ID Hak Atas Lingkungan Sebuah Pengantar Diskusi
ID Hak Atas Lingkungan Sebuah Pengantar Diskusi
119
Abtsract
One underexplored type of human rights has been the right to the environment. Although such right
has been used as a claim by environmental activists in their advocacy, it remains debatable not only
in terms of its moral and legal conception but also its application on the ground. This article aims at
elaborating the right to the environment as a preface for further discussion of its significance in
Indonesian context. It argues that despite the recognition of the right to the environment by the state
reflected in a wide range of legal instruments and even the constitution, it appears that the right is
qualified from LWV RULJLQDO FRQFHSW E\ XVLQJ ZRUGLQJ DV µWKH ULJKW WR JRRG DQG KHDOWK\ HQYLURQPHQW¶
LQVWHDG RI µWKH ULJKW WR WKH HQYLURQPHQW¶ LQ ORRVH VHQVH 7KH OHWWHU LV SRQWHQWLDOO\ WR LQFRUSRUDWH WKH
concept of environmental justice as one aspect of the right to the environment, which may frighten
state or non-state actors who benefit from environmental injustices across the archipelago.
Abstrak
Salah satu jenis hak asasi manusia yang belum begitu terelaborasi adalah hak atas lingkungan.
Meskipun hak ini sering kali digunakan oleh aktivis lingkungan dalam advokasi mereka, hak atas
lingkungan masih menyisakan perdebatan tidak hanya dalam konsepsi moral dan legalnya tapi juga
pada aplikasinya di lapangan. Artikel ini bertujuan untuk melakukan elaborasi hak atas lingkungan
sebagai pengantar untuk bahan diskusi lanjutan tentang signifikansinya dalam konteks Indonesia.
Artikel ini berpendapat bahwa meskipun pengakuan atas hak atas lingkungan oleh negara termaksud
dalam berbagai instrumen hukum dan bahkan dalam konstitusi, hak tersebut dikualifikasi dari konsep
GDVDUQ\D PHQJJXQDNDQ IUDVH µKDN DWDV OLQJNXQJDQ \DQJ EDLN GDQ VHKDW¶ GDQ EXNDQ PHQJJXQDNDQ
IUDVH µKDN DWDV OLQJNXQJDQ¶ GDODP SHQJHUWLDQ \DQJ luas. Jika menggunakan frase yang terakhir, maka
keadilan lingkungan merupakan salah satu aspek dari hak atas lingkungan, dan tentu hal ini
menakutkan aktor negara dan non-negara yang diuntungkan dari ketidakadilan lingkungan yang
meluas di nusantara ini.
Kata Kunci: Hak Asasi Manusia, Keadilan Lingkungan, Hak atas Lingkungan.
1
Tulisan ini disajikan pada Karya Latihan Bantuan Hukum (Kalabahu) Lembaga Bantuan Hukum
(LBH) Bali pada Jumat, 20 April 2012 di Denpasar.
... 119
utuh. Perspektif hak asasi manusia saat ini elaborasinya masih tetap miskin.
WHODK PHQJDUDK SDGD µindivisible¶ Berdasarkan latar belakang tersebut,
NHWLGDNWHUSLVDKDQ GDQ µinterdependence¶ tulisan ini bertujuan membuka diskusi
(kesalingtergantungan) dari ketiga tentang hak atas lingkungan dengan
generasi atau kategorisasi hak asasi mengkaji konsepsi serta komponen dari
manusia.3 Dengan demikian, negara hak tersebut, hingga tataran praktek
sebagai penanggung jawab tidak lagi penegakannya dalam sistem hukum
dapat meletakkan skala prioritas pada satu Indonesia.
