Anda di halaman 1dari 8

Hal.

2
Tentang Instalasi Reaktor Serba INSTALASI
Guna G.A. Siwabessy (REAKTOR
RSG-GAS)
Capaian REAKTOR RSG-GAS
REAKTOR SERBA GUNA
Hal. 3
Siklus Operasi REAKTOR RSG-GAS
Teras Reaktor
G.A. SIWABESSY
Hal. 4
How It Works
Hal. 5
Sejarah REAKTOR RSG-GAS
Hal. 6
Kapabilitas
Bisnis Utilisasi
Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran
TENTANG
REAKTOR RSG-GAS
INSTALASI REAKTOR SERBA GUNA G.A. SIWABESSY

Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (Reaktor RSG-GAS)


adalah reaktor nuklir riset jenis kolam terbuka dengan
kapasitas 30 MWth yang pemanfaatannya bertujuan
untuk kesejahteraan dan penguasaan teknologi nuklir
dalam berbagai bidang seperti, kesehatan, pendidikan,
lingkungan serta inovasi di sektor Industri. Sejak
beroperasi, REAKTOR RSG-GAS pertama kali kritis tahun
1987 sampai saat ini (tahun 2022) telah beroperasi
selama 35 tahun dan sudah banyak penelitian-penelitian
yang dihasilkan dari pemanfaatannya.

CAPAIAN
Hasil penelitian di bidang teknologi Bahan Bakar Nuklir telah diaplikasi dengan melakukan perubahan jenis bahan
bakar yang pada awalnya berbahan bakar Uranium Oxida menjadi Uranium Silisida. Hasil - hasil penelitian di
bidang radiofarmaka sebagian telah dihilirisasi. Produksi Radioisotop untuk kebutuhan Radiofarmaka yang
diproses di Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka sampai saat ini beberapa sudah mengantongi izin edar dan
bekerja sama dengan pihak swasta sebagai pemegang hak edarnya. Fluks neutron dengan orde 1014
dimanfaatkan oleh peneliti dibidang neutron scattering dan Analisis dengan metode aktivasi neutron telah
mengeluarkan berbagai macam tulisan ditingkat nasional dan internasional.

Keterangan Gambar : perubahan elemen bakar dari Uranium Oxida menjadi Uranium Silisida, Neutron radiografi, Produk radiofarmaka, dan pewarnaan
gemstone
SIKLUS OPERASI
REAKTOR RSG-GAS

Reaktor RSG-GAS mempunyai sIklus pergantian


bahan bakar dengan total Energi terbangkitkan
tiap siklus sebesar 625 Mega Watt Day (MWD)
atau dalam hari operasi berkisar anatara 41
hari operasi. Setiap 1 Siklus pergantian Bahan
bakar terdiri dari 9-10 siklus operasi pendek
sesuai dengan kebutuhan para pengguna. Efek
penuaan pada reaktor dan sistem-sistemnya
merupakan tantangan staff reaktor RSG-GAS di
bagian perawatan dalam menjamin avaibility
pengoperasian reaktor. Reaktor RSG-GAS
mempunyai target oprasi reaktor selama 120 -
140 hari operasi setiap tahunnya.

TERAS REAKTOR RSG-GAS


“Komponen Reaktor Susunan teras reaktor pada kondisi
teras penuh terdiri dari 40 elemen
terdiri atas bahan bakar dan 8 elemen kendali. Setiap
bakar nuklir dimana elemen bakar terdiri dari 21 pelat
terjadi reaksi nuklir elemen bakar dan 15 pelat elemen
bakar pada setiap elemen kendali.
dan menghasilkan Bahan bakar reaktor RSG-GAS
panas”. menggunakan Uranium dengan
pengkayaan sebesar 19,75 % dan pada
batang kendali bahan penyerap terbuat
dari AgInCd (18%, 15% dan 5%).
Teras reaktor berada pada kolam berisi air demineralisasi pada
kedalaman 13 meter. Air demineralisasi berfungsi sebagai moderator,
pendingin dan pengungkung radiasi. Tipe kolam terbuka
memungkinkan utilisasi reaktor dapat dilakukan bahkan ketika reaktor
sedang beroperasi.
HOW IT WORKS
“REAKSI FISI NUKLIR ADALAH REAKSI DIMANA INTI ATOM TERBELAH MENJADI BAGIAN YANG LEBIH
KECIL (INTI YANG LEBIH RINGAN)”

Reaktor nuklir bekerja berdasarkan prinsip fisi nuklir, proses di mana inti atom berat bertumbukan dengan
neutron menyebabkan inti tersebut terbelah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil disertai terpisahnya
neutron lain. Proses tersebut membutuhkan moderator (air ringan) untuk menghasilkan reaksi berantai. Reaksi
berantai adalah serangkaian pembelahan mandiri yang terjadi secara terus menerus. Neutron yang dihasilkan
akan dimanfaatkan untuk keperluan-keperluan penelitian dan produksi radioisotop. Reaksi fisi nuklir pada
dasarnya juga menghasilkan panas, namun pada reaktor RSG-GAS panas yang dihasilkan didalam teras reaktor
diserap oleh aliran pendingin primer yang dipindahkan melalui alat penukar panas untuk dibuang kelingkungan
melalui pendingin sekunder.

