Anda di halaman 1dari 6

Makna pemeriksaan

1. Hemoglobin
Hemoglobin terdiri dari materi yang mengandung besi yang disebut heme dan
protein globulin. Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam satu sel
darah merah. Setiap molekul hemoglobin memiliki empat tempat pengikatan
untuk oksigen. Oksigen yang terikat dengan hemoglobin disebut
oksihemoglobin. Keempat cabang hemoglobin dalam sel darah merah dapat
mengikat oksigen sebagian atau seluruhnya di keempat tempatnya. Jumlah
hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah
dan jumlah ini biasanya disebut “100 persen”.1,2

Tabel 1. Kadar Hemoglobin

Sumber: Pedoman pemeriksaan laboratorium & diagnostic. Ed. 6. 1


Pada skenario, Hb pasien 7 gr/dl menunjukkan terjadi penurunan Hb yang bisa
disebabkan karena infeksi malaria sehingga eritrosit menjadi lisis ataupun
karena penyakit kronik.3,4

2. Trombositopenia

Trombosit bukan merupakan sel, tetapi merupakan fragmen-fragmen sel


granular, berbentuk cakram, tidak berinti dan merupakan unsur selular
sumsum tulang terkecil yang penting untuk homeostasis dan koagulasi.
Sepertiga dari trombosit berada di dalam lien sebagai sumber cadangan, dan
sisanya berada di dalam sirkulasi berjumlah antara 150.000 dan 400.000/mm 3.
Pada kondisi trombositopenia terjadi kondisi defisiensi trombosit dalam
sirkulasi dengan jumlah trombosit yang kurang dari 100.000/mm3. Jumlah
trombosit yang rendah ini dapat merupakan akibat berkurangnya produksi atau
meningkatnya penghancurannya. Namun, umumnya tidak ada manifestasi
klinis hingga jumlahnya kurang dari 100.000/mm3 dan lebih lanjut
dipengaruhi oleh keadaan-keadaan lain yang mendasari atau yang menyertai,
seperti leukemia atau penyakit hati. Penurunan produksi trombosit, dibuktikan
dengan aspirasi dan biopsy sumsum tulang, dijumpai pda segala kondisi yang
mengganggu atau menghambat fungsi sumsum tulang. Kondisi ini meliputi
anemia aplastic, mielofibrosis (penggantian unsur-unsur sumsum tulang
dengan jaringan fibrosa), leukemia akut, dan karsinoma metastatic lainnya
yang mengganti unsur-unsur sumsum normal. Keadaan trombositopenia
dengan produksi trombosit normal biasanya disebabkan oleh penghancuran
atau penyimpanan yang berlebihan. Segala kondisi yang menyebabkan
splenomegaly dapat disertai trombositopenia, meliputi keadaan seperti sirosis
hati, limfoma, demam berdarah dengue, anemia, luka bakar, malaria, dan
sepsis dan penyakit-penyakit mieloproliferatif. Lien secara normal menyimpan
sepertiga trombosit yang dihasilkan, tetapi dengan splenomegaly, sumber ini
dapat meningkat sampai 80% dan mengurangi sumber sirkulasi yang
tersedia.3,4,5

3. Poikilositosis Merupakan eritrosit dengan keragaman bentuk yang abnormal di


dalam darah. Eritrosit ini mempunyai variasi bentuk yang abnormal seperti
tetesan air mata, buah pear, topi dan bentukan oval. Poikilosoitosis ini dapat
menyatakan adanya gangguan pada proses eritropoiesis. Variasi bentuk dari
eritosit dalam satu sediaan apusan darah ditemukan pada: 3,5,6
- Anemia yang berat disertai regenerasi aktif eritrosit atau hemopoesis
ekstrameduler
- Eritropoesis abnormal (anemia megaloblastik, leukemia, mielosklerosis,
dll)
- Dekstruksi eritrosit di dalam pembuluh darah (anemia hemolitik)
Gambar 1 . poikilositosis / eritrosit yang bervariasi pada apusan darah
(Sumber: Shiromiwa. Atlas of blood cell.)8

