Anda di halaman 1dari 7

AN Bintarti, Bambang EHB ISSN 0216 - 3128 13

DOBEL SOLVEN UNTUK EKTRAKSI KONSENTRAT


LOGAM TANAH JARANG
AN Bintarti, Bambang EHB
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

ABSTRAK
DOBEL SOLVEN UNTUK EKSTRAKSI KONSENTRAT LOGAM TANAH JARANG. Telah dilakukan
proses ekstraksi terhadap konsentrat logam tanah jarang (LTJ) yang mengandung unsur-unsur itrium (Y),
lantanum (La), serium (Ce), neodinium (Nd), samarium (Sm), gadolinium (Gd) dan dysporsium (Dy) yang
dilarutkan dalam asam nitrat. Dilakukan penelitian ekstraksi dobel solven secara catu dari 10 ml umpan
dikontakkan dengan 10 ml solven yang terdiri dari pasangan solven, seperti TBP dan TOA, D2EHPA dan
TOA, TBP dan D2EHPA dengan pengencer cycloheksana. Dipilih pasangan solven yang tepat untuk
dikenakan variasi keasaman umpan dari 2 – 6 M dan waktu pengadukan dari 5 – 25 menit, memberikan
kondisi ekstraksi relatif baik untuk unsur Dy yaitu memakai campuran solven 10% volume TOA dalam
D2EHPA dan pengencer cycloheksana, keasaman umpan 3 M dan waktu pengadukan 15 menit memberikan
harga koefisien distribusi (Kd) untuk Dy = 0,586 dan faktor pisah Dy-Ce = ~ (tak terhingga); Dy-Nd =
4,651.

ABSTRACT
DOUBLE SOLVENT FOR EXTRACTING RARE EARTH CONCENTRATE. An extraction process to rare
earth concentrate which contain elements were yttrium (Y), lanthanum (La), cerium (Ce), neodinium (Nd),
samarium (Sm), gadolinium (Gd) and dysporsium (Dy) which were dissolved in to nitric acid has been done.
The experiment of the extraction by double solvent in batch to mix 10 ml of the feed with 10 ml solvent
contained the pair of solvent was TBP and TOA, D2EHPA and TOA, TBP and D2EHPA in cyclohexana as
tinner. It was selected a right pairs of solvent for doing variation such as the acidity of the feed from 2 – 6
M and the time of stirring from 5 – 25 minutes gave the good relatively extraction condition to Dy element
such as using 10 % volume of TOA in D2EHPA and cyclohexana, the acidity of the feed 3 M and the time
stirring 15 minutes produced coefficient distribution to dysporsium = 0.586 and separation factor Dy-Ce = ~
(unlimited); Dy-Nd = 4.651.

