Anda di halaman 1dari 4

Nama : RISKI GUSRI UTAMI

Instansi : Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang


Angkatan : Latsar Angkatan 15 Kelompok 2
Tugas : IDENTIFIKASI ISU TERKAIT MANAJEMEN ASN dan SMART ASN

A. IDENTIFIKASI 6 ISU TERKAIT MANAJEMEN ASN

1. Isu produktivitas menulis artikel ilmiah terindex scopus (data)

Dalam 5 tahun terakhir produktivitas dosen-dosen di Fakultas Pariwisata Perhotelan dalam


menghasilkan publikasi ilmiah internasional bereputasi (terindex scopus QI-Q4) atau pun tidak
bereputasi bisa dikategorikan rendah. Berdasarkan data yang diperoleh dari website LPPM (Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Universitas Negeri Padang, hanya terdapat total 5 artikel yang
terbit di jurnal internasional bereputasi (Gambar 1). Sementara jumlah artikel yang terbit pada jurnal
intenasional yang tidak terindex scopus atau tidak bereputasi adalah 7 artikel. Jika dibandingkan
dengan produktivitas penerbitan artikel pada jurnal internasional bereputasi dan tidak bereputasi di
fakultas-fakultas lain yang berada di UNP, Fakultas Pariwisata dan Perhotelan memiliki produktivitas
yang sangat rendah. Contohnya Fakultas teknik bisa menghasilkan total 85 artikel pada jurnal
internasional bereputasi dan 20 artikel pada jurnal internasional. Sementara MIPA bisa menghasilkan
masing-masing 64 dan 41 artikel.

Gambar 1. Artikel UNP yang terbit di jurnal Internasional bereputasi


Gambar 2. Artikel UNP yang terbit pada Jurnal Internasional

2. Isu pengembangan karir untuk melanjutkan pendidikan

Berdasarkan data yang diperoleh dari SiPeg UNP atau system kepegawaian UNP, dari total 64
dosen di Fakultas pariwisata dan perhotelan, hanya terdapat 16 dosen yang memiliki latar belakang
pendidikan S3, sedangkan sebagian besar atau 47 dosen masih berstatus S2, dan 1 orang dosen masih
memiliki gelar sarjana (Gambar 3).

Gambar 3. Rekapitulasi data dosen berdasarkan tingkat pendidikan di Fakultas Pariwisata dan
Perhotelan

Melalui wawancara dengan beberapa dosen di lingkup Fakultas Pariwisata dan Perhotelan,
kendala utama dalam melanjutkan pendidikan adalah keterbatasan dana. Sebagian mengungkapkan
bahwa untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri dibutuhkan nilai IELTS yang tinggi, sementara
belum ada biaya yang di berikan oleh Fakultas ataupun Universitas untuk persiapan IELTS.

3. Isu kedisplinan

Berdasarkan kuisioner terbatas yang saya bagikan kepada beberapa dosen di Fakultas
Pariwisata dan Perhotelan, 70 % responden mengatakan sering terlambat menghadiri rapat-rapat di
UNP khususnya di Fakultas Pariwisata dan Perhotelan. Sebanyak 50 % responden mengatakan sering
melihat rekan kerjanya terlambat dalam menghadiri rapat atau kegiatan di FPP. Sebanyak 50 % dosen
menyatakan setuju bahwa masih banyak dosen-dosen tidak memiliki disiplin waktu, 20 % sangat
setuju, 20 % tidak setuju, dan 10 % menyatakan sangat tidak setuju. Terdapat 60% responden yang
mengatakan bahwa kegiatan/rapat/acara di FPP masih belum dimulai padahal mereka sudah datang
tepat waktu dengan keterlambatan acara 10-30 menit.

Dosen-dosen di Fakultas Pariwisata dan Perhotelan memiliki krisis dalam kedisplinan waktu. Dari
beberapa kegiatan yang mulai saya ikuti di Fakultas Pariwisata dan Perhotelan, seringkali kegiatan
tersebut tidak on time. Menurut saya isu ini sangat penting untuk diangkat demi terwujudnya ASN
yang disiplin dan bertanggung jawab di lingkup kerja Fakultas Pariwisata dan Perhotelan.
4. Isu management dokumentasi dan pengarsipan terkait akreditasi

Saat ini Program Studi Pendidikan Ilmu Kesejahteraan Keluarga di Fakultas Pariwisata dan
Perhotelan sedang melakukan akreditasi program studi. Isu yang saya identifikasi disini adalah
absennya manajemen arsip atau dokumentasi yang baik. Sehingga, disaat melakukan akreditasi
dosen-dosen kesulitan menemukan data-data yang diperlukan. Hal ini tentu akan berdampak kepada
terganggu nya tugas dosen dalam menjalan Tri Dharma Perguruan Tinggi lainnya. Menurut saya, setiap
tahunnya data-data yang berkaitan dengan akreditasi di kelola dengan baik untuk memudahkan dalam
akreditasi pada tahun-tahun berikutnya. Saya juga membagikan kuisioner terkait pengarsipan ini
kepada 12 responden yang juga merupakan dosen di Fakultas Pariwisata dan Perhotelan. Menurut
58.3% responden, pengarsipan data akreditasi khususnya di program studi S1 PKK (Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga) belum dikelola dengan baik, sehingga 33. 3 % dari mereka menyatakan
bahwa sangat sulit mencari data terkait akreditasi prodi. Menurut mereka prodi penting untuk
memiliki manajemen pengarsipan data akreditasi yang baik. Salah satu responden menyatakan bahwa
belum ada nya data yang terintegrasi dalam satu aplikasi, sehingga menyulitkan tim untuk
mengumpulkan data jika diperlukan. Responden lain mengatakan membuat arsip file yg baik,
terkadang tidak berjalan dengan baik pula dikarenakan berbedanya kebijakan di setiap waktu serta
lembaga pengakreditasinya.

5. Isu terbatasnya prasarana (ruang kelas) pendidikan

Prasarana atau ruang kelas dan ruang workshop belum memadai untuk memaksimalkan
manajemen ASN di konsentrasi tata boga di Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
maupun D3 Tata Boga. Berdasarkan data akreditasi Program Studi PKK tahun 2022, jumlah mahasiswa
PKK pada tahun 2021 adalah sebanyak 921 orang dan jumlah mahasiswa program studi D3 boga
adalah sebanyak 298 orang. Jumlah ruang yang digunakan sangat terbatas pada 7 kelas (Gambar 4),
dimana angka ini tentu tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang akan menggunakannya, dan
juga dengan mata kuliah yang banyak pula. Menurut sekretaris Prodi Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga, minimnya prasarana ini menyebabkan sulitnya mengatur jadwal kuliah mahasiswa. Hasilnya
adalah tidak jarang terjadi saling bentrok antar jadwal kuliah, dan kuliah ikut dijadwalkan pada hari
libur seperti hari sabtu. Bagi seorang dosen dan mahasiswa, tentulah hari sabtu dan minggu menjadi
kesempatan untuk merehatkan diri dari kesibukan kampus, namun sayangnya harus tetap
menjalankan proses belajar mengajar.

Gambar 4. Data prasarana akreditasi Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga tahun 2022

6. Sistem penempatan ASN di lingkup kerja

Berdasarkan data penerimaan ASN di Fakultas Pariwisatan dan Perhotelan tahun 2021, masih
banyak penempatan dosen yang mungkin tidak sesuai dengan kompetensi nya. Contohnya, sebanyak
4 orang ASN yang berlatar belakang bahasa Inggris ditempatkan pada Program Studi Kesejahteraan
Keluarga konsentrasi Tata Busana. Dosen dengan latar belakang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman
ditempatkan pada konsentrasi Tata Boga.
B. IDENTIFIKASI 3 ISU TERKAIT SMART ASN

1. Isu keterbatasan dosen mengakses artikel ilmiah melalui mesin pencari referensi selain
google scholar seperti connected paper, semantic paper, pubmed dan lain sebagainya

Saya melihat terdapat keterbatasan bagi dosen di FPP dalam mendapatkan referensi artikel
ilmiah untuk menunjang risetnya. Selama ini banyak dosen yang hanya mengandalkan google scholar
dan kata kunci dalam bahasa Indonesia untuk mendapatkan artikel imiah yang dibutuhkan. Minimnya
pemanfaatan mesin pencari referensi ini terbukti dari kecilnya lingkup referensi yang digunakan oleh
dosen-dosen FPP, misalnya lebih banyak mengandalkan artikel dari Indonesia dibandingkan artikel
internasional. Hal ini berhubungan dengan pembahasan sebelumnya yaitu penurunan produktivitas
dosen dalam menulis artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi.

2. Minimnya pemanfaatan google doc, google form, dan google drive dalam proses
bimbingan dan kolaborasi antar dosen.

Di era pandemic ini, mayoritas orang sudah beralih ke modern synchronous system yang
berbasis teknologi dan informasi. Di luar negeri, bahkan siswa sekolah menengah dan guru sudah
memaksimalkan penggunaan google doc untuk saling memberikan feedback terhadap tugas yang
diberikan (Neumann dan Kopcha, 2019). Beberapa kampus telah memaksimalkan penggunaan
google doc untuk melakukan bimbingan antara dosen dan mahasiswa. Selain itu, antar dosen juga
dapat memaksimalkan google ketika sedang berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas tulisan
sebagai hasil luaran dari risetnya. Namun penggunaan google doc masih minim di Fakultas
Pariwisata dan Perhotelan. Hal ini saya perhatikan dari masih seringnya mahasiswa melakukan
kunjungan lansung untuk bimbingan kepada dosen di kampus. Selain itu saya juga mengamati
beberapa dosen di FPP belum mengetahui penggunaan google doc dengan baik.

3. Minim nya dosen yang memanfaatkan aplikasi perbaikan grammar seperti Grammarly,
aplikasi Quillboat sebagai aplikasi pharaphrasing, atau aplikasi penerjemah dokumen
seperti google translate

Rendahnya produktivitas dosen dalam menulis artikel ilmiah internasional menurut saya juga
berhubungan dengan keterbatasan-keterbatasan menggunakan aplikasi yang banyak
memberikan kemudahan dalam penulisan artikel ilmiah dalam bahasa inggris. Contohnya dosen
bisa menggunakan google translate document dalam menerjemahkan artikel ilmiah bahasa inggris
untuk memudahkan dosen dalam membaca artikel, jika memang dosen tersebut memiliki
keterbatasan dalam bahasa Inggris. Dalam menulis artikel berbahasa Inggris dosen juga dapat
mengoreksi grammar nya dengan menggunakan aplikasi Grammarly. Dalam rangka mengurangi
tingkat plagiarism dalam tulisan dosen juga bisa menggunakan aplikasi pharapharasing seperti
Quillboat. Namun sayangnya saya belum banyak memperhatikan dosen di FPP yang
memaksimalkan penggunaan-penggunaan aplikasi ini.

Referensi
Neumann, K. L., & Kopcha, T. J. (2019). Using Google Docs for peer-then-teacher review on middle school
students’ writing. Computers and Composition, 54, 102524.

Anda mungkin juga menyukai