Anda di halaman 1dari 46

BAB 3

TINJAUAN APOTEK MEGAH TERANG

3.1 Sejarah Berdirinya Apotek Megah Terang


Apotek Megah Terang didirikan pada tanggal 11
Juni 2011, oleh Ibu apt. Femylia Wijaya, S.Farm sebagai
Pemilik Sarana Apotek (PSA) sekaligus sebagai
Apoteker Pendamping Apotek (APA), sedangkan untuk
nama Apotek Megah Terang sendiri berasal dari nama
toko orang tua dari Ibu apt. Femylia Wijaya, S. Farm.
Tujuan didirikannya Apotek Megah Terang ini adalah
untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan
semasa kuliah dalam hal memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan/atau menyembuhkan penyakit
serta memulihkan dan meningkatkan kualitas hidup
manusia yang ditentukan oleh derajat kesehatan dari
seluruh golongan masyarakat. Apotek Megah Terang
memiliki Surat Ijin Apotek (SIA) No.
503.445/SIA/436.7.2/950/P/V/2021, dan memiliki SIPA
503.446/2076/I/SIPA/436.7.2/2021.

30
3.2 Jam Buka Apotek Megah Terang
Apotek Megah terang buka pada hari senin
sampai sabtu selama pandemi jam operasional dimulai
pukul 09.00 hingga 21.00 WIB. Pembagian kerja di
Apotek Megah Terang di bagi menjadi 2 shift, yaitu shift
pagi pada pukul 09.00-15.00 WIB dan shift malam dari
pukul 15.00-21.00 WIB. Sedangkan Apotek Megah
Terang libur pada hari minggu dan hari-hari libur
nasional.
3.3 Lokasi dan Bangunan Apotek Megah Terang
Apotek Megah Terang terlokasi di Jalan Arief
Rahman Hakim No. 147 Shop 1 Surabaya. Lokasi
Apotek Megah Terang terletak pada salah satu bangunan
di Apartment Cosmopolis Resort dengan fasilitas tempat
parkir yang cukup luas dan bebas dari biaya parkir.
Terdapat dokter praktek, baik dokter umum maupun
dokter spesialis, yang lokasinya tidak jauh dari Apotek
Megah Terang. Lokasi Apotek Megah Terang juga
berdekatan dengan Rumah Sakit Onkologi, Rumah Sakit
Ibu dan Anak Putri, beberapa kampus, perumahan, dan
dekat dengan tempat perbelanjaan hypermart.
Berdasarkan lokasi tersebut keberadaan Apotek Megah

31
Terang menjadi tempat yang strategis untuk dijangkau
oleh masyarakat sekitar karena dekat dengan jalan raya
yang mudah diakses dan papan nama apotek yang juga
cukup besar, sehingga tidak sulit menemukan lokasi
apotek.
Apotek megah terang terdiri dari beberapa
ruangan dan tempat penyimpaan obat diantaranya
terdapat ruang obat bebas dan alkes, ruang penjualan
obat OTC, ruang tunggu, ruang penyerahan resep dan
KIE serta tempat kasir, ruang peracikan dan lemari obat,
gudang obat, lemari pendingin (penyimpanan sediaan
obat khusus) dan lemari penyimpanan psikotropika dan
narkotika, juga terdapat ruangan penunjang lainnya
seperti ruang istirahat dan toilet. Pembagian beberapa
ruangan tersebut, diatur untuk mempermudah Apoteker
dan TTK (tenaga teknis kefarmasian) dalam melakukan
pelayanan kefarmasian sehingga kegiatan pelayanan
kefarmasian di apotek dapat berjalan dengan baik dan
lancar.