PENDAHULUAN merupakan donor elektron, sedangkan solut atau


ion-ion LTJ merupakan aseptor elektron. Sebagai
D alam rangka memisahkan unsur-unsur logam
tanah jarang (LTJ) dari campurannya, telah
dilakukan upaya melalui proses ekstraksi dengan
contoh solven TBP merupakan donor yang kuat,
tetapi TOPO lebih kuat dari TBP, sedangkan dietyl
mencoba berbagai macam solven, sebab masing- eter merupakan donor yang lebih rendah. (3)
masing solven mempunyai sifat selektif terhadap Dalam upaya memisahkan unsur dari
suatu unsur yang tertentu. Di dalam proses campurannya, maka dilakukan cara lain ekstraksi
ekstraksi, solven akan mengalami proses solvasi yaitu dengan menggunakan gabungan dua solven
yaitu interaksi antara unsur yang diinginkan (solut) organo fosforus yang ternyata bisa menaikkan hasil
dengan solven. Yang perlu diperhatikan dalam ekstraksi. (1,2,3)
proses ekstraksi adalah kekuatan basa dari solven
yang dipakai yaitu makin kuat kebasaan solven, Pada ekstraksi uranium memakai 0,1 M
maka akan semakin kuat solvasi terhadap solut, di(2-etyl heksil) fosfat atau D2EHPA dalam
sehingga hasil ekstraksi meningkat. Kebasaan pengencer kerosin yang mengandung 2 – 3 %TBP
solven yang termasuk solven fosfor organik antara dapat menaikan hasil ekstraksi sampai 3-4 kali
lain tri butil fosfat (TBP), tri oktil fosfin oksida ( lebih besar juka dibandingkan memakai D2EHPA
TOPO) , tri butil fosfin oksida (TBPO) ternyata saja. Jika HX merupakan gugus organo fosforus
lebih besar dari kebasaan jenis keton atau eter. dan N adalah gugus netral seperti TBP, TOPO,
Senyawa-senyawa solven yang mempunyai sifat maka reaksi yang terjadi dalam proses ini adalah : (2)
fosfor organik adalah yang mempunyai gugus UO22+ + 2(HX)2 + N ⇔ UO2H2X4N + 2 H+ (1)
fosforil P=O. Kekuatan basa gugus P=O sangat
tergantung pada gugus yang terikat pada atom Antara HX dengan N dapat terjadi reaksi :
fosfornya. Solven atau ekstraktan sendiri
(HX)2 + N ⇔ N(HX)2 (2)

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
14 ISSN 0216 - 3128 AN Bintarti, Bambang EHB

½ (HX)2 + N ⇔ N(HX) (3) Alat dan Bahan


Untuk pemakaian dua ekstraktan yaitu Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
Tenoil Trifluoro aceton (TTA) dengan TBP dalam adalaah D2EHPA, TOA, TBP, cycloheksana,
pengencer sikloheksan akan terjadi reaksi : (1,3) HNO3, konsentrat LTJ dari pasir senotim, dan
aquades. Sedamgkan alat yang dipakai adalah Alat
UO22+ + 2(HX) + TBP ⇔ UO2X2TBP + 2 H+ (4) pendar sinar X, alat-alat gelas, magnetic stirrer,
Apabila konstanta kesetimbangan adalah K, maka timbangan analitik.

[UO 2 . X 2 . TBP] [H + ] 2 Cara Kerja


K = 2+ 2
[UO 2 ] [HX] [TBP] 1. Konsentrat LTJ dilarutkan dalam HNO3 4 M
dan dianalisis sebagai umpan awal, kemudian di
[UO2.X2. TBP] [H+] = K [UO22+] [HX]2 [TBP] (5) ambil 10 mL dan dikontakkan dengan 10 mL
solven campuran antara TOA dengan TBP,
Senyawa komplek yang dihasilkan yaitu uranil-HX- TOA dengan D2EHPA dan TBP dengan
TBP tergantung dari konsentrasi solut, di sini adalah D2EHPA dalam pengencer cycloheksana.
uranium di dalam fasa air, sedangkan konsentrasi
2. Dilakukan proses ekstraksi secara catu dalam
HX adalah konsentrasi TTA dan tergantung juga
perbandingan Fa : Fo = 1 : 1 dan diaduk
pada konsentrasi TBP di dalam fasa organik.
selama 10 menit.
Adanya HNO3 di dalam umpan akan menambah
jumlah ion H+, sehingga jika konsentrasi H+ terlalu 3. Umpan dan rafinat di analisis dan dihitung Kd
tinggi, maka reaksi (4) akan bergeser kekiri ke arah dan faktor pisahnya.
reaktan yang menyebabkan hasil ekstraksi 4. Ekstraksi diatas diulang untuk variasi keasaman
mengalami penurunan. Dari persamaan-persamaan umpan dan waktu pengadukan, keasaman
di atas, maka bisa dilihat bahwa disamping solut umpan dimulai dari 2, 3, 4 dan 5 M, sedangkan
yang membentuk komplek dengan solven, maka waktu pengadukan untuk volume 20 mL
diantara kedua macam solven tersebut juga saling dimulai dari 5, 10, 15, 20 dan 25 menit.
bereaksi yang hasilnya berupa senyawa perantara
terbentuknya uranium yang stabil. (3,8) HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang telah dilakukan yaitu Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil
ekstraksi terhadap konsentrat itrium memakai dua sebagai berikut :
ekstraktan yaitu TBP dan D2EHPA di dalam
pengencer kerosin dengan hasil keasaman umpan 0.9
Nd
4M, konsentrai umpan 0,25 gr/mL, pemakaian 0.8
Sm
solven campuraan di dalam pengencer kerosin 0.7
Gd
50% volume pada kecepatan pengadukan 100 rpm, 0.6
Dy
waktu 10 menit baik untuk memisahkan itrium 0.5
Kd