jenis hak sementara itu mengesampingkan
jenis hak yang lain. Untuk menjadi PEMBAHASAN
manusia yang utuh, setiap orang dan a. Sejarah Perkembangan Hak
kelompok orang harus dapat memenuhi Atas Lingkungan
ketiga jenis hak dasar tersebut. Perdebatan hak atas lingkungan
Salah satu hak generasi ketiga sebagai hak asasi manusia dibuka kembali
yang sering kali dilalaikan pemenuhannya paska konferensi Badan Urusan Hak
dan bahkan belum dianggap memiliki Asasi Manusia dan Lingkungan,
dimensi hak asasi manusia adalah hak atas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada
lingkungan. Mungkin saat ini tidak ada 2002. Di akhir pertemuan internasional
yang mempertanyakan lagi universalitas tersebut, Mary Robinson, Komisioner
hak sipil dan politik sebagai hak asasi Tinggi Hak Asasi Manusia, menyatakan
manusia. Namun, hak atas lingkungan bahwa saat ini merupakan momentum
masih dipertanyakan cakupannya, sifatnya yang tepat untuk melihat secara lebih
antara hak individual atau hak kolektif dalam hubungan antara kehancuran
hingga skeptisisme yang cenderung lingkungan hidup, kemiskinan struktural,
mengarah pada pembongkaran hak ini sejumlah kejahatan dengan pelanggaran
dari diskursus hak asasi manusia. Di hak asasi manusia.4 Pernyataan tersebut
Indonesia, hak atas lingkungan juga tidak bukanlah tanpa alasan. Kondisi
begitu terelaborasi dengan baik lingkungan hidup terus menerus
dibandingkan dengan jenis hak lainnya. mengalami penurunan baik dari segi
Meski terkadang menjadi jargon normatif kualitas dan kuantitas. Berbagai upaya
yang kerap dipakai para aktivis diplomatik telah diambil dalam rangka
lingkungan dalam kerja-kerja advokasi, menjawab permasalahan yang telah
3 4
Ridha Saleh, ibid.19 Ridha Saleh, Ibid.10
... 121
menjadi kekhawatiran banyak pihak di massif, hutan ditebang untuk dicari kayu
tingkat internasional ini. Mulai dari dan lahannya untuk dijadikan perkebunan
Konferensi Stockholm 1972 tentang monokultur, perut bumi dibongkar untuk
Lingkungan Hidup (1972 Stockholm diambil mineral, batubara, dan
Conference on Human Environment) minyaknya, serta lain sebagainya. Pada
hingga melahirkan Deklarasi Stockholm, gilirannya, kesuburan tanah, daur
Konferensi Rio tentang Lingkungan dan hidrologi, dan keanekaragaman hayati
Pembangunan (Earth Summit) 1992 yang mengalami penurunan pada tingkat yang
menghasilkan Dekralasi Rio dan Agenda tidak pernah terjadi sebelumnya.5
21, Konferensi Johannesburg, hingga Paska menurunnya kemampuan
Rio+20 sebagai kelanjutannya. Namun alam untuk menyediakan sumber daya
nyatanya, tidak ada perubahan signifikan alam bagi industri negara maju, ekspansi
terhadap kondisi lingkungan hidup. atas nama globalisasi ekonomi dengan
Bagi banyak pengamat, penyebab motor utama korporasi multinasional
dari ketidakefektifan instrumen dibantu oleh lembaga keuangan dan
perlindungan lingkungan hidup di tingkat perdagangan internasional seperti Bank
internasional adalah terletak pada Dunia, WTO (World Trade
SURGXNQ\D \DQJ EHUVLIDW µVRIW ODZ¶. Organisation), IMF (International
6HEDJDL µsoft law¶ LQVWUXPHQ WHUVHEXW Monetery Fund), meluaskan
tidak memiliki kekuatan hukum mengikat cengkramannya ke negara-negara
untuk dapat merubah pendekatan business berkembang yang berkolaborasi dengan
as usual, termasuk praktek bisnis dan elit lokal. Yang menjadi korban dari
model pembangunan yang bertumpu pada praktek eksploitatif ini bukanlah para
paradigma ekonomi kapitalistik. bankir, elit, ataupun pemilik korporasi
Paradigma inilah yang sangat namun korbannya adalah rakyat, terutama
mempengaruhi cara pandang korporasi, yang ada di negeri dunia ketiga. Padahal
pembuat kebijakan hingga akademisi di tingkat rakyat, lingkungan hidup
untuk melihat lingkungan hidup semata- tidaklah semata-mata merupakan sumber
mata sebagai sumber daya alam yang daya alam tetapi lingkungan hidup
harus diekstraksi dan dieksploitasi demi
5
Millenium Ecosystem Assessment 2005
mengejar pertumbuhan ekonomi dan sebagaimana dikutip Douglas Murray & Laura
akumulasi modal. Alhasil, penghancuran 5D\QRORGV µ*OREDOLVDWLRQ DQG ,WV $QWLQRPLHV¶
dalam Reynolds at all (eds), Fair Trade: The
lingkungan hidup pun menjadi hal yang Challenges of Transforming Globalisation
(Routledge, London, 2007) 6.
