Anda di halaman 1dari 16

Kajian Model Kelembagaan

Program Bandung
1000 Kampung
Lokus Studi: Kampung Kopi, Desa Margamulya,
Kecamatan Pangalengan

Sekretariat Daerah Kabupaten Bandung


Bagian Administrasi Pembangunan
Pendahuluan
01 Latar Belakang, Tujuan Penelitian, Dasar Hukum,
Metodologi

Gambaran Umum
02 Berisikan gambaran umum Program 1000
Kampung dan gambaran umum kondisi Kampung
Kopi

Pembahasan
03 Pembahasan mengenai analisis pembentukan
kelembagaan Program Kampung Kopi

Kesimpulan & Rekomendasi


04 Kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi
terhadap tindaklanjut pembentukan kelembagaan
pelaksana Program di Kampung Kopi
01 Pendahuluan
Latar Belakang
Kampung Kopi Belum Optimal
Intervansi program di 33 Kampung Sejak ditetapkan pada 2018,
Tematik dengan potensi unggulan, salah pelaksaannya mengalami kendala,
satunya Kawasan Agroforestri Kampung diantaranya terkait minimnya kolaborasi
Kopi Pangalengan dan kontribusi stakeholders

Prioritas Pembangunan Kolaborasi dan Kelembagaan


Bandung 1000 Kampung sebagai Kurang optimalnya program
program prioritas RPJMD Kabupaten dipengaruhi keterbatasan
Bandung 2016-2021, mendorong kemampuan dan kewenangan
daerah untuk mengadopsi konsep pihak-pihak yang terlibat dalam
one villlage one product program.
01 Pendahuluan
Rumusan Masalah

01 Apa penyebab kurang optimalnya


pelaksanaan Program Bandung 1000
Kampung?

02 Bagaimana peran stakeholders dalam


keterlibatannya pada implementasi program
Kampung Kopi?

Bagaimana bentuk kolaborasi stakeholders


03 yang tepat melalui kelembagaan untuk
mengoptimalkan implementasi program
Bandung 1000 Kampung khususnya di
Kampung Kopi?
01 Pendahuluan
Tujuan Penelitian

01 Identifikasi variabel implementasi kebijakan


menurut Edward dalam Implementasi
Bandung 1000 Kampung

02 Identifikasi stakeholders berdasarkan tugas


pokok dan fungsi dalam Pelaksanaan
Bandung 1000 Kampung

03 Menganalisis peran stakeholders berdasarkan


tingkat pengaruh dan kepentingannya dalam
Program Bandung 1000 Kampung

Merumuskan model kolaborasi dan bentuk


04 kelembagaan untuk mendukung tercapainya
tujuan dari Program Bandung 1000 Kampung
01 Pendahuluan
Dasar Hukum
1. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
2. UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
3 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa
4. PP No. 43 Tahun 2014 tentang Desa
5. Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019
6. Perda No. 7 Tahun 2011 tentang RPJPD 2005-2025
7. Perda No. 27 Tahun 2016 tentang RTRW 2016-2036
8. Perda No. 6 Tahun 2018 tentang RPJMD 2016-2021
9. Perbup Bandung No. 50 Tahun 2016 tentang Kawasan
Perdesaan Berbasis Agroforestry Kopi di Kec. Pangalengan
Kab. Bandung
10. Permendes PDDT No. 5 Tahun 2016 tentang Pembangunan
Kawasan Perdesaan
11. Permendes PDDT No. 16 Tahun 2018 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa
01 Pendahuluan
Metodologi
Metodologi Penelitian Teknik Pengumpulan Data
Penelitian bersifat deskriptif dan 01 Data Primer
berfokus pada pemecahan masalah Wawancara
dengan pendekatan kualitatif 1. Wawancara terstruktur
2. Informan dipilih berdasarkan
kriteria tertentu
Observasi
Lokasi Penelitian Bertujuan untuk mengamati
Desa Margamulya Kecamatan intervensi kegiatan di Kampung Kopi
Pangalengan, telah ditetapkan
sebagai Kawasan Agroforestri 02 Data Sekunder
berbasis Kopi di Kecamatan Studi Literatur
Pangalengan (Kampung Kopi) Review kajian dan teori terkait
stakeholders dan kelembagaan