32
Gambar 3.1. Bangunan Apotek Megah Terang

3.4 Tata Ruang Apotek Megah Terang


Bangunan Apotek Megah Terang terbagi atas
bagian depan dan bagian belakang. Bagian depan apotek
merupakan area pelayanan terdiri dari bagian ruang
tunggu pasien, tempat penerimaan resep dan penyerahan
obat, kasir, etalase untuk (obat bebas,obat bebas
terbatas). Selain itu terdapat pula tempat untuk
mendisplai informasi bagi pasien, termasuk penempatan
brosur/ materi informasi. Pada bagian dalam merupakan
area peracikan, apotek dilengkapi dengan tempat untuk
menyimpan obat dan resep pasien serta gudang. Terdapat
33
pula area khusus untuk meracik sediaan farmasi, yang
letaknya dekat dengan rak penyimpanan obat dan lemari
narkotika. Pengaturan tata ruang ditujukan untuk
kelancaran kegiatan di Apotek Megah Terang dan
kenyamanan pasien. Beberapa penjelasan mengenai
pembagian ruang atau tempat yang terdapat di Apotek
Megah Terang antara lain:
1. Ruang tunggu.
Ruangan ini dilengkapi dengan televisi sehingga
dapat memberikan kenyamanan bagi pasien yang sedang
menunggu, terdapat lemari es yang berisi minuman
ringan. Ruangan ini dilengkapi dengan pendingin
ruangan sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi
pasien yang menunggu.
2. Tempat penerimaan resep, penyerahan obat dan
kasir.
Pada bagian pelayanan resep ini dipisahkan oleh
kaca pelindung yang tidak terlalu tinggi berupa kaca dan
merupakan tempat bagi pasien untuk menyerahkan resep.
Selain itu juga merupakan tempat bagi pasien yang ingin
membeli obat tanpa resep dokter disertai dengan
pengarahan dari Apoteker dalam pemberian informasi
34
obat. Bagian kasir terdapat di sebelah kanan tempat
penyerahan obat yang menjadi tempat pembayaran baik
pembelian obat dengan resep maupun tanpa resep.
Apotek Megah Terang juga melayani pembayaran secara
debit, transfer maupun kartu kredit. Pengambilan resep
pun bisa diantarkan melalui jasa pengiriman yang
disediakan oleh Apotek Megah Terang maupun lewat
gojek.
3. Ruang penyimpanan obat dan ruang peracikan.
Pada ruang penyimpanan obat terletak di bagian
belakang tempat penerimaan resep dan penyerahan obat.
Pada ruangan ini terdapat beberapa estalase dimana obat
disusun sedemikian rupa sehingga mudah untuk
disimpan dan dijangkau pada saat penyiapan, peracikan
dan pengemasan. Penataan obat disusun berdasarkan
bentuk sediaan (sediaan padat, setengah padat, cair oral,
cair tetes mata, tetes telinga dan hidung). Penyusunan
obat dilakukan berdasarkan efek farmakologis dan
disusun secara alfabetis dan jenis bentuk sediaan untuk
mempermudah pencarian dan penyimpanan obat.
Penyimpanan obat juga dibedakan atas obat generik dan
obat paten. Obat narkotika dan psikotropika disimpan
35
pada lemari khusus. Obat-obat yang harus disimpan pada
suhu dingin dimasukkan ke dalam kulkas. Untuk ruang
peracikan menyatu dengan ruang penyimpanan obat,
dilengkapi dengan fasilitas peracikan seperti timbangan
manual, mortir dan stamper, medicine packet
(pembungkus obat untuk sekali minum baik puyer
maupun tablet), sealing equipments (alat untuk
merekatkan medicine packet), dan plastic spoon (alat
untuk memasukkan sediaan puyer atau tablet ke dalam
medicine packet). Selain itu, terdapat pula bahan baku
seperti saccharum lactis, bahan pengemas seperti
cangkang kapsul, kertas perkamen, wadah plastik dan
etiket juga terdapat wastafel. Pada ruang peracikan ini,
dilakukan kegiatan penimbangan, pencampuran,
peracikan dan pengemasan obat-obat yang dilayani
sesuai resep dokter.
4. Gudang
Gudang digunakan untuk menyimpan stok obat
dan perbekalan farmasi lainnya. Gudang selalu
dibersihkan agar terhindar dari debu dan kotoran yang
dapat mengkontaminasi produk obat. Penyimpanan di
gudang juga dilakukan berdasarkan urutan abjad dan
36
pengelompokkan golongan obat (obat generic dan obat
paten).
5. Ruang penunjang lain
Ruang ini terdiri atas ruang penyimpanan arsip
resep, ruang istirahat dan toilet.
3.5 Sarana dan Prasarana Apotek Megah Terang
Pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, dijelaskan bahwa
sarana dan prasarana apotek dapat menjamin mutu
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai serta kelancaran praktek pelayanan kefarmasian.
Pelayanan yang prima bagi pasien dapat dicapai apabila
terdapat sarana dan prasarana yang memadai. Dalam
menjalankan operasinya, Apotek Megah Terang
ditunjang dengan fasilitas penerangan, ventilasi dan
sanitasi yang baik serta mempunyai sumber air bersih
(PDAM), ruang tunggu yang nyaman dengan fasilitas
televisi dan sarana komunikasi yaitu telepon. Apotek
juga didukung dengan jaringan internet untuk
menjalankan pelayanan obat secara online melalui
aplikasi Halodoc, Whatsapp, MosHealth,Shopee dan
37
Tokopedia. Selain itu, kegiatan apotek ditunjang dengan
pengadaan beberapa perlengkapan Apotek yaitu:
a. Alat pembuatan dan peracikan obat.
 Timbangan gram dan timbangan
milligram beserta anak timbangannya.
 Mortir dan stemper.
 Sudip, kuas, ayakan.
 Cawan Porselen.
 Pipet, spatel, sendok tanduk, corong dan
pengaduk.
 Gelas ukur.
 Beker glass.
b. Wadah pengemasan dan pembungkusan
 Etiket (Biru dan putih).
 Kertas perkamen.
 Cangkang kapsul
 Pembungkus obat (plastik, klip).
 Sealing equipment.
c. Alat-alat yang digunakan untuk administrasi
 2 komputer dan mesin cetak.
 Blanko Copy resep.

38
 Nota.
 Surat pesanan obat.
 Kartu stok.
 Stempel.
 Alat tulis
d. Lemari untuk penyimpanan obat.
 Lemari pendingin (suhu 2-8°C).
 Rak obat untuk obat paten dan generic.
 Lemari untuk penyimpanan narkotika dan
psikotropika.
 Filling cabinet untuk menyimpan resep-
resep.
Semua obat disimpan di rak yang terhindar dari
debu dan kotoran dan disimpan menurut alfabetis, dan
pengelolaan manajemen obat berdasarkan FIFO (First in
First Out) dan FEFO (First Expired First Out). Pada
tempat penyimpanan obat dilengkapi pula thermometer
dapat dilihat pada Gambar 3.3 untuk memantau suhu
pada tempat penyimpanan agar tetap terjaga.
Apotek Megah Terang juga memiliki buku
defecta (yang digunakan untuk memesan obat-obatan

39
yang akan habis atau habis), surat pesanan (SP), nota
penjualan, nota tanda pembayaran, kwitansi, kartu stok
obat, buku pembelian, formulir laporan penggunaan
obatobat narkotika dan psikotropika. Selain itu ada pula
buku-buku stand untuk menunjang kegiatan kefarmasian
antara lain Monthly Index of Medical Specialities
(MIMS), ISO, Martindale, DIH, Undang-Undang
Kesehatan, Farmakope Indonesia (FI).

Gambar 3.2. Thermometer pada Tempat


Penyimpanan Obat

40
3.6 Struktur Organisasi dan Personalia Apotek
Megah Terang
3.6.1 Struktur Organisasi Apotek Megah Terang
Struktur organisasi yang baik diperlukan agar
kegiatan Apotek dapat berjalan dengan lancar sehingga
memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban.
Apotek Megah Terang dikelola oleh seorang Pengelola
Sarana Apotek (PSA) sekaligus sebagai Apoteker
Penanggungjawab Apotek (APA), Apoteker Pedamping
dan dibantu oleh dua orang Asisten Apoteker. Selain itu
ada pula kurir yang bertugas sebagai juru antar. Struktur
organisasi dari Apotek Megah Terang dapat dilihat pada
gambar 3.3.

41
3.6.2 Personalia Apotek Megah Terang
Personalia yang bertugas di Apotek Megah
Terang memiliki tugas dan tanggungjawab masing-
masing sebagai berikut:
a. Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek
Megah Terang dijabat oleh apt. Femylia Wijaya,
S.Farm. memliki kewenangan dan kewajiban
sebagai berikut:
 Sebagai pemimpin serta penanggung
jawab pengelolaan apotek dan seluruh
bagian yang dilaksanakan termasuk
masalah perencanaan, administrasi,
koordinasi kepegawaian, penilaian dan
pengawasan serta pengendalian apotek
sesuai dengan Undang-Undang (UU)
yang berlaku.
 Menyusun program kerja karyawan untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan.
 Memberikan pelayanan kefarmasian,
informasi dan edukasi (KIE) kepada
pasien atau masyarakat.

42
 Mengelola dan mengawasi persediaan
obat dan alat kesehatan di apotek untuk
memastikan ketersediaan barang sesuai
dengan kebutuhan dan rencana yang telah
ditetapkan.
 Membuat laporan berkala tentang
penggunaan obat narkotika, psikotropika
dan prekursor farmasi.
 Membina hubungan yang baik dengan
pegawai, pedagang besar farmasi (PBF),
dokter, tenaga kesehatan lain dan
masyarakat yang ada disekitar apotek
tersebut. Memberikan pelayanan
komunikasi kefarmasian kepada pasien,
informasi dan edukasi (KIE) kepada
pasien dan masyarakat.
 Menerima dan memeriksa keabsahan dari
resep, meracik resep, memberikan harga
resep tersebut, meneliti kembali obat-
obatan yang sudah disiapkan sebelum
diserahkan kepada pasien.

43
 Mengadakan pemesanan obat bebas, obat
bebas terbatas, narkotika, psikotropika
dan prekursor farmasi atau alat kesehatan
ke PBF atau sub distributor.
 Melakukan pelaporan narkotika atau
psikotropika setiap bulan.
 Melakukan pembelian obat-obatan yang
akan habis atau sudah habis dengan
melihat dari buku defecta.
 Melakukan pembayaran obat-obatan
kepada distributor atau sub distributor
pada saat pembayaran obat tersebut jatuh
tempo.
b. Apoteker Pendamping (APING) di Apotek
Megah Terang dijabat oleh apt. Decky
Kurniawan, S.Farm. memiliki tugas dan
wewenang sebagai berikut:
 Mengawasi secara langsung pelayanan
kefarmasian di apotek.
 Menerima dan memeriksa keabsahan
resep, meracik, memberi harga, meneliti

44
kembali obat-obat sebelum diserahkan
kepada pasien.
 Memberikan pelayanan komunikasi,
Informasi, dan edukasi (KIE) kepada
masyarakat.
 Melakukan pemesanan obat atau alat
kesehatan ke PBF atau ke sub-distributor.
 Mengecek barang pesanan yang dikirim
PBF.
 Melakukan pelaporan
narkotika/psikotropika setiap bulan.
 Memesan narkotik dan psikotropika.
 Melayani pembelian obat bebas dengan
atau tanpa resep.
 Merapikan obat secara alfabetis di rak
obat.
 Menghitung dan memberi harga jual.
 Bertanggung jawab atas penerimaan dan
pengeluaran uang di apotek.

45
c. Asisten Apoteker (Nunuk Kristanti dan Ana
Triwahyuni) memiliki kewenangan dan
kewajiban sebagai berikut:
 Menata obat secara alfabetik di counter
dan di rak dalam.
 Mencatat obat-obatan dan alat kesehatan
yang akan habis atau telah habis ke dalam
buku defecta.
 Melakukan penerimaan obat-obatan yang
dikirim oleh distributor atau sub-
distributor
 Melakukan pencatatan obat-obatan pada
buku pembelian obat dengan menulis
tanggal pengiriman obat, tanggal
kadaluarsa, nomor faktur, nama
distributor atau sub distributor dan jumlah
harga yang harus dibayar.
 Membukukan faktur pembelian obat dan
pengarsipan laporan yang sesuai dan tepat
serta menjaga keamanan dari dokumen
tersebut.