... 122
Aspek prosedural disini diartikan sebagai menjadi dasar legitimasi dalam meminta
hak-hak derivatif dari hak atas lingkungan informasi yang berkaitan dengan
yang bersifat prosedural atau menjadi permasalahan lingkungan, rencana sebuah
elemen penunjang dalam mewujudkan proyek atau bahkan dokumen analisis
pemenuhan hak atas lingkungan secara dampak lingkungan yang sangat berguna
substansial. Hak-hak prosedural dari hak dalam melakukan advokasi lingkungan.
atas lingkungan ini diatur secara Tanpa informasi, advokasi lingkungan
internasional oleh Aarhus Convention hanya akan bergerak di ruang yang gelap
1998 dan telah diadopsi dalam peraturan dan penuh asumsi padahal sebuah
perundangan tersendiri ataupun terkait advokasi lingkungan seringkali
dengan lingkungan hidup di Indonesia8, berhubungan dengan data-data dan kajian-
yakni hak atas informasi, hak untuk kajian yang bersifat ilmiah. Paska
berpartisipasi dalam pengambilan terbentuknya Komisi Informasi, maka
keputusan dan hak untuk mendapatkan kegagalan memperoleh informasi publik
akses keadilan. terkait pengelolaan lingkungan dapat
Hak atas informasi merupakan menjadi dasar untuk mengajukan sengketa
pilar pertama dari hak-hak prosedural dari informasi terhadap pemerintah yang
hak atas lingkungan. Hak atas informasi bertanggung jawab atas informasi
dalam Pasal 2 Aarhus Convention tersebut.
termasuk hak setiap orang untuk Pilar kedua hak prosedural dari
mendapatkan dan menyebarluaskan segala hak atas lingkungan adalah hak untuk
bentuk informasi yang berkaitan dengan berpartisipasi dalam pengambilan
permasalahan lingkungan. Di Indonesia, keputusan. Dalam konteks penyusunan
UU No. 14 Tahun 2008 tentang analisis mengenai dampak lingkungan
Keterbukaan Informasi Publik9 dapat (amdal) hingga penentuan layak atau
tidaknya sebuah proyek pengelolaan
8
Misalnya Pasal 65 UU No. 32 Tahun lingkungan, pelibatan masyarakat
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
/LQJNXQJDQ +LGXS PHQ\DWDNDQ EDKZD ³ VHWLDS merupakan salah satu persyaratannya. Hal
orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan
hidup, akses informasi, akses partisipasi, dan akses LQL EHUWXPSX SXOD SDGD ³SULQVLS
keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan
KLGXS \DQJ EDLN GDQ VHKDW´. pemberian informasi dan lengkap serta
9
Pasal 4 ayat (2) menyatakan bahwa
³VHWLDS RUDQJ EHUKDN D PHOLKDW GDQ PHQJHWDKXL
diberitahukan sebelum kegiatan
informasi publik; (b) menghadiri pertemuan publik
yang terbuka untuk umum untuk memperoleh dengan Undang-Undang ini; dan/atau; (d)
informasi publik; (c) mendapatkan salinan menyebarluaskan informasi publik sesuai dengan
informasi publik melalui permohonan sesuai peraturan perundangan-XQGDQJDQ´
... 125
conditions ´ 'L VLQL OLQJNXQJDQ \DQJ EDLN ketersediaan kekayaan bumi bagi generasi
dan sehat dianggap sebagai penunjang mendatang. Hal ini yang biasa disebut
pemenuhan hak mendapatkan standar dengan keadilan antar-generasi yang
hidup yang layak. Hak untuk sehat dalam mensyaratkan terjadinya distribusi yang
realisisasinya tidak hanya berbentuk akses adil atas kekayaan alam sehingga generasi
terdapat perawatan kesehatan tetapi juga mendatang tidak mewarisi bumi yang
termasuk perlindungan dari kerusakan dan rusak dan tidak layak untuk ditinggali.