dengan Koefisien distribusi (Kd) itrium 2,162 dan 0.4


faktor pisah Y-Gd = 3,264 dan Y Dy = 4,253. 0.3
dalam rangka memisahkan unsur unsur yang lain 0.2
dari itrium, maka dicoba melakukan penelitian 0.1
dengan solven campuran antara solven amin dengan 0
solven organo fosfor yaitu di-2 etil heksil fosfat 0 10 20 30 40 50
(D2EHPA) dengan pengencer cyclohexana. Sebagai % TBP dalam TOA, cycloheksana
umpan ekstraksi tetap digunakan konsentrat LTJ
dari pasir senotim yang mengandung unsur
Gambar 1a. Pengaruh variasi solven TBP dalam
terbanyak itrium (Y) diikuti disporsium (Dy),
campuran TOA dan pengencer
gadolinium (Gd), serium (Ce), thorium (Th),
cycloheksan terhadap Kd dengan
lanthanum (La), samarium (Sm), dan unsur lain
keasaman umpan 4 M, waktu
dalam jumlah yang jauh lebih kecil. Unsur-unsur
pengadukan 10 menit dan
LTJ sangat dibutuhkan berbagai bidang industri,
kecepatan pengadukan 100 rpm.
padahal keberadaannya dikulit bumi relatif sedikit,
sehingga harga jual menjadi sangat tinggi dan
karena alasan ini maka usaha-usaha pemisahan terus
dilakukan.
TATA KERJA

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
AN Bintarti, Bambang EHB ISSN 0216 - 3128 15

6 0.9
Dy-Nd 0.8 Ce
5 Nd
Dy-Sm 0.7
Dy

Faktor Pisah
4 Dy-Gd 0.6
0.5

Kd
3
0.4
2 0.3
0.2
1
0.1
0 0
0 10 20 30 40 50 0 10 20 30 40 50

% TBP dalam TOA, cycloheksana % D2EHPA dalam TOA, cycloheksana

Gambar 1b. Pengaruh variasi solven TBP dalam


Gambar 2a. Pengaruh variasi solven D2EHPA
campuran TOA dan pengencer
dalam campuran TOA dan
cycloheksan terhadap α dengan
pengencer cycloheksana terhadap
keasaman umpan 4 M, waktu
Kd pada keasaman umpan 4 M,
pengadukan 10 menit dan
waktu pengadukan 10 menit,
kecepatan pengadukan 100 rpm.
kecepatan pengadukan 100 rpm.
Dari Gambar 1a dan 1b. dapat diamati
45
bahwa solven campuran antara TBP dengan TOA 40 Dy-Ce
dalam pengencer cycloheksana memberikan 35 Dy-Nd
petunjuk bahwa itrium sebagai unsur terbanyak di
Faktor Pisah
30
dalam umpan tidak terekstrak begitu juga Ce. 25
Semakin tinggi TBP dalam campuran, maka hasil 20
ekstraksi untuk Nd dan Gd cenderung semakin 15
turun, sedangkan untuk Sm semakin naik dan untuk 10
Dy akan mengalaami kenaikan sampai 20% volume, 5
kemudian mulai turun. Kondisi seperti ini bisa 0
memisahkan Y sebagai unsur terbanyak dengan 0 10 20 30 40 50

