Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Farha Harahap

Nim : 20522354
Kelas :F
Review Film The New Rules Of The World

Film dokumenter karya john pilger ini menceritakan tentang kapitalis kapitalis dari amerika
dan barat yang memiliki industri di indonesia. Diceritakan bahwa para kapitalis ini begitu
kejamnya dalam melakukan eksploitasi dan dehumanisani terhadap para pekerjanya. Upah
yang rendah serta jam kerja yang melebihi batas telah menjadi makanan sehari hari bagi
kaum pekerja yang bekerja di Industri asing tersebut. globalisasi yang digadang gadang akan
memajukan ekonomi negara dan akan memberikan manfaat yang baik masyarakat kecil serta
akan memberikan pemerataandalam hal ekonomi ternyata malah memberikan penderitaan
bagi negara negara berkembang yang menjadi sarang kapitalis tersebut. Yang terjadi adalah si
kaya akan semakin kaya dan si miskin akan semakin miskin. Di film ini diceritakan bahwa
teryata kapitalis malah menjadikan cepatnya arus globalisasi ini sebagai ajang untuk negara
berkembang yang dikuasainya.
John mengungkapkan fakta tentang penderitaan masyarakat terutama kaum pekerja dan
berusaha mengkaikannya dengan adanya aliansi kapitalis internasional yaitu MNC (multi
national corporate) dan kekejaman pada rezim orde baru suharto. Ketimpangan benar benar
terlihat jelas bila kita saksikan seksama dari film ini. Pada bagin awal ditampilkan sebuah
tayangan tentang sepasang kekasih dari golongan bangsawan yang dipertemukan dan sedang
menjalani resepsi pernikahan yang megah. Dijelaskan dalam film, saking mahalnya biaya
pernikahan sepasang bangsawan ini, seorang pelayan yang melayani para tamu pada esepsi
itu membutuhkan waktu 400 tahun untuk bisa menyelenggarakan resepsi pernikahan yang
sama. Jika diambil rata-rata umur penduduk indonesia adalah 70 tahun , empat generasi dari
pelayan itu pun tidak sanggup untuk mengumpulkan uang untuk menyelenggarakan pesta
yang serupa. Sementara tidak jauh dari tempat pernikahan tersebut terdapat suatu
perkampunganh kumuh yang sebaagian warganya ada yang bekerja di pabrik pabrik kapitalis
global yang membuat barang seperti Nike,adidas, reebok dan GAP. Warga disini banyak
yang tidak terpenuhi hak untuk kesehatan dan pendidikannya. Jelas sekali, bahwa kaum elit
di Indonesia kini dengan adanya globalisasi yang semakin kencang arusnya ini akan semakin
akan menumpuk kapital mereka dan yang miskin akan semakin miskin.
Pertanyaannya sekarang adalah kenapa bisa terjadi seperti itu ? globalisasi itu memicu
terjadinya pertumbuhan ekonomi yang bebas dan tanpa pandang bulu akan melibas siapa
siapa yang tidak memiliki modal baik berupa kapital maupun alat produksi. Elit dengan
kemampuan kapital yang kuat akan menanamkan modalnya pada corporate asing yang masuk
ke indonesia. Imbasnya para rakyat kecil yang tidak memiliki modal kapital mapun alat
produksi akan menjadi semakin terasing dan mau tidak mau harus bekerja pada industri yang
membayar pekerjanya dengan harga murah. Alienasi seperti ini membuat kualitas SDM
semakin susah untuk ditingkatkan. Kenapa buruh tidak ada pilihan lain untuk bekerja dilain
sektor selain di sektor industri yang meng-eksploitasi mereka. ? seorang pimpinan organisasi
dan tahana politik bernama dita sari mengutarakan fakta pada film ini bahwa pemerintah pun
tidak bisa menanggulangi permasalah pengangguran yang ada di Indonesia, pemerintah
hanya mengeluh dan kode etik pekerja pun tidak akan pernah berlaku di Indonesia. Orang
miskin sudah semakin miskin , pengangguran semakin banyak meuncul dan ini membuat
pekerja tidak akan pernah bisa menolak untuk bekerja walaupun dengan upah yang rendah.
Begitu kejamnya kapitalis ! ada fakta lain dari film ini yang saya anggap cukup miris ,
dimana si peneliti yaitu john pilger membeli celana tinju di sebuah outlet GAP di London
dengan harga 112 ribu rupiah. Dia mengungkapkan kalau celana itu diproduksi di Indonesia
dan buruh yang di Indonesia hanya mendapatkan 500 rupiah saja dari hasil satu celana begitu
juga dengan sepatu yang dihargai 1,4 juta tetapi para buruh yang membuat hanya mendapat
5000 rupiah saja. John berkata, “untuk membeli tali sepatu pun tidak cukup!”
Pada bagian pertengahan dari film ini diungkapkan bagaimana organisasi seperti World
Trade Organization (WTO), International Monetary Fund (IMF), dan World Bank dengan
licik memanfaatkan globalisasi untuk memasuki negara-negara dunia ketiga seperti Indonesia
agar bisa mengintervensi kebijakan negara tersebut dan memuluskan kepentingan untuk
menguasai dunia ketiga. WTO , IMF dan World Bank berhasil masuk ke Indonesia tidak lain
dan tidak bukan adalah andil besar dari soeharto yang memiliki kekuasaan pada masa masa
itu. Tragedi kemanusiaan yang sangat biadab terjadi pada masa sebelum suharto mulai
menjabat sebagai presiden pada saat itu. Pembantaian lebih dari satu juta orang yang di klaim
sebagai seorang komunis terjadi. Tidak pandang bulu, semua orang dari kalangan komunis
pada saat itu dibantai tanpa pandang bulu.
Hal ini ternyata mendapatkan apresiasi yang besar dari bangsa Indonesia dan membuat
suharto naik ke kursi president menggantikan seorang nasionalis bernama sukarno yang
menginginkan kemandirian ekonomi bagi negaranya. Ini lah permulaan dimana organisasi
organisasi seperti WTO, IMF dan World Bank mulai masuk dan mengacak acak Indonesia.
Mereka berhasil menjebak Indonesia dengan memberikan pinjaman dengan tujuan untuk
pembangunan. Tapi dijelaskan pada oleh John melallui film ini bahwa sebagian besar
pinjaman tersebut tidak digunakan untuk melakukan pembangunan pada level nasional tapi
malah masuk ke kantong busuk Soeharto dan antek-anteknya. Kalau begitu logika
sederhananya kalau pinjam haruslah dikembalikan lagi. Lalu siapa yang mengembalikan ? ya
rakyat sekarang yang menanggung akibatnya untuk semua uang yang sudah di bawa “mati”
oleh si biadab suharto. Mau menuntut siapa ? rakyat tidak berdaya , pemerintah santai-santai
saja dan suharto pun sudah busuk dimakan ulat didalam kuburnya.
Globalisasi memang menimbulkan banyak implikasi baik positif maupun negatif. Tapi jelas
pada film ini John Pilger memunculkan lagi wacana wacana tentang buruknya globalisasi
yang terjadi di Indonesia. Mulai dari pekerja yang sangat dieksploitasi sangat tidak
dimanusiakan , sampai dengan organisasi organisasi global seperti IMF, WTO, World Bank
yang sebenarnya malah mencekik negeri ini untuk terus menggelontorkan uangnya.
Kesenjangan juga terlihat jelas disini dimana yang kaya akan menjadi semakin kaya dan yang
miskin semakin miskin. Hal ini merupakan suatu jalan untuk membuat kesenjangan yang
semakin jauh dan akan semakin akan mempersulit terjadinya integrasi sosial karena adanya
perbedaan strata dan juga kepentingan yang terlau jauh antara rakyat kecil yang miskin
dengan elit yang semakin kenyang akan kapital.
