Anda di halaman 1dari 13

BAB VIII

KUAT GESER

8.1. Maksud dan Tujuan


Maksud ddari percobaan praktikum adalah ingin membuktikan seberapa
kuat daya tahan tanah terhadap pergeseran yang terjadi secara langsung sehingga
dapat diketahui bagaimana dilapangan.
Tujuan praktikum kuat geser adalah mencari nilai kuat geser secara
langsung dengan menggunakan alat uji kuat geser serta menentukan sudut
pergeserannya.

8.2. Dasar Teori


A. Kriteria Keruntuhan Mohr - Coulomb
Pada bab ini membahas tentang ketahanan tanah terhadap keruntuhan
geser (shear failure) pengetahuan tentang kekuatan geser diperlukan untuk
menyelesaikan masalah masalah yang berhubungan stabilitas massa tanah. Bila
suatu titik pada sembarang bidang dari suatu massa tanah memiliki tegangan geser
yang sama dengan kekuatan gesernya maka keruntuhan akan terjadi pada titik
tersebut. Kekuatan geser tanah (τf) suatu titik pada suatu bidang tertentu di
kemukakan oleh coulombsebagai suatu fungsi linear terhadap tegangan normal
(σf). pada bidang tersebut pada titik yang sama, sebagai berikut :
τf = C + σf tan φ
Dimana C dan φ adalah parameter – parameter kekuatan geser, yang
berturut – turut didefenisikan sebagai kohesi (cohesion intercept atau apprent
cohesion) dan sudut tahanan geser (angle of shearing resistant). Berdasarkan
konsep dasar tenzaghi tegangan geser pada suatu tanah hanya dapat ditahan oleh
tegangan – tegangan patikel – partikel padatnya. Kekuatan geser tanah dapat juga
dinyatakan sebagai fungsi dari tegangan normal efektif sebagai berikut
τf = C’ + σf’ tan φ’
Dimana C’ dan φ’ adalah parameter – parameter kekuatan geser pada
tegangan efektif dengan demikian keruntuhan akan terjadi pada titik ysng
mengalami keadaan kritis

63
Selain itu kekuatan geser juga dapat dinyatakan dalam tegangan utama
besar yang disebabkan oleh kombinasi antara tegangan geser dan tegangan geser
normal efektif σ1’ dan kecil σ3’ pada keadaan runtuh dititik yang ditinjau. Garis
yang dihasilkan oleh persamaan diatas pada keadaan runtuh merupakan garis
singgung terhadap lingkaran mohr yang menunjukkan keadaan tegangan dengan
nilai positif untuk tegangan tekan.
Kriteria keruntuhan mohr – coulomb dapat dituliskan sebagai berikut:

Kriteria tersebut berasumsi bahwa bila sejumlah keadaan tegangan diketahui


dimana masing – masing menghasilkan keruntuhan geser pada tanah, sebuah garis
singgung akan dapat digambarkan pada lingkaran mohr ; garis singgung tersebut
dinamakan selubung keruntuhan (failure envelope) tanah. Keadaan teganmgan
tidak mungkin berada diatas selubung keruntuhannya. Kriteria ini tidak
mempertimbangkan regangan pada saat atau sebelum terjadinya keruntuhan
secara tidak langsung menyatakan bahwa tegangan utama menengah efektif σ 2’
tidak mempengaruhi kekuatan geser tanah. Didalam praktek kriteria keruntuhan
mohr – coulomb ini paling sering digunakan karena kesederhanaanya, walaupun
merupakan satu – satunya kriteria keruntuhan tanah. Selubung keruntuhan untuk
tanah tertentu tidak selalu berbentuk garis lurus, tetapi secara perkiraan dapat
dibuat menjadi garis lurrus, yang diambil dari suatu rentang tegangan serta
parameter – parameter kekuatan geser pada rentang tersebut.