Source: chemwiki.ucdavis.edu
SEJARAH REAKTOR RSG-GAS
Reaktor RSG-GAS dibangun mulai tahun
“REAKTOR RSG- 1983, dan mencapai kondisi kritis
pertama pada bulan Juli 1987, yang
GAS diresmikan kemudian diresmikan oleh Presiden
oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 20
Republik Indonesia Agustus 1987 pada daya 10 MWth. Pada
bulan Maret 1992 dicapai operasi
pada tanggal 20 reaktor pada daya 30 MWth. Reaktor
Agustus 1987” RSG-GAS menggunakan bahan bakar
oksida U3O8-Al dengan pengayaan B.J. Habiebie (Menteri Riset dan Teknologi)
uranium rendah yaitu ± 19,75%.
Pada bulan Juli 1999, yaitu pada teras ke-36 dilakukan penggantian
penggunaan bahan bakar oksida U3O8-Al dengan bahan bakar Silisida
U3Si2-Al. Perubahan ini dilakukan bertahap, sehingga pada tahun 2003
diperoleh teras Silisida penuh dan dicapai daya 30 MWth pada bulan
September 2003. Reaktor RSG-GAS merupakan sarana utama di
Kawasan Nuklir Serpong untuk mendukung penilitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dalam rangka
persiapan industri nuklir.

Pembangunan reaktor RSG-GAS

Gerrit Augustinus Siwabessy (19 Agustus 1914 – 11 November 1982) adalah seorang ilmuwan dan politikus Indonesia
yang menjabat Menteri Badan Tenaga Atom Nasional pada 1964 dan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada
tahun 1966 hingga 1978 pada masa pemerintahan Presiden Soekarno hingga Presiden Soeharto. Tahun 1962 Presiden
Sukarno meresmikan berdirinya Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), berada langsung di bawah presiden, dan
Siwabessy sebagai Direktur Jenderal BATAN pertama. Pada 1965 ia diangkat sebagai Menteri Badan Tenaga Atom
Nasional. Atas jasa-jasanya yang sangat besar dalam memajukan tenaga atom di Indonesia, seperti
membangun reaktor nuklir dan banyak penelitian penting lainnya, Siwabessy yang adalah juga Bapak Atom Indonesia,
menerima Bintang Mahaputera III pada 1976. Namanya juga diabadikan oleh negara pada sebuah reaktor nuklir
terbesar di Asia Tenggara dengan daya 30 MWth yaitu Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy.
KAPABILITAS
Reaktor RSG-GAS dengan fasilitas pendukungnya mempunyai keunggulan untuk analisa unsur /bahan, produksi
radioisotop dan radiofarmaka serta pengujian bahan. Pemanfaatan fasilitas yang ada di reaktor RSG-GAS sebagai
berikut :

1. Power Ramp Test Facility (PRTF)


PRTF adalah fasilitas yang digunakan untuk menguji pin elemen bakar reaktor daya khususnya dalam hal
ketahanan elemen bakar selama terjadi perubahan tingkat daya yang berulang. Dengan fasilitas pengujian ini
dapat diketahui sifat interaksi antara pelet dan kelongsong elemen bakar dan juga sebagai fasilitas uji bahan
bakar reaktor daya dengan jenis Pressurized Water Reactor. PRTF merupakan salah satu dari beberapa fasilitas
eksperimen yang ada di reaktor RSG-GAS. Fasiltas ini tersusun dari 3 komponen utama yaitu: Sistem Pendingin
Primer, Sistem Pendingin Sekunder dan Sistem Penggerak trolley.

Pendingin Primer
Pendingin primer PRTF menggunakan air demineral
sebagai pendingin primernya dengan tekanan yang dijaga
sebesar 160 Bar, dan laju alir sebesar 3,7 liter/jam.

Pendingin Sekunder
Sistem pendingin sekunder PRTF adalah sistem yang
berfungsi untuk mengambil panas yang ditransfer oleh
pendingin primer. Sistem ini dilengkapi dengan 2 buah
pompa yang berfungsi untuk mengambil air dari kolam
reaktor. Setelah air mengalir dan mengambil panas dari
sistem pendingin primer, air dikembalikan lagi ke kolam
reaktor. Spesifikasi teknis sistem pendingin sekunder
adalah sebagai berikut, tipe pendingin air, tekanan 2,5 bar
dan laju alir sebesar 750 liter /jam.

Trolley
* Skema penggerak troly pada PRTF
Sistem ini terdiri dari motor penggerak, batang
penggerak, coupling dan trolley.

