Anda di halaman 1dari 4

Ujian Akhir Semester

Semester Genap TA. 2021/2022


Program Studi Magister Ilmu Hukum (MIH)
Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

Mata Kuliah : Agraria dan Lingkungan dalam Perspektif Hak Asasi Manusia
Dosen : IGAM Wardana, S.H., LL.M., Ph.D.
Sifat Ujian : Open Book
Waktu : 7 (tujuh) jam (08.00 – 17.00 WIB)

Instruksi: Kerjakanlah soal di bawah ini! Jawaban dikumpulkan melalui Simaster.

1. Hak atas Lingkungan Yang Baik dan Sehat merupakan seperangkat hak yang bersifat
lintas generasi. Pengakuan atas hak ini dalam konstitusi atau peraturan perundang-
undangan dipandang dapat menjadi jawaban atas permasalahan lingkungan yang
semakin parah dan kompleks dewasa ini.

Buatlah esai singkat (500 – 800 kata) untuk mendiskusikan pernyatan di atas. Dalam
esai tersebut berikan jawaban mengapa hak atas lingkungan merupakan hak yang
bersifat lintas generasi dan berikan pendapat diserta penjelasan apakah anda setuju
bahwa dengan adanya pengakuan terhadap hak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat dapat menjadi solusi bagai permasalahan lingkungan kontemporer.

2. Konsep subjek hukum (personhood) telah mengalami perkembangan secara global.


Saat ini, status personhood tidak saja diberikan kepada orang (natural person dan
legal person) tapi juga alam dan binatang non-manusia. Perluasan status personhood
bagi alam dan binatang non-manusia dinilai dapat menjadi jawaban atas
permasalahan lingkungan global karena peminggiran atas hak alam atau binatang
non-manusia dapat memiliki konsekuensi pertanggung jawaban hukum.

Buatlah esai singkat (500-800 kata) untuk mendiskusikan bagaimana perkembangan


dan potensi environmental personhood dan animal personhood dapat menjadi solusi
dalam rangka melawan perusakan lingkungan dan kehilangan biodiversitas?

--------------------------------------------------- **** --------------------------------------------------------------

Jawaban:

1. Hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat telah dijamin dalam salah satu
peraturan perundang-undang, yaitu melalui Pasal 65 ayat (1) Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam
Pasal tersebut dinyatakan bahwa setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat sebagai bagian dari HAM. Konsep mengenai hak atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat berarti setiap individu memiliki hak untuk mendapatkan
kehidupan dalam lingkungan hidup dengan kualitas minimal yang memungkinkan
didapatkannnya kehidupan yang bermartabat dan sejahtera.
Sementara hak lintas generasi dapat dikatakan sebagai hak yang dimiliki oleh setiap
manusia dan keturunan-keturunan selanjutnya. Dalam hal ini, artinya hak tersebut
muncul secara terus-menerus pada manusia dan keturunan-keturunan selanjutnya.
Adanya hak lintas generasi ini menunjukkan bahwa pada dasarnya hak-hak terkait
harus dijaga secara terus-menerus agar dapat dinikmati secara berkelanjutan bagi
manusia generasi selanjutnya. Mengingat hak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat merupakan HAM, maka setiap orang, baik yang masih hidup maupun akan
lahir, berhak mendapatkan hak tersebut sehingga hak ini dapat dikatakan sebagai
hak lintas generasi.
Ketika hak lintas generasi ini dikaitkan dengan hak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat, maka dapat diartikan bahwa manusia dan keturunan selanjutnya berhak
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat tersebut. Artinya hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak yang harus dijaga
keberlanjutannya. Di sini muncul implikasi bahwa suatu lingkungan harus dijaga
terus menerus agar dapat memenuhi syarat sebagai lingkungan yang baik dan sehat
dan dapat dinikmati oleh manusia secara terus-menerus.
Lingkungan yang baik dan sehat memiliki arti bahwa lingkungan tersebut dapat
dinikmati seminimal mungkin dan tetap mendapatkan kualitas lingkungan hidup
yang maksimal dan bermartabat, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Maka,
untuk mencapai hal tersebut, suatu lingkungan hidup tempat tinggal manusia harus
terus dijaga dan dirawat kelestariannya dengan berbagai cara agar dapat memenuhi
hak manusia atas lingkungan yang baik dan sehat terkait. Perawatan suatu
lingkungan hidup dapat menjadi awal dari proses penyelesaian permasalahan
lingkungan kontemporer yang muncul saat ini.
Dengan dasar argumen tersebut, pada dasarnya saya setuju bahwa pengakuan
adanya hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat yang bersifat lintas generasi
ini merupakan salah satu bentuk cara dari menyelesaiakan permasalahan lingkungan
hidup, singkatnya dapat menjadi solusi bagi permasalahan tersebut.
Alasan-alasan saya setuju terhadap pernyataan tersebut sudah dijabarkan
sebelumnya, namun pada intinya hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
memiliki implikasi bahwa lingkungan yang dimaksud dalam hak tersebut adalah
lingkungan yang terawat dan terjaga agar dapat memberikan hidup yang layak dan
bermartabat bagi manusia. Mengingat hak ini adalah salah satu HAM, maka hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan salah satu hak dasar yang tidak
dapat dikurangi dari seseorang.
Dengan menjadikan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai HAM
bagi tiap-tiap manusia, artinya perlu dilakukan usaha semaksimal mungkin agar tiap-
tiap manusia dapat menikmati hal tersebut. Tanggung jawab pemenuhan HAM
merupakan tanggung jawab setiap orang, di Indonesia bahkan menjadi tanggung
jawab negara karena telah tertulis demikian dalam peraturan perundang-undangan.
Usaha untuk memenuhi hak atas lingkungan yang baik dan sehat ini utamanya
berupa usaha untuk menjaga dan merawat lingkungan tempat tinggal. Maka, ketika
tanggung jawab ini dilakukan dengan baik, maka lingkungan sekitar manusia akan
menjadi semakin terawat dan dapat menjadi solusi dari permasalahan lingkungan
kontemporer yang ada saat ini.

