Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS FILM THE NEW RULES OF THE WORLD

Film dokumenter yang menceritakan bagaimana globalisasi mempengaruhi negara


Indonesia dan bagaimana globalisasi mempengaruhi aspek ekonomi, sosial, budaya dan
politik di Indonesia. Globalisasi sangat berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia,
globalisasi merupakan perkembangan perekonomian dunia yang semakin terintegrasi, yang
ditandai dengan adanya perdagangan bebas, arus bebas modal, dan promosi pasar tenaga
kerja asing lebih murah. Dalam film ini John Filger mengungkap realitas inovasi globalisasi
yang melanda Indonesia pasca krisis tahun 1998, ketika negara-negara dunia pertama
bergegas menanamkan modalnya di Indonesia, yang diyakini banyak orang dapat
mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran. Namun di Indonesia tidak
demikian, globalisasi justru mempercepat proses pemiskinan dan semakin menambah
penindasan terhadap masyarakat Indonesia. John Filger juga mengatakan bahwa dampak
globalisasi adalah semakin meluasnya kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin, yang
kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

Saat ini globalisasi menjadi suatu acuan dalam kehidupan berbangsa karena ruang
lingkupnya mendunia. Dengan adanya globalisasi, tentu tidak mungkin memisahkan
keberadaan modernitas sebagai wadah yang memberdayakan dan bisa merenggut mereka
yang tertinggal dalam kehidupan bermasyarakat. Modernitas dijadikan sebagai alat untuk
mendominasi dunia dengan terbentuknya sistem kapitalis seperti yang dijelaskan oleh Weber.
Masyarakat kapitalis memandang manusia sebagai pekerja, dan apa pun pekerjaan mereka,
perilaku itulah yang menonjol dalam semangat kapitalisme. Masyarakat miskin seringkali
memilih kehidupan yang berisiko untuk mendapatkan penghasilan meski hanya sedikit. Hal
inilah yang bisa kita sebut dengan sistem kapitalis dalam kehidupan modern, yang juga
dilindungi oleh struktur di dalamnya, yaitu struktur yang mempunyai kapasitas ganda, dalam
hal ini dapat menjadi kendala namun juga dapat memberikan peluang karena struktur tersebut
mengandung tiga aspek yaitu makna, norma, dan kekuasaan.

Proses globalisasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan krisis pembangunan.


Krisis pembangunan mengancam akan ketidakstabilan struktural dari transisi pembangunan
ke proyek globalisasi. Hal ini mencakup permasalahan ketenagakerjaan, krisis kebijakan
pemerintah, perubahan pasar keuangan, dan pertumbuhan sektor informal. Globalisasi adalah
proses mengintegrasikan perekonomian nasional ke dalam sistem perekonomian global
berdasarkan kepercayaan terhadap perdagangan bebas yang direncanakan pada masa
kolonial. Proses globalisasi ini ditandai dengan liberalisasi semua sektor yang disebabkan
oleh program penyesuaian struktural lembaga keuangan global. Hal ini mengarah pada
praktik neoliberalisme, yang saat ini terhadi yaitu adanya pembasaan perusahaan swasta dari
campur tangan pemerintah (perburuhan, investasi, harga dan pengaturan mandiri dengan
menyediakan zona khusus), mengakhiri subsidi negara kepada masyarakat karena
bertentangan dengan prinsip pemerintah dan prinsip pasar dan persaingan bebas, serta
penghapusan ideologi.

Krisis yang dialami Indonesia saat ini banyak sekali. Permasalahan yang dihadapi
bukan hanya kesenjangan antara kaya dan miskin tetapi juga masalah utang yang semakin
besar dan ketidakmampuan memainkan peran berarti dalam persaingan ekonomi di pasar
dunia. Bantuan multilateral yang diberikan sejak saat itu tidak bersifat tulus melainkan penuh
pertimbangan komersial. Mau atau tidak mau, permintaan negara pemberi utang harus
dipenuhi oleh negara pengutang, cara ini digunakan untuk menguasai sumber daya suatu
negara. Penjualan saham sumber daya publik, pendidikan dan kesehatan juga merupakan
bagian dari taktik untuk mengendalikannya. Indonesia dijadikan sebagai alat permainan
ekonomi dan politik sejak awal rezim Soeharto yang mengizinkan investor asing leluasa
menanamkan modalnya di Indonesia. Hal ini justru menjadi pukulan bumerang bagi
masyarakat Indonesia sendiri, apalagi dengan kebijakan IMF, bank dunia, yang menjanjikan
Indonesia akan sejahtera dengan berkontribusi kepada IMF dan bank dunia. Selain itu, pada
pemerintahan Soeharto berlaku yang tidak bersih dan tidak adil karena pinjaman yang
diberikan oleh bank dunia untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, justru dirampas oleh phak-
pihak penguasa yang ada di dalam rezim tersebut.

