NPM : 21133200084
Kelas : Manajemen A2
Mata Kuliah : Kewarganegaraan
Dengan kata lain bahwa Indonesia bisa lepas dari cengkraman kapitalisme
internasional tergantung pada satu hal pokok yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi
Bangsa tanpa banyak tergantung pada negara lain, terutama Amerika dan sekutunya
ataupun beberapa korporasi besar yang selama ini mengusai SDA
Indonesia. Kemandirian ekonomi Indonesia dilihat dari perspektif sosial adalah salah
satu faktor pendorong dan pendukung adanya kebangkitan nasional di era modern ini
ini menjadi suatu hal yang penting, mutlak harus ada dan sangat mungkin
terjadi. Kalau ada pendapat yang melihat bahwa kemandirian ekonomi bangsa
Indonesia adalah suatu hal yang sangat sulit dan hampir tidak mungkin mengingat
akan kondisi bangsa Indonesia sekarang ini yang masih sangat terpuruk dari kondisi
ekonominya akibat dari penjarahan SDA Indonesia oleh perusahaan besar asing yang
berperan sebagai penjajah era baru di zaman modern ini. Pertanyaan besar selanjutnya
adalah bagaimanakah mewujudkan kemandirian Bangsa Indonesia dalam aspek
ekonomi ketika memang kondisi saat ini yang terjadi adalah hal-hal yang justru
melemahkan ekonomi Indonesia itu sendiri.
Negara besar dengan jumlah penduduk besar, peringkat ke 4 dunia, memiliki
kekayaan SDA yang tidak terkelola dengan maksimal untuk rakyat Indonesia. Justru
kekayaan alam ini seolah menjadi «kutukan» yang menyensarakan rakyat Indonesia
akibat pengelolaan dan penguasaannya bukan di tangan pemrintah Indonesia namun
oleh berbagai perusahaan asing yang dengan dalih investasi modal asing, memapu
menguasai dan menjarah SDA sah milik Indonesia. Pada realitasnya kemandirian
ekonomi adalah suatu hal yang sulit dan hampir tidak mungkin dilakukan dengan
kondisi bangsa Indonesia saat ini.
Pemerintah harus mempunyai kendali dan hak yang kuat terhadap aturan
investasi asing agar investasi asing ini malah semakin menguatkan penjajahan jenis
baru ini. Ada lagi aturan kebijakan yang harus di ubah oleh pemerintah yaitu undang-
undang BP Migas UU No. Data terbaru di BP Migas menyebutkan, hanya ada sekitar
20 perusahaan migas nasional yang mengelola lapangan migas di
Indonesia. Dominannya modal asing berpengaruh terhadap arah privatisasi sektor
publik, penguasaan perekonomian domestik dan pemasaran produk barang dan jasa
yang dihasilkan negara maju.