masih tinggal di dalam fasa air, akan tetapi bisa % D2EHPA dalam TOA, cycloheksana
terpisah dari unsur- lain yang bisa terekstrak masuk
ke fasa organik. Dengan demikian efek sinergi Gambar 2b. Pengaruh variasi solven D2EHPA
tidak berlaku untuk itrium dan berlaku untuk unsur- dalam campuran TOA dan
unsur lain yang berkaitan kepada sifat dasar dari pengencer cycloheksana terhadap
masing-masing unsur. Dengan melihat besarnya α pada keasaman umpan 4 M,
harga faktor pisah, maka pada pemakaian solven waktu pengadukan 10 menit,
TBP saja akan memberikan faktor pisah untuk Dy kecepatan pengadukan 100 rpm.
terhadap Sm dan Gd sangat besar, tetapi ini berasal Dari Gambar 2a. dan 2b. untuk pemakaian
dari harga Kd untuk Dy yang sangat kecil sehingga dobel solven antara TOA dan D2EHPA, untuk Gd
dari segi ekonomis tidak menguntungkan. Dengan dan Sm tidak terekstrak tetapi Ce sedikit terekstrak
naiknya pemakaian TBP dalam fasa organik pada pemakaian D2EHPA 30% dalam
memberikan harga-harga faktor pisah yang campurannya, sehingga ada petunjuk untuk
meningkat tetapi juga harus dilihat dari besarnya memisahkan itrium dari unsur-unsur lain yang
harga Kd karena dengan meningkatnya TBP dalam terikut bisa menggunakan dobel solven dalam
campurannya dengan TOA beberapa unsur juga pengencer cycloheksana. Apabila yang diinginkan
mengalami peningkatan hasil ekstraksi meskipun adalah dysporsium, maka pada pemakaian 20 %
setelah itu mengalami penurunan. volume D2EHPA merupakan pilihan yang relatif
baik karena memberikan faktor pisah paling besar
untuk Dy baik terhadap Ce maupun terhadap Nd.
Hal ini menunjukkan bahwa gabungan kedua
solven memberikan efek sinergi untuk Dy.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
16 ISSN 0216 - 3128 AN Bintarti, Bambang EHB

fasa air, sedangkan sebagian unsur lain terekstrak


1.8
masuk ke fasa organik terutama untuk Dy. Dari
1.6 Y
pasangan solven ini bisa dicari kondisi yang relatif
1.4 Gd
baik untuk meningkatkan kadar Dy, jika Dy
Dy
1.2
dipandang sebagai solut atau unsur yang
1 diinginkan. Karena pada pasangan solven TBP TBP
Kd
0.8 dan D2EHPA dimana kedua solven membentuk
0.6 senyawa sebagai perantara terbentuknya komplek
0.4 yang stabil dengan itrium, sehingga itrium sebagai
0.2 unsur terbanyak ikut terekstrak, maka dipilih
0
pasangan solven antara TOA dengan D2EHPA
0 10 20 30 40 50 karena memberikan faktor pisah terbesar untuk Dy
% TBP dalam D2EHPA, cycloheksana terhadap unsur-unsur lain yang terikut. Ketiga
pasang solven yang dipakai untuk ekstraksi
Gambar 3a. Pengaruh variasi solven TBP da- memberikan kondisi selektif terhadap unsur-unsur
lam campuran D2EHPA dan LTJ yang agak berbeda, mungkin disebabkan
pengencer cycloheksana terhadap karena sifat dasar masing-masing unsur itu sendiri
Kd pada keasaman umpan 4 M, dalam interaksinya dengan pasangan solven yang
waktu pengadukan 10 menit, memberikan efek sinergik yang merupakan aksi
kecepatan pengadukan 100 rpm. hasil kerjasama dari sifat-sifat yang spesifik sebagai
perantara yaitu total pengaruhnya lebih kuat. Pada
0.8 pengamatan Gambar 1 sampai 3 maka dipilih
0.7 pemakaian dobel solven 10% volume D2EHPA
0.6 dengan TOA dalam pengencer cycloheksana yang
memberikan hasil faktor pisah untuk Dy terhadap
Faktor Pisah

0.5
Ce tak terhingga dan Dy terhadap Nd sebesar 4,200
0.4
yang merupakan harga paling besar jika
0.3 dibandingkan dengan hasil pemisahan pada
0.2 Dy-Y campuran yang lain.
Dy-Gd
0.1
1
0
0.9 Ce
0 10 20 30 40 50
0.8 Nd
% TBP dalam D2EHPA, cycloheksana Dy
0.7
0.6
Gambar 3b. Pengaruh variasi solven TBP da-
Kd

0.5
lam campuran D2EHPA dan 0.4
pengencer cycloheksana terhadap 0.3
α pada keasaman umpan 4 M, 0.2
waktu pengadukan 10 menit, 0.1
kecepatan pengadukan 100 rpm. 0
2 3 4 5 6
Dari Gambar 3a. dan 3b bisa dilihat bahwa
campuran solven TBP dengan D2EHPA dalam Keasaman umpan, M
pengencer cycloheksana selektif terhadap Y, Gd dan
Dy. Pada kenaikan konsentrasi TBP dalam fasa Gambar 4a. Pengaruh variasi keasaman umpan
organik nampak bahwa hasil ekstraksi juga terhadap Kd, pada pemakaian
meningkat untuk semua unsur sampai pemakaian solven 10% volume D2EHPA
40% kemudian sesudahnya faktor pisah mulai dalam campuran TOA dan
pengencer cycloheksana, waktu
menurun. Dari ketiga macam campuran solven
pengadukan 10 menit, kecepatan
nampak bahwa pasangan-pasangan solven
pengadukan 100 rpm.
memberikan kondisi selektif terhadap unsur unsur
yang tertentu. Untuk keperluan pemisahan itrium
dari unsur-unsur lain yang terikut bisa digunakan
pasangan TOA dengan TBP atau TOA dengan
D2EHPA dengan hasil itrium tetap tinggal di dalam

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
AN Bintarti, Bambang EHB ISSN 0216 - 3128 17

25
0.7
Dy-Y
20 Dy-Gd 0.6

0.5

Faktor Pisah
15
0.4

Kd
Ce
10 0.3 Nd
Dy
0.2
5
0.1

0 0
2 3 4 5 6 5 10 15 20 25
Keasaman umpan, M
Waktu Pengadukan, Menit
Gambar 4b. Pengaruh variasi keasaman
umpan terhadap faktor pisah (α), Gambar 5a. Pengaruh variasi waktu
pada pemakaian solven 10% pengadukan terhadap Kd,
volume D2EHPA dalam pada pemakaian solven 10%
campuran TOA dan pengencer volume D2EHPA dalam
cycloheksana, waktu pengadukan campuran TOA dan pengen-
10 menit, kecepatan pengadukan cer cycloheksana, waktu
100 rpm. pengadukan 10 menit, kece-
patan pengadukan 100 rpm,
Dari Gambar 4a. dan 4b. dapat dilihat keasaman 3 M.
pengaruh konsentrasi HNO3 atau keasaman umpan
terhadap hasil ekstraksi yaitu menunjukkan bahwa 5
semakin naik konsentrasi, maka hasil ekstraksi juga 4.5
semakin naik yang ditunjukkan oleh besarnya 4
koefisien distribusi (Kd). Harga Kd akan naik pada 3.5
Faktor Pisah

awalnya yang berlaku untuk unsur-unsur yang 3


terekstrak. Hal ini memberikan akibat 2.5
kemungkinan turunnya faktor pisah antara solut 2
dengan unsur-unsur lain yang terikut berhubung 1.5
faktor pisah adalah besaran sebagai hasil 1
Dy-Y Dy-Gd
perbandingan koefisien distribusi solut dengan 0.5
koefisien distribusi unsur lain yang terikut.
0
Disamping itu keasaman yang lebih besar mungkin 5 10 15 20 25
akan menyebabkan terbentuknya komplek antara
asam dengan solven, sehingga pembentukan Waktu pengadukan, Menit
komplek LTJ dengan solven akan terhambat, sebab
banyak molekul solven yang akan terikat oleh Gambar 5b. Pengaruh variasi waktu pe-
HNO3. Dipilih keasaman 3 atau 4 M karena pada ngadukan terhadap faktor
kondisi ini telah memberikan faktor pisah relatif pisah (α), pada pemakaian
tinggi meskipun harga Kd dari Dy lebih rendah jika solven 10% volume D2EHPA
dibandingkan pada 5 atau 6 M, karena perbedaan dalam campuran TOA dan
Kd juga tidak begitu berarti dan juga mengingat pengencer cycloheksana, wak-
tujuan melakukan ekstraksi adalah mendapatkan tu pengadukan 10 menit,
unsur dengan kadar yang setinggi-tingginya, jadi kecepatan pengadukan 100
bukan hanya yang sebanyak-banyaknya saja. rpm, keasaman 3 M.
Selama proses ekstraksi akan terjadi kontak
antara dua fasa yang sebenarnya tidak saling larut
meskipun sebenarnya dalam jumlah yang sangat
sedikit keduanya saling melarutkan. Oleh karena itu
solven yang terlarut di dalam fasa air maupun yang
tinggal dalam fasa organik akan mengalami
peruraian. Dua fasa yang tidak saling larut, maka
selama proses pengadukan dalam upaya

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
18 ISSN 0216 - 3128 AN Bintarti, Bambang EHB