46
 Mencatat pembelian obat secara tunai
atau kredit dan mencatat penjualan obat
secara tunai atau kredit.
 Mengecek persediaan dan tanggal
kadaluarsa dari obat-obatan dan alat
kesehatan yang ada di Apotek.
 Melayani obat bebas tanpa resep.
d. Juru antar resep (Aldi) memiliki tugas sebagai
berikut:
 Mengantar obat yang dipesan oleh pasien.
3.7 Sistem Manajemen Apotek Megah Terang
Sistem manajemen yang baik diperlukan untuk
mengoptimalkan kinerja suatu Apotek. Keberadaan
sistem manajemen yang terstruktur dan terkelola dengan
baik diharapkan mampu menyediakan pelayanan
kesehatan yang berkualitas bagi pasien. Pengelolaan obat
dan alat kesehatan di Apotek Megah Terang meliputi
proses perencanaan, pengadaan obat, penerimaan obat,
penataan obat, penyimpanan obat, pengeluaran atau
distribusi obat, administrasi obat dan pelaporan dari
persediaan obat-obatan dan alat kesehatan.

47
3.7.1 Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya
dan kemampuan masyarakat. Sebelum pengadaan
dilakukan perencanaan terlebih dahulu untuk mengetahui
barang-barang yang akan dibeli. Tujuan dari
perencanaan adalah untuk menghindari terjadinya
kekosongan obat atau penumpukan obat dan untuk
mendapatkan jenis dan jumlah perbekalan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan.
Perencanaan di Apotek Megah Terang
berdasarkan pola penyakit masyarakat sekitar (misalnya
pada musim hujan maka apotek lebih banyak
menyediakan obat demam, diare, batuk dan pilek dari
sebelumnya dan selama COVID-19 ini lebih
menyediakan antibiotik, antivirus dan beberapa vitamin),
kebutuhan akan obat misalnya obat golongan fast
moving atau slow moving, pola peresepan dokter, pola
penyakit endemik di daerah tersebut, kebutuhan
masyarakat dan kemampuan daya beli masyarakat di
sekitar apotek. Sistem perencanaan di Apotek Megah
48
Terang dilakukan berdasarkan catatan pada buku defecta.
Pengisian di buku defecta dilakukan apabila obat dan
alat kesehatan yang terdapat di Apotek Megah Terang
habis atau akan habis. Buku defecta berisi daftar nama
barang, sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai beserta jumlahnya yang sudah mencapai
level stok minimum (bagi produk yang fast moving) atau
stok yang telah habis (bagi produk yang slow moving).

3.7.2 Pengadaan
1. Pengadaan obat dan perbekalan farmasi
Pengadaan obat-obatan dan perbekalan kesehatan
di Apotek Megah Terang dilakukan setiap hari dan
dilaksanakan dengan tepat dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya kekosongan stok obat di Apotek.
Pengadaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang
dilihat dari laju kecepatan penjualan, pola resep atau
obat-obat yang sering digunakan oleh dokter praktek di
sekitar lokasi apotek, dan pola penyakit yang sering
terjadi di masyarakat. Pengadaan obat dilakukan oleh
APA atau Aping berdasarkan dari buku defecta dan
kemudian disesuaikan dengan kondisi keuangan.
49
Pemesanan biasanya dalam jumlah yang kecil
sehingga tidak terjadi penumpukan obat. Pemesanan
obat dilakukan melalui telepon kepada distributor, sub
distributor maupun pemesanan langsung apabila agen
distributor datang langsung ke Apotek Megah Terang.
Pemesanan obat disertai dengan surat pesanan (SP) yang
dibuat dan ditandatangani oleh Apoteker Pengelola
Apotek (APA). Kemudian SP dapat diberikan langsung
apabila sales atau agen dari distributor maupun sub
distributor datang langsung ke apotek, dimana alur
pemesanan barang dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Namun apabila pemesanan obat dilakukan melalui
telepon maka SP diberikan saat obat yang dipesan datang
atau sampai di apotek. Adapun standar prosedur
operasional (SPO) alur pengadaan obat (selain obat
narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi) dan alat
kesehatan di Apotek Megah Terang dapat dilihat pada
Gambar 3.5.
Apotek Megah Terang juga melakukan
pengadaan obat dengan sistem konsinyasi. Konsinyasi
berarti melakukan penitipan barang dari perusahaan ke
Apotek Megah Terang yang kemudian setiap bulannya
50
akan dilakukan pengecekan secara berkala dari pihak
perusahaan untuk mengetahui jumlah barang yang sudah
terjual. Barang yang sudah terjual akan dibayar sesuai
dengan jumlah barang yang terjual. Barang konsinyasi
ini apabila tidak terjual/ tidak laku akan dilakukan retur
(ditukar).
Pemesanan obat-obatan yang tergolong slow
moving (penjualan lambat) dilakukan melalui distributor.
Diskon yang diberikan distributor kecil dan jatuh tempo
pembayaran tidak lama namun apabila obat mendekati
expired date dapat diretur (ditukar) dengan obat sama
yang memiliki masa expired date lebih lama. Sedangkan,
pemesanan obat-obatanyang tergolong fast moving
dilakukan melalui sub distributor. Hal ini dilakukan
karena diskon yang diberikan lebih besar dan
pembayaran jatuh tempo yang diberikan lebih lama
(biasanya 21-30 hari dan maksimal pembayaran sampai
40 hari) tergantung dari kebijakan sub distributor. Meski
begitu kekurangannya adalah apabila obat-obatan
mendekati expired date tidak dapat diretur (ditukar)
dengan obat sama yang memiliki expired date lebih
lama.
51
Gambar 3.4. Alur Pemesanan Obat

