Anda di halaman 1dari 2

Nama : Monica Kristiyanthi

NIM : 160902050

Mata Kuliah : Sistem Politik Indonesia

Review Film “The New Rules Of The World”


Film yang berjudul “The New Rules Of The World” karya John Pilger ini menjelaskan
mengenai tata ekonomi baru yang disebut dengan istilah globalisasi. Globalisasi adalah
perkembangan ekonomi global yang semakin terintegrasi ditandai terutama oleh perdagangan
bebas, arus modal yang bebas, dan menekan lebih murah pasar tenaga kerja asing (Merriam
Webmaster Dictionary). John Pilger (2002) menyatakan bahwa banyak terjadi aksi protes
menentang tata ekonomi yang disebut dengan globalisasi. Aksi protes tersebut dilakukan demi
memperjuangkan kemakmuran dan memberantas kemiskinan. Lebih lanjut, John Pilger
menyatakan bahwa globalisasi yang sebenarnya adalah meluasnya jurang pemisah diantara yang
kaya dan miskin, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Pada film karya
John Pilger tersebut mengungkapkan bagaimana globalisasi yang telah melanda negara
berkembang dan menceritakan penguasa baru dunia, khususnya pengaruhnya bagi Indonesia.

John mengungkapkan fakta tentang penderitaan masyarakat terutama kaum pekerja dan
berusaha mengaitkannya dengan adanya aliansi kapitalis internasional yaitu MNC (Multi
National Corporate) dan kekejaman pada rezim orde baru Soeharto. Ketimpangan benar-benar
terlihat jelas bila kita saksikan seksama dari film ini. Pada bagian awal ditampilkan sebuah
tayangan tentang sepasang kekasih dari golongan bangsawan yang dipertemukan dan sedang
menjalani resepsi pernikahan yang megah. Dijelaskan dalam film, saking mahalnya biaya
pernikahan sepasang bangsawan ini, seorang pelayan yang melayani para tamu pada resepsi itu
membutuhkan waktu 400 tahun untuk bisa menyelenggarakan resepsi pernikahan yang sama.
Jika diambil rata-rata umur penduduk Indonesia adalah 70 tahun, empat generasi dari pelayan itu
pun tidak sanggup untuk mengumpulkan uang untuk menyelenggarakan pesta yang serupa.

Bagi yang pro dengan globalisasi, menganggap bahwa hanya globalisasilah yang dapat
menyatukan manusia dari segala ras negara, mengurangi kemiskinan dan dapat menciptakan
kekayaan. George Monbiot (Environmentalis) menyatakan bahwa sesungguhnya globalisasi
telah menjadikan si miskin menjadi sangat miskin sementara yang kaya menjadi luar biasa kaya.
Di Indonesia berjuta-juta orang hidup dalam kondisi sangat miskin. Para buruh yang
memproduksi merk-merk barang terkenal rata-rata hanya dibayar sesuai upah minimum yang
resmi di Indonesia yaitu Rp9.000/hari dan kata Pemerintah upah tersebut setengah lebih tinggi
dari standar hidup. Tempat tinggal buruh ini pun sangatlah jauh dari kata layak dan hal ini
ditambah dengan banyak anak-anak buruh kekurangan gizi dan terjangkit penyakit.
Para buruh bekerja di pabrik dengan perlakuan yang kurang baik atau bahkan tidak
manusiawi. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh John Pilger dengan seorang buruh
perempuan yang bekerja di pabrik pembuat merk barang terkenal seperti GAP dan Old Navy
diperoleh informasi bahwa para buruh harus bekerja selama 24 jam dengan hanya dua kali
istirahat, bahkan ada juga yang bekerja selama 36 jam. Namun, ketika John menanyakan hal ini
kepada pihak yang terkait mereka menjawab bahwa mereka telah menerapkan kode etik yang
telah dibuat oleh perusahaan untuk melindungi dan menjamin kesejahteraan para buruh. Menurut
Dita Sari (Pimpinan Organisasi buruh dan Mantan Tapol) hampir tidak berguna untuk
menerapkan kode etik di Indonesia sebab Pemerintahnya selalu mengeluh, tersedia buruh murah
untuk menarik investor asing dan kode etiknya tidak diterapkan.

Globalisasi yang terjadi di Indonesia sebelumnya mempunyai sejarah gelap. Banyak


bangunan-bangunan megah seperti pabrik, bank, hotel mewah di Indonesia dibangun berkat
pembunuhan missal 1 juta manusia. Pembunuhan missal tersebut terjadi pada saat rezim Jendral
Soeharto atas bantuan Amerika dan Inggris di pertengahan 1960-an. Menurut Central
Intelligence Agency (CIA) pembantaian tersebut sebagai pembantaian missal terkejam di abad
20 dan penyebabnya sampai saat ini belum dapat diketahui secara jelas.

Selanjutnya atas dukungan dari Amerika dan Inggris serta para pebisnis Barat Soeharto
dapat berkuasa di Indonesia. Dengan berkuasanya Soeharto dan setahun setelah tragedi
pembunuhan tersebut, maka perekonomian dibentuk berdasarkan model Amerika dan
menyebabkan pihak asing (Barat) semakin mudah menguasai sumber daya alam Indonesia, pasar
dan buruh murah. Pada tahun 1967, perusahaan Timelife mengadakan sebuah konferensi di
Swiss yang merencanakan pengambilalihan bisnis Indonesia. Konferensi tersebut dihadiri oleh
para pebisnis besar dan terkuat di dunia. Bagi dunia pebisnis Barat, konferensi tersebut
merupakan awal yang baik untuk menuju globalisasi.

Dengan dimulainya globalisasi yang terjadi di Inggris pada tahun 1980-an, maka
dimulailah kerjasama yang menguntungkan para diktator dunia dan mulailah perekonomian
Eropa dibangun. Untuk membangun perekonomian Eropa maka dibentuklah IMF dan Bank
Dunia dan selanjutnya dua lembaga ini memberikan pinjaman uang untuk negara miskin dengan
syarat dibiarkan memasuki ekonomi negara tersebut dan meminta negara yang mereka pinjami
uang untuk mengizinkan perusahaan Barat mengolah bahan mentah dan pasar di negara tersebut.
Dengan hal ini maka bagi negara yang terlilit hutang dengan dua lembaga ini akan sulit untuk
keluar dari jeratan hutang dan akan semakin sulit untuk keluar dari kemiskinan.

Pada film “The New Rules Of The World” ini dapat kita ketahui bahwasanya
globalisasi yang selama ini dianggap sebagai salah satu cirri perkembangan ekonomi dunia
ternyata menimbulkan masalah kelam bagi negeri tercinta ini, yaitu Indonesia. Globalisasi
mengakibatkan orang miskin menjadi sangat miskin, orang kaya jadi sangat kaya.

Anda mungkin juga menyukai