mengontakkan ke dua fasa memerlukan waktu yang phosphoric acids., USAEC,. ORNL 2259
cukup untuk memberi kesempatan seluas-luasnya February (1959).
terjadinya proses difusi karena proses ekstraksi juga 3. HANSON.C., Recent advanced in Liquid-liquid
meliputi proses difusi. Waktu kontak yang kurang Extraction., Pergamon. Press, Oxford. (1971).
memungkinkan menyebabkan perpindahan solut
4. WALLACE., W. SCHULZ., et all., Science and
dari fasa air ke fasa organik belum optimum. Waktu
Technology of Tributyl Phosphate., Vol II
pengadukan juga ada kaitan dengan jumlah volume
Selected Technical and Industrial Uses Part B.
yang diaduk, kekentalan sistem yang diaduk,
Rockwell Hamford Operation Richland.,
sehingga perlu dilakukan penelitian untuk variasi
Washington. (1985)
waktu pengadukan untuk volume 20 mL.
Kemampuan dobel solven mengekstraksi logam 5. PRAKASH. S., “ Advanced Chemistry of Rare
tanah jarang terbatas berapapun jumlah LTJ dalam Earth Element”., 4 ed , S. Chand. Co. Ltd., New
fasa air atau umpan mula-mula. Dengan demikian Delhi (1975).
unsur LTJ yang dapat terekstraksi tidak dapat 6. LESTER L.K., MORTON.S and FH
melebihi batas kelarutannya dalam solven dan untuk SPEDDING., Solvent Extraction Equilibria For
sampai ke batas itu maka dibantu dengan Rare Earth Nitrate-Tributyl Phosphate System.,
memberikan waktu yang seluas-luasnya. Untuk ISC-766 USAEC , USA (1956).
pertambahan waktu seterusnya hanya memberikan 7. RITCEY GM and ASHBROOK AW., Solvent
kenaikan harga Kd yang tidak cukup berarti, Extraction., ESPC, New York. (1979).
sementara harga-harga faktor pisah mulai menurun.
8. BAMBANG EHB, ISYUNIARTO., Ekstraksi
Untuk volume 20 mL dipilih waktu pengadukan
uranium menggunakan dua ekstraktan.,
selama 15 menit sudah cukup untuk memberi
Prosiding JNK vol VIII, No. 1 Yogyakarta.
kontak fasa.
Januari (2001)
KESIMPULAN
Ekstraksi memakai dobel solven terhadap TANYA JAWAB
konsentrat LTJ bisa dilakukan yang berlaku untuk
unsur-unsur tertentu (Y, Gd, Dy, La, Ce, Nd, Sm) Sunardjo
dari pasangan solven yang tertentu (TBP dan TOA, • Apakah alasan penggunaan dobel solven pada
D2EHPA dan TOA, TBP dan D2EHPA) dengan ekstraksi LTJ ini ?
pengencer cycloheksana. Hasil ekstraksi bisa
ditingkatkan dengan memperhatikan faktor-faktor AN Bintarti
yang berpengaruh seperti keasaman umpan dan ¾ Alasan memakai dobel solven yaitu untuk
waktu pengadukan. Dalam penelitian ini dilakukan menigkatkan hasil ekstraksi karena ada efek
ekstraksi dengan cara dobel solven yang bisa sinergik, yaitu efek yang ditimbulkan oleh
memberikan efek sinergi memakai solven tri-n-oktil kedua solven yang melakukan reaksi,
amin (TOA), tri butil fosfat (TBP), dan di-(2etil) sehingga hasil reaksinya menjadi perantara
heksil fosfat (D2EHPA). Diperoleh kesimpulan terbentuknya komplek yang stabil dengan
yang menunjukkan bahwa pada pemakaian solven salah satu unsur logam disamping logam
gabungan 10% TOA dalam campurannya dengan juga bereaksi dengan kedua solven.
D2EHPA dan pengencer cycloheksana bisa Aisyah
meningkatkan hasil pemisahan untuk Dy dari unsur-
unsur lain terutama terhadap itrium yang tetap • Apa sebabnya sebagian unsur dapat
tinggal di dalam fasa air (umpan). Kondisi optimum terekstraksi dan yang lain tidak terekstrak ?.
yaitu pada keasaman 3 M dan waktu pengadukan 15 AN Bintarti
menit memberikan Kd untuk Dy = 0,586 dan faktor
¾ Spesi yang dapat terekstraksi berupa molekul
pisah Dy-Ce = ~ (tak terhingga); Dy-Nd = 4,651.
yang dihasilkan dengan membentuk ikatan
DAFTAR PUSTAKA komplek koordinasi atau ikatan komplek
asosiasi ion yaitu terbentuk dari interaksi
1. IRVING. H and EDGINGTON. D.N.., antara kation logam penarik elektron dengan
Synergic effect in the solvent extraction of the gugus koordinasi (ligan) pada solven sebagai
actinides, uranium (VI)., J. Inorg & Nucl. donor elektron. Kekuatan masing-masing
Chem. 15, (1960). ligan pada solven untuk membentuk
2. BLAKE., C.A. et. all, ., Synergistic Uranium komplek tidak sama. Demikian juga
Extraction : Combination of Neutral Organo kecenderungan ini juga tergantung pada
phosphorous Compounds with dialcyl konfigurasi elektron pada kation logam,
sehingga menyebabkan tidak semua unsur

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
AN Bintarti, Bambang EHB ISSN 0216 - 3128 19

bisa terekstraksi, maka bisa terjadi AN Bintarti


pemisahan ¾ Ada parameter lain yang mempengaruhi
Susanna ekstraksi sehingga hasil lebih meningkat
disamping kesaman umpan dan waktu
• Selain keasaman umpan dan waktu
pengadukan yaitu konsentrasi umpan,
pengadukan apakah ada parameter lain yang
kecepatan pengadukan, suhu dan
dapat mempengaruhi hasil ekstraksi ?
perbandingan solven terhadap umpan juga
perlu dicari tingkat ekstraksi yang cukup.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007

Anda mungkin juga menyukai