Anda di halaman 1dari 3

1.

Hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat telah dijamin dalam salah satu peraturan
perundang-undang, yaitu melalui Pasal 65 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Pasal tersebut
dinyatakan bahwa setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
sebagai bagian dari HAM. Konsep mengenai hak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat berarti setiap individu memiliki hak untuk mendapatkan kehidupan dalam
lingkungan hidup dengan kualitas minimal yang memungkinkan didapatkannnya
kehidupan yang bermartabat dan sejahtera.
Sementara hak lintas generasi dapat dikatakan sebagai hak yang dimiliki oleh setiap
manusia dan keturunan-keturunan selanjutnya. Dalam hal ini, artinya hak tersebut
muncul secara terus-menerus pada manusia dan keturunan-keturunan selanjutnya.
Adanya hak lintas generasi ini menunjukkan bahwa pada dasarnya hak-hak terkait harus
dijaga secara terus-menerus agar dapat dinikmati secara berkelanjutan bagi manusia
generasi selanjutnya. Mengingat hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
merupakan HAM, maka setiap orang, baik yang masih hidup maupun akan lahir, berhak
mendapatkan hak tersebut sehingga hak ini dapat dikatakan sebagai hak lintas generasi.
Ketika hak lintas generasi ini dikaitkan dengan hak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat, maka dapat diartikan bahwa manusia dan keturunan selanjutnya berhak
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat tersebut. Artinya hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak yang harus dijaga
keberlanjutannya. Di sini muncul implikasi bahwa suatu lingkungan harus dijaga terus
menerus agar dapat memenuhi syarat sebagai lingkungan yang baik dan sehat dan
dapat dinikmati oleh manusia secara terus-menerus.
Lingkungan yang baik dan sehat memiliki arti bahwa lingkungan tersebut dapat
dinikmati seminimal mungkin dan tetap mendapatkan kualitas lingkungan hidup yang
maksimal dan bermartabat, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Maka, untuk
mencapai hal tersebut, suatu lingkungan hidup tempat tinggal manusia harus terus
dijaga dan dirawat kelestariannya dengan berbagai cara agar dapat memenuhi hak
manusia atas lingkungan yang baik dan sehat terkait. Perawatan suatu lingkungan hidup
dapat menjadi awal dari proses penyelesaian permasalahan lingkungan kontemporer
yang muncul saat ini.
Dengan dasar argumen tersebut, pada dasarnya saya setuju bahwa pengakuan adanya
hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat yang bersifat lintas generasi ini
merupakan salah satu bentuk cara dari menyelesaiakan permasalahan lingkungan hidup,
singkatnya dapat menjadi solusi bagi permasalahan tersebut.
Alasan-alasan saya setuju terhadap pernyataan tersebut sudah dijabarkan sebelumnya,
namun pada intinya hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat memiliki implikasi
bahwa lingkungan yang dimaksud dalam hak tersebut adalah lingkungan yang terawat
dan terjaga agar dapat memberikan hidup yang layak dan bermartabat bagi manusia.
Mengingat hak ini adalah salah satu HAM, maka hak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat merupakan salah satu hak dasar yang tidak dapat dikurangi dari seseorang.
Dengan menjadikan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai HAM bagi
tiap-tiap manusia, artinya perlu dilakukan usaha semaksimal mungkin agar tiap-tiap
manusia dapat menikmati hal tersebut. Tanggung jawab pemenuhan HAM merupakan
tanggung jawab setiap orang, di Indonesia bahkan menjadi tanggung jawab negara
karena telah tertulis demikian dalam peraturan perundang-undangan. Usaha untuk
memenuhi hak atas lingkungan yang baik dan sehat ini utamanya berupa usaha untuk
menjaga dan merawat lingkungan tempat tinggal. Maka, ketika tanggung jawab ini
dilakukan dengan baik, maka lingkungan sekitar manusia akan menjadi semakin terawat
dan dapat menjadi solusi dari permasalahan lingkungan kontemporer yang ada saat ini.

