Anda di halaman 1dari 5

DISTRIBUSI FREKUENSI DAN UKURAN STATISTIK

A. DISTRIBUSI FREKUENSI

a. Pengertian Distribusi frekuensi

Distribusi frekuensi adalah pengelompokan data ke dalam beberapa kelompok (kelas)dan kemudian
dihitung banyaknya data yang masuk kedalam tiap kelas. Distribusi frekuensimerupakan salah satu
bentuk klasifikasi data, yaitu klasifikasi data secara kuantitatif.Di dalam statistik deskriptif kita selalu
mengusahakan agar data dapat disajikan dalam bentuk yang lebih berguna, lebih mudah dipahami dan
lebih cepat dimengerti. Jika data yangada hanya sedikit, kita tidak mengalami kesulitan untuk membaca
dan mengerti angka-angkaitu, tetapi apabila data yang tersedia banyak sekali jumlahnya, maka untuk
mengerti datatersebut kitaakan mengalami kesulitan. Untuk memudahkannya data harus disusun
secarasistematis atau teratur kedalam distribusi frekuensi.

b. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Contoh: Penjualan agen tiket PT Garuda per hari dalam jutaan rupiah
21.365.4519.8429.3410.8534.8219.7120.8410.3722.5032.5018.4022.4917.5012.2511.5033.5519.8720.6
36.1212.7224.1536.9023.8118.2526.7024.2531.127.8311.9517.3533.8226.4312.738.8919.5017.8426.42
22.505.5724.9737.8127.1623.3525.1534.7513.8423.0514.6724.8115.9527.4821.5016.4424.6110.0027.4
917.7531.8418.7526.8021.7528.4022.4624.7615.1023.1130.2616.3018.649.3617.8917.4528.5013.5221.
5014.5914.5929.3029.65 1.

Menentukan Jumlah Kelas

K = 1 + 3,3 log n= 1 + 3,3 Log 80= 7,28 ———Ø 72. Mencari Range Nilai Terkecil : 5,45 Nilai Terbesar :
37,82Range = Nilai terbesar – Nilai terkecil= 37,82 – 5,45= 32,37 ………..Ø 323. Menentukan Panjang
KelasPanjang Kelas = Range / Jumlah Kelas= 32/7= 4,57 …………….Ø 54. Menentukan Kelas

KelasPenjualan(Dalam Jutaan Rp)Kelas I5 – 9,99Kelas II10 – 14,99Kelas III15 – 19,99Kelas IV20 –


24,99Kelas V25 – 29,99Kelas VI30 – 34,99Kelas VII35 – 39,99

c. Macam-Macam Distribusi Frekuensi

Distribusi frekuensi ada beberapa macam, diantaranya:

1.Ditinjau dari jenisnya

Distribusi frekuensi numerik


Distribusi kategorikal

2.Ditinjau dari nyata tidaknya frekuensi

Distribusi frekuensi absolut

Distribusi frekuensi relatif 3.Ditinjau dari kesatuannya

Distribusi frekuensi satuan

Distribusi frekuensi kumulatif

1. Distribusi frekuensi numerik dan kategorikal

Distribusi frekuensi numerik adalah Distribusi frekuensi yang didasarkan pada data-data kontinum yaitu
data yang berdiri sendiri dan merupakan suatu deret hitung, sedangkanyang dimaksud dengan Distribusi
frekuensi kategorikal adalah Distribusi frekuensi yangdidasarkan pada data-data yang terkelompok. Jika
data masih berbentuk kontinum, makaharus diubah lebih dahulu menjadi data kategorikal dan
selanjutnya beru dicari frekuensmasing-masing kelompok.Contoh:Penelitian terhadap nilai pembaca S1
Jurusan Teknik Informatika untuk mata kuliahstatistik pada suatu perguruan tinggi. Dari hasil
pengambilan sampel secara random(acak)terambil sampel sebanyak 30 nilai statistik.

Dari sampel tersebut diperoleh data dengan penyebarannya sebagai berikut:


758030702035656570575525587040353645402515553565401530304540 Pada contoh diatas
merupakan contoh Distribusi frekuensi numerik. MengingatDistribusi frekuensi numerik didasarkan
padadata apa adanya maka ada kemungkinan daftar Distribusi akan panjang (terutama untuk data yang
mempunyai rentangan panjang). Jika halini terjadi maka usaha yang semula bertujuan mempermudah
dalam membaca data melalui penyusunan distribusi frekuensi tidak akan tercapai. Hal ini disebabkan
karena daftar distribusi masih panjang yang berkemungkinan besar masih mengacaukan pembaca.
Untuk mengatasi masalah tersebut dibuatlah distribusi frekuensi kategorikal yaitu data yang
sudahdikelompokkan seperti tabel dibawah ini

NilaiF15-25526-36737-47648-58459-69370-80530Perubahan data numerik ke data kategorikal harus


menggunakan aturan-aturantertentu, itu berarti bahwa pengelompokkan tersebut harus memuat
aturan-aturan tertentu,sehingga tidak akan terjadi suatu rentangan atau kelompok yang tidak
berfrekuensi.Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kelas bagi distribusi
frekuensikategorikal:
1.Jumlah kelas

2.Lembar kelas

3.Batas kelas

1.Jumlah kelas Tidak ada aturan umum yang menentukan jumlah kelas. H.A. Sturges pada tahun1926
menulis artikel dengan judul: “The Choice of a Class Interval” dalam Journal of the American Statistical
Association, yang mengemukakan suatu rumus untuk menentukan banyaknya kelas sebagai berikut:K =
1 + 3,3 log nDimana:K = banyaknya kelasn = banyaknya nilai observasirumus ini disebut Kriterium
Sturges dan merupakan suatu perkiraan tentang banyaknya kelas. Misalnya data dengan n = 100, maka
banyaknya kelas K adalah sebagai berikut:K = 1 + 3,3 (2) = 1 + 6,664 = 7,644 – 8Jadi jumlah
kelas/kelompok yang dianjurkan pada data di atas adalah 8.Ada kemungkinam jumlah kelompok hasil
perhitungan rumus di atas merupakan pecahan, tetapi di sini untuk memudahkannyakita akan
melakukan pembualatan. Langkah berikutnya adalah mencari rentangan (interval) tiap kelas.

2. Lebar kelas atau intervalDisarankan interval atau lebar kelas adalah sama untuk setiap kelas. Pada
umumnya,untuk menentukan besar kelas (panjang interval) digunakan rimus:Dimana:c = lebar kelask =
banyaknya kelas= nilai observasi terbesar nilai observasi terkecilnilaiF48-54155-61262-68769-751276-
82783-89390-6234 Nilai 48-54 disebut kelas interval. Urutan kelas interval disusun mulai data
terkecilhingga terbesar. Urutan kelas interval pertama adalah 48-54, dan urutan kelas unterval
keduaadalah 55-61, demikian seterusnya. Semua kelas interval berada di kolom sebelah kiri.Sedangkan
nilai yang berada disebelah kanan adalah nilai frekuansi yang disingkat f. f = 1 berarti yang mempunyai
nilai antara 48 sampai 58 sebanyak 1. Nilai-nilai dikiri kelas interval(48,55,62,69,76,83,90) disebut batas
bawah kelas. Nilai 48 disebut batas bawah kelas pertama, nilai 55 disebut batas bawah kelas kedua, dan
sterusnya. Sedangkan nilai-nilai yangdi kanan kelas interval (54,61,68,75,82,89,96) disebut batas atas
kelas.Selisih positif antara batas bawah dengan batas atas harus sama yang disebut lebar kelas.Misalnya
kita memiliki data terbesar 95 dan data terkecil 10 dengan jumlah kelas 9, maka didapat:Pembulatan
pada penentuan interval sebaiknya ke atas, walaupun angka di belakangkoma kecil, karena pembulatan
kebawah akan menanggung resiko yaitu ada data yang tidak masuk dalam kelompok yang telah
ditentukan.3. Batas kelasBatas kelas bawah menunjukkan kemungkinan nilai data terkecil pada suatu
kelas.Sedangkan batas kelas atas mengidentifikasi kemungkinan nilai terbesar dalam suatu
kelas.Contoh:Berikut ini adalah data tenteng nilai pembaca:
4850374351524748484142454837535251484341Jawab

Langkah 1 urutkan data dari yang terkecil hinga yang terbasar


3737414142434345474848484848505151525253

Langkah 2 tentukan nilai max dan min Nilai max = 53 dan nilai min = 37


Langkah 3 tentukan range (selisih nilai max dan min)Range = 53-37=16 (kelas interval harus mampu
menampung semua data observasi)

Langkah 4 tentukan jumlah kelas dengan menggunakan rumus sturgesk = 1 + 3,3 log n= 1 + 3,3 log 20 = 1
+ 3,3 * 1,3 = 5,29 — 5

Langkah 5 tentukan c (lebar kelas/interval)

Langkah 6 membuat tabel distribusi

Nilai Frekuensi 37-4041-4445-4849-5253-5625751

2. Distribusi frekuensi absolut dan relative

Nilai 48-54 disebut kelas interval. Urutan kelas interval disusun mulai data terkecilhingga terbesar.
Urutan kelas interval pertama adalah 48-54, dan urutan kelas unterval keduaadalah 55-61, demikian
seterusnya. Semua kelas interval berada di kolom sebelah kiri.Sedangkan nilai yang berada disebelah
kanan adalah nilai frekuansi yang disingkat f. f = 1 berarti yang mempunyai nilai antara 48 sampai 58
sebanyak 1. Nilai-nilai dikiri kelas interval(48,55,62,69,76,83,90) disebut batas bawah kelas. Nilai 48
disebut batas bawah kelas pertama, nilai 55 disebut batas bawah kelas kedua, dan sterusnya. Sedangkan
nilai-nilai yangdi kanan kelas interval (54,61,68,75,82,89,96) disebut batas atas kelas.Selisih positif
antara batas bawah dengan batas atas harus sama yang disebut lebar kelas.Misalnya kita memiliki data
terbesar 95 dan data terkecil 10 dengan jumlah kelas 9, maka didapat:Pembulatan pada penentuan
interval sebaiknya ke atas, walaupun angka di belakangkoma kecil, karena pembulatan kebawah akan
menanggung resiko yaitu ada data yang tidak masuk dalam kelompok yang telah ditentukan.3. Batas
kelasBatas kelas bawah menunjukkan kemungkinan nilai data terkecil pada suatu kelas.Sedangkan batas
kelas atas mengidentifikasi kemungkinan nilai terbesar dalam suatu kelas.Contoh:Berikut ini adalah data
tenteng nilai pembaca

4850374351524748484142454837535251484341 Jawab

Langkah 1 urutkan data dari yang terkecil hinga yang terbasar


3737414142434345474848484848505151525253

Langkah 2 tentukan nilai max dan min Nilai max = 53 dan nilai min = 37


Langkah 3 tentukan range (selisih nilai max dan min)Range = 53-37=16 (kelas interval harus mampu
menampung semua data observasi)

Langkah 4 tentukan jumlah kelas dengan menggunakan rumus sturgesk = 1 + 3,3 log n= 1 + 3,3 log 20 = 1
+ 3,3 * 1,3 = 5,29 — 5

Langkah 5 tentukan c (lebar kelas/interval)

Langkah 6 membuat tabel distribusi frekuensi NilaiFrekuensi37-4041-4445-4849-5253-5625751

Anda mungkin juga menyukai