B. Pengujian Kekuatan Geser.


Kriteria – kriteria kekuatan geser untuk suatu tanah tertentu dapat
ditentukan dari hasil – hasil pengujian laboraturium pada contoh – contoh tanah
lapangan (in – situ – soil) yang mewakili. Diperlukan ketelitian dan perhatian
yang besar terhadap proses pengambilan contoh, penyimpanan contoh dan
perawatan contoh, sebelum pengujian, terutama untuk contoh tidak terganggu
(undisturbed), dimana struktur tanah dilapangan dan kadar airnya harus
dipertahankan, untuk tanah lempung akan timbul akibat kehilangan uji geser
langsung.

64
1.Uji Kuat Geser Langsung
Contoh ditempatkan pada suatu kotak logam dengan penampang persegi
atau lingkaran kecil antara kedua bagian tersebut terbagi menjadi dua bagian pada
setengah tingginya dengan suatu jarak kecil antara kedua bagian tersebut. Diatas
dan dibawah contoh ditempatkan sebuah piringan berpori bila conto tersebut
kering digunakan piringan logam. Bagian bagian terpenting dari kotak tersebut
diperlihatkan pada gambar 8.1 pada kotak tersebut, contoh dibebani gaya vertikal
(N) melalui plat beban (loading plate) dan secara beransur – ansur jika tibuk
tegangan geser dengan membuat pergeseran antara kedua bagian kotak tersebut.
Gaya geser (τ) diukur bersamaan dengan perpindahan geser (∆L). biasanya
perubahan tebal contoh (∆h) juga diukur. Dalam percobaan ini digunakan
beberapa contoh dengan pembebanan vertikal yang berbeda – beda dan kemudian
untuk setiap percobaan harga tegangan geser runtuh di plot terhadap tegangan
normalnya, kemudian akan didapatkan parameter – parameter kekuatan geser dari
garis terbaik yang didapat dari titik – titik tersebut.

Contoh
Plat beban
Kotak Plat berpori
N atau padat
(∆L

∆h
T
τ

Gambar 8.1. Alat Geser langsung


Pada percobaan ini didapati beberapa kekurangan, antara lain yang
terpenting adalah kondisi pengaliran (drainasi) yang tidak dapat dikontrol. Selama
tekanan air pori tidak dapat diukur, tegangan normal saja yang dapat dihitung
walaupun nilainya sama dengan harga tegangan normal efektif pada saat tegangan
air pori nol geser murni yang dihasilkan pada conto hanya ditentukan dengan
perkiraan, dan tegangan geser pada bidang runtuh tidak merata. Keruntuhan
terjadi dari tepi sampai pusat contoh. Selama percobaan, luas contoh yang

65
dibebani beban geser dan vertikal tidak akan tetap, keuntungan dari percobaan ini
adalah kesederhanaanya dan kemudahannya dalam persiapan cotoh tersebut pasir.
2. Uji Triaksial.
Pengujian ini merupakan pengujian kekuatan geser yang sering digunakan
dan cocok untuk semua jenis tanah, keuntungannya adalah bahwa kondisi
pengaliran dapat di kontrol, tekanan air pori dapat diukur dan, bila diperlukan
tanahjenuh dengan permeabilitas rendah dapat dibuat terkonsolidasi. Dalam
pengujian ini digunakan sebuah contoh berbentuk silinder dengan perbandingan
panjang terhadap diameter sebesar 2. contoh tersebut dibebani secara simetri
aksial seperti diperlihatkan gambar 8.2. uji ini menggunakan sebuah perangkat
alat uji seperti diperlihatkan oleh gambar 8.3. dengan beberapa bagian terpenting.
Dasar alat yang berbentuk lingkaran memiliki sebuah alas untuk meletakkan
contoh tanah. Alat tersebut memiliki sebuah lubang masuk yang digunakan untuk
pengaliran air atau untuk pengukuran tekanan air pori. Ada juga alas yang
memiliki dua buah lubang masuk, sebuah untuk pengaliran air dan sebuah lainnya
untuk pengukuran tekanan air pori. Yang merupakan badan dari inti alat tersebut
adalah sebuah silinder tembus pandang yang ditutup oleh sebuah cincin dan
penutup linkaran atas.