2. Subjek hukum atau personhood pada umumnya merujuk pada seseorang yang
memiliki kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum. Namun pada saat inim
konsep tersebut telah diperluas pengertiannya dan mencakup alam dan binatang
sebagai subjek hukum, yang dapat juga disebut sebagai environmental personhood
dan animal personhood. Di mana hal ini biasa terjadi dalam perkara terkait
perlindungan lingkungan hidup.
Sebelum membahas mengenai permasalahan lingkungan hidup dan solusinya, perlu
dibahas terlebih dahulu mengenai environmental dan animal personhood. Secara
singkat, environmental personhood adalah suatu bentuk pemberian konsep subjek
hukum yang independen kepada alam. Artinya alam atau lingkungan hidup memiliki
kapasitas untuk melakukan perbuatan hukum. Namun, mengingat lingkungan hidup
tersebut tidak memiliki kapabilitas yang sama seperti manusia untuk melakukan
suatu perbuatan hukum, maka lingkungan hidup tersebut diwakili oleh manusia
untuk melakukan perbuatan hukum yang dimaksud. Dapat dikatakan bahwa manusia
menjadi wakil dari lingkungan hidup untuk memperjuangkan hak-hak lingkungan
hidup tersebut.
Dalam hal terkait animal personhood, konsep yang sama seperti dalam
environmental personhood tersebut dapat diterapkan juga dalam konsep ini. Hewan,
sama seperti alam atau lingkungan hidup, tidak memiliki kapabilitas yang sama
seperti manusia untuk melakukan perbuatan hukum. Maka konsep animal
personhood yang merupakan perluasan konsep subjek hukum manusia diterapkan di
sini dan menjadikan hewan sebagai subjek hukum yang juga memiliki hak dan
kewajiban dalam hal perbuatan hukum. Namun, karena hewan juga sama seperti
lingkungan hidup yang tidak bisa melakukan perbuatan hukum untuk membela hak-
haknya, maka manusia bertindak sebagai wakil dari hewan terkait untuk melakukan
perbuatan hukum dalam memperjuangkan hak dan kewajiban hewan dalam hal
hewan sebagai subjek hukum.
Salah satu teori yang populer terkait kemunculan environmental personhood dan
animal personhood adalah karena adanya perlawanan terhadap corporate
personhood, di mana maksud dari corporate personhood ini adalah perusahaan
dianggap sebagai subjek hukum mandiri sebagai bagian dari perkembangan hukum.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan swasta merupakan salah satu faktor
terbesar dalam kasus eksploitasi lingkungan hidup dan kehilangan biodiversitas.
Maka konsep ini muncul untuk memperjuangkan “hak-hak” dari lingkungan hidup
dan hewan yang tereksploitasi tersebut. Mengingat bahwa lingkungan hidup dan
hewan bukanlah manusia yang memiliki kemampuan untuk memperjuangkan hak-
haknya, maka ketika perusahaan swasta melakukan eksploitasi, lingkungan hidup
dan hewan terkait tidak dapat melakukan pembelaan. Selain itu, posisi hukum
seseorang biasanya akan dianggap lemah ketika mengajukan perkara di pengadilan
namun perkara tersebut tidak berpengaruh terhadap dirinya secara langsung. Di
sinilah pentingnya keberadaan perluasan personhood terkait menjadi environmental
personhood dan animal personhood untuk memberikan “kesempatan” bagi
lingkungan hidup dan hewan untuk memerjuangkan hak-hak yang dilanggar oleh
pihak-pihak tertentu.
Pengakuan mengenai adanya environmental personhood dan animal personhood
memberikan salah satu pilihan solusi untuk melawan eksploitasi tersebut. Seseorang
dapat menggunakan baik konsep environmental personhood dan animal personhood
untuk mewakili lingkungan yang rusak atau biodiversitas yang terancam hilang untuk
menuntut pada pihak-pihak terkait. Manusia yang mewakili lingkungan hidup dan
hewan atas nama environmental personhood dan animal personhood tersebut dapat
meminta pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang bertanggung jawab atas
perusakan lingkungan hidup dan/atau hilangnya biodiversitas suatu daerah.
Perkembangan personhood menjadi environmental personhood dan animal
personhood ini dapat dikatakan sebagai salah satu alternatif solusi atas kerusakan
lingkungan hidup dan kehilangan biodiversitas. Di sini, lingkungan hidup dan hewan
terkait yang terdampak secara langsung dapat, seakan-akan, memperjuangkan hak-
haknya secara langsung melalui perwakilan manusia yang bertindak atas nama
lingkungan hidup dan hewan terkait dan meminta pertanggungjawaban dari pihak-
pihak yang memang bertanggung jawab. Namun, konsep environmental personhood
dan animal personhood ini merupakan konsep yang belum dikenal secara luas
sehingga dapat saja menimbulkan penolakan. Meski begitu, usaha untuk
menyelamatkan lingkungan hidup dan keanekaragaman biodiversitas di dunia perlu
dijalankan untuk menjaga hak asasi tiap-tiap manusia atas hak atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai