies gigi
gigi yang penting pada melihat gambaran molar pertama permanen pada anak SDN
tentang suatu keadaan secara objektif 13 Palembang tahun 2018 sebagai berikut:
dalam waktu tertentu.
Pendekatan Survey yang digunakan 106
dalam penelitian ini adalah mobidirty Prevalensi = X 100 % = 57 %
survey.yaitu untuk mengetahui kejadian 185
dan distribusi penyakit ( karies) populasi
tersebut dan sekaligus untuk mengetahui Dari data disajikan dalam bentuk
kejadian suatu penyakit ( karies ). tabel distribusi berdasarkan kriteria
(Notoatdmojo, 2012). sebagai berikut :
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karies M1 pada
METODE PENELITIAN Siswa Sekolah Dasar Negeri 13 Palembang
Tahun 2018
Jenis penelitian yang akan
digunakan pada penelitian ini deskriptif No Prevalensi N Persentase
yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk Kejadian
mengunyah , menumbuk dan menggiling Karies
1 Karies 106 57 %
makanan karena mempunyai permukaan
2 Tidak Karies 79 43 %
kunyah yang lebar dan banyak tonjolan- Total 185 100 %
tonjolan dan lekukan – lekukan. Gigi
molar pertama permanen (geraham ) Sumber : Data Primer, 2018

p-ISSN 2579-5325, e-ISSN 2654-3427 145


JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) Vol. 13 No. 2 Desember 2018 Listrianah, dkk

Dari tabel 1Hasil penelitian ini (47 %), usia 9 tahun yang mengalami
menyatakan bahwa prevalensi pada anak karies sebanyak 31 anak (69 % ), usia 10
di SDN 13 Palembang jumlah kejadian tahun yang mengalami karies sebanyak 18
karies lebih tinggi sebanyak 106 ( 57%) anak ( 64%) sedangkan pada usia 11 tahun
dibandingkan tidak karies sebanyak 79 (43 yang mengalami karies sebanyak 4 anak (
%), dikarenakan kurangnya kesadaran 29 %) .
anak mengenai pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut serta dilihat dari Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karies
jajanan di lingkungan sekolah anak-anak M1Berdasarkan Jenis Kelamin pada Siswa
Sekolah Dasar Negeri 13 Palembang Tahun
banyak mengkonsumsi makanan yang
2018
manis dan lengket dan juga minuman N Jenis N karies tidak Total
ringan yang mengandung bahan pemanis o Kelamin M1 karies
M1
dan asam. Hasil ini dapat diketahui pada
N (%) N( % ) (%)
saat peneliti melakukan penelitian
1 Laki – Laki 85 45 53 40 47
sehingga hal tersebut dapat timbulnya % % 100%
jumlah karies yang tinggi pada anak SDN 2 Perempuan 100 61 39 39
61 % % 100%
13 Palembang.
Total 185 106 79 100%
Sumber : Data Primer 2018
Tabel2 Distribusi Frekuensi Karies
M1Berdasarkan Usia pada Siswa Sekolah Dasar
Dari tabel 3. Hasil penelitian ini
Negeri 13 Palembang Tahun 2018
No Usia ( N kariesTidak Total menyatakan jumlah anak Perempuan lebih
tahun) M1 karies banyak mengalami karies dibandingkan
M1 anak laki- laki , dikarenakan erupsi gigi
N(%) N(% ) (%)
anak perempuan lebih cepat dibandingkan
1 6 24 1 4 23
Tahun % 96% 100%
dengan anak laki – laki dan disebabkan
2 7 17 8 9 53% oleh faktor hormon juga yang
Tahun 47% 100% mempengaruhi karies pada anak
3 8 57 44 13 23%
perempuan. Pada umumnya karies pada
Tahun 77% 100%
4 9 45 31 14 anak perempuan juga disebabkan oleh
Tahun 69% 31% 100% ketidakseimbangannya pola makan
5 10 28 18 10 terutama yang mengandung karbohidrat
Tahun 64% 38% 100%
6 11 14 4 10 (Silaban, Sinta, 2015)
Tahun 29% 71% 100%
Total 185 106 79 PEMBAHASAN
Sumber : Data Primer 2018
Dari hasil tabel 1 penelitian
Berdasarkan tabel 2 Hasil terhadap siswa – siswi SD Negeri 13
peneleitian ini menyatakan jumlah usia Palembang tahun 2018, dengan sampel
mengalami karies M1 lebih Tinggi pada sebanyak 185 anak didapat hasil 106 anak
usia 8 tahun berjumlah 44 anak (77%). yang mengalami karies dengan persentase
Usia 6 tahun yang mengalami karies 57 %. Hal ini dikarenakan anak – anak
sebanyak 1 anak (4%) anak termasuk terlalu sering mengkonsumsi makanan
paling sedikit terkena karies, usia 7 tahun mengandung gula yang tinggi seperti
yang mengalami karies sebanyak 8 anak coklat, permen, biskuit ditambah lagi oleh
kurangnya kesadaran anak untuk untuk

146 p-ISSN 2579-5325, e-ISSN 2654-3427


JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) Vol. 13 No. 2 Desember 2018 Listrianah, dkk

menjaga kebersihan giginya setelah makan menandakan bahwa karies dapat terjadi
makanan yang tinggi kandungan gula, dan pada siapapun tanpa mengenal usia, hanya
menjaga pola hidup bersih dan sehat. saja karies yang tidak dilakukan perawatan
Dari tabel 2 dapat disimpulkan sebelumnya semakin lama semakin parah.
bahwa siswa sekolah dasar Negeri 13 Seseoranssg yang mengalami karies sering
Palembang karies gigi molar pertama tidak menyadari bahwa ia mengalami
permanen berdasarkan usia sebanyak 106 karies karena belum merasakan sakit,
yang mengalami karies pada usia 8 tahun akibatnya karies tidak dirawat dan
lebih tinggi berjumlah 44 anak (77%) bertambah parah hingga akhirnya gigi
sedangkan usia 9 tahun yang mengalami dicabut. ( Bahar, 2011 ).
karies sebanyak 31 anak (69%). perbedaan Data tabel 5.3 dapat disimpulkan
angka jumlah karies pada 8 dan 9 tahun bahwa berdasarkan jenis kelamin, siswa
tidak begitu berbeda jauh hal ini perempuan SDN 13 Palembang memiliki
dikarenakan anak belum mampu untuk jumlah karies lebih tinggi di bandingkan
menjaga kebersihan gigi dan mulut laki – laki. pada perempuan yang terkena
sehingga dengan pit dan fissure yang karies sebanyak 61 siswi dengan
dalam pada oklusal menjadi penumpukan persentase ( 61% ), sedangkan pada laki –
sisa makanan dan mikroorganisme laki sebanyak 45 siswa dengan persentase
sehingga produksi asam oleh bakteri akan ( 53 % ). Hal ini terjadi karena siswi
lebih cepat dan menimbulkan lubang pada perempuan yang mengalami karies
gigi. Menurut Mc Donald (2011) disebabkan faktor hormon, dimana
Mengemukakan bahwa tingginya perempuan memiliki hormon estrogen
permukaan oklusal gigi molar pertama yang yang meningkat pada siklus
permanen pada anak usia 9 disebakan menstruasi, dan pubertas, seiring
karena periode erupsi yang pendek, lebih meningkatnya hormon estrogen maka
lanjut lagi dijelaskan bahwa gigi molar angka karies pun meningkat ( Ratu, A,J,
pertama permanen adalah gigi yang paling 2015)umumnya disebabkan oleh ketidak
pertama erupsi dalam pertumbuhan gigi seimbangannya pola makan terutama yang
permanen sehingga menjadi penentu bagi mengandung karbohidrat. Bakteri yang
sisa gigi permanen yang belum erupsi. terdapat dalam plak bisa mengubah gula
Pada usia 6 – 7 tahun yang atau karbohidrat yang berasal dari
mengalami karies sebesar 51% hal ini makanan dan minuman menjadi asam yang
disebabkan kurangnya memperhatikan bisa merusak gigi dengan cara melarutkan
kebersihan gigi dan mulutnya dikarenakan mineral – mineral yang terdapat pada gigi,
ketidaktahuaan anak – anak tentang proses hilangnya mineral dari struktur gigi
tumbuhnya gigi molar pertama permanen, dinamakan demineralisasi. (Ramadhan,
sehingga mereka beranggapan bahwa gigi 2010 )
tersebut gigi sulung yang nantinya akan
digantikan oleh gigi permanen, gigi molar KESIMPULAN
pertama permanen sebagai gigi permanen Prevalensi yang mengalami karies
yang pertama kali gigi erupsi dalam sebanyak 106 anak dengan persentase
rongga mulut , gigi 16, 26, 36, 46 (57%) dan yang tidak mengalami karies
merupakan gigi tetap dan tidak akan sebanyak 79 anak dengan persentase
berganti gigi baru lagi,. Hal ini sebanyak (43 %) .Gambaran karies gigi

p-ISSN 2579-5325, e-ISSN 2654-3427 147


JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) Vol. 13 No. 2 Desember 2018 Listrianah, dkk