Ganbar 8.2. Sistem Tegangan Pada Uji Triaksial

66
Batang pembeban

Katub pelepas udara

Topi beban
Silinder perpeks

Benda uji

Tumpuan alas Piringan berpori

Pemberi tekanan sel Pengukur tekanan air pori (drainasi)

Gambar 8.3. Alat Triaksial


Penutup linkaran atas tersebut memiliki lubang ditengah – tengahnya
sebagai jalan masuk untuk batang pembeban (loading ram). Silinder dan
penutupnya dijepit ke dasar alat, yang ditutup dengan cincin yang berbentuk “)”.
Contoh ditempatkan dipiringan berpori atau piringan logam diatas alas alat
percobaan kemudian diatas contoh tersebut ditempatkan sebuah penutup beban
dan contoh tersebut dibungkus dengan sebuah selubung karet. Setelah itu
digunakan cincin yang diberi suatu gaya tarik untuk menutup selubung karet
tersebut pada sisi alat dan sisi atasnya. Kemudian diberi tekanan cairan
menyeluruh pada intinya sehingga jika diperbolehkan adanya konsolidasi.
Kemudian secara perlahan – lahan terjadi kenaikan tegangan aksial dengan
menggunakan beban tekan melalui batang sampai terjadi keruntuhan pada contoh
biasanya pada bidang diagonal.
Pada uji triaksial ini, konsolidasi terjadi dibawah kenaikan tegangan total
yang sama yang tegak lurus terhadap permukaan atas dan keliling contoh.
Tekanan sel disebit juga tegangan utama kecil, sedangakan jumlah tekanan sel
dan tegangan aksial yang digunakan disebut tegangan utama besar, berdasarkan

67
bahwa tidak ada tegangan geser pada permukaan contoh sehingga tegangan aksial
yang digunakan tersebut dinamakan selisih tegangan utama.
Interprestasi terhadap keadaan – keadaan tegangan pada uji triaksial ini
adalah hanya perkiraaan saja. Sebenarnya tegangan utama pada sebuah contoh
berbentuk silinder adalah tegangan aksial, radial dan keliling berturut – turut σ 2,
σ1, σθ. Kasus yang khusus pada uji triaksial ini uji tekan tak terkekang yang
menggunakan tegangan aksial untuk contoh dengan tekanan sel nol. Perluasan
triaksial ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan beban keatas pada sebuah
alat yang dihubungkan dengan penutup beban pada contoh.

C. Uji Geser Sudu.


Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kekuatan lempung jenuh
sempurna dalam keadaan terdrainasi. Pengujian ini tidak cocok dengan tanah
lainnya, khususnya pengujian ini sangat cocok untuk lempung lunak, dimana
kekuatan gesernya mungkin berubah pada saat pengambilan contoh dan pada saat
penanganannya. Pada pokoknya pengujian ini hanya digunakan untuk lempung
yang memiliki kekuatan yang tak terdrainasi yang kurang dari 100 KN/m2.
pengujian ini tidak akan memberikan hasil yang wajar bila lempung tersebut
mengandung pasir atau lanau.

8.3. Bahan dan Peralatan.


8.3.1. Bahan dan Fungsinya
Bahan yang digunakan dalam percobaan kuat geser adalah:
1. Tanah digunakan sebagai contoh / sampel dan media dalam praktek.
2. Air berfungsi sebagai pelunak tanah jika tanah dalam keadaan kering.

8.3.2. Peralatan dan Fungsinya


Peralatan yang dipakai yaitu:
1. Alat uji kuat geser terdiri dari stang penekan dan pemberi beban, alat
geser, lengkap dengan proving ring dan dua buah arloji geser
(extensionmeter), cincin pemeriksaan yang terbagi dua dengan
penguncinya terletak dalam kotak, beban (besi) dan dua buah batu pori.

