Anda di halaman 1dari 4

1.

Natrium hidroksida (NaOH)


Natrium hidroksida juga dikenal sebagai kaustik soda. Natrium hidroksida secara umum berifat
basa. Natrium hidroksida yang murni berbentuk padatan berwarna putih yang memiliki kegunaan
yaitu

mengendalikan tingkat keasaman atau pH pada fasilitas pengolahan air atau water


treatment.
 disinfektan dalam pengolahan air, termasuk air industri.
 digunakan pada proses regenerasi anion resin yang terdapat pada anion exchanger, pada
unit pembuatan air bebas mineral atau purified water.
 Natrium hidroksida yang dicampur dengan natrium sulfida, digunakan sebagai larutan
untuk membersihkan selulosa kayu dari material yang tidak diinginkan.
 Dalam industri daur ulang kertas, NaOH dimanfaatkan untuk memisahkan tinta dari serat
kertas, sebelum digunakan kembali.

Terdapat tiga jenis rancangan sel pada proses elektrolisis yang banyak digunakan dalam
industri soda kaustik, yaitu:
1. Sel diafragma
2. Sel membran
3. Sel merkuri
Proses elektrolisis dengan sel difragma, ruang katode dan anode dipisahkan
menggunakan sekat yang disebut diafragma. Sel diafragma menjaga bercampurnya gas
hidrogen dan gas klor, karena kedua gas tersebut dapat menyebabkan terjadinya ledakan
apabila bercampur. Selain itu untuk mencegah bereaksinya soda kaustik dengan klorin yang
dapat membentuk natrium hipoklorit (NaClO) dan natrium klorat (NaClO 3) pada temperatur
operasi diatas 400C.
Elektrolisis dengan menggunakan sel diafragma, arus DC dialirkan melalui sel agar
elektrolisa larutan natrium klorida dan arahnya dari anoda ke katoda, yang berlawanan arah
dengan aliran elektron.
GAMBAR 1.1 Diafragma Sel

2. Asam Klorida (HCl)

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Asam ini adalah asam kuat yang
digunakan secara luas dalam industri. Manfat HCl diantaranya:
 Suatu aplikasi penting dari asam klorida berkualitas tinggi adalah regenerasi pertukaran ion.
 Kontrol pH dan penetralisir
 Pelapisan atau pengawetan permukaan metal
 Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis logam dan menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen

Flowsheet Pembuatan HCL

Proses ini dimulai dengan mengumpankan reaktan hydrogen (H2), dan chlorine (Cl2)
ke reactor (R-01), dimana sebelumnya mssing – masing reaktan temperaturnya dinaikkan
dengan menggunakan Heater (H-01) untuk hydrogen dan Heater (H-02) untuk chlorine
sampai temperaturnya mencapai 149oC. pada reactor terjadi reaksi antara H2 dan Cl2
dimana konversi H2 menjadi HCl mencapai 90%, reaksi akan berlangsung dengan cepat
dan eksotermis sehingga akan menaikkan temperatur, untuk menjaga temperaturnya maka
pada reactor dilengkapi dengan jacket pendingin.
Gas yang keluar dari reactor diturunkan temperaturnya dengan menggunakan Cooler-
01 (C-01) dengan air sebagai media pendingin, di sini temperature gas diturunkan sampai
40oC. Kemudian gas ini dialirkan ke bagian bottom Absorber-01 (AB-01), sedangkan air
sebagai absorbennya mengalir dari bagian Top-Absorber (AB- 01). Absorber yang
digunakan bertipe Packed Tower, kondisi operasinya 40oC, 1 atm dan di sini hampir 90%
gas HCl akan terserap. Sisa gas HCl yang tidak terserap di AB- 01 dan gas sisa lain masuk
ke bagian bottom Tails Tower, sedangkan produk HCl pada bagian bottom Absorber
dialirkan ke Storage yaitu Tanki-01 (T-01). Sisa gas HCl dan gas-gas inert lain akan
masuk Tails Tower (TT-01) yang berfungsi untuk menyerap HCl yang masih terkandung
dalam tail gas. Kondisi operasi di Tails Tower yaitu 40oC, 1 atm. Gas buang keluar dari
bagian top TT-01 dan produk HCl akan mengalir masuk Storage yaitu Tanki-02 (T-02).
Produk HCl dari AB-01 dan TT-01 konsentrasinya 38,76%

3. Asam Nitrat (HNO3)


Asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan merupakan asam
beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Di dalam air, asam ini terdisosiasi menjadi ion-
ionnya, yaitu ion nitrat NO3− dan ion hidronium (H3O+). Asam nitrat juga digunakan di bagian
metalurgi dan pengilangan karena dapat bereaksi dengan metal. Ketika dicampurkan dengan
asam klorida, maka campuran ini akan membentuk aqua regia, satu dari sedikit reagen yang
dapat melarutkan emas dan platinum.
SISTEM PRODUKSI ASAM NITRAT PEKAT
Asam nitrat pekat (konsentrasi 98 - 99 %) diperoleh dari asam nitrat encer (konsentrasi 30 -
70 %). Teknologi yang dapat digunakan adalah distilasi ekstraktif. Oleh karena peristiwa
azeotrop, maka asam nitrat encer tidak dapat dipekatkan dengan distilasi fraksional sederhana.
Untuk itu, distilasi yang digunakan adalah distilasi ekstraktif dimana ditambahkan zat yang
berfungsi sebagai pendehidrasi. Sebagai pendehidrasi, umumnya digunakan asam sulfat yang
cukup pekat (yaitu 60 % asam sulfat). Asam sulfat 60 %, diumpankan dari atas kolom distilasi

pada tekanan atmosfer. Campuran asam kemudian mengalir ke bawah berlawanan arah dengan
uap yang naik. Asam nitrat pekat keluar dari bagian atas kolom berbentuk 99 % uap,
mengandung sejumlah kecil NO2 dan oksigen (O2) hasil disosiasi asam nitrat. Uap asam pekat
meninggalkan kolom menuju bleacher dan sistem kondenser berlawanan arah mempengaruhi
kondensasi asam nitrat pekat dan memisahkan oksigen dan nitrogen oksida (NOx) sebagai hasil
samping. Hasil sampingan ini kemudian mengalir ke kolom absorber dimana oksida nitrat
dicampur dengan udara membentuk NO2, yang akan menghasilkan asam nitrat encer. Gas inert
dan yang tidak bereaksi dikeluarkan ke atmosfer dari bagian atas kolom absorber. Diagram alir
proses pembuatan asam nitrat pekat dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Diagram Alir Pembuatan Asam Nitrat Pekat

Anda mungkin juga menyukai