Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peranan penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Sejumlah
keputusan-keputusan strategis mulai dari perumusan hingga
pelaksaanannya berpotensi memiliki dampak bagi masyarakat luas.
ASN diharapkan mampu memperbaiki manajemen pemerintahan
yang beorientasi pada pelayanan publik karena ASN tidak lagi
berorientasi melayani atasannya melainkan melayani masyarakat.
Salah satu upaya Pemerintah dalam membangun aparatur
negara yaitu dengan melalui Undang-undang nomor 5 tahun
2014 bahwa pelaksanaan manajemen ASN belum berdasarkan
pada perbandingan antara kompetensi dan kualifikasi yang
diperlukan oleh jabatan dengan kompetensi dan kualifikasi yang
dimiliki calon dalam rekrutmen, pengangkatan, penempatan, dan
promosi pada jabatan sejalan dengan tata kelola pemerintahan
yang baik.
Untuk mewujudkan ASN sebagai bagian dari reformasi
biokrasi, perlu ditetapkan aparatur sipil negara sebagai profesi yang
memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan
wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan
prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASN.
ASN memiliki fungsi dan tugas sebagai pelaksana
kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas,
serta mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. ASN juga berperan sebagai perencana,
pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum

1
2

pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan


kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Selain itu ASN juga memiliki fungsi dan tugas yang
disebut dengan istilah core values atau nilai-nilai dasar dari ASN
sebagai pondasi kinerja ASN yang profesional.
Core value atau nilai-nilai ASN sering disebut dengan kata
BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. Berdasarkan hal tersebut,
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia menerbitkan Surat Edaran Menteri PANRB
Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang
Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil
Negara.
Dalam membentuk ASN yang profesional dan mewujudkan
visi dan misi organisasi melalui kegiatan aktualisasi penulis
bermaksud mengidentifikasi hambatan, masalah, dalam dalam
pelaksanaan tugas sebagai profesi ASN khususnya perawat
sebagai petugas kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KH. Mansyur
merupakan rumah sakit kelas D milik Pemerintah Kabupaten Tanah
Laut yang berada di wilayah Kintap dan merupakan pusat
pelayanan kesehatan rujukan dari Puskesmas. RSUD KH. Mansyur
menyelengarakan pelayanan kesehatan dengan upaya
penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan
rujukan, menyelenggarakan pendidikan & pelatihan, penelitian dan
pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat. RSUD KH.
Mansyur dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik dan bermutu
dengan aspek pokok kaidah pelayanan yang cepat, tepat, nyaman
dan mudah.
3

Dalam meningkatkan mutu pelayanan tentu RSUD KH.


Mansyur Kintap harus memperhatikan proses dari segala aspek.
Salah satunya Sasaran Keselamatan Pasien.
Menurut WHO hasil dari pelaporan di negara-negara Kejadian
Tidak Diharapkan atau KTD pada pasien rawat inap sebesar 3%
hingga 16% Di New: Zealand KTD dilaporkan berkisar 12,9% dari
angka pasien rawat inap, di negara Inggris Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD) sekitar 10.8%, di negara Kanada Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD) berkisar 7,5% Joint Commission International
(JCI) melaporkan KTD berkisar 10% dan di United Kingdom,
sedangkan di Australia 16,6%.(Basri, 2021).
Menurut data KKP-RS tahun 2010 di berbagai wilayah provinsi
Indonesia memiliki data kasus insiden terjadinya keselamatan
pasien sejumlah 145 insiden di wilayah sabang Indonesia atau
wilayah Aceh sebesar 0,68%, Sulawesi Selatan 0,69%, Bali 1,4%,
Jawa Barat 2,8%, Sumatera Selatan 6,9%, Jawa Timur 11,7%,
Daerah Istimewa Yogyakarta 13,8%, Jawa Tengah 15,9%, Jakarta
37,9%. Hasil laporan tersebut diketahui bahwa berdasarkan status
kepemilikan rumah sakit tahun 2010 pada triwulan III diperoleh data
bahwa rumah sakit pemerintah daerah yang memiliki persentasi
lebih tinggi sebesar 16% sedangkan data rumah sakit swasta
sebesar 12%(Basri, 2021).
Keselamatan merupakan hal sangat penting dalam setiap
pelayanan kesehatan, sehingga keselamatan merupakan tanggung
jawab dari pemberi jasa pelayanan kesehatan (Ismainar, 2015).
Menurut Standart Akreditasi Rumah Sakit (2022), keselamatan
pasien memiliki 6 sasaran dalam keselamatan pasien salah
satunya adalah ketepatan identifikasi pasien.
Kesalahan identifikasi pasien dapat berakibat fatal, misalnya
kematian dan sebagai pemicu kesalahan lainnya. Berbagai bentuk
kesalahan identifikasi pasien tersebut meliputi pemberian obat pada
pasien yang salah, pembedahan pada pasien yang salah,
4

pemeriksaan patologi anatomi pada pasien yang salah,


pemeriksaan imaging pada pasien yang salah, pemberian tranfusi
pada pasien yang salah, pengambilan spesimen pada pasien yang
salah. Hal tersebut dapat terjadi pada pelayanan kesehatan
(Anggraeni, 2014; Swastikarini, 2019).
Berdasarkan hasil Laporan observasi kepatuhan identifikasi
pasien ruang UGD RSUD KH.mansyur bulan Mei tahun 2022,
didapatkan :
Observant = 20, Patuh = 11, Tidak Patuh = 9, dengan jumlah
Tenaga Medis + Jumlah tenaga kesehatan ruang UGD = 26. Hasil
perhitungan kepatuhan identifikasi pasien di ruang UGD 55%, hasil
perhitungan target capaian masih di bawah standar.
RSUD KH. Mansyur Kintap adalah Rumah sakit pelaksana
teknis di bidang kesehatan, tentu haruslah mampu memberikan
pelayanan yang optimal sebagai garda rujukan kesehatan
publik. Namun, dalam pelaksanaannya RSUD KH.
Mansyur Kintap juga masih memiliki permasalahan yang
harus di tanggulangi agar pelayanan menjadi optimal.
Adapun permasalahan / isu-isu yang ditemukan pada unit kerja
RSUD KH. Mansyur Kintap di Ruang Unit Gawat Darurat yaitu :
1. Kurang optimal dalam melakukan pengkajian triase
2. Belum optimal penerapan pengidentifikasian pasien dalam
melakukan tindakan
3. Kurangnya kepatuhan pasien dan keluarga dalam pemakaian
APD
4. Belum optimalnya pengelolaan sampah medis dan non medis.
5. Lamanya waktu tunggu pasien untuk rawat inap.
6. Kurangnya pengetahuan pasien tentang alur pelayanan IGD.
Dalam hal keberhasilan kegiatan Aktualisasi ini, maka
penulis akan melakukan penganalisisan terkait masalah/isu-isu
yang ada di unit kerja RSUD KH. Mansyur Kintap dengan
menggunakan metode analisis kriteria Aktual, Problematik,
5

Kekhalayakan, dan Layak (APKL) dan metode analisis kriteria


Urgency, Seriousness, dan Growth (USG) sebagai dasar
penentuan isu.
Dalam penerapan Aktualisasi ini dibutuhkan nilai-nilai dasar
BerAKHLAK pada diri setiap ASN. Selain itu, juga dituntut
untuk mampu mengaktualisasikannya agar terbentuknya ASN
profesional yang produktif, efektif, dan efisien dalam bekerja serta
memiliki jiwa berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten,
harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif.

B. Tujuan Aktualisasi
a. Tujuan Umum
Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK,
yang merupakan akronim dari berorientasi pelayanan,
akuntabel, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif dalam
rangka optimalisasi penerapan pengidentifikasian pasien
ketika melakukan tindakan di RSUD KH. Mansyur Kintap.

b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengoptimalkan penerapan pengidentifikasian
pasien ketika melakukan tindakan sehingga terciptanya
keamanan dan kenyamanan pasien, yang mana tujuan ini
sejalan dengan tujuan RSUD KH. Mansyur Kintap yaitu
sebagai fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan
yang unggul dan nyaman didukung SDM yang
professional, handal, inovatif serta prosedur layanan yang
efektif dan efisien.
2. Meningkatkan kepatuhan petugas pemberi pelayanan
medis dalam menerapkan pengidentifikasian pasien.
3. Berfikir kritis dalam menetapkan isu berdasarkan
kedudukan dan peran PNS, Smart ASN, serta Manajemen
ASN.
6

C. Manfaat Aktualisasi
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat
memberikan manfaat yang positif bagi pembaca, maupun yang
merasakan dampak dari terwujudnya inovasi dalam kegiatan
yang akan dilaksanakan, manfaat yang dimaksud seperti :
1. Bagi penulis : mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) serta kedudukan
dan peran ASN dalam NKRI (Whole of Government,
Manajemen ASN dan Pelayanan Publik).
2. Bagi Instansi : dapat menambah wawasan, menumbuhkan
kesadaran dan meningkatkan kepatuhan terhadap standart
operasional yang berlaku.
3. Bagi Masyarakat : mendapatkan jaminan pelayanan yang
aman dan nyaman saat mejalani pelayanan medis.

D. Isu Aktual
Berdasarkan pengalaman selama bekerja di ruang Instalasi Gawat
Darurat RSUD KH.Mansyur Kintap sebagai perawat dan setelah
berkonsultasi dengan Kepala Seksi Keperawatan (mentor) serta
pembimbing (coach), maka ditemukan beberapa isu yaitu :
1. Kurang optimal dalam melakukan pengkajian triase
2. Belum optimal penerapan pengidentifikasian pasien dalam
melakukan tindakan
3. Kurangnya kepatuhan pasien dan keluarga dalam pemakaian
APD
4. Belum optimalnya pengelolaan sampah medis dan non medis.
5. Lamanya waktu tunggu pasien untuk rawat inap.
6. Kurangnya pengetahuan pasien tentang alur pelayanan IGD.
Dari ketiga isu diatas, dilakukan analisis untuk menentukan isu
prioritas. Metode analisis yang digunakan adalah metode APKL
(Aktual, Problemik, Kekhalayakan, Layak)
7

dan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) sebagai


berikut :
1. Aktual : isu tersebut masih dibicarakan atau belum
terselesaikan hingga sekarang.
2. Problemik : isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera
dicari penyebab dan pemecahannya.
3. Kekhalayakan : isu yang diangkat secara langsung menyangkut
derajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang.
4. Layak : isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung
jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu prioritas.
Table 1.1 Analisis Isu Dengan Metode APKL
No ISU Kriteria TOTAL PRIORITAS
A P K L NILAI
1 Kurang optimal dalam 4 5 4 4 17 II
menerapkan pengkajian
triage
2 Kurang Optimal dalam 5 5 4 4 18 I
menerapkan
pengidentifikasian pasien
ketika melakukan tindakan
3 Kurangnya kepatuhan pasien 3 4 4 4 15 IV
dan keluarga dalam
pemakaian APD
4 Belum optimalnya 4 3 5 4 16 III
pengelelolaan sampah medis
dan non medis.
5 Lamanya waktu tunggu 3 4 3 3 13 VI
pasien untuk rawat inap.
6 Kurangnya Pengetahuan 4 3 3 4 14 V
pasien tentang alur
pelayanan IGD.

Keterangan : 5 = Sangat Besar, 4 = Besar, 3 Sedang, 2 = Kecil, 1 = Sangat Kecil.


8

Setelah dilakukan analisis terhadap tiga isu di atas dengan


metode APKL dengan menggunakan angket penilaian APKL,
maka telah ditemukan dua isu yang skor penilaiannya paling tinggi.
Selanjutnya kedua isu tersebut kembali dilakukan analisis
menggunakan metode USG (Urgent, Seriousness, dan Growth)
yaitu :
1. Urgency : berkaitan dengan seberapa mendesak isu tersebut
harus diselesaikan terkait dengan waktu pemecahan masalah
serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tersebut
2. Seriousness : berkaitan dengan keseriusan permasalahan
yang ditinjau dari dampak permasalahan terhadap munculnya
masalah-masalah baru yang ditimbulkan apabila isu tersebut
segera di atasi.
3. Growth : berkaitan dengan seberapa besar kemungkinan isu
tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan selesai akan semakin memburuk jika
dibiarkan.
Tabel 1.2 Analisis Isu Dengan Metode USG
No ISU Kriteria Total Prioritas
U S G Nilai
1 Kurang optimal dalam 4 5 5 14 II
menerapkan pengkajian
triage
2 Kurang optimal dalam 5 5 5 15 I
menerapkan
pengidentifikasian
pasien ketika melakukan
tindakan
3 Belum optimalnya 4 4 5 13 III
pengelelolaan sampah
medis dan non medis.

Keterangan : 5 = Sangat Besar, 4 = Besar, 3 Sedang, 2 = Kecil, 1 = Sangat Kecil


9

Dari hasil analisis metode USG tersebut, dapat disimpulkan


bahwa isu yang paling dominan adalah “Kurang optimal dalam
menerapkan pengidentifikasian pasien ketika melakukan
tindakan” dengan total skor 15 point sehingga menjadi
prioritas dalam kegiatan aktualisasi.

E. Ruang Lingkup
Kegiatan aktualisasi dan habituasi ini dilakukan di ruang Instalasi
Gawat Darurat RSUD KH. Mansyur Kintap yang dilaksanakan
selama 30 hari kerja yang dimulai pada tanggal 18 Juli 2022
sampai 23 Agustus 2022.

Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini meliputi mata pelatihan


untuk pembelajaran agenda Sikap Perilaku Bela Negara, agenda
Nilai- nilai Dasar PNS BerAKHLAK, agenda Manajemen ASN dan
Pelayan Masyarakat, serta aktualisasi mata pelatihan untuk
pembelajaran agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI.
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Profil Organisasi
1. Profil Umum Rumah Sakit

Gambar 2.1 RSUD KH. Mansyur Kintap

Secara geografis, lelak wilayah Kabupaten Tanah Laut berada


di bagian selatan wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, dengan
posisi 1 1 4⁰3⁰'2⁰" sampai 115º20'00"Bujur Timur dan 3º30'33"
sampai 4º10'30" Lintang Selatan. Sacara administrasi wilayah
kabupaten Tanah Laut memiliki luas wilayah daratan mencapai 3.
631, 35 krn'(363. 1 35 Ha) atau 9, 1 7% dari luaswilayah Kalsel.
Kabupaten Tanah Laut terdiri dari 1 1 (sebelas) wilayah
kecamatan yang terbagi datam 128 Desa dan 5 Kelurahan.
Luas wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah 3. 631, 35 kmz
(363. 135 ha) atausekitar 9, 71 % dari luas Provinsi Kalimantan
Selatan secara administratif terdiridari 11 wilayah kecamatan 128
desa dan 5 kelurahan. Daerah yang paling luas adalah Kecamatan
Jorong dengan luas 628, 00 km2,kemudian Kecamatan Batu
Ampar seluas 548, 10 km2 dan Kecamatan Kintapdengan luas
537, 00 km2, sedangkan kecamatan yang luas daerahnya paling
kecil adalah Kecamatan Kurau dengan luas hanya 127, 00 km2.