68
2. Skrup sebagai alat perata sampel dan sebagai pengaduk sampel ketika
sampel dicetak.
3. Plat kaca berfungsi sebagai tempat / media pengadukan contoh dan juga
sebagai alas.
4. Plat cetak segi empat (cicin) berfungsi sebagai pencetak contoh sehingga
dapat muat ketika dimasukkan kedalam alat kuat geser dengan kepadatan
tertentu.
5. Stopwatch sebagai alat penghitung waktu.
6. Pisau pemotong

Alat uji kuat geser Skrup

Plat cetak segi empat (cicin) Plat kaca

Stopwatch Pisau pemotong

Gambar 8.4. Alat – alat pada percobaan kuat geser

69
8.4. Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan yang dilakukan untuk menentukan kuat geser
pada tanah lempung adalah :
1. Mengambil tanah lempung dan mencampurkan dengan sedikit tanah.
2. Mencetak tanah lempung yang telah dicampur dengan air menggunakan
cetakan.
3. Memadatkan tanah lempung yang dicetak dengan cara menekan
menggunakan sendok dempul, kemudian meratakan permukaan cetakan.
4. Mengeluarkan tanah lempung dari cetakan tanpa ada retakan.
5. memasukkkan hasil cetakan kedalam alat uji kuat geser, kemudian
menghitung dan mencatat. Displacement dan dial reading dengan waktu
pembacaan setiap 15 detik, menggunakan stopwatch. Pembacaan
ditentukan jika 3x hasil pembacaan sama.
6. Melakukan hal yang sama dari langkah – langkah diatas untuk percobaan
berikutnya (cetakan tanah lempung 2 dan 3).

8.5. Pembahasan
Diketahui pada sampel yang dicetak berbentuk segi empat kemudian
diukur maka didapat:
Lebar Area = 5 cm
Tinggi Area = 2
Luas Area =5x2xt
=5x2x2
= 20
Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali denganbeban – beban yang berbeda yaitu:
- Untuk percobaan 1 diberikan beban sebesar 3 kg
- Untuk percobaan 2 diberikan beban sebesar 6 kg
- Untuk percobaan 3 diberikan beban sebesar 12 kg
Berdasarkan percobaan kuat geser maka didapat data – data berikut
dimana terdapat nilai tegangan normal dan tegangan gesernya.

70
Tabel 8.1. Data hasil percobaan kuat geser

Normal P1 = 3 kg P2 = 6 kg P3 = 12 kg
Strain

Normal
σn1 = σn2 = σn3 =
Stress
Displacement

Displacement

Displacement
Dial Reading

Dial Reading

Dial Reading
Shear Strees

Shear Strees

Shear Strees
Shear Strain

Shear Strain
Shear Strain
Time

1’30 0,5 0,91 0,04 1’10 0,50 0,91 0,04 1’21 0,7 1,28 0,06
1’58 0,2 0,36 0,01 1’28 0,45 0,82 0,04 1’52 1,15 2,11 0,10
1’86 0,25 0,45 0,02 1’48 0,95 1,74 0,08 1’81 1,6 2,94 0,14
2’15 0,35 0,64 0,03 1’69 1,05 1,93 0,09 2’10 1,9 3,49 0,17
2’41 0,5 0,91 0,04 1’89 1,25 2,29 0,11 2’40 2,35 4,42 0,21
2’70 0,55 1,01 0,05 2’9 1,4 2,57 0,12 2’71 2,6 4,78 0,23
2’97 0,60 1,10 0,05 2’28 1,5 2,75 0,13 3’3 2,85 5,24 0,26
3’25 0,6 1,10 0,05 2’48 1,6 2,94 0,14 3’34 3,1 5,70 0,28
3’55 0,65 1,19 0,05 2’69 1,65 3,03 0,15 3’66 3,2 5,88 0,29
3’83 0,70 1,28 0,06 2’89 1,75 3,21 0,16 3’99 3,25 5,97 0,29
4’10 0,80 1,47 0,07 3’9 1,8 3,31 0,16 4’31 3,2 5,88 0,29
4’37 0,90 1,65 0,08 3’28 1,8 3,31 0,16 4’64 3,15 5,79 0,28
4’65 1,15 2,11 0,10 3’48 1,8 3,31 0,16 4’96 2,95 5,42 0,27
4’91 1,35 2,48 0,12 5’27 2,75 5,05 0,25
5’4 1,5 2,75 0,13 5’60 2,75 5,05 0,25
5’38 1,65 3,03 0,15 5’92 2,75 5,05 0,25
5’65 1,75 3,21 0,16 0,25
5’92 1,85 3,40 0,17
6’18 1,9 3,49 0,17
6’46 1,95 3,58 0,17
6’75 1,95 3,58 0,17
7’5 1,95 3,58 0,17