Data Instansi terkait


Penelusuran dokumen terkait
pelaksanaan Program 1000 Kampung
02 Gambaran Umum
Gambaran Umum Program

1 Program 1000 Kampung diimplementasi Sejak


2018, terdiri dari 6 Klaster Tematik yang tersebar
hampir di 31 Kecamatan di Kabupaten Bandung 2 Berbagai Program dan Kegiatan telah diintervensi di
lokus Kampung Tematik oleh Perangkat Daerah
berdasarkan tugas, fungsi dan kewenangannya.
02 Gambaran Umum Lokus Kampung Kopi
Pelaku Usaha Produk Olahan Jumlah Luas Alamat
Produksi Lahan

Koperasi Kopi Jawa 70 200 Ha Jl. Bandung Pangalengan Km


Produsen Kopi Preanger ton/tahun 36,5, Margamulya,
Margamulya Gunung Tilu Pangalengan, Kab. Bandung
Kelompok Tani Kopi Malabar 80 Jl. SMPN 1 Pasirmulya, RT 05,
Rahayu Indonesia ton/tahun RW 14, Pangalengan, Kab.
Bandung
Malabar Kopi Malabar 18 Kp. Cigendel, RT 02/RW 12,
Mountain Mountain ton/tahun Margamulya, Pangalengan,
Kab. Bandung
CV. Prinsa Kopi Jl. Raya Pintu No. 506,
Agrolestari Margamulya, Pangalengan,
Kab. Bandung
PT. Sinar Kopi Pangalengan, Bandung
Mayang Lestari
Kelompok Tani
Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan Kowamah

Mata Pencaharian Penduduk Industrialisasi Kampung


Kependudukan
Kopi
• Jumlah penduduk di tiga Desa lokus Sebagian besar penduduk bermata Jumlah Produksi dan Luas Lahan
Kampung Kopi (Margamulya, Margaluyu, pencaharian pada sektor Perkebunan Kopi:
Pulosari) sebesar 39.046 jiwa • Pertanian • 2008 luas 36,10 Ha produksi 8,67 ton
• Komposisi Penduduk Desa Margamulya • Perkebunan • 2011 luas 225 Ha produksi 669 ton
sebesar 46,88% dari total Penduduk • Peternakan • 2015 luas 400 Ha produksi 1.200 ton
Kampung Kopi (39.046 jiwa) • Industri • 2016 luas 580 Ha produksi 1.740 ton
• Pendidikan
• dll
03 Pembahasan
Identifikasi terhadap Variabel Keberhasilan Implementasi
“mengacu pada teori Edward III (1980:148) meliputi komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi terhadap
implementasi program di Kampung Kopi”

Komunikasi Disposisi
• Komunikasi program melalui Aparatur Desa Komitmen stakeholders terhadap
• Masyarakat memahami maksud dan tujuan program keberlangsungan program
• Anggapan masyarakat mengenai kesesuaian Kampung Kopi
intervensi dan kebutuhan
• Perlu pembenahan tata kelola perumusan intervensi
kegiatan melalui pendekatan bottom up

Sumber Daya Struktur Birokrasi


• SDM, baik di tingkat Pemerintah sebagai Pelaksana • Belum terdapat unsur kelembagaan sebagai
dan Masyarakat sebagai Penerima Manfaat bentuk fragmentasi tugas dan fungsi lintas sektor
• Pendanaan berasal dari APBN, APBD Prov, APBD sebagai pendukung program
Kab. Bandung dan APBDes • Keterbatasan tupoksi dan kewenangan
• Sarana dan Prasarana, fisik dan non fisik yang mengakibatkan program belum terkoordinasi dan
berkaitan dengan budidaya tanaman kopi terpantau dengan baik
• Kewenangan, berasal dari Kepala Daerah, Kepala
OPD, dan Kepala Desa untuk mendorong realisasi
program di Kampung Kopi

Sumber: Hasil Evaluasi Implementasi Bandung 1000 Kampung


03 Pembahasan
Identifikasi Stakeholders
“Identifikasi Stakeholders dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolaborasi penta helix”

Institusi Pemerintah Masyarakat


Setda, Bappeda, Diskop UKM, Disperindag, Lembaga Masyarakat Desa Hutan,
DPUTR, DLH, Disperkimtan, Diskominfo Warga Kecamatan Pangalengan,
Statistika, DPMD, Disnaker, Distan