JIKA DIKAITKAN DENGAN TEORI
Review film dokumenter John Pilger diatas membuat mata kita terbuka tentang apa itu makna
globalisasi yang sebenarnya dan apakah implementasinya di Indonesia benar benar maksimal
? Disini saya mencoba mengkaitkan antara isi dari review diatas dengan menggunakan teory
ketergantungan (dependency theory) Theotonio Dos Santos. Dos Santos mengurai teori
ketergantungan ini sebagai keadaan dimana kehidupan ekonomi negara – negara tertentu
yaitu negara dunia ketiga dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan
ekonomi negara – negara lain yaitu negara maju. Negara negara dunia ketiga hanya akan
berperan sebagai penerima dari akibat dan negara maju akan menikmati limpahan kapital
yang terus menerus mengalir. Negara dunia ketiga ini, setelah disentuh oleh kapitalis maju,
bukan malah maju mengikuti alur dan perkembangan pembangunan dunia maju namun malah
akan menjadi terbelakang dan tereksploitasi. Mengapa ? karena negara negara dunia ketiga
yang prakapitalis memiliki karakter dan dinamika tersendiri sehingga bila disentuh oleh
negara maju belu tentu akan akan maju justru perkembangannya akan terhambat.
Dos Santos menguraikan 3 bentuk ketergantungan:
1. Ketergantungan Kolonial
Terjadi penjajahan dari negara pusat ke negara pinggiran. Kegiatan ekonominya adalah
ekspor barang-barang yang dibutuhkan negara pusat. Hubungan penjajah – penduduk sekitar
bersifat eksploitatif.
2. Ketergantungan Finansial-Industrial:
Negara pinggiran merdeka tetapi kekuatan finansialnya masih dikuasai oleh negara-negara
pusat. Ekspor masih berupa barang – barang yang dibutuhkan negara pusat. Negara pusat
menanamkan modalnya baik langsung maupun melalui kerjasama dengan pengusaha lokal.
3. Ketergantungan Teknologis-Industrial:
Bentuk ketergantungan baru. Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor
bahan mentah untuk negara pusat. Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di
negara pinggiran dengan tujuan untuk kepentingan negara pinggiran.
Walaupun demikian Dos Santos sendiri mengutarkan bahwa teknologi dan paten sebenarnya
itu masih dikuasai oleh negara maju. Jika demikian maka struktur produksi pada proses
indistrialisasi di dunia ketiga adalah :
1. Upah yang dibayarkan kepada buruh rendah sehingga daya beli buruh rendah.
2. Teknologi padat modal memunculkan industri modern, sehingga: Menghilangkan lapangan
kerja yang sudah ada. Menciptakan lapangan kerja baru yang jumlahnya lebih sedikit.
Larinya keuntungan ke luar negeri membuat ketiadaan modal untuk membentuk industri
nasional sendiri. Jika fakta yang ada dilapangan adalah seperti itu maka sebenarnya sistem
ekonomi kapitalisme bukan merupakan solusi yang tepat jika diterapkan di negara dunia
ketiga seperti indonesia.