10
11

Kecamatan Kintap dimana merupakan lokasi RSUD K.H


Mansyur yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tanah
Laut,memiliki Luas Wilayah 537, 00 Km2 dengan jumlah Desa 14
Desa. Secara letak geografis Kecamatan Kintap terletak pada 115,
378º- 115, 078° Bujur Timur3, 56197º-3, 94786º Lintang Selatan
dengan batas-batas
 Sebelah Utara : Kabupaten Banjar
 Sebelah Timur : Kabupaten Tanah Bumbu
 Sebelah Barat : Kecamatan Jorong
 Sebelah Selatan: Laut Jawa
RSUD KH. Mansyur tepatnya berada di Jalan Pusaka No. 01 RT
01/1 Desa Kintap, Kecamatan Kintap dengan kode pos 70883.
RSUD KH. Mansyur merupakan salah satu unsur organisasi
perangkat daerah dengan disahkannya peraturan daerah tentang
pembentukan susunan organisasi dan tata kerja RSUD KH.
Mansyur dengan Perbup Nomor : 21 Tahun 2019 Tentang
Pembentukan, Organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis
Daerah RSUD KH. Mansyur pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanah laut. Berikut gambaran umum Unit Pelayanan Terpadu
Rumah Sakit Umum Daerah KH. Mansyur :
1) Nama Rumah Sakit : RSUD KH. Mansyur
2) Nama Direktur Rumah Sakit : dr. Endik Arifianto
3) Tipe Rumah Sakit :D
4) Alamat : Jalan Pusaka No. 01 RT 01/1
Desa Kintap, Kecamatan
Kintap dengan kode pos 70883
5) No. Telpon : 0813-4977-6575
6) No. Registrasi Rumah Sakit : 6301020
7) No. & Tgl Ijin Operasional RS :
503/002/DPMPTSP/IX/2018 & 19 September 2018
8) Luas Tanah : 13 Km²
9) Luas Bangunan : 4,169 m²
12

10) Kapasitas Tempat Tidur RS :


Tabel 2.1 Kapasitas Tempat Tidur RSUD KH. Mansyur
No. Tempat Tidur Jumlah
1 Kelas I 4
2 Kelas II 8
3 Kelas III 40
4 Ruang Bayi 1
5 HCU 2

11) Jenis Pelayanan


Rawat Jalan, yaitu :
a. Poli Umum
b. Poli KIA
c. Poli Anak
d. Poli Geriatri
e. Poli Penyakit Dalam
f. Poli Gizi
g. Poli Gigi
12) Sumber Daya Manusia (SDM)
Pengelola seluruh sumber daya yang ada di rumah sakit
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan organisasi. Rumah sakit saat ini
memiliki 199 orang tenaga tetap.
13

Tabel 2.2 tabel sumber daya manusia


Jumlah
No Jabatan
PNS CPNS PTT
1 Direktur 1 - -
2 Kepala Subbag Tata Usaha 1 - -
3 Kasi Pelayanan Keperawatan 1 - -
4 Kasi Pelayanan Medis dan 1 - -
Penunjang Medis
5 Dokter Umum 2 3 6
6 Dokter Gigi 1 - 1
7 Dokter Spesialis Penyakit - - 1
Dalam
8 Dokter Spesialis Anak - - 1
9 Dokter Spesialis Obgyn - - 2
10 Perawat 6 19 28
11 Perawat gigi 1 - 1
12 Bidan 5 9 21
13 Penyuluh Kesehatan 2 - 1
Masyarakat
14 Ahli Gizi/Nutrisionis 4 1 -
15 Perekam Medis 1 - -
16 Sanitarian 1 - -
17 Radiographer 1 -
18 Apoteker 2 - -
19 Asisten Apoteker 1 1 -
20 Ahli Teknologi Laboratorium 3 - 4
Medik
21 Tenaga Kesehatan - - 2
Masyarakat
22 Tenaga Teknik - - 5
Kefarmasian
23 Tenaga Humas - - 1
24 Tenaga Keuangan - - 1
25 Tenaga IT - - 1
26 Admin Rawat Inap - - 1
27 Admin Loket - - 1
28 Admin Laboratorium - - 1
29 Admin Apotek - - 1
30 Admin UGD - - 3
31 Teknisi - - 2
32 Petugas Sterilisasi - - 1
33 Tenaga Kasir - - 6
34 Pengurus Barang - - 2
35 Juru Masak - - 5
36 Pendistribusian Rekam Medik - - 1
37 Sopir Ambulance - - 4
14

38 Petugas Kebersihan - - 5
39 Tenaga Sopir - - 1
40 Petugas Laundry - - 4
41 Pemulasaran Jenazah - - 1
42 Satpam - - 8
43 Terapis gigi dan mulut - 1 -
44 Verifikator Keuangan - 1 -
45 Tenaga Administrasi - - 3
Kesehatan
46 Tenaga Radiologi - - 1
47 Tenaga Elektromedik - - 1
48 Administrasi Pendaftaran - - 3
Total 34 35 130

13) Sarana, Prasarana dan Pelalatan


a. Fisik Bangunan
Sarana fisik bangunan yang dimiliki RSUD KH.Mansyur Kintap
dapat dilihat dalam Tabel Berikut :
Tabel 2.3 Sarana dan Prasarana RSUD KH. Mansyur
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Gedung Kantor Berlantai Dua 1 unit
2 Instalasi Gizi (Dapur) 1 unit
3 Asrama Perawat 0 unit
4 Kamar Jenazah 1 unit
5 Rumah Dinas Kepala RS 0 unit
6 Rumah Dinas Dokter Spesialis 4 4 unit
Dasar
7 Gedung IPSRS 1 unit
8 TPS Limbah B3 1 unit
15

b. Peralatan
1. Alat Kesehatan
Dalam operasionalnya RSUD KH. Mansyur
mempersiapkan dan menggunakan peralatan kesehatan
terdiri dari :
a) Alat Kedokteran
b) Alat Keperawatan dan Kebidanan
c) Alat Kesehatan
Yang berkualitas, standar dan bersertifikat, serta
berkalibrasi
2. Sarana Lainnya
a) Mobil Dinas Direktur : 1 buah
b) Mobil Ambulan : 2 buah
c) Mobil Jenazah : 1 buah
d) Tempat Parkir (umum) : 2 area
e) Tempat Parkir (Ambulan) : 1 area
2. Struktur Organisasi

Gambar 2.2 Struktur organisasi


16

IGD IPSRS

FRANSISCA PURBA, S.Kep.Ns AGUNG RIFA’I

RAWAT INAP IPAL

SUNARNI, AMK IRMA YULANDA, AM.KL

RAWAT JALAN STERILISASI

AULIA RAHMAH, A.Md.Keb NORLAILA, SKM

FARMASI LAUNDRY

YATRIPINA, S.FARM, Apt MULIYANI

GIZI PEMULASARAN JENAZAH

EKA MAULIDA, AMG ISMAIL SONI

B. Visi, Misi, dan Nilai Organisasi


1. Visi
Mewujudkan Pelayanan RSUD KH. Mansyur yang
Konfrehensif, Indah, Nyaman, Tanggap, Andal, dan Peduli
(KINTAP)
2. Misi
Misi RSUD KH. Mansyur adalah :
a. Meningkatkan mutu layanan yang ditunjang dengan sarana
prasarana dan peralatan yang memadai serta tempat yang
nyaman.
b. Menjadikan lingkungan rumah sakit yang tertata, bersih dan
rapi serta suasana layanan yang 5S (senyum, salam, sapa,
sopan, dan santun).
c. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dan
kemampuan memberikan layanan serta cepat dan tepat
melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.
d. Mengembangkan jenis dan ketersediaan layanan melalui
sistem manajemen modern dan representatif.
17

e. Meningkatkan kepedulian rumah sakit terhadap kepuasan


Pasien dan karyawan.
3. Nilai organisasi
Nilai-nilai yang mendasari pelayanan RSUD KH. Mansyur
adalah Sikap kerja pegawai rumah sakit dalam melaksanakan
tugas didasarkan atas nilai-nilai kerjasama, keterbukaan,
bertanggungjawab dan tulus ikhlas.

C. Tugas Pokok dan Fungsi


1. Tugas Pokok dan Fungsi RSUD KH. Mansyur Kintap
a. Tujuan Pokok RSUD KH. Mansyur Kintap
Rumah sakit mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dengan upaya penyembuhan,
pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan,
penelitian, dan pengembangan serta pengabdian
masyarakat.
b. Fungsi RSUD KH. Mansyur Kintap
RSUD KH. Mansyur mempunyai fungsi, sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan
kesehatan
2) Pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan
pemerintahan Daerah di bidang Pelayanan
3) Penyusunan rencana dan program, monitoring,
evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan
4) Pelayanan medis
5) Pelayanan keperawatan
6) Pelayanan penunjang medis dan non medis
7) Pelayanan rujukan
8) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
9) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta
pengabdian masyarakat
18

10) Pengelolaan urusan kepegawian, hukum, hubungan


masyarakat, organisasi dan tatalaksana serta rumah
tangga, perlengkapan, dan umum.

2. Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Ahli Pertama.

Berdasarkan pemenPAN nomor 35 tahun 2019 pasal 8 Uraian


kegiatan Perawat Ahli Pertama, meliputi:

1. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu


2. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada
keluarga
3. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada
masyarakat;
4. memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan
dasar/lanjut;
5. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan;
6. melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya
pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif dalam
pelayanan keperawatan
7. melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan
standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya
pencegahan infeksi
8. melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa
yang berdampak pada pelayanan kesehatan
9. mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan
penyakit menular
10. merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
11. membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah
keperawatan
12. menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu
(merumuskan, menetapkan tindakan)
19

13. menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga


(merumuskan, menetapkan tindakan)
14. melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/ kritikal
15. melakukan tindakan terapi komplementer/holistik
16. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
17. memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada
kondisi kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam
pelayanan keperawatan
18. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
nutrisi
19. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
eliminasi
20. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
mobilisasi
21. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur
22. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan
diri
23. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
dan pengaturan suhu tubuh
24. melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu
25. memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
26. melaksanakan case finding/ deteksi dini/penemuan kasus
baru pada individu
27. melakukan support kepatuhan terhadap intervensi
kesehatan pada individu
28. melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
29. melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
20

30. melakukan peningkatan/penguatan kemampuan


sukarelawan dalam meningkatkan masalah kesehatan
masyarakat
31. melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
32. melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks
33. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi
persepsi
34. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi
sensorik
35. melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami
hambatan komunikasi
36. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks
pada area medikal bedah
37. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks
di area anak
38. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks
di area maternitas
39. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks
di area komunitas
40. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks
di area jiwa
41. melakukan perawatan luka
42. melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien
selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai
kasus dan kondisi pasien
43. melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan
dokter
44. melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu
45. melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
46. melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
47. melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan
keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer
21

48. melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan


49. melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan
antar shift/unit/fasilitas kesehatan
50. melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka
melakukan fungsi ketenagaan perawat
51. melakukan preseptorship dan mentorship

D. Sasaran Kerja Pegawai

Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) merupakan rencana


dan target yang akan dicapai oleh seorang ASN dalam kurun
waktu penilaian yang yang bersifat nyata dan terukur.
Berikut ini adalah Rencana SKP yang akan dilaksanakan pada
masa aktualisasi dan habituasi sebagai seorang Perawat di ruang
IGD Rumah Sakit :
a. Melakukan Pendokumentasian Keperawatan dengan benar.
b. Melaksanakan Pemberian Asuhan Keperawatan.
22

SASARAN KINERJA PEGAWAI PERAWAT AHLI PERTAMA

Periode Penilaian :
RSUD KH. Mansyur Kintap April sampai dengan Desember
PEGAWAI YANG DINILAI PEJABAT PENILAI KINERJA
Nama Riana Nortoyiba, S.Kep.,Ns Nama dr. Endik Arifianto
NIP 19951126 202203 2 005 NIP 19820321 201001 1 002
Pangkat/Gol. Ruang Penata Muda Tk. I/IIIb Pangkat/Gol. Ruang Penata Tingkat I/IIId
Jabatan Ahli Pertama-Perawat Jabatan Direktur Rumah Sakit
Unit Kerja RSUD KH. Mansyur Kintap Unit Kerja RSUD KH. Mansyur Kintap
TARGET
NO. RENCANA KINERJA INDIKATOR KINERJA INDIVIDU MIN MAX/SINGLE SATUAN
TARGET
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A. KINERJA UTAMA
Melakukan praktik dan pendokumentasian keperawatan Melakukan Pengkajian Keperawatan 300 Laporan/
1. dengan benar sebagai upaya tercapainya kriteria hasil Lanjutan pada Individu
asuhan keperawatan yang diharapkan. Logbook
Memberikan konsultasi data pengkajian 300 Laporan/
keperawatan dasar/lanjut;
Logbook
Melakukan Komunikasi Terapeutik dalam 300 Laporan/
Pemberian Asuhan Keperawatan
Logbook
Merumuskan Diagnosa Keperawatan pada 300 Laporan/
Individu
Logbook
23

Membuat Prioritas Diagnosa Keperawatan 300 Laporan/


dan Masalah Keperawatan
Logbook
Menyusun Rencana Tindakan 300 Laporan/
Keperawatan pada Individu (Merumuskan,
Menetapkan Tindakan) Logbook
Melakukan Evaluasi Tindakan 300 Laporan/
Keperawatan pada Individu
Logbook
Melakukan Pemenuhan Kebutuhan Rasa 280 Laporan/
Nyaman dan Pengaturan Suhu Tubuh
Logbook
Melakukan Tindakan Keperawatan 280 Laporan/
Pemenuhan Nutrisi
Logbook
Melakukan Pendidikan Kesehatan Pada 280 Laporan/
Individu Pasien
Logbook
Melakukan tindakan keperawatan pada 280 Laporan/
kondisi gawat darurat/bencana/ kritikal
Logbook
Melakukan pendokumentasian tindakan 280 Laporan/
keperawatan
Logbook

B. KINERJA TAMBAHAN
1.

2
.
3.
Tabel 2.3 Sasaran Kinerja Pegawai
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Landasan Teori
1. Nilai-Nilai ASN BerAKHLAK
Berdasarkan pada nilai-nilai dasar BerAkhlak yaitu
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif dan Kolaboratif yang harus diterapkan dan
ditanamkan pada Aparatur Sipil Negara (ASN), maka perlu
diketahui indikator- indikator dari ketujuh dasar tersebut yaitu :
a. Berorientasi Pelayanan
Dari berbagai sumber, definisi nilai dasar sendiri adalah
kondisi ideal atau kewajiban moral tertentu yang
diharapkan dari ASN untuk mewujudkan pelaksanaan
tugas instansi atau unit kerjanya. Sedangkan kode etik
adalah pedoman mengenai kewajiban moral ASN yang
ditunjukkan dalam sikap atau perilaku terhadap apa yang
dianggap/dinilai baik atau tidak baik, pantas atau tidak
pantas baik dalam melaksanakan tugas maupun dalam
pergaulan hidup sehari-hari. Adapun kode perilaku adalah
pedoman mengenai sikap, tingkah laku, perbuatan,
tulisan, dan ucapan ASN dalam melaksanakan
tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari yang merujuk
pada kode etik. Penjabaran berikut ini akan mengulas
mengenai panduan perilaku/kode etik dari nilai
Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu :

24
25

1) Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat


Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan
panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang
pertama ini diantaranya :
a) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
b) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak;
c) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
dan
d) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja
sama.
2) Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat
diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang kedua ini diantaranya :
a) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika
yang luhur;
b) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah; dan
c) Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun.
3) Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan
panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang ketiga
ini diantaranya :
a) Mempertanggung jawabkan tindakan dan
kinerjanya kepada publik; dan
b) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong
kinerja pegawai.
26

Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima


ditunjukkan dengan upaya perbaikan secara
berkelanjutan melalui berbagai cara, antara lain :
pendidikan, pelatihan, pengembangan ide
kreatif, kolaborasi, dan benchmark. Alangkah baiknya
apabila seluruh ASN dapat menampilkan kinerja yang
merujuk pada nilai dasar orientasi mutu dalam
memberikan layanan kepada publik. Setiap individu
aparatur turut memikirkan bagaimana langkah
perbaikan yang dapat dilakukan dari posisinya masing-
masing. Di lain pihak, pimpinan melakukan
pemberdayaan aparatnya secara optimal, dan
memberikan arah menuju terciptanya layanan prima
yang dapat memuaskan stakeholders dengan
memberikan superior customer value.
b. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kitadengar, tetapi
tidak mudah untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar
kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang
sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara
mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering
disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki
arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang
memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas
adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik
kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya
kepada publik.
27

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,


kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah
seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20
Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam
konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah :
1) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur,
bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi
2) Kemampuan menggunakan kekayaan dan
barangmilik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien
3) Kemampuan menggunakan Kewenangan
jabatannya denganberintegritas tinggi
Aspek-Aspek Akuntabilitas :
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja
c. Kompeten
Nilai dasar lainnya adalah kompeten, yang berarti
kecakapan atau ketrampilan yang dimiliki seseorang dalam
bidangnya. Seorang ASN sudah seharusnya kompeten
atau memiliki kecakapan dan ketrampilan dalam
menjalankan tugas dan pekerjaan yang diembannya.
Seseorang dianggap kompeten apabila mereka dapat
melaksanakan tugas-tugas tertentu secara profesional.
Kompeten berkaitan erat dengan profesionalisme.
Profesionalisme ASN merupakan aspek penting dalam
28

upaya meningkatkan kualitas layanan publik sesuai


dengan agenda reformasi birokrasi. Untuk itu, pengelolaan
ASN yang profesional harus didasarkan pada kualitas,
kompetensi, dan hasil penilaian kinerjanya, sehingga ASN
dapat mendukung secara optimal kinerja organisasi sesuai
tugas dan fungsinya masing-masing.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat
diperhatikan dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor
20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan
bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu :
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah;
2) Membantu orang lain belajar; dan
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

Perilaku kompeten ini sebagaiamana dalam poin 5


Surat Edaran Menteri PANRB menjadi bagian dasar
penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk
mendukung pencapaian kinerja individu dan tujuan
organisasi/instansi.
Seiring perkembangan waktu, dalam melaksanakan
pelayanan publik, setiap ASN harus selalu dapat
meningkatkan potensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah. Peningkatan kompetensi ini sangat
penting, bahkan telah diamanatkan dalam ketentuan
Peraturan Pemerintah tentang Manajemen PNS, bahwa
setiap aparatur diberikan hak 20 jam pelatihan setiap
tahunnya. Hal ini semata-mata agar setiap ASN dapat
melaksankan tugas dengan kualitas terbaik.
29

d. Harmonis
Berakar dari Semboyan Negara Indonesia
yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-
beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik
harus dapat menghargai setiap orang apapun latar
belakangnya. Penting bagi setiap ASN untuk dapat
menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang
kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan kerja,
ASN diyakini dapat lebih produktif.
Nilai dasar berikutnya adalah harmonis. ASN diharapkan
bersikap harmonis dalam lingkungan kerjanya. Perilaku
yang harmonis tergambar dengan sikap saling menghargai
dan peduli dengan sesamanya. Terciptanya harmonisasi
dalam lingkup organisasi dapat membangun lingkungan
kerja yang kondusif, yang pada akhirnya berefek kepada
keberhasilan pencapaian tujuan, tugas dan fungsi
organisasi.
Suasana yang harmonis dalam suatu organisasi akan
membuat kenyamanan bagi semua pegawai di
lingkungannya. Kenyamanan dalam hubungan yang baik
antar anggota di dalam organisasi akan membuahkan
kerjasama yang baik sehingga memperlancar tugas dan
fungsi organisasi.
Harmonis, panduan perilakunya adalah; menghargai
setiap orang apapun latar belakangnya, suka menolong
orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang
kondusif.
e. Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa
Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia.
Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan.
Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul
30

dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam Kamus


Oxford Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai “giving
or showing firm and constant supportor allegiance to a
person or institution (tindakan memberi atau menunjukkan
dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada
seseorang atau institusi)”.
Sedangkan beberapa ahli mendefinisikan makna
“loyalitas” sebagai berikut :
1) Kepatuhan atau kesetiaan
2) Tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan
yang konstan kepada organisasi tempatnya bekerja
3) Kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang
kepada orang lain atau sesuatu (misalnya organisasi)
yang ditunjukkan melalui sikap dan tindakan orang
tersebut
4) Mutu dari kesetiaan seseorang terhadap pihak lain
yang ditunjukkan dengan memberikan dukungan dan
kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang
atau sesuatu
5) Merupakan sesuatu yang berhubungan dengan
emosional manusia, sehingga untuk mendapatkan
kesetiaan seseorang maka kita harus dapat
mempengaruhi sisi emosional orang tersebut.
6) Suatu manifestasi dari kebutuhan fundamental
manusia untuk memiliki, mendukung, merasa aman,
membangun keterikatan dan menciptakan keterikatan
emosional. Loyal merupakan salah satu nilai yang
terdapat dalam
Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara dengan panduan perilaku :
31

1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-


Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,
setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi
dan negara; serta
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.

f. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk
hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala
perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan
demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri
sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah
lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan makhluk
hidup tidak dapat mempertahankan diri dan musnah pada
akhirnya oleh perubahan lingkungan. Sehingga
kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi
terjaminnya keberlangsungan kehidupan.
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya
organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima
perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang
berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan
proses internal yang berkesinambungan.Kemampuan
beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan
kreativitas yang ditumbuh kembangkan dalam diri individu
maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai
bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis
versus berpikir kreatif.
32

g. Kolaboratif
Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap
aparatur mutlak harus dilaksanakan. Bersinergi dan
memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat
mempercepat pencapaian suatu visi dan cita-cita.
Keterbukaan dalam bekerja sama, dan mencari solusi
bersama akan dapat menghasilkan nilai tambah dan
mempercepat mencapai tujuan bersama.
Kolaboratif, panduan perilakunya ialah;
memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk
menghasilkan nilai tambah, dan menggerakkan
pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

2. Kedudukan dan Peran Aparatur Sipil Negara (ASN)


dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
ASN wajib mengetahui peran dan kedudukannya dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar dapat
memahami peran dan kedudukan ASN dalam NKRI.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
1) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas :
a) ASN, merupakan pegawai berstatus tetap dan
memiliki Nomor Induk Pegawai (NIP)
33

b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja


(PPPK), merupakan pegawai dengan perjanjian
kerja sesuai kebutuhan instansi dalam jangka
waktu tertentu
c) Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur
Negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah dan
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan politik.
d) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan
luar negeri. Namun demikian merupakan satu
kesatuan.
2) Fungsi pegawai ASN adalah :
a) Pelaksana Kebijakan Publik
b) Pelayan Publik
c) Perekat dan Pemersatu Bangsa
3) Pegawai ASN bertugas :
a) Melaksanakan kebijakan dari Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
c) Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
d) Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawab dengan baik, dapat meningkatkan
produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah
mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya (Fatimah & Irawati, 2016).
34

b. Smart ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin
pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM
talenta digital, literasi digital berperan penting untuk
meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia
di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas
mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital
terdiri dari kurikulum digital skill,digital safety, digital
culture, dan digital ethics.
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan
menggunakan internet dan media digital. Namun begitu,
acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan
teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal
literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik
yang bukan sekadar menitik beratkan pada kecakapan
untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital
juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna
media digital dalam melakukan proses mediasi media
digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia &
Wijayanto, 2020 ; Kurnia & Astuti, 2017).
Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi
digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan
alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan
penuh tanggung jawab. Keempat pilar yang menopang
literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan
kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital
meliputi kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola
etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu
dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
35

memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai


Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan
sehari-hari. Keamanan bermedia digital meliputi
kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran keamanan digital dala
kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, kecakapan bermedia digital meliputi
Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK
serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Pola kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari
rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita
berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan wajib
yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling
melindungi hak digital setiap warga negara.

3. Substantif Bidang Tugas


Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi assessmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
36

Adapun sasaran keselamatan pasien berdasarkan, Standart


Akreditasi Rumah Sakit (2022) dan Pedoman Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Edisi III tahun 2015,
sebagai berikut :
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai/ high –
alert
4. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien
Operasi.
5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan.
6. Pengurangan Risiko Cedera Karena Jatuh.
Untuk memberikan pelayanan yang paripurna sebagaimana
yang menjadi tujuan RSUD KH. Mansyur Kintap, tentu
peningkatan pelayanan dari segala aspek harus di terapkan.
Salah satunya menerapkan pengidentifikasian pasien dengan
benar yang merupakan salah satu dari sasaran keselamatan
pasien.
Identifikasi pasien adalah suatu proses pemberian tanda atau
pembeda yang mencakup nomor rekam medis dan identitas
pasien dengan tujuan agar dapat membedakan antara pasien
satu dengan pasien lainnya guna ketepatan pemberian
pelayanan, pengobatan dan tindakan atau prosedur kepada
pasien.
Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal penting, karena
berhubungan dengan keselamatan pasien. Kesalahan karena
keliru pasien dapat terjadi dalam semua aspek diagnosis dan
pengobatan. Kesalahan karena keliru pasien dapat merugikan
pasien, menyebabkan pasien tidak mendapatkan terapi yang
tepat, membuat pasien cidera, bahkan bisa menyebabkan
cacat atau kematian pasien.
37

Menurut Indikator Nasional Mutu, identifikasi pasien secara


benar adalah proses identifikasi yang dilakukan pemberi
pelayanan dengan menggunakan minimal dua penanda
identitas seperti : nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam
medis, NIK sesuai dengan di tetapkan di Rumah Sakit.
Identifikasi dilakukan secara visual (melihat) dan atau verbal
(lisan).
Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien secara benar
pada setiap keadaan terkait tindakan intervensi pasien, seperti :
 Pemberian pengobatan : pemberian obat, pemberian cairan
intravena, pemberian dara dan produk darah, radioterapi,
dan nutrisi.
 Prosedur tindakan : tindakan operasi atau tindakan invasif
lainnya sesuai kebijakan yang ditetapkan rumah sakit
 Prosedur diagnostik : pengambilan sampel, fungsi lumbal,
endoskopi, kateterisasi jantung, pemeriksaan radiologi dan
lain-lain.
 Kondisi tertentu : pasien tidak dapat berkomunikasi (dengan
ventilator), pasien bayi, pasien tidak sadar, bayi kembar.

Kepatuhan Identifikasi Pasien (KIP) di dalam Indikator Nasional


Mutu dapat di ukur dengan standart kepatuhan minimal 80%
pada target 100% dengan rumus perhitungan :

Jumlah Observant yang melakukan identifikasi pasien secara benar


X 100
Jumlah pemberi pelayanan
38

Indikator Nasional Mutu adalah tolak ukur yang digunakan


untuk menilai tingkat keberhasilan mutu pelayanan kesehatan
di fasilitas pelayanan kesehatan.
Indikator Nasional Mutu terdiri dari :

1. Kepatuhan kebersihan tangan


2. Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri
3. Kepatuhan identifikasi pasien
4. Waktu tanggap operasi seksio sesarea emergensi
5. Waktu tunggu rawat jalan
6. Penundaan operasi elektif
7. Kepatuhan waktu visite dokter
8. Pelaporan hasil kritis laboratorium
9. Kepatuhan penggunaan formulariun nasional
10. Kepatuhan terhadap alur klinis (clinical pathway)
11. Kepatuhan upaya pencegahan resiko pasien jatuh
12. Kecepatan waktu tanggap komplain
13. Kepuasaan pasien

Instalasi Gawat Darurat RSUD KH. Mansyur adalah pemberi


layanan pertama/garda terdepan yang mana pasien harus
diberikan tindakan yang tepat dan benar. Dalam proses
pelayanan identifikasi pasien ini tentu hal penting yang harus di
terapkan dengan benar.
39

B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi.


Rancangan aktulisasi digunakan sebagai penerapan nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dengan memperhatikan Visi dan Misi organisasi
RSUD KH. Mansyur. Berikut diuraikan rancangan aktualisasi sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 3.1 rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi

Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan


No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Kegiatan Kegiatan dengan terhadap Visi- Nilai-Nilai
Nilai BerAKHLAK Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. PERSIAPAN
1. Melakukan 1) Melakukan 1) Dokumentasi a. Berorientasi Kegiatan ini Kegiatan ini
konsultasi konsultasi dengan konsultasi dengan Pelayanan berkontribusi visi mendukung nilai-
dengan Coach Coach Menyampaikan RSUD KH.Mansyur nilai dasar
Coach terkait rancangan aktualisasi Kintap yaitu organisasi RSUD
rancangan 2) Mencatat hasil 2) .Catatan perbaikan, kepada Coach dengan Mewujudkan KH. Mansyur yaitu
kegiatan konsultasi berupa bimbingan dan ramah dan sopan Pelayanan RSUD KH. melaksanakan
aktualisasi perbaikan, saran dari Coach Mansyur yang tugas didasarkan
bimbingan dan Konfrehensif, Indah, atas nilai-nilai
saran dari Coach Nyaman, Tanggap, kerjasama,
40

b. Akuntabel Andal, dan Peduli keterbukaan,


Menyampaikan (KINTAP) bertanggungjawab
rancangan aktualisasi Dengan misi yaitu dan tulus ikhlas.
dengan baik dan Meningkatkan mutu
bertanggung jawab layanan yang
c. Kompeten ditunjang dengan
Meningkatkan sarana prasarana dan
kompetensi diri dengan peralatan yang
sikap mau belajar memadai serta tempat
d. Harmonis Menghargai yang nyaman.
pendapat, bimbingan
dan saran dari Coach
e. Loyal
Menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik
dan benar sebagai
bahasa interaksi
dengan Coach
merupakan kaidah tata
bahasa yang sudah
menjadi Pedoman
41

f. Adaptif
Perbaikan dari Coach
segera dikerjakan agar
rancangan aktualisasi
diperbaiki secara
berkesinambungan
g. Kolaboratif
Melakukan konsultasi
dan musyawarah
dalam mengambil
keputusan serta
menghargai
komunikasi dan
konsultasi dengan
Coach
42

2 Melakukan 1) Menyiapkan 1) Tersedianya a. Berorientasi Melakukan konsultasi Dengan


konsultasi Bahan Konsultasi Bahan Konsultasi pelayanan : dengan mentor dalam melaksanakan
dengan Mentor Cekatan dalam mewujudkan visi kegiatan ini
terkait 2) Melaporkan 2) Dokumentasi menyiapkan bahan organisasi yaitu menguatkan nilai-
rancangan rencana kegiatan kegiatan saat untuk dikonsultasikan Mewujudkan nilai kerjasama,
kegiatan kepada mentor melaporkan kepada mentor Pelayanan RSUD KH. keterbukaan,
aktualisasi rencana kegiatan b. Akuntabel : Mansyur yang bertanggungjawab
3) Meminta 3) Tersedia Menyiapkan bahan Konfrehensif, Indah, dan tulus ikhlas.
persetujuan persetujuan konsultasi dengan Nyaman, Tanggap,
kepada mentor rencana kegiatan cermat sebelum Andal, dan Peduli
yang akan dikonsultasikan (KINTAP) Dengan
dilaksanakan c. Kompeten : misi yaitu
Melaporkan rencana Meningkatkan mutu
kegiatan kepada layanan yang
mentor sebaik mungkin ditunjang dengan

d. Harmonis : sarana prasarana dan

Berhati-hati dalam peralatan yang

menyediakan dan memadai serta tempat


melaporkan rencana yang nyaman.
kegiatan agar tercipta
suasana kerja yang
kondusif
43

e. Loyal :
Meminta persetujuan
terlebih dahulu kepada
mentor dalam
pelakanaan kegiatan
demi menjaga nama
baik instansi
f. Adaptif :
Dapat menerima kritik
dan saran yang
diberikan oleh mentor
g. Kolaboratif :
Keterbukaan dalam
menyampaikan setiap
kegiatan yang akan
dilakukan kepada
mentor
44

3 Melakukan 1) Melaporkan 1) Adanya rencana a. Berorientasi Melakukan konsultasi Dengan


koordinasi rencana kegiatan kegiatan Pelayanan : dengan mentor dalam melaksanakan
dengan petugas kepada petugas Bersikap ramah dan mewujudkan visi kegiatan ini
kesehatan kesehatan terkait cekatan pada saat organisasi yaitu menguatkan nilai-
terkait melakukan koordinasi Mewujudkan nilai kerjasama,
2) Melakukan 2) Dokumentasi dengan rekan kerja Pelayanan RSUD KH. keterbukaan,
konsultasi dan Kegiatan saat b. Akuntabel : Mansyur yang bertanggungjawab
koordinasi kepada melakukan Koordinasi dilakukan Konfrehensif, Indah, dan tulus ikhlas.
tim sasaran koordinasi dengan menjabarkan Nyaman, Tanggap,
keselamatan isu yang ada Andal, dan Peduli
pasien (SKP) dilapangan secara apa (KINTAP) Dengan
terkait adanya misi yaitu
pengelolaan c. Kompeten : Meningkatkan mutu
identifikasi pasien Koordinasi dilakukan layanan yang
dengan petugas yang ditunjang dengan
memiliki pengalaman sarana prasarana dan

d. Harmonis : peralatan yang

Menjalin komunikasi memadai serta tempat


dengan baik terkait yang nyaman.
dengan rencana
penerapan identifikasi
pasien.
45

e. Loyal :
Melakukan
perencanaan
penerapan
pengidentifikasian
pasien sesuai standard
sasaran keselamatan
pasien.
f. Adaptif :
Dapat menyesuaikan
diri dalam menghadapi
setiap perubahan
mengenai pelayanan
medis.
g. Kolaboratif :
Melakukan diskusi
dengan sesama profesi
agar kegiatan ini
terlaksana dengan baik
46

B KEGIATAN
4 Mengadakan 1) Membuat materi 1) Materi sosialisasi a. Berorientasi Melakukan konsultasi Dengan
sosialisasi pada sosialisasi digital digital : berupa Pelayanan dengan mentor dalam melaksanakan
petugas dalam media materi power point Pada saat mewujudkan visi kegiatan ini
kesehatan tentang atau video simulasi. sosialisasi di organisasi yaitu menguatkan nilai-
ruangan IGD pentingnya Ruangan IGD Mewujudkan nilai kerjasama,
RSUD KH. penerapan bersikap ramah dan Pelayanan RSUD KH. keterbukaan,
Mansyur Kintap Identifikasi pasien komunikatif Mansyur yang bertanggungjawab
2) Melakukan 2) Dokumentasi b. Akuntabel Konfrehensif, Indah, dan tulus ikhlas.
konsultasi dengan konsultasi dengan Membuat Nyaman, Tanggap,
Mentor dan Mentor materi sosialisasi Andal, dan Peduli
koordinasi Tim digital (KINTAP)
Sasaran melakukannya Dengan misi
Keselamatan dengan penuh Meningkatkan
Pasien tanggung jawab profesionalisme
3) Melakukan 3) Bukti pelaksanaan c. Kompeten sumber daya manusia
sosialisasi pada sosialisasi dan Melaksanakan dan kemampuan
petugas dokumentasi sosisalisasi pada memberikan layanan
kesehatan di IGD kegiatan yang Petugas kesehatan serta cepat dan tepat

telah dilaksanakan akan bersikap melalui pendidikan


professional serta dan pelatihan
memberikan berkelanjutan
47

4) Melakukan diskusi 4) Bukti mengisi form sosialisasi dengan


pengkajian dan pengkajian pasien kualitas terbaik
validasi data dengan benar. c. Harmonis
pasien dengan Tidak akan membeda-
benar. bedakan petugas
kesehatan pada saat
sosialisasi dan
membangun
lingkungan yang
kondusif
d. Loyal
Sosialisasi pentingnya
penerapan
pengidentifikasian
pasien bertujuan untuk
mengoptimalkan
penerapan
pengidentifikasian
pasien.
48

e. Adaptif
Meningkatkan
wawasan dan
kepatuhan dalam
mensosialisasikan
pentingnya penerapan
pengidentifikasian
pasien.
g. Kolaboratif
Melaksanakan
sosialisasi pada
Pemberi pelayanan di
IGD melakukannya
bersama dengan tim
Sasaran Keselamatan
Pasien
agar tercapai
tujuan
yang sama
49

5 Memfasilitasi 1) Mendata sarana 1) Sarana dan a. Berorientasi Melakukan konsultasi Dengan


sarana dan prasarana prasarana Pelayanan dengan mentor dalam melaksanakan
prasarana yang penunjang untuk penunjang Melakukan koordinasi mewujudkan visi kegiatan ini
kurang untuk pelaksanaan pelaksanaan dengan kepala organisasi yaitu menguatkan nilai-
menunjang identifikasi pasien identifikasi pasien ruangan antusias dan Mewujudkan nilai kerjasama,
pelaksanaan dengan benar di dengan benar pada mendatanya Pelayanan RSUD KH. keterbukaan,
identifikasi ruang IGD RSUD. petugas kesehatan b. Akuntabel Mansyur yang bertanggungjawab
pasien dengan KH. Mansyur di IGD Lengkap Membuat data dengan Konfrehensif, Indah, dan tulus ikhlas.
benar. 2) Berkonsultasi 2) Dokumentasi saat objektif dan teliti. Nyaman, Tanggap,
dengan melakukan c. Kompeten Andal, dan Peduli
kepala konsultasi dengan menfasilitasi sarana (KINTAP)
ruangan IGD kepala ruangan IGD dan prasarana yang Dengan misi
RSUD. KH. RSUD KH. Mansyur kurang dengan sesuai Meningkatkan
Mansyur fungsinya. kepedulian rumah
untuk d. Harmonis sakit terhadap
memfasilitasi Mengaplikasikan kepuasan Pasien dan
sarana dan bersama-sama karyawan.
prasarana dengan rekan kerja
yang kurang fasilitas penunjang.
50

e. Loyal
Sarana dan prasaran
penunjang penerapan
pengidentifikasian
pasien bertujuan untuk
mengoptimalkan
penerapan
pengidentifikasian
pasien.
f. Adaptif
Dapat teraplikasikannya
penerapan identifikasi
pasien dengan
tersedianya sarana dan
prasarana penunjang
g. Kolaboratif
Bekerjasama dalam
mengidentifikasi
sarana dan prasarana
penunjang dalam
penerapan identifikasi
pasien.
51

C EVALUASI
6 Evaluasi 1) Memantau 1) Dokumen hasil a. Berorientasi Melakukan konsultasi Dengan
Kegiatan penerapan pemantauan dan pelayanan : dengan mentor dalam melaksanakan
identifikasi pasien dokumentasi Melakukan perbaikan mewujudkan visi kegiatan ini
dengan kegiatan tiada henti apabila ada organisasi yaitu menguatkan nilai-
menggunakan kekurangan dalam Mewujudkan nilai kerjasama,
lembar checklist penerapan Pelayanan RSUD KH. keterbukaan,
petugas dalam pengidentifikasian Mansyur yang bertanggungjawab
menerapkan pasien dengan benar Konfrehensif, Indah, dan tulus ikhlas.
identifikasi pasien. b. Akuntabel : Nyaman, Tanggap,
2) Meminta saran 2) Adanya saran Bertanggung jawab Andal, dan Peduli
dan kritik kepada perbaikan dari atas kegiatan yang (KINTAP)
mentor dan coach kegiatan yang dilaksanakan Dengan misi
dilaksanakan. c. Kompeten : Meningkatkan
Terus meningkatkan profesionalisme
kompetensi diri dengan sumber daya manusia
meminta kritik dan dan kemampuan
saran kepada mentor memberikan layanan
atas kegiatan yang serta cepat dan tepat
telah dilakukan melalui pendidikan
dan pelatihan
berkelanjutan
52

d. Harmonis :
Menerima kritik dan
saran yang diberikan
dengan terbuka.
e. Loyal :
Melakukan
pemantauan
penerapan identifikasi
pasien apakah sudah
sesuai dengan
pedoman nasional
keselamatan pasien.
f. Adaptif :
terus berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas demi
meningkatkan derajat
kesehatan dengan
setinggi- tingginya
g. kolaboratif :
Selalu melakukan
kerjasama dengan
53

teman sejawat
maupun dengan rekan
kerja lain.
7 Penyampaian 1) Membuat laporan 1) Adanya laporan a. Berorientasi Melakukan konsultasi Dengan
hasil laporan pelaksanaan Aktualisasi pelayanan: Terus dengan mentor dalam melaksanakan
kegiatan kegiatan melakukan mewujudkan visi kegiatan ini
Aktualisasi Aktualisasi perbaikan atas organisasi yaitu menguatkan nilai-
2) Melakukan 2) Adanya kegiatan yang telah Mewujudkan nilai kerjasama,
konsultasi dengan dokumentasi dilaksanakan Pelayanan RSUD KH. keterbukaan,
mentor dan coach kegiatan b. Akuntabel : Mansyur yang bertanggungjawab
3) Mempersiapkan Menyampaikan hasil Konfrehensif, Indah, dan tulus ikhlas.
hasil laporan 3) Tersedianya file laporan dengan jujur Nyaman, Tanggap,
kegiatan hasil laporan dan tanggung jawab Andal, dan Peduli
aktualisasi kegiatan aktualisasi c. Kompeten : (KINTAP)
Melakukan Dengan misi
pembuatan Meningkatkan
pelaporan sebaik profesionalisme
mungkin sumber daya manusia

d. Harmonis : dan kemampuan

Meminta bimbingan memberikan layanan

kepada mentor dan serta cepat dan tepat

coach dengan sopan melalui pendidikan


54

serta menerima kritik dan pelatihan


dan saran agar bisa berkelanjutan
menjadi lebih baik
lagi
e. Loyal :
Seminar hasil
aktualisasi termasuk
dalam rangkaian
kegiatan pelatihan
dasar CPNS yang
diatur dalam
Peraturan Lembaga
Administrasi
Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun
2021
f. Adaptif :
Menjadikan kritik dan
saran yang diberikan
sebagai motivasi untuk
dapat
mengembangkan
55

kreativitas di era yang


terus berubah- ubah
g. Kolaboratif :
Laporan aktualisasi
dan habituasi ini
dilakukan dengan
melibatkan berbagai
instansi dalam
penyelesaiannya.
56

C. Penjadwalan Kegiatan Rancangan Aktualisasi dan Habituasi.


Rancangan penjadwalan kegiatan aktulisasi digunakan sebagai rentang waktu penerapan rancangan nilai- nilai
dasar BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dengan
memperhatikan Visi dan Misi organisasi RSUD KH. Mansyur Berikut diuraikan rancangan aktualisasi sebagaimana
tabel di bawah ini.

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Waktu Kegiatan Tempat Pelaksanan

(1) (2) (3) (4) (5)


Kegiatan
A. PERSIAPAN
1. Melakukan konsultasi Melakukan konsultasi dengan Coach Sosial Media
dengan Coach terkait (Whatsapp Group)
rancangan kegiatan Mencatat hasil konsultasi berupa Sosial Media
aktualisasi perbaikan, bimbingan dan saran dari 18-21 Juli 2022 (Whatsapp Grup)
Coach
2. Melakukan konsultasi Menyiapkan Bahan Konsultasi
dengan Mentor terkait RSUD KH. Mansyur
Melaporkan rencana kegiatan kepada
rancangan kegiatan Kintap
mentor
aktualisasi
Meminta persetujuan kepada mentor
57

3. Melakukan koordinasi dengan Melaporkan rencana kegiatan kepada RSUD KH. Mansyur
petugas kesehatan terkait petugas kesehatan terkait 22-26 Juli 2022 Kintap

Melakukan konsultasi dan koordinasi RSUD KH. Mansyur


kepada tim sasaran keselamatan pasien Kintap
(SKP) terkait pengelolaan identifikasi
pasien
B. PELAKSANAAN
4. Mengadakan sosialisasi pada Membuat materi sosialisasi digital dalam RSUD KH. Mansyur
petugas kesehatan ruangan media tentang pentingnya penerapan 27 Juli-30 Juli Kintap
IGD RSUD KH. Mansyur Identifikasi pasien
Kintap

Melakukan konsultasi dengan Mentor RSUD KH. Mansyur


dan koordinasi Tim Sasaran Kintap
Keselamatan Pasien

Melakukan sosialisasi pada petugas 02 Agustus 2022 RSUD KH. Mansyur


kesehatan di IGD Kintap
Melakukan diskusi pengkajian pasien
dan validasi data pasien dengan benar.
58

5 Memfasilitasi sarana prasarana Mendata sarana dan prasarana 03–05 Agustus 2022 RSUD KH. Mansyur
yang kurang untuk menunjang penunjang untuk pelaksanaan Kintap
pelaksanaan identifikasi pasien identifikasi pasien dengan benar di
dengan benar. ruang IGD RSUD. KH. Mansyur.

berkonsultasi dengan mentor dan kepala 06- 10 Agustus 2022 RSUD KH. Mansyur
ruangan IGD RSUD. KH. Mansyur untuk Kintap
memfasilitasi sarana dan prasarana yang
kurang
C EVALUASI
6 Evaluasi Kegiatan Memantau penerapan identifikasi pasien 11-14 Agustus 2022 RSUD KH. Mansyur
mulai pengisian form pengkajian dan Kintap
proses tindakan

Meminta saran dan kritik kepada mentor RSUD KH. Mansyur


dan coach Kintap

7 Penyampaian hasil laporan Membuat laporan pelaksanaan kegiatan 15-22 Agustus 2022 RSUD KH. Mansyur
kegiatan Aktualisasi Aktualisasi Kintap

Melakukan konsultasi dengan mentor RSUD KH. Mansyur


dan coach Kintap
Mempersiapkan hasil laporan kegiatan RSUD KH. Mansyur
aktualisasi Kintap

Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Aktualisasi


59

D. Rencana Matrik Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi.


Dari penjabaran rancangan penjadwalan kegiatan aktualisasi di atas, dapat disajikan dalam matrik sebagai berikut :

Tabel 3.3 Matrik Rencana Kegiatan Aktualisasi


Juli Agustus
No Kegiatan
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

A. Persiapan
Melakukan konsultasi dengan Coach terkait
1
rancangan kegiatan aktualisasi
Melakukan konsultasi dengan Mentor terkait
2
rancangan kegiatan aktualisasi
Melakukan koordinasi dengan petugas
3
kesehatan terkait
B. Pelaksanaan
Mengadakan sosialisasi pada petugas kesehatan
4
ruangan IGD RSUD KH. Mansyur Kintap
Memfasilitasi sarana prasarana yang kurang

5 untuk menunjang pelaksanaan identifikasi


pasien dengan benar.
C. Evaluasi
6 Evaluasi Kegiatan
7 Penyampaian hasil laporan kegiatan Aktualisasi

Anda mungkin juga menyukai