molar pertama permanen berdasarkan Usia Sumedang. FKG Universitas


lebih banyak menderita karies pada usia Padjadjaran, ( 7 Februari 2018 ).
usia 8 tahun berjumlah 44 anak ( 77% ). Itjingningsih.2012. Anatomi Gigi. Jakarta:
Usia 6 tahun yang mengalami karies EGC
sebanyak 1 anak ( 4% ) anak termasuk Liwe, Marsela.2015. Prevalensi Karies
paling sedikit terkena karies, usia 7 tahun Gigi Molar Satu Permanen Pada
yang mengalami karies sebanyak 8 anak Anak Umur 6 – 9 Tahun Di
(47 %), usia 9 tahun yang mengalami Sekolah Dasar Kecamatan
karies sebanyak 31 anak ( 69%), usia 10 Temohon Selatan. Jurnal Kesehatan
tahun yang mengalami karies sebanyak 18 Gigi Volume 3 No 2,Manado
anak ( 64%) sedangkan pada usia 11 tahun diakses pada 15 Januari 2018.
yang mengalami karies sebanyak 4 anak ( Mc Donald RE, Avery, DR, Dental caries
29 %) . in child and adolescent, in
dentinstry for the child and
DAFTAR PUSTAKA adolescent.Edt. 2010
Mintjelungan, Cristy. 2015. Gambaran
Bahar, A. 2011.Paradigma Baru Karies Gigi Molar Pertama
Pencegahan Karies Gigi. Lembaga Permanen dan Status Gizi Di SD
Penerbit Fakultas ekonomi Katolik 06 Manado. Jurnal
universitas Indonesia: Jakarta Kesehatan Gigi Volume 3 No
Budiharto. 2008. Metodologi Penelitian 2,Manado diakses pada 15 Januari
Kesehatan. Jakarta: EGC 2018.
Deynilisa, Saluna. 2016. Ilmu Konservasi Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi
Gigi. Jakarta: EGC Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Edwina,Kidd dan Sally Joyston. 2013. Rineka Cipta.
Dasar – Dasar Karies. Jakarta : EGC Palomino, Michel. 2009. Klasifikasi
Fian, M. 2010. Gambar Karies. Karies .From ://www.med-etc.com
http://kariesgigidanpencegahan.co med/merk/merk blatt-
m diakses pada 15 Januari 2018. zahnkaries.html diakses pada
G.V. Black. 1924. Klasifikasi Karies tanggal 15 januari 2018.Pedia ,
.terjemahan oleh : Deynilisa, Biologi. 2011.
Saluna, Jakarta: EGC http://biologipedia.blogspot.co.id/2
Hasvinasofrullah.2016.https://hasvinasofr 011/01/struktur-gigi.html diakses
ullah.wordpress.com/2016/11/01/k pada 15 Januari 2018.
aries-gigi/ diakses pada 15 Januari Pratama, 2012.Usaha Pencegahan
2018. Terhadap Perkembangan Karies
Hidayat, Rahcmat. 2016. Kesehatan gigi Pada Pit dan
dan mulut. Yogyakarta: Andi. Fisur.http://www.adifkgugm.com/2
Indriyanti, pertiwi. 2014.Jurnal. Pola 012/02/usaha-terhadap-
Erupsi Gigi Permanen ditinjau dari perkembangan.html. ( diakses
usia Kronologis Pada Anak Usia 6 Rabu, 7 februari 2018)
sampai 12 Tahun di Kabupaten Pratiwi, D. 2009. Gigi Sehat.Jakarta:
Kompas Media Nusantara

148 p-ISSN 2579-5325, e-ISSN 2654-3427


JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang) Vol. 13 No. 2 Desember 2018 Listrianah, dkk

Putri, Megananda Hiranya, dkk. 2012.


Ilmu Pesncegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan
Pendukung Gigi.Jakarta : EGC
Silaban, Sinta, dkk. 2015. Prevalensi
Karies Gigi Geraham Pertama
Permanen Pada Anak Umur 8 – 10
Tahun di SD Kelurahan
Kawangkoan Bawah.Diakses pada
15 Januari 2018.
Soebroto, Ikhsan. 2009. Apa Yang Tidak
Dikatakan Dokter Tentang
Kesehatan Gigi Anda.
BOOKMARKS : Yogyakarta
Syamsul, BI. 2012. Prevalensi Karies Gigi
Molar Pertama Permanen Pada
murid – murid Sekolah Dasar di
Kecamtan Tamalanrea. Volume 3
No 2,Manado diakses pada 20
Januari 2018.
Ramadhan, A.D. 2010. Serba-Serbi
Kesehatan Gigi dan Mulut.Bukune.
Jakarta.
Ratu, A, J. 2013.Hubungan Antara Status
Kebersihan Mulut dengan Karies
Siswa Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Manado.Diakses pada 26
juni 2018.
Tarigan, Rasinta. 2014. Karies Gigi.
Jakarta: EGC

p-ISSN 2579-5325, e-ISSN 2654-3427 149

Anda mungkin juga menyukai