BAB I
PENDAHULUAN
untuk menutupi tubuhnya dari terik matahari dan dinginnya udara malam. Namun
tersebut juga berdampak pada industri busana, seperti garment, modiste, tailor,
dan konveksi.
Perkembangan industri konveksi saat ini sangat pesat. Dewasa ini banyak
terhadap pakaian yang dapat dipesan sesuai dengan keinginan konsumen. Melihat
kondisi ini, banyak individu maupun pekerja lainnya yang beralih profesi dari
oleh konveksi. Untuk itu produsen memerlukan strategi dengan tujuan mencapai
daya manusia sebagai karyawan tidak lepas dari masalah yang berkaitan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja saat bekerja, dengan menjamin keselamatan dan
semua pihak terutama pengusaha, tenaga kerja dan masyarakat. Pasal 1 ayat (1)
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. K3 merupakan suatu program yang
dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Sugeng, 2005). Tujuan dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
perusahaan.
dari bahaya kerja secara personal, mencakup pelindung kepala, pelindung mata,
Mulai yang berbentuk industri rumah tangga maupun yang sudah dikelola dengan
lebih profesional. Flows Konveksi Bali berada di Jalan Padat Karya Belega
Gianyar Bali merupakan usaha kecil yang bergerak dalam pembuatan kaos tanpa
kerah, kaos berkerah, pakaian training/olahraga, dan jaket. Selain menjual produk
secara eceran, kebanyakan dari industri ini juga menerima pesanan produk dalam
jumlah besar. Flows Konveksi Bali merupakan usaha kecil karena hanya
4
dari hasil wawancara dengan pekerja dan pemilik konveksi, mengenai penyediaan
APD berupa masker dan sarung tangan karet jumlahnya masih terbatas.
APD saat bekerja. Hal ini diduga karena pemahaman pekerja dan pemilik
penerapan K3 di tempat kerja khususnya untuk pekerja agar terhindar dari penyakit
dapat dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut yang mendalam dalam rangka
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif
dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap
a. Faktor Internal
umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.
b. Faktor Eksternal
atau kelompok.
8
2) Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
a. Tahu (know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk juga mengingat kembali suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima dengan cara
b. Memahami (Comprehention)
secara benar.
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
tersebut yang masih ada kaitannya antara satu dengan yang lain dapat
sebagainya.
9
e. Sintesis (Synthesis)
bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan dapat
f. Evaluasi (Evaluation)
penelitian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria
yang sudah ada. Pengetahuan diukur dengan wawancara atau angket tentang
2.2.1 Pengertian
suasana bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah mencapai
dan menaati semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar para pekerja atau masyarakat
maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit atau
10
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan serta
mengenai kesehatan kerja dalam Pasal 23, menyebutkan bahwa kesehatan kerja
dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan yang
baik tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau masyarakat, dan supaya
fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru,
memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua
kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
11
produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan
kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.
ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampi dengan
Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
Alat Pelindung Diri merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap
12
sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada
masa yang akan datang. Berikut ini adalah peralatan pelindung diri dalam bekerja
(Anizar, 2009) :
Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan debu. Berbagai
las berguna melindungi mata dari bahaya sinar yang menyilaukan (kerusakan
Topi adalah alat pelindung kepala secara umum, bila kita bekerja pada mesin-
mesin topi melindungi terpuntirnya rambut oleh putaran mesin bor atau rambut
Alat pelindung telinga ialah alat yang melindungi telinga dari gemuruhnya
mesin yang bising dan juga penahan bising dari letupan / letusan.
Ditempat- tempat tertentu dari bagian bengkel, udara sering dikotori terutama
akibat kimiawi, akibat gas yang terjadi, akibat semprotan cairan, akibat debu dan
partikel lainnya yang lebih kecil. Misalnya pengotoran pada pernafasan akibat
debu kasar dari gerinda, kabut dari proses pengecatan, asap yang timbul ketika
lainnya
terhadap bahaya pembakaran api. Sarung tangan ini digunakan bila setiap
benda yang berat, terbakar oleh zat kimia, maka sebagai pelindung digunakan
sepatu. Sepatu ini harus terbuat dari bahan yang disesuaikan dengan jenis
pekerjaan.
1. Apron
kerja. Apron kulit dipakai untuk perlindungan dari rambatan panas nyala
api.
pakaian biasa akan terhindar dari percikan api terutama pada waktu
14
mengelas dan menempa. Lengan baju jangan digulung, sebab lengan baju
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang timbul oleh atau didapat pada
waktu melakukan pekerjaan (Irianto, 2013). Penyakit akibat kerja (PAK) adalah
setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Dalam
Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993 terdapat 31 jenis penyakit akibat kerja, 29
dari 31 jenis penyakit akibat kerja adalah penyakit akibat kerja yang bersifat
1. Faktor fisik
b. Radiasi sinar rontgen atau sinar radioaktif, yang menyebabkan antara lain
penyakit susunan darah dan kelainan kulit. Radiasi sinar infra merah dapat
photoelectrica)
c. Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan heat stroke (pukulan panas), kejang
2. Faktor kimiawi
b. Uap yang diantaranya menyebabkan demam uap logam (metal fume fever),
dermatosis (penyakit kulit) akibat kerja, atau keracunan oleh zat toksis uap
formaldehida
e. Awan atau kabut, misalnya racun serangga (insecticides), racun jamur dan
3. Faktor biologis
4. Faktor fisiologis/ergonomis
Kesalahan konstruksi mesin, sikap badan yang tidak benar dalam melakukan
pekerjaan dan lain-lain yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dan gangguan
kesehatan bahkan lambat laun dapat terjadi perubahan fisik tubuh pekerja atau
kecacatan.
5. Faktor mental-psikologis
Hubungan kerja atau hubungan industrial yang tidak baik, misalnya dengan
2.3.1 Pengertian
adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang
secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk
mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud Undang-undang No.9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala
(dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
Miliar Rupiah)
yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), usaha kecil merupakan entitas usaha
usaha yang telah melakukan kegiatan usaha yang mempunyai penjualan atau omset
tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri
dari : Bidang usaha ( Fa, CV, PT, dan koperasi ), dan Perorangan (
desain custom sesuai dengan keinginan para pemesan. Salah satu penyedia jasa
pembuatan pakaian jadi atau tekstil dengan desain custom yang telah ditentukan
sendiri oleh pemesan sehingga pengelola konveksi hanya menuruti keinginan dari
jenis kain untuk pakaian yang dikehendaki serta juga menyediakan jasa desain
BAB III
kimia dan penggunaan api. Penggunaan APD saat bekerja menurut Anizar (2009)
perlindung bagi pekerja dan menempatkan pekerja di suatu kondisi yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikis pekerja”. Hierarki pengendalian resiko dalam
kesehatan kerja, guna memenuhi cara kerja yang aman dan sehat.
yang dilakukan dalam menganalisis data penelitian ini meliputi pengecekan data,
Pengisian kuesioner
PROSES
K3
BAB IV
METODE PENELITIAN
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskriptif tentang suatu keadaan objektif (Sastroasmoro dan Ismail, 2011). Jenis
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu
dan observasi dilakukan di Flows Konveksi Bali sedangkan analisis data akan
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Juni 2018 sampai
bulan September 2018. Tahap pertama peneliti pada bulan Juni akan melakukan
pengisian kuesioner. Pada bulan Juli dilakukan tahap analisis data dan
penyusunan laporan.
22
2. Informan adalah pekerja pembuatan baju sablon yang bekerja secara individu
1. Data Primer
Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh periset untuk
menjawab masalah risetnya secara khusus (Sugiyono, 2004). Untuk penelitian ini
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan pihak lain, bukan oleh periset
sendiri (Sugiyono, 2004). Data sekunder dalam penelitian ini didapat melalui
media perantara berupa data atau dokumen-dokumen yang ada di Flows Konveksi
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner yang dibuat
sendiri oleh peneliti sesuai apa yang hendak diukur. Kuesioner merupakan daftar
pertanyaan yang digunakan peneliti untuk memperoleh data secara langsung dari
23
c. Besar Sampel
wakil populasi yang diteliti. Sedangkan untuk menentukan besaran sampel apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya
diambil antara 15% atau 29% sampai dengan 25% atau lebih, tergantung setidak-
tidaknya dari ; 1) Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana. 2)
Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data, dan 3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung
timbulnya variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah umur,
mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Besarnya efek tersebut
berubahnya variasi yang tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan studi kajian pustaka dengan cara mempelajari buku dan
jurnal terkait dengan penelitian, menetapkan tempat penelitian yaitu salah satu
Dalam tahap ini dilakukan observasi ke Flows Konveksi Bali untuk memilih
responden yang akan dijadikan sampel penelitian. Responden dalam penelitian ini
25
adalah pekerja di Flows Konveksi Bali dan bersedia untuk melakukan interview
Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa data deskripsi sehingga
dijawab dengan benar akan mendapatkan skor satu yang berarti tahu dan setiap
jawaban yang salah diberi skor nol yang berarti tidak tahu. Hasil kuesioner yang
P = f x 100 %
n
Keterangan :
50% : setengahnya
100% : seluruhnya
27
Rumusan Masalah
Kajian Pustaka
Metode Penelitian
Pengisian kuesioner
Analisis data
BAB VI
PENUTUP
1. Simpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan
Perilaku Manusia.. Yogyakarta : Nuha Medika