52
2. Pengadaan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor
Pengadaan obat golongan narkotika dilakukan
dengan cara memesan langsung ke PT. Kimia Farma
dengan menggunakan surat pesanan (SP) khusus
narkotika model N-9 yang diperoleh dari PBF Kimia
Farma. Menuliskan nama obat dan jumlah yang akan
dipesan, menuliskan tanggal pemesanan beserta paraf
dan stempel apotek. Setiap lembar SP hanya
diperbolehkan untuk memesan satu jenis narkotika. SP
harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek

53
(APA) dengan mencantumkan nama Apoteker, SIK
(Surat Izin Kerja), alamat dan stempel apotek. SP obat
narkotika dibuat dalam 4 (empat) rangkap yaitu warna
putih, kuning, merah, dan biru. Surat pesanan berwarna
putih, kuning dan merah diserahkan kepada PBF
sedangkan untuk berwarna biru digunakansebagai arsip
di apotek. Surat pesana yang terdiri dari empat rangkap
ditujukan untuk PBF Kimia Farma, Dinas Kesehatan
kota, BPOM dan arsip apotek.
Pengadaan obat golongan psikotropika dilakukan
dengan cara memesan langsung ke pedagang besar
farmasi (PBF) dengan menggunakan surat pesanan (SP)
khusus psikotropika. SP dapat dicetak sendiri dengan
format yang sudah ditentukan. Setiap lembar SP dapat
digunakan untuk memesan lebih dari satu jenis obat
psikotropika dengan syarat pengadaan obat psikotropika
tersebut dilakukan di PBF yang sama. SP harus
ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA)
dengan mencantumkan nama Apoteker, SIK (Surat Izin
Kerja), alamat dan stempel apotek. SP obat psikotropika
dibuat dalam dua (2) rangkap dimana lembar pertama
untuk PBF dan lembar kedua sebagai arsip apotek.
54
Pengadaan obat golongan Prekursor Farmasi
dilakukan dengan cara memesan langsung ke pedagang
besar farmasi (PBF) dengan menggunakan surat pesanan
(SP) khusus prekursor. SP dapat dicetak sendiri dengan
format yang sudah ditentukan. Setiap lembar SP dapat
digunakan untuk memesan lebih dari satu jenis prekursor
dengan syarat pengadaan prekursor tersebut dilakukan di
PBF yang sama. SP harus ditandatangani oleh Apoteker
Pengelola Apotek (APA) dengan mencantumkan nama
Apoteker, SIK (Surat Izin Kerja), alamat dan stempel
apotek.

3.7.3 Penerimaan Obat dan Alat Kesehatan


Berdasarkan PerMenKes No. 73 tahun 2016
penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin
kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu
penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan
dengan kondisi fisik yang diterima. Penerimaan obat-
obatan dan alat kesehatan daridistributor maupun sub
distributor dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek
(APA), Aping dan Tenaga Teknis Kefarmasian.

55
Obat-obatan dan alat kesehatan yang diterima
dilakukan pengecekan meliputi:
a) Keabsahan faktur meliputi nama, alamat, no.
telepon, tanda tangan dan stempel pedagang
besar farmasi (PBF).
b) Kesesuaian antara barang yang dipesan pada
surat pesanan (SP) dengan faktur meliputi nama
barang yang dipesan, jumlah barang yang dipesan
dan potongan harga yang diberikan.
c) Kesesuaian antara barang datang dengan faktur
meliputi nama barang, bentuk sediaan, kekuatan
sediaan, jumlah barang, nomor batch dan expired
date.
d) Kelengkapan kondisi fisik barang seperti kondisi
kemasan yang masih tertutup rapat dan bersegel.
Apabila pengeceka sudah selesai dan sesuai maka
faktur dapat ditandatangani oleh Apoteker
Pengelola Apotek (APA) atau Tenaga Teknis
Kefarmasian disertai pemberian stempel apotek
(faktur asli dan copy faktur). Faktur asli
dikembalikan ke PBF untuk dijadikan bukti saat
penagihan pembayaran sedangkan copy faktur
56
disimpan sebagai arsip apotek. Selanjutnya
petugas apotek mencatat barang yang datang di
buku penerimaan barang sesuai faktur kemudian
dilanjutkan dengan memberi harga pada barang
yang datang. Apabila terdapat ketidaksesuaian
antara barang yang datang dengan SP copy maka
akan dilakukan retur dan pengembalian ke PBF
yang bersangkutan untuk ditukarkan dengan
barang yang sesuai. Adapun standar prosedur
operasional (SPO) penerimaan barang di Apotek
Megah Terang dapat dilihat pada Gambar 3.6.