pencemaran lingkungan, seperti
c. Akses Keadilan dalam
kontaminasi radioaktif, pencemaran air
Penegakan Hak atas
dan makanan.11
Lingkungan
Aspek substantif yang berkaitan
Meski saat ini belum begitu
dengan keadilan antar dan intra-generasi
banyak penegakan hak atas lingkungan
merupakan corak khusus dari hak atas
mengambil forum peradilan formal, hak
lingkungan hidup. Keadilan intra-generasi
atas lingkungan lebih kerap menjadi alat
merupakan pendistribusian kekayaan alam
klaim bagi kelompok yang menjadi
secara adil di antara generasi saat ini. Hal
korban perusakan lingkungan di ranah
ini merupakan antitesa dari fakta hari ini
advokasi non-litigasi (politik). Secara
bahwa masyarakat di negara maju yang
praktis terdapat beberapa strategi dan
berjumlah kurang dari 20% dari total
taktik yang digunakan untuk mewujudkan
penduduk dunia mengkonsumsi lebih dari
keadilan lingkungan, mencegah kerusakan
80% kekayaan alam yang dimiliki bumi,
lingkungan ataupun merubah kebijakan
sedangkan 80% populasi dunia
lingkungan, yang biasa disebut advokasi.
mengkonsumsi kurang dari 20% kekayaan
Berbagai alasan sering kali diungkapkan
bumi.12 Ketimpangan inilah yang menjadi
mengapa terdapat keengganan dalam
tantangan terpenting dalam rangka
menunggukan strategi litigasi (lewat
mewujudkan keadilan intra-generasi.
peradilan formal) dalam menegakkan hak
Selain keadilan distribusi yang adil
atas lingkungan, salah satunya karena
diantara penghuni bumi, generasi saat ini
kurangnya pemahaman aparat penegak
juga memiliki kewajiban untuk menjamin
hukum tentang hukum lingkungan dan
minimnya keberpihakan mereka terhadap
11
Linda Hajjar Leib, Human Rights and
the Environment: Philosophical, Theoretical and lingkungan hidup. Selain itu, mengkemas
Legal Perspectives (Martinus Nijhoff Publisher,
Leiden, 2011) 79.
scientific evidience (bukti ilmiah) menjadi
12
Lihat Laporan UNDP 2004.
... 127
legal standing adalah suatu tata cara hidup yang perlu diperjuangkan karena
pengajuan gugatan secara perdata yang posisi lingkungan hidup sebagai
dilakukan oleh satu atau lebih lembaga ekosistem sangat penting. Lingkungan
swadaya masyarakat yang memenuhi hidup tentu tidak dapat memperjuangkan
syarat atas suatu tindakan atau perbuatan kepentingannya sendiri karena sifatnya
atau keputusan orang perorangan atau yang in-animatif (tidak dapat berbicara)
lembaga atau pemerintah yang telah sehingga perlu ada pihak yang
menimbulkan kerugian bagi masyarakat.13 memperjuangkan. Pihak yang dapat
Namun dalam praktek, istilah legal mengajukan class action adalah orang
standing sering kali dicampurkan dengan perorangan atau beberapa orang atau
istilah class action padahal keduanya sekelompok orang yang mewakili
merupakan dua mekanisme yang berbeda beberapa orang dalam jumlah yang
sama sekali. Gugatan perwakilan banyak. Sedangkan pihak yang dapat
kelompok terdiri dari unsur wakil kelas mengajukan legal standing hanyalah LSM
yang berjumlah satu orang atau lebih / kelompok organisasi yang memenuhi
(class representative) dan anggota kelas syarat-syarat tertentu.
yang pada umumnya berjumlah besar Perbedaan lainnya adalah tuntutan
(class member). Baik wakil kelas maupun ganti rugi dalam class action pada
anggota kelas pada umumnya umumnya berupa uang, sedangkan dalam
merupakan pihak korban atau yang legal standing tidak dikenal tuntutan ganti
mengalami kerugian nyata. kerugian berupa uang. Ganti rugi dapat
Sedangkan dalam mekanisme dimungkinkan sepanjang atau terbatas
legal standing, LSM yang merupakan pada ongkos atau biaya yang telah
pihak penggugat bukanlah pihak yang dikeluarkan oleh organisasi tersebut.
mengalami kerugian secara nyata. Namun Dalam hukum di Indonesia tidak
karena kepentingannya dalam ditemukan definisi secara jelas dan rinci
menyelamatkan lingkungan ia mengenai pengertian legal standing.
mengajukan gugatannya. Misalkan dalam Beberapa perundang-undangan
perkara perlindungan lingkungan hidup, memberikan istilah legal standing secara
LSM sebagai penggugat mewakili berbeda-beda. Legal standing dalam UU
kepentingan perlindungan lingkungan PPLH diistilahkan sebagai hak gugat
organisasi lingkungan khususnya pada
13
Emerson Yuntho, Class Action: Sebuah 3DVDO \DQJ PHQ\DWDNDQ EDKZD ³GDODP
Pengantar (Elsam, Jakarta, 2005) 9.
... 129