2. Subjek hukum atau personhood pada umumnya merujuk pada seseorang yang memiliki
kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum. Namun pada saat inim konsep
tersebut telah diperluas pengertiannya dan mencakup alam dan binatang sebagai
subjek hukum, yang dapat juga disebut sebagai environmental personhood dan animal
personhood. Di mana hal ini biasa terjadi dalam perkara terkait perlindungan lingkungan
hidup.
Sebelum membahas mengenai permasalahan lingkungan hidup dan solusinya, perlu
dibahas terlebih dahulu mengenai environmental dan animal personhood. Secara
singkat, environmental personhood adalah suatu bentuk pemberian konsep subjek
hukum yang independen kepada alam. Artinya alam atau lingkungan hidup memiliki
kapasitas untuk melakukan perbuatan hukum. Namun, mengingat lingkungan hidup
tersebut tidak memiliki kapabilitas yang sama seperti manusia untuk melakukan suatu
perbuatan hukum, maka lingkungan hidup tersebut diwakili oleh manusia untuk
melakukan perbuatan hukum yang dimaksud. Dapat dikatakan bahwa manusia menjadi
wakil dari lingkungan hidup untuk memperjuangkan hak-hak lingkungan hidup tersebut.
Dalam hal terkait animal personhood, konsep yang sama seperti dalam environmental
personhood tersebut dapat diterapkan juga dalam konsep ini. Hewan, sama seperti alam
atau lingkungan hidup, tidak memiliki kapabilitas yang sama seperti manusia untuk
melakukan perbuatan hukum. Maka konsep animal personhood yang merupakan
perluasan konsep subjek hukum manusia diterapkan di sini dan menjadikan hewan
sebagai subjek hukum yang juga memiliki hak dan kewajiban dalam hal perbuatan
hukum. Namun, karena hewan juga sama seperti lingkungan hidup yang tidak bisa
melakukan perbuatan hukum untuk membela hak-haknya, maka manusia bertindak
sebagai wakil dari hewan terkait untuk melakukan perbuatan hukum dalam
memperjuangkan hak dan kewajiban hewan dalam hal hewan sebagai subjek hukum.
Salah satu teori yang populer terkait kemunculan environmental personhood dan animal
personhood adalah karena adanya perlawanan terhadap corporate personhood, di mana
maksud dari corporate personhood ini adalah perusahaan dianggap sebagai subjek
hukum mandiri sebagai bagian dari perkembangan hukum. Tidak dapat dipungkiri
bahwa perusahaan swasta merupakan salah satu faktor terbesar dalam kasus eksploitasi
lingkungan hidup dan kehilangan biodiversitas. Maka konsep ini muncul untuk
memperjuangkan “hak-hak” dari lingkungan hidup dan hewan yang tereksploitasi
tersebut. Mengingat bahwa lingkungan hidup dan hewan bukanlah manusia yang
memiliki kemampuan untuk memperjuangkan hak-haknya, maka ketika perusahaan
swasta melakukan eksploitasi, lingkungan hidup dan hewan terkait tidak dapat
melakukan pembelaan. Selain itu, posisi hukum seseorang biasanya akan dianggap
lemah ketika mengajukan perkara di pengadilan namun perkara tersebut tidak
berpengaruh terhadap dirinya secara langsung. Di sinilah pentingnya keberadaan
perluasan personhood terkait menjadi environmental personhood dan animal
personhood untuk memberikan “kesempatan” bagi lingkungan hidup dan hewan untuk
memerjuangkan hak-hak yang dilanggar oleh pihak-pihak tertentu.
Pengakuan mengenai adanya environmental personhood dan animal personhood
memberikan salah satu pilihan solusi untuk melawan eksploitasi tersebut. Seseorang
dapat menggunakan baik konsep environmental personhood dan animal personhood
untuk mewakili lingkungan yang rusak atau biodiversitas yang terancam hilang untuk
menuntut pada pihak-pihak terkait. Manusia yang mewakili lingkungan hidup dan
hewan atas nama environmental personhood dan animal personhood tersebut dapat
meminta pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang bertanggung jawab atas perusakan
lingkungan hidup dan/atau hilangnya biodiversitas suatu daerah.
Perkembangan personhood menjadi environmental personhood dan animal personhood
ini dapat dikatakan sebagai salah satu alternatif solusi atas kerusakan lingkungan hidup
dan kehilangan biodiversitas. Di sini, lingkungan hidup dan hewan terkait yang
terdampak secara langsung dapat, seakan-akan, memperjuangkan hak-haknya secara
langsung melalui perwakilan manusia yang bertindak atas nama lingkungan hidup dan
hewan terkait dan meminta pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang memang
bertanggung jawab. Namun, konsep environmental personhood dan animal personhood
ini merupakan konsep yang belum dikenal secara luas sehingga dapat saja menimbulkan
penolakan. Meski begitu, usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup dan
keanekaragaman biodiversitas di dunia perlu dijalankan untuk menjaga hak asasi tiap-
tiap manusia atas hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai