Anda di halaman 1dari 14

Kajian

Evaluasi Implementasi
Program Bandung
1000 Kampung

Sekretariat Daerah Kabupaten Bandung


Bagian Administrasi Pembangunan
Pendahuluan
01 Latar Belakang, Tujuan Penelitian, Dasar Hukum,
Metodologi

Gambaran Umum
02 Gambaran umum Program 1000 Kampung

Pembahasan
03 Pembahasan mengenai analisis dalam evaluasi
terhadap Program Bandung 1000 Kampung

Kesimpulan & Rekomendasi


04 Kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi
terhadap tindaklanjut hasil evaluasi implementasi
Program Bandung 1000 Kampung
01 Pendahuluan
Latar Belakang

Bandung 1000 Kampung Klaster Tematik


Program ditetapkan sebagai prioritas Klaster Tematik terdiri dari Home
Pembangunan dalam RPJMD Kab. Industry, Agroforestry, Jasa Edukasi,
Bandung 2016-2021 dengan pendekatan Seni Budaya, Kuliner dan Panorama
One Village One Produtct. sebagai dasar penetapan Kampung
Tematik.

Lima Aspek Pembangunan Sudah berjalan sejak 2 Tahun


Program Bandung 1000 Kampung Sejak ditetapkan dan berjalan
sebagai program prioritas bertujuan selama 2 tahun, perlu dilakukan
menangani lima tema utama evaluasi mengenai kesesuaian
(Pendidikan, Kemiskinan, Investasi, implementasi terhadap rencana
Kepariwisataan dan Kesehatan). yang ditetapkan.
01 Pendahuluan
Rumusan Masalah
Waktu pelaksanaan program tidak sejalan dengan
01 indikasi program dalam RPKP 2017-2020

02 Realisasi anggaran yang minim

Tidak adanya struktur organisasi yang berperan


03 sebagai penanggung jawab program
Tidak sinerginya kegiatan yang dilakukan oleh
04 masing-masing Perangkat Daerah
Minimnya sosialisasi terhadap pemangku
05 kepentingan, termasuk masyarakat dan dunia
usaha
Penetapan Tematik kurang memperhatikan
06 potensi unggulan
Belum ditetapkannya indikator keberhasilan
07 program
01 Pendahuluan
Tujuan Penelitian

01 Identifikasi kesesuaian antara rencana dan


tujuan program terhadap realisasinya

02 Identifikasi faktor kendala pelaksanaan


program (variabel implementasi)

03 Merumuskan rekomendasi
mengoptimalkan realisasi tujuan
untuk
program
Bandung 1000 Kampung
01 Pendahuluan
Dasar Hukum
1. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
2. UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
3 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa
4. PP No. 43 Tahun 2014 tentang Desa
5. Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019
6. Perda No. 7 Tahun 2011 tentang RPJPD 2005-2025
7. Perda No. 27 Tahun 2016 tentang RTRW 2016-2036
8. Perda No. 6 Tahun 2018 tentang RPJMD 2016-2021
9. Perbup Bandung No. 50 Tahun 2016 tentang Kawasan
Perdesaan Berbasis Agroforestry Kopi di Kec. Pangalengan
Kab. Bandung
10. Permendes PDDT No. 5 Tahun 2016 tentang Pembangunan
Kawasan Perdesaan
11. Permendes PDDT No. 16 Tahun 2018 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa
01 Pendahuluan
Metodologi
Metodologi Penelitian Teknik Pengumpulan Data
Penelitian bersifat deskriptif dan berfokus 01 Data Primer
pada pemecahan masalah dengan Wawancara
pendekatan kualitatif 1. Wawancara terstruktur
2. Informan dipilih berdasarkan
kriteria tertentu
Lokasi Penelitian Observasi
Meliputi lima Desa Kampung Tematik di Bertujuan untuk mengamati
lima Kluster: intervensi kegiatan di Kampung
Tematik
02 Data Sekunder
Studi Literatur
Review kajian dan teori terkait
stakeholders dan kelembagaan
Data Instansi terkait
Penelusuran dokumen terkait
pelaksanaan Program 1000
Kampung
02 Gambaran Umum
Gambaran Umum Program

1 Program 1000 Kampung diimplementasi Sejak


2018, terdiri dari 6 Klaster Tematik yang tersebar
hampir di 31 Kecamatan di Kabupaten Bandung 2 Berbagai Program dan Kegiatan telah diintervensi di
lokus Kampung Tematik oleh Perangkat Daerah
berdasarkan tugas, fungsi dan kewenangannya.
02 Gambaran Umum Kampung Tematik
Kampung Kopi 3 Kampung Ukiran Tulang
1

Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan Desa Cileunyi, Kecamatan Cileunyi

Kampung Cyber Kampung Gamis


2 4

Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot


Desa Keramatmulya, Kecamatan Soreang
02 Gambaran Umum Kesesuaian Rencana Intervensi
dan Kondisi Eksisting
Contoh : Kesesuaian Muatan Rencana RPJMD, RPKP dan Usulan Realisasi Kegiatan @ Kampung Gamis

01
Program RPJMD Rencana Tindak RPKP Realisasi OPD Indikator RPJMD Indikator RPKP
Kegiatan Penanggung
Pada tabel di samping, diketahui
Jawab terdapat kesesuaian antara
Program penciptaan Fasilitasi Peningkatan Pelatihan Diskop UKM Persentase Persentase muatan Program RPJMD,
iklim usaha menengah Kualitas, Desain Gamis Kewirausahaan koperasi pertumbuhan Rencana dalam RPKP, dan
yang kondusif berkualitas UMKM
usulan Realisasi Kegiatan di
Program peningkatan Peningkatan Diskop UKM Persentase Persentase Kampung Gamis.
kualitas kelembagaan Kemitraan bagi koperasi pertumbuhan
koperasi UMKM berkualitas Koperasi
Program peningkatan Sosialisasi Prinsip Diskop UKM Persentase Persentase
kualitas kelembagaan Perkoperasian koperasi pertumbuhan
koperasi berkualitas Koperasi
Sumber: Hasil Analisis, 2020

Contoh : Tidak sinkronnya Usulan Realisasi Kegiatan terhadap RPJMD dan RPKP @ Kampung Gamis

02 Pada tabel di samping, diketahui


ditemukan ketidakesesuaian
Program RPJMD Rencana Tindak RPKP Realisasi
Kegiatan
OPD
Penanggung
Indikator RPJMD Indikator RPKP

Jawab
antara muatan Program RPJMD, - - Pengadaan Buku Dispusip Indeks Pendidikan -
Rencana dalam RPKP, dan Bacaan dan Rak
usulan Realisasi Kegiatan di Buku
Kampung Gamis. - - Supervisi, Dispusip Indeks Pendidikan -
Pembinaan dan
Stimulasi pd
Perpum,
Perpusus,
Perpuslah dan
Perpusmas
Sumber: Hasil Analisis, 2020
C02 Gambaran
. PE M B A H A SUmum
AN Identifikasi Pendapat Masyarakat terhadap Program

Persepsi Masyarakat dan Unsur terkait di Lokus Kampung Tematik


02 Gambaran Umum Identifikasi Pendapat Masyarakat terhadap Program

Keterangan:
1. Penetapan Kampung Tematik dianggap kurang
tepat (62,5%) karena minimnya koordinasi
2. Komitmen masyarakat akan keberlanjutan
program masih minim (25%)
3. Minimnya sarana dan prasarana pendukung
yang digunakan untuk mendukung
terlaksananya program (12,5%)

Keterangan:
1. Harapan terbentuknya kelembagaan sebagai
sarana kolaborasi dalam intervensi kegiatan 1000
Kampung
2. Terwujudnya Desa Mandiri ditandai dengan
meningkatnya kemandirian Masyarakat Desa
3. Dibangunnya Galeri sebagai Sarana Promosi
Produk dari Kampung Tematik di setiap daerah
03 Pembahasan
Identifikasi terhadap Variabel Keberhasilan Implementasi
“mengacu pada teori Edward III (1980:148) meliputi komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi terhadap
implementasi program Bandung 1000 Kampung”

Komunikasi Disposisi
• Komunikasi program melalui Aparatur Desa Komitmen stakeholders terhadap
• Masyarakat memahami maksud dan tujuan program keberlangsungan program
• Anggapan masyarakat mengenai kesesuaian Kampung Kopi
intervensi dan kebutuhan
• Perlu pembenahan tata kelola perumusan intervensi
kegiatan melalui pendekatan bottom up

Sumber Daya Struktur Birokrasi


• SDM, baik di tingkat Pemerintah sebagai Pelaksana • Belum terdapat unsur kelembagaan sebagai
dan Masyarakat sebagai Penerima Manfaat bentuk fragmentasi tugas dan fungsi lintas sektor
• Pendanaan berasal dari APBN, APBD Prov, APBD sebagai pendukung program
Kab. Bandung dan APBDes • Keterbatasan tupoksi dan kewenangan
• Sarana dan Prasarana, fisik dan non fisik yang mengakibatkan program belum terkoordinasi dan
digunakan untuk mendorong realisasi program terpantau dengan baik
• Kewenangan, berasal dari Kepala Daerah, Kepala
OPD, dan Kepala Desa untuk mendorong realisasi
program dan kegiatan terkait 1000 Kampung

Sumber: Hasil Analisis, 2020


04 Kesimpulan & Rekomendasi
Kesimpulan Rekomendasi
 Masyarakat belum sepenuhnya menerima manfaat program  Perlunya kolaborasi lintas stakeholders dalam menentukan
karena belum mempertimbangkan usulan dari masyarakat (Kp. potensi dan nama tematik lokus 1000 Kampung
Cyber dan Ukiran Tulang)  Penetapan potensi perlu mempertimbangkan aspek sosial
 Ketidaksesuaian antara usulan dan realisasi program terhadap (kearifan lokal) dan lingkungan (geografis wilayah)
RPKP diakibatkan minimnya informasi mengenai muatan  Perlunya pemanfaatan anggaran selain APBD untuk
substansi dalam dokumen tersebut mendukung pendanaan program secara optimal (CSR, KPBU)
 OPD secara konsisten menjadikan RPJMD sebagai dasar  Perlunya pembangunan Gedung Galeri 1000 Kampung sebagai
penetapan intervensi program sarana pemasaran produk dari potensi daerah
 Implementasi 1000 Kampung belum memenuhi 2 dari 4  Perlunya pembentukan struktur organisasi yang berperan
Variabel Implementasi Edward yakni struktur birokrasi sebagai penanggung jawab dan pengawas program 1000
 Responden mengharapkan pembentukan Struktur Organisasi Kampung
dalam mengatur birokrasi Program 1000 Kampung dikarenakan
koordinasi menjadi kendala pelaksanaan program

Anda mungkin juga menyukai