4. sel target
di bagian tengah eritrosit yang pucat terdapat lingkaran berwarna merah
dipusat eritrosit. Sel target adalah eritrosit hipokromik tampak seperti target
karena adanya noda gelap pada bagian perifer dan sentral. Bila diamati dengan
menggunakan mikroskop electron sel ini akan terlihat seperti cangkir yang
tipis atau mangkuk salad. Dijumpai pada Talasemia, Penyakit hati kronik, Hb-
pati dan Pasca splenektomi. 3,7,8

Gambar 2 . sel target pada apusan darah


(Sumber: Shiromiwa. Atlas of blood cell.)8
5. stomatosit: Sentral palor (sentral akromia) eritrosit tidak berbentuk lingkaran
tetapi memanjang seperti celah bibir mulut, dijumpai pada stomasitosis
herediter, keracunan timah, alkoholisme akut, penyakit hati menahun,
thalasemia, anemia hemolitik. 3,7,8

Gambar 3 . sel stomatosit pada apusan darah


(Sumber: Shiromiwa. Atlas of blood cell.)8

.
6. Dohle bodies
Dohle Bodies merupakan sisa-sisa ribosom dan retikulosit yang rusak dalam
bentuk oval atau bulat, berwarna biru abu-abu dan biasanya ditemukan pada
perifer netrofil. Dohle bodies juga merupakan bagian sitoplasma neutrofil
yang berwarna biru muda. 3,4,8

Gambar 4. Dohle Bodies pada apusan darah


(Sumber: Shiromiwa. Atlas of blood cell.)8

7. FDP muncul pada plasma: FDP meningkat bila terjadi proses fibrinolisis yang
berlebihan baik primer maupun sekunder. Uji produk degradasi fibrin (FDP)
biasanya dilakukan dlaam kondisi kegawatdaruratan saat klien mengalami
perdarahan akibat cdera, trauma dan atau syok berat. Thrombin, yang awalnya
memicu koagulasi, meningkatkan konversi plasminogen menjadi plasmin
yang sebaliknya akan mengurai fibrinogen dan fibrin menjadi FDP. Produk
degradasi fibrin berfungsi sebagai antikoagulan yang menyebabkan
perdarahan berkelanjutan dari berbagai lokasi tubuh. Salah satu kondisi klinis
akibat aktivitas fibrinolitik ini adalah DIC yang dapat disebabkan oleh cedera,
trauma, atau syok yang berat, kerusakan jaringan massif, komplikasi bedah,
septicemia, komplikasi obstetric, nekrosis hati akut, luka bakar, leukemia, dan
sebagainya.1,5

8. Apusan darah ditemukan Plasmodium falciparum : Hasil menunjukkan bahwa


didalam darah pasien terdapat Plasmodium falciparum pada pemeriksaan
apusan darah tepi yang merupakan salah satu indikasi adanya
penyakit  malaria dalam tubuh pasien tersebut. 3,4,8

Gambar 5. Plasmodium falciparum pada apusan darah


(Sumber: Shiromiwa. Atlas of blood cell.)8

.
DAFTAR PUSTAKA

1. Joyce. Pedoman pemeriksaan laboratorium & diagnostic. Ed. 6. Jakarta;EGC.


2002.
2. Yusnaini Y. Perubahan hematologi dalam kehamilan. Universitas
Diponegoro. 2014

3. Koko Putro P. Gambaran morfologi erotrosit dengan perbandingan lama


fiksasi. Semarang: UMS;2014
4. Gandasoebrata R. Penuntun laboratorium klinik. Jakarta: Dian Rakyat; 2009
5. Price S & Wilson M. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit (Vol.
1). Ed 6. Alih bahasa, Brahm U [et al.]; editor edisi bahasa Indonesia,
Hartanto H [et al.]. Jakarta: EGC, 2013.
6. Dorland W.A.N. Kamus saku kedokteran dorland. Ed. 28. Hartanto Y [et al];
editor. Mahode A [et al];penerjemah. Jakarta: EGC; 2011.

7. Theml H, Diem H, Haferlach T. Color atlas of hematology; principal


microscopic and clinical diagnosis. 2nd ed. Stuttgart: Thieme; 2004.
8. Shiromiwa. Atlas of blood cell.

1.

Anda mungkin juga menyukai