Hutang di Indonesia semakin meningkat, para pekerja harus bekerja lebih keras,
namun uang yang mereka terima hanya setengahnya untuk menutupi biaya hidup mereka
karena kesulitan hidup semakin meningkat seiring dengan kemiskinan yang semakin
meroket. Masyarakat harus melakukan upaya untuk membuat organisasi atau negara
membayar utangnya kepada bank dunia. Para investor yang menanamkan modalnya di
Indonesia menggunakan orang-orang Indonesia sebagai alat untuk mengeksploitasi mereka
dengan upah rendah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Hal ini terlihat pada
merek-merek terkenal di mana pekerja keras bekerja untuk penguasa yang serakah. Di sini
kita melihat dengan jelas masyarakat dijadikan objek oleh negara. Seperti contoh bagaimana
perusahaan-perusahaan besar dimana tempat berang-barang ternama diciptakan,
memperlakukan pekerja dengan sangat memprihatinkan, pekerja Indonesia digaji rata-rata
sekitar Rp 9.000 per hari, yang merupakan upah minimum resmi yang ditetapkan pemerintah,
dan bahkan pemerintah mengklaim bahwa upah tersebut sudah menjadi upah tertinggi di
Indonesia. Selain upah minimum, pekerja juga dipaksa bekerja lembur sepanjang hari, hampir
36 jam tanpa henti. Selain itu, setiap mereka memproduksi barang seharga Rp 112.000,
mereka hanya menerima sekitar Rp 500 di atas harga produksi, sedangkan untuk sepatu yang
dijual seharga Rp 1,4 juta hanya menerima Rp 5000, bahkan jika permintaanekspor lebih
banyak pekerja harus bekerja lembur, berdiri selama 16 jam tanpa duduk. Mereka menderita
tidak hanya secara fisik tetapi juga mental. Selain upah yang diberikan sangatlah rendah,
pekerja juga dipekerjakan di tempat yang sangat jauh dari standar kesehatan yang seharusnya.
Pekerja mengalami eksploitasi dan tidak dapat menyuarakan aspirasi karena diancam akan
tidak dipekerjakan lag bila melakukan hal tersebut. Rendahnya lapangan kerja di Indonesia
tentunya menjadi salah satu faktor penyebab permasalahan ini. Akibatnya, banyak warga
yang rela melakukan apa saja demi mencari uang dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Negara-negara kapitalis pun memanfaatkan hal ini dengan membuka pabrik-pabrik besar.
Negara-negara kapitalis mendapatkan keuntungan karena mempunyai tenaga kerja yang
besar tanpa harus mengeluarkan banyak uang untuk kesejahteraan mereka.

Dalam film ini juga menunjukkan bahwa harkat dan martabat masyarakat bangsa
Indonesia telah diinjak-injak dan diperlakukan seperti binatang oleh bangsa lain. Sementara
pemerintah Indonesia tidak membantu masyarakat semaksimal mungkin. Pemerintah
seharusnya melakukan segala upaya agar kehormatan dan harkat martabat masyarakat
Indonesia tidak diinjak - injak, karena setiap manusia berhak terbebas dari segala hal yang
merendahkan harkat dan martabat manusia, agar masyarakat bisa hidup nyaman, aman dan
damai secara fisik dan mental. Sebagai generasi muda, kita harus belajar menghargai dan
menghormati harkat dan martabat manusia sejak dini agar negara terbebas dari pelanggaran-
pelanggaran yang dapat merusak harga diri setiap orang. Mari kita ciptakan Indonesia
kedepannya menjadi lebih baik, tanpa merugikan harkat dan martabat manusia untuk
mewujudkan negara yang aman, nyaman dan damai.

Anda mungkin juga menyukai