*PRTF Capsule adalah tempat dimana pin bahan bakar


tipe PWR akan di uji kekuatan materialnya (gambar
atas). Lokal panel monitor dan kendali PRTF untuk
melakukan pengaturan awal operasi (gambar samping)
KAPABILITAS

2. Fasilitas Iradiasi Neutron


Fasilitas Iradiasi Neutron di reaktor RSG-GAS terdiri dari beberapa kelas
berdasarkan posisi dan nilai fluksnya.
a. Lubang Posisi Pusat Iradiasi
lubang iradiasi pusat mempunyai fluks neutron tertinggi mencapai 2,52 x 10 14
ncm-2sec-1 pada saat operasi 30 MWth. Posisi CIP dikhususkan untuk produksi
radioisotop untuk keperluan medis seperti Mo-99,I-131, I-133, I-125, dan
industri seperti Co-60, Ir-192, perunut Br-82, P-32 dan S-35.
b. Lubang Posisi Iradiasi
Fluks neutron pada posisi ini berkisar antara 2 x 1014 ncm-2sec-1 pada saat
operasi 30 MWth. Posisi ini bisa digunakan untuk produksi radioisotop serta
pewarnaan gemstone (topas).
c. Lubang Luar Teras
Lubang Luar Teras dimaksudkan untuk eksperimen Neutron Transmutation
Dopping (NTD) yang digunakan untuk eksperimen Silikon Dopping dan juga
produksi iradiasi topas posisi luar teras. Fluks Neutron pada posisi ini pada saat
operasi 15 MWth adalah 1,2 x 1012 ncm-2sec-1.

*konfigurasi teras REAKTOR RSG-GAS


KAPABILITAS
3. Analisis Aktivasi Neutron dan Neutron Scatering
a. Metoda Analisis Aktivasi Neutron

Metoda Analisis Aktivasi Neutron merupakan metoda analisis yang


memiliki keunggulan dibandingkan dengan metoda analisis
konvensional lainnya. AAN dapat diaplikasikan untuk menentukan
multi unsur kelumit dalam cuplikan dari berbagai bidang ilmu
pengetahuan. AAN memiliki sensitivitas/kepekaan tinggi, keakuratan
dan ketelitian yang baik, mampu menganalisis unsur kelumit pada
orde ppm (10-6 g/g), bahkan untuk unsur tertentu sampai orde ppb
(10-9 ), sehingga merupakan metode analisis yang andal.
Bahan yang akan dianalisis harus diaktivasi terlebih dulu dengan
mengiradiasi di fasilitas Rabbit System (RS). RS adalah fasilitas iradiasi
untuk melakukan penelitian aktivasi neutron dan produksi radioisotop.
Ada dua jenis sistem rabbit yaitu hidrolik dan pneumatik. Media
pengangkut kapsul iradiasi pada sistem rabbit hidrolik adalah air
sedangkan media pengangkut pada sistem rabbit pneumatik adalah
gas nitrogen. Disamping sebagai media pengangkut, air dan gas ini
berfungsi sebagai pendingin kapsul selama iradiasi berlangsung. Di
reaktor RSG-GAS terdapat 5 lubang iradiasi Rabbit System yang terdiri
dari 4 lubang RS Hidraulik untuk analisis unsur paruh waktu singkat
hingga panjang dan 1 lubang RS Pneumatik untuk analisis unsur paruh
yang sangat singkat. Besarnya Fluks di posisi RS ini adalah 0,81 x 10 14 *spectrometer gamma (atas), proses
ncm-2sec-1 di setiap lubangnya pada operasi 30 MWth. pengukuran target pasca iradiasi untuk AAN

b. Eksperiment Neutron Scatering

Reaktor RSG-GAS dilengkapi dengan Beam Tube yang berfungsi untuk


mengarahkan neutron khususnya untuk keperluan Neutron Scatering.
Eksperimen di bidang Neutron Scatering menjadi Salah satu fokus
eksperimen yang dilakukan oleh Pusat Riset Teknologi Deteksi Radiasi
Nuklir dan Analisis Nuklir (PRTDRAN). Instalasi – instalasi untuk
keperluan Eksperimen Neutron Scatering meliputi penelitian dan
pengembangan ilmu bahan telah dilakukan untuk bahan magnetic
alloys, polymer dan mineral mengenai struktur, texture dan sebagainya.
Eksperimen dilakukan dengan Teknik hamburan neutron, difraksi
neutron dan polarisasi neutron pada fasilitas 5 buah tabung berkas
neutron yang berpangkal pada teras reaktor. Peralatan meliputi
radiografi neutron (NRG), spektrometer 3 sumbu TAS (Triple Axis
Spectrometry), PD (Powder Diffractometer), FCD (Four Cycle
Diffractometer), SANS (Small Angle Neutron Spectrometry), HRSANS
(High Resolution SANS), HRPD (High Resolution PD)

*Powder Difractometer (gambar atas), High Resolution Small Angle Neutron Spectrometry (gambar bawah)

Anda mungkin juga menyukai