Latar belakang teori ketergantungan pertama yang paling pokok adalah hubungan antara
negara maju dengan negara dunia ketiga yang bersifat eksploitatif. Ini terbukti dengan
paparan dari film john pilder mengenai konteks di Indonesia. Bagaimana para kapitalis itu
menguras habis tenaga para buruh atau pun pekerjanya untuk melakukan apa yang
diperintahkan si “bos” tanpa memberikan insentif ataupun upah yang layak. Dimana para
buruh di indonesia dibayar rata rata 9000 rupiah perharinya dengan waktu bekerja yang bisa
mencapai 12 jam atau bahkan yang sangat tidak dimanusiakan adalah ada juga sebagian
buruh dengan alasan untuk mengejar kuantitas dan kualitas ekspor harus bekerja selama 24
jam dalam seharinya. Betapa biadabnya seorang bos kapitalis yang sampai tega melakukan
tindakan yang sangat tidak manusiawi demi mengejar limpahan kapital yang dia cari. Dengan
sistem yang seperti itu , maka nalar tentang teori ketergantungan yang menguntungkan kaum
elit yang semakin menjadi kaya dan kaum miskin akan semakin termarjinalisasi dan
tereksploitasi terjawab sudah. Dimana kaum kapitalis akan semakin mengejar kapital mereka
dan akan menguntungkan kaum elit di negara dunia ketiga dengan pmberlakukan tentang
regulasi yang melemahkan kaum pekerja dan semakin menguatkan kaum kapitalis. Disisis
lain kaum pekerja tidak memiliki pilihan lain untuk bekerja, karena saking banyaknya pekerja
dan lapangan pekerjaan yang semakin sempit membuat harga buruh menjadi murah.
Latar belakang yang kedua adalah kemampuan negara dunia ketiga untuk melakukan
pengembangan ekonomi dalam sistem kapitalistik terbukti tidak sama. Karena sebenarnya
indonesia sebagai negara dunia ketiga memiliki cara tersendiri untuk maju. Soekarno pada
rezim orde baru Orde lama memiliki kontruksi pemikiran tentang bagaimana indonesia bisa
maju dengan menggunakan caranya sendiri dan menolak bantuan asing. Orde baru sebagai
tonggak masuknya kapitalis kapitalis pada sistem ekonomi indonesia membuat sekarang
indonesia menjadi negara yang mendapat efek dari neo imperialisme baru yang berwujud
sisitem kapitalis. Soeharto sebagai president pada masa orde baru berhasil menumpas rezim
ore lama ala soekarno yang nasionalis dengan pembantaian besar besaran pada kelompok
yang dianggap komunis. Pada masa orde baru , teori pembangunan yang di cetuskan oleh
barat diterapkan oleh pemerintahan yang berkuasa pada waktu itu. Memang benar pada
permukaan terlihat jelas keberhasilan dari penerapan teori pembangunan ini, tatapi jika
ditelisik lebih dalam, pengangguran meningkat pesat, angka ketergantungan semakin tinggi ,
dan tingkat eksploitasi semakin besar akibat dari para bos industri yang tidak memberikan
upah semestinya untuk kerja yang mereka lakukan.
Latar belakang yang ketiga adalah modernisasi sebagai bentuk ekspansi sistem ekonomi
kapitalis. Modernisasi erat kaitannya dengan globalisasi sekarang ini. Arus globalisasi yang
semakin kencang membuat informasi semakin cepae untuk didapat. Globalisasi juga
membuat kapitalis kapitalis yang ada diseluruh dunia untuk mencari tempat yamg memiliki
tingkat upah terhadap buruh yang rendah seperti indonesia , china , dan juaga di wilayah
wilayah dunia ketiga lain. Hal ini menurut saya adalah merupakan cita cita sekelompok orang
yang berkuasa di dunia untuk menciptakan suatu tatanan sistem ekonomi yang global yaitu
sistem kapitalis. “ New Rules Of The World ” begitu ungkapan John Pilger terhadap sistem
kapitalis sekarang ini yang menguasai dunia. Penyebab dari eksploitasi terhadap buruh dan
akar dari pergerakan buruh yang menuntut keadilan. Bagaimana semua itu bisa dicapai
apabila organisasi buruh masih saja lemah ? bagaimana mungkin buruh bisa mendapat
keadilan apabila aparat yang berwenang pun masih mempersulit proses yang meruguikan
buruh ? negara dengan pemerintahan yang bersih dan beradab sangat dibutuhkan Indonesia
dan negara negara dunia ketiga lain sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai