By John Pilger Film ini menceritakan tentang pengaruh penguasa baru dunia bagi Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang sangat melimpah. Indonesia juga pernah dijajah oleh Belanda beratus-ratus tahun dan kekayaan alam Indonesia dirampas selama itu. Pramoedya Ananta Toer mengatakan bahwa ratusan tahun Indonesia dihisap oleh negara barat yang menyebabkan Barat lebih kuat dan makmur. Pramoedya juga mengatakan Indonesia negara yang ama kaya ini telah diubah menjadi negara pengemis. Para penganut globalisasi mengatakan bahwa globalisasi akan mengurangi kemiskinan dan menjadikan kekayaan lebih merata. Namun, menurut George Monbiot glomalisasi akan menjadikan yang miskin semakin miskin, dan yang kaya semakin kaya. Cotohnya sebuah pesta pernikahan saudagar kaya di Indonesia yang menyatukan 2 keluarga kaya. Menurut John para pelayan dalam pesta itu memerlikan ratusan tahun untuk bisa membayar resepsi pernikahan semacam itu. Bahkan tidak jauh dari gedung pernikahan itu terdapat kehidupan para buruh yang jauh dari kata layak. Mereka harus bekerja keras untuk bisa bertahan hidup. Banyak buruh Indonesia yang bekerja di perusahaan asing untuk memptoduksi merek-merek tenama dengan gaji rendah. Bahkan tidak sedikit buruh yang bekerja lembur setiap harinya. Kode etik di Indonesia tidak pernah dilaksanakan, karena tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi, sehingga para burung mau melakukan apapun dan berapapun upah yang didapat. Menurut Barry Coates untuk memperbaiki kondisi masyarakat negara dunia ketiga yaitu dengan menjadi konsumen yang terinformasi. Globalisasi di Asia memiliki sejarah gelap. Pabrik, bank mewah dan hotel mewah yang ada di Indonesia dapat dibangun berkat pembunuhan masal 1juta manusia, ujar John. Banyak masyarakan mulai mencari kerangka keluarga mereka yang dibunuh pada masa Jenderal Soeharto atas bantuan Amerika dan Inggrid di pertengahan 1960. Bulan oktober 1965 kepala sekolah yang dianggap komunis dibunuh oleh parapreman di Jakarta. Peristiwa itu mengantarkan Soeharto ke puncak kekuasaan. Namun kini terbukti bahwa Soeharto diam-diam disokong Amerika dan Inggris serta para pebisnis barat. Perekonomian Indonesia dibentuk menurut model amerika untuk mempermudah Barat menguasai sumber mineral, pasar dan buruh murah. Presiden Nixon menyebutnya “Upeti terbesar dari Asia”. Jasa besar Soeharto bagi bisnis Barat adalah dirinya menyingkirkan pendiri bangsa Indonesia modern, Soekarno, seorang nasionalis yang yakin pada kemandirian ekonomi rakyatnya. Benih globalisasi ditanam di atas genangan darah. Ditahun 1967, perusahaan Timelife mengadakan sebuan konferensi di Swiss yang merencanakan pengambilalihan bisnis Indonesia. Bagi dunia bisnis Barat, ini merupakan awalan yang baik menuju globalisasi. Tidak ada yang mengatakan mengenai pembantaian 1 juta orang itu. Globalisasi dimulai di Inggris tahun 1980-an. Saat itu Margaret Thatcher membongkar banyak pabrik dan membangun industri pabrik dengan menelan biaya 14 milyar rupiah. Indonesia menjadi pasar senjata Inggris yang penting. Soeharto membeli semua senjata mematikan dari pesawat tempur dan misil sampai kapal perang serta senapan mesin. Pentingnya Soeharto sebagai rekan bisnis hingga pembunuh berdarah dingin ini diundang ke London oleh Ratu Inggris. IMF dan Bank Dunia dibentuk menjelang akhir PD II untuk membangun kembali perekonomian Eropa. Kemudian dua lembaga itu mulai meminjamkan uang untuk negara miskin dengan syarat dibiarkan memasuki ekonomi negara tersebut dan perusahaan barat diperbolehkan mengolah bahan mentah dan pasar di negara tersebut. Bank Dunia mengatakan bahwa tujuannya adalah membantu masyarakat miskin dengan mempromosikan “pembangunan global”. Sistem yang sebenarnya sederhana “sebuah bentuk sosialisme bagi si kaya dan kapitalisme bagi si miskin.” Kaum kaya menjadi luar biasa kaya dan kaum miskin semakin miskin. Di Indonesia yang rakyatnya begitu miskin korupsi pejabat kaya sudah terlalu parah. Dokumen internal Bank Dunia membenarkan bahwa sepertiga pinjaman bank untuk diktator Soeharto masuk ke kantong kroni dan pejabat korup-nya. Jumlahnya sekitar 80 trilyun dollar. Globalisasi berarti modal - uang besar - yang dapat dipindahkan kemana saja dan kapan saja dengan aman. Tahun 1998, modal jangka pendek tiba - tiba pindah ke Asia dan hanya dalam semalam mampu melumpuhkan ekonomi Asia. Seiring dengan krisis ekonomi, Indonesia nyaris rejadi revolusi Soeharto dipaksa mundur setelah puluhan tahun berhasil mencuri 150 trilyun dollar. Selama lebih dari 30 tahun berkuasa Soeharto membagikan hasil rampasannya untuk keluarga dan kroninya. Uang hutang yang dicuri Soeharto harus dibayar kembali oleh rakyat Indonesia termasuk anak-anak. Setiap hari lebih dari 1 trilyun dollar disetor negara miskin di seluruh dunia ke negara kaya dalam bentuk pembayaran hutang. Dalam ekonomi global Amerika bisa menguasai perdagangan bahan makan sedunia, sementara hampir separuh penduduk dunia bertahan hidup dengan uang kurang dari 18 ribu per hari. Sebenarnya Amerika latin, Afrika dan Asia gerakan anti globalisasi telah muncul di seluruh dunia selama bertahun-tahun. Namun tidak pernah diangkat oleh media massa. Di semua benua, jutaan rakyatbiasa melakukan protes menentang kekuasaan IMF, Bank Dunia serta hegemoni kekuasaan Barat. Sekarang ini, gerakan protes anti globalisasi telah menyebar ke negara Barat, dari Seattle hingga Melbourne, London hingga genoa. Gerakan ini baru diangkat ke media jika terjadi kekerasan fisik. Untuk negara kaya seperti Inggris globalisasi sudah sangat maju. Dokumen keuangan melaporkan keberhasilan ekonomi padahal 1 dari 5 anak di Inggris tumbuh dalam kemiskinan. Ketimpangan antara orang kaya dan miskin menjadi bertambah lebar.