57
Gambar 3.6. Standar Prosedur Operasional
(SPO) Penerimaan
3.7.4 Penataan dan Penyimpanan Obat dan Alat
Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
73 tahun 2016, penyimpanan dan penataan obat yang
baik yaitu obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah
asli dari pabrik dalam hal pengecualian atau darurat
dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus
dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis
informasi yang jelas pada wadah baru, wadah sekurang-
kurangnya memuat nama obat, nomor batch dan tanggal
kadaluwarsa. Semua obat/bahan obat harus disimpan
pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin keamanan
dan stabilitasnya, tempat penyimpanan obat tidak
dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya yang
menyebabkan kontaminasi, sistem penyimpanan
dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan
kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis,
pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire
First Out) dan FIFO (First In First Out).
Penyimpanan yang dilakukan di Apotek Megah
Terang dilakukan dengan baik agar obat yang disimpan
dapat terjamin kualitas, stabilitas, keamanan dan
59
efektifitas dari obat tersebut. Obat dan alat kesehatan
yang disimpan ditata sedemikian rupa agar terhindar dari
dari paparan sinar matahari langsung, panas, bau
menyengat, serangga, kutu dan binatang pengerat
lainnya. Kelembapan ruangan juga harus dijaga.
Obatobatan golongan narkotika, psikotropika disimpan
di dalam lemari khusus terkunci yang ditempatkan pada
dinding tembok. Penataan obat dan alat kesehatan di
Apotek Megah Terang disusun berdasarkan bentuk
sediaan obat, penyimpanan khusus, generik atau paten
yang secara terperinci disusun lagi berdasarkan alfabetis,
FIFO dan FEFO. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
di dalam melakukan pelayanan obat, pengambilan obat,
penataan kembali obat-obat ke tempat semula,
pengawasan dan pengecekanobat. Tiap kotak obat diberi
identitas berupa nama obat, dosis, bentuk sediaan.
Apotek menyediakan kartu stok untuk masing-masing
obat. Dari kartu stok dapat di cek kecepatan perputaran
barang, untuk mengontrol stok obat serta pengawasan
terhadap kualitas, kehilangan barang, barang kedaluarsa,
barang fast moving atau slow moving, demikian juga
barang yang tidak laku. Penyimpanan dokumen apotek
60
sebagai arsip apotek disimpan dalam jangka waktu lima
tahun. Pada resep, penyimpanan disusun berdasarkan
tanggal dan nomor resep untuk mempermudah
penelusuran resep apabila diperlukan, baik untuk
kepentingan pasien maupun untuk apotek itu sendiri.
Resep yang mengandung narkotika dan psikotropika
disimpan secara terpisah untuk mempermudah dalam
pembuatan laporan penggunaan narkotika. Setelah lima
tahun, resep dapat dimusnahkan dengan cara di bakar
dan dibuatkan berita acara pemusnahan resep.
Penyimpanan dan penataan obat di Apotek Megah
Terang adalah sebagai berikut:
a) Bentuk Sediaan: Ada empat macam bentuk
sediaan di Apotek Megah Terang yang diletakkan
secara terpisah yaitu bentuk sediaan padat,
sediaan semi solid, sediaan tetes (drop), sediaan
cair (liquid). Sediaansediaan tersebut diletakkan
pada almari terpisah, sebagai contoh sediaan obat
yang berbentuk padat, diletakkan terpisah dari
sediaan obat bentuk cair. Hal tersebut bertujuan
untuk menghindari adanya kemungkinan
terjadinya kerusakan sediaan obat bentuk padat
61
yang disebabkan sediaan obat bentuk cair yang
mengalami kebocoran.
b) Alfabetis: Penyimpanan secara alfabetis
dimaksudkan untuk mempermudah dalam
melakukan pengambilan obat atau sediaan oleh
petugas yang bukan apoteker atau oleh petugas
yang baru bekerja di apotek Megah Terang.
c) Golongan Obat: Penggolongan obat di apotek
Megah Terang berdasarkan obat bebas, obat
generik, obat narkotika, dan obat psikotropika.
Obat bebas atau OTC (Over The Counter)
diletakkan pada bagian depan didalam rak kaca
sehingga memudahkan pasien untuk melihat dan
memilih jenis obat yang hendak dibeli. Obat
narkotika dan psikotropika masing masing
disimpan pada lemari khusus yang terbuat dari
kayu, terkunci dan terpisah dari golongan obat
lain.
d) Sediaan Khusus: Yang dimaksud yaitu vaksin
dan suppositoria maupun sediaan obat yang
membutuhkan tempat khusus atau temperatur
khusus untuk menjaga stabilitas fisiknya agar
62
tidak rusak atau meleleh sehingga harus disimpan
di lemari pendingin (kulkas).
3.7.5 Distribusi dan Administrasi Obat dan Alat
Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017, apotek hanya
dapat menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai kepada Apotek lainnya,
Puskesmas, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi
Farmasi Klinik, dokter, bidan praktik mandiri, pasien,
dan masyarakat.
Pendistribusian obat dan alat kesehatan di Apotek
Megah Terang menggunakan alur pendistribusian yang
aman, efektif dan efesien. Dimana selalu menjamin
kebenaran obat yang diberikan pada pasien, kesesuaian
besarnya dosis, kesesuaian waktu pemberian dan cara
penggunaan obat yang tepat. Pendistribusian obat
berdasarkan pelayanan terhadap resep dokter, resep
dokter rumah sakit dan permintaan dari pasien yaitu obat
bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek (OWA),
non obat dan alat kesehatan. Setiap barang yang keluar
harus dicatat di dalam buku penjualan dan kartu stok
63
masing masing barang. Penulisan barang yang
keluarberdasarkan pelayanan resep ditambahkan nomor
resep pada kartu stok. Saat melayani resep yang
mengandung obat narkotika dan psikotropika, nama obat
narkotika dan psikotropika pada resep di beri tanda. Hal
ini diilakukan untuk memudahkan dalam pencatatan
kartu stok. Selain itu pengeluaran obat narkotika dan
psikotropika dicatat di dalam buku catatan khusus
dengan mencantumkan tanggal pengeluaran obat, nomor
resep, nama dokter, alamat dokter, nama pasien, alamat
pasien, nama obat serta jumlah obat yang dikeluarkan.
3.7.6 Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan
jenis dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan,
melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan,
penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta
pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan
dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara
manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya
memuat nama obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah

64
pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
Pengendalian sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
dilakukan di Apotek Megah dengan melakukan stock
opname sebagai usaha untuk mengetahui jumlah
kebutuhan obat di apotek. Stock opname dilakukan
dengan cara mencocokkan jumlah barang dan jumlah
yang tertulis pada kartu stok barang.
Tujuan dilakukannya stock opname adalah untuk
mengetahui jenis dan jumlah barang yang tersedia,
mengetahui aset obat di apotek, mengetahui barang yang
mendekati ED (Expired Date) atau barang yang rusak
meskipun ED masih jauh, juga untuk mengetahui
barangbarang yangtermasuk fast moving dan slow
moving sehingga dapat dibuat sebagai acuan dalam
pemesanan barang. Obat slow moving adalah obat yang
susah untuk dijual atau dalam waktu 6 bulan obat
tersebut tidak terjual sehingga dilakukan pengadaan
hanya pada saat obat tersebut habis dan atau berdasarkan
permintaan untuk menghindari penumpukan stok yang
dapat mengakibatkan peningkatan obat-obat expired.
Obat fast moving adalah obat yang mudah dijual atau
dalam waktu 3 bulan obat tersebut laku terjual, sehingga
65
apotek dapat membeli langsung dalam jumlah banyak,
tentunya dengan mempertimbangkan anggaran yang
dimiliki oleh apotek. Pada beberapa distributor
pembelian obat dalam jumlah yang banyak dapat
memperoleh diskon yang lebih banyak sehingga akan
lebih menguntungkan.
3.7.7 Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan yang dilakukan terhadap pelayanan
obat dan alat kesehatan dilakukan setiap hari dan
pengecekan stok obat juga dilakukan setiap hari. Apabila
stok obat habis atau akan habis maka nama obat atau alat
kesehatan dicatat di dalam buku defecta. Pelaporan obat
narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker
Pengelola Apotek (APA) sebagai pimpinan Apotek
selambat lambatnya setiap tanggal sepuluh tiap
bulannya. Sistem pelaporan obat narkotika dan
psikotropika dilakukan menggunakan sistem pelaporan
online dengan alamat https://sipnap.kemkes.go.id/
Masing masing apotek akan memiliki user ID dan
password untuk mengakses website tersebut.

66
3.7.8 Pemusnahan
Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan
sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan
obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika
atau psikotropika dilakukan oleh apoteker dan disaksikan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan
obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain
yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.
Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara
pemusnahan. Resep yang telah disimpan melebihi jangka
waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan.
Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker
disaksikan oleh sekurangkurangnya petugas lain di
apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain
yang dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep
dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Pemusnahan narkotika dan psikotropika
dilakukan atas izin direksi kemudian mengajukan surat
permohonan tentang pemusnahan narkotika kepada
Badan POM. Setelah ijin keluar, maka dibentuk panitia
67
pemusnahan yang terdiri dari seorang apoteker, asisten
apoteker dan petugas dari Badan POM. Kemudian
tanggal pemusnahan tersebut ditentukan dan dibuat
berita acara yang memuat:
a) Nomor urut, nama obat, satuan, jumlah, harga
dan keterangan (rusak/expire).
b) Keterangan tempat, jam, hari, tanggal, bulan dan
tahun dilakukan pemusnahan.
c) Nama Apoteker, SIPA/SIK, nama sarana dan
alamat sarana.
d) Nama saksi dari KemenKes, jabatan dan NIP.
e) Nama saksi dari Badan POM, jabatan dan NIP.
f) Nama saksi dari sarana bersangkutan, jabatan dan
SIPA/SIKTTK.
g) Cara pemusnahan.
h) Tanda tangan dan identitas apoteker dan saksi-
saksi.
Selanjutnya berita acara ini dikirim kepada:
a) Kementerian Kesehatan RI.
b) Badan POM RI.
c) Dinas Kesehatan Provinsi
d) Pertinggal.
68
Acara pemusnahan disaksikan oleh:
a) Petugas Kementerian Kesehatan RI.
b) Petugas Badan POM.
c) Petugas Sarana yang Bersangkutan.
3.7.9 Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan di apotek memegang
peranan penting dalam menjamin kelancaran perputaran
uang di apotek. Kegiatan pelaporan keuangan meliputi
arus uang masuk dan arus uang keluar yang dikelola
secara langsung oleh APA.
a) Kas masuk Pemasukan uang di apotek berasal
dari penjualan dan pembayaran secara tunai, via
bank (debet, kredit, atau transfer) dan juga
melalui shopee pay seperti penjualan obat dengan
resep, obat bebas, OWA, alat kesehatan.
b) Kas keluar Pengeluaran uang di apotek antara
lain berupa pembelian obat dan sediaan farmasi
lainnya, biaya operasional apotek, biaya gaji AA,
biaya air dan listrik, pajak dan pengeluaran
lainnya yang berhubungan dengan persediaan
kebutuhan perlengkapan apotek

69
3.8 Pelayanan Kefarmasian Apotek Megah Terang
Berdasarkan Permenkes No 73 tahun 2016,
pelayanan farmasi klinik meliputi: Pengkajian dan
pelayanan resep, Dispensing, Pelayanan informasi obat,
Konseling, Pelayanan kefarmasian di rumah (home
pharmacy care), Pemantauan terapi obat, Monitoring
efek samping obat.
a) Pengkajian dan Pelayanan Resep
Pengkajian administrasi meliputi:
- Nama pasien, umur, jenis kelamin, berat
badan
- Nama dokter, nomor Surat Izin Praktek (SIP),
alamat, nomor telepon, dan paraf
- Tanggal penulisan resep
Pengkajian kesesuaian farmasetik meliputi:
- Bentuk dan kekuatan sediaan
- Stabilitas
- Kompaktibilitas
Pengkajian klinis meliputi:
- Ketepatan indikasi dan dosis obat
- Aturan, cara dan lama penggunaan obat
duplikasi dan polifarmasi
70
- Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi,
efek samping obat, manifestasi klinis lain),
kontraindikasi dan interaksi
b) Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan
dan pemberian informasi obat. Setelah melakukan
pengkajian resep, maka dapat melakukan hal berikut:
- Obat disiapkan sesuai dengan permintaan
resep
- Melakukan peracikan obat bila diperlukan
- Memberikan etiket warna putih (untuk obat
dalam/oral) atau etiket biru untuk obat luar
dan suntik. Menempelkan label “kocok
dahulu” pada sediaan bentuk suspense atau
emulsi.
- Obat dikemas ke dalam wadah yang tepat dan
terpisah untuk obat yang berbeda untuk
menjaga mutu obat dan mengjindari
penggunaan yang salah
- Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus
dilakukan pemeriksaan kembali mengenai
penulisan nama pasien pada etiket,cara
71
penggunaan serta jenis dan jumlah obat
(kesesuaian antara penulisan etiket dengan
resep).
- Obat diberikan kepada pasien disertai
pemberian infomrasi obat. Memberikan
informasi cara penggunaan obat dan hal yang
terkait dengan obat antara lain manfaat obat,
makanan dan minuman yang harus dihindari,
kemungkinan efek samping, cara
penyimpanan obat.
Apoteker di apotek dapat melayani obat non
resep atau pelayanan swamedikasi. Apoteker harus
memberikan edukasi kepada pasien yang memerlukan
obat non resep untuk penyakit ringan dengan
memilihkan obat bebas atau bebas terbatas yang sesuai.
c) Pelayanan informasi obat (PIO)
Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh apoteker dalam pemberian
informasi mengenai obat kepada profesi kesehatan lain,
pasien atau masyarakat. Informasi mengenai obat
termasuk obat resep, obat bebas dan herbal. Informasi
meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute
72
dan metode pemberian, farmakokinetik, farmakologi,
terapeutik dan alternatif, efikasi, keamanan penggunaan
pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi,
stabilitas, ketersediaan dan harga obat.
d) Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara
apoteker dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan
pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan
sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan
obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
e) Pelayanan kefarmasian di rumah (home
pharmacy care)
Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan
dapat melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat
kunjungan ke rumah, khususnya untuk kelompok lansia
dan pasien dengan pengobatan kronis lainnya.
f) Pemantauan terapi obat (PTO)
Merupakan proses untuk memastikan bahwa
seorang pasien mendapatkan terapi obat yang efektif dan
memantau terjadinya efek samping pada pasien.
g) Monitoring efek samping obat (MESO)

73
Monitoring efek samping obat merupakan
kegiatan pemantauan setiap respon terjadap obat yang
merugikan atau tidak diharapkan terjadi ketika
digunakan pada dosis normal.
3.9 Pelayanan KIE
Pelayanan KIE adalah pelayanan pemberian
informasi kepada pasien, meliputi:
a) Informasi tentang jumlah, jenis, macam obat
yang didapat, cara pemakaian obat yang benar,
aturan pakai, waktu penggunaan, lama
pengobatan dan cara penggunaan obat yang perlu
informasi khusus (misalnya insulin, suppositoria)
agar tujuan terapi dapat tercapai.
b) Informasi mengenai pentingnya kepatuhan
minum obat sesuai dengan aturan dan petunjuk
yang diberikan, misalnya obat golongan
antibiotic harus dibeli semua resep dan diminum
secara teratur sampai habis sesuai dengan aturan
pemakaian agar tidak terjadi resistensi.
c) Informasi tentang efek samping obat, misalnya
dapat mengalami batuk kering setelah minum

74
captopril sehingga disarankan untuk minum air
putih yang banyak.
d) Informasi tentang cara penyimpanan obat yang
benar terutama sediaan obat yang peka terhadap
suhu, misalnya insulin dan suppositoria yang
harus disimpan pada lemari es.
Pelayanan KIE untuk resep dapat menggunakan
pertanyaan three prime question yang terdiri atas
pertanyaan:
1) Apa yang telah dokter sampaikan mengenai obat
Anda?
2) Apa yang dokter jelaskan tentang harapan setelah
Anda minum obat ini?
3) Bagaimana penjelasan dokter tentang cara mnum
obat ini?

75

Anda mungkin juga menyukai