71
 Shear strain
Shear strain = Pembacaan dial reading x 104 x Kalibrasi alat (18389)
- Untuk sampel dengan beban 3 kg
Shear strain = 0,5 x 104 x 18389 Shear strain = 0,35 x 104x 18389
= 0,18 = 0,64
Shear strain = 0,2 x 104 x 18389 Shear strain = 0,5 x 104x 18389
= 0,36 = 0,42
Shear strain = 0,25 x 104x 18389 Shear strain = 0,55 x 104x18389
= 0,45 =1,01
Dan seterusnya
- Untuk sampel dengan beban 6 kg
Shear strain = 0,5 x 104 x 18389 Shear strain = 1,05 x 104 x 18389
= 0,42 = 1,93
Shear strain = 0,45 x 104 x 18389 Shear strain = 1,25 x 104 x 18389
= 0,82 = 2,3
Shear strain = 0,95 x 104 x 18389 Shear strain = 1,4 x 104 x 18389
= 1,7 = 2,57
Dan seterusnya
- Untuk sampel dengan beban 12 kg
Shear strain = 0,7 x 104 x 18389 Shear strain = 1,9 x 104 x 18389
= 1,28 = 3,49
Shear strain = 1,15 x 104 x 18389 Shear strain = 2,35 x 104 x 18389
= 2,11 = 4,23
Shear strain = 1,6 x 104 x 18389 Shear strain = 2,6 x 104 x 18389
= 2,94 = 4,7
Dan seterusnya

 Shear strees

- Untuk sampel dengan beban 3 kg

72
Dan seterusnya
- Untuk sampel dengan beban 6 kg

Dan seterusnya
- Untuk sampel dengan beban 12 kg

Dan seterusnya

 Direct Shear Strees

Tabel 8.2. Data Direct Shear Strees

No Normal Strees (kg/Cm2) Shear Strees (kg/Cm2) C (kg/Cm2) Φ (0)

1 0,15 0,179
0,42 100
2 0,3 0,165

3 0,6 0,25

73
Garfik Normal stress -Vs- shear stress

0.9
0.8
0.7
0.6
Shear stress kg/ cm

0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Normal stress kg / cm

Gambar 8.2. Grafik normal strees VS Shear strees

8.6. Kesimpulan dan Saran

8.6.1. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kuat geser


sangat mempengaruhi sifat suatu tanah terhadap suatu perubahan / pergerakan
tanah, sehingga bangunan diatasnya dapat bertahan atau tidak tergantung pada
seberapa besar tanah dapat bertahan dengan pergeseran itu dengan mempelajari
stabilitas massa tanah, tegangan geser, serta kekuatan gesernya.

74
8.6.2. Saran

Pada praktikum kuat geser terdapat keluhan – keluhan yang kami alami
diantaranya:

- Sebaiknya perawatan mesin – mesin terutama ataupun alat – alat


praktikum lebih dimaksimalkan.

- Perbanyak metode pengajaran sehingga praktikan dapat mengerti dimana


aplikasi mekanika tanah diterapkan pada industri pertambangan.

- Aplikasi yang diberikan sebaiknya dicontohkan kedalam suatu kasus /


masalah sehingga para praktikan dapat terbiasa menghadapi dan
memecahkan masalah – masalah yang akan timbul di dunia mekanika
tanah.

75

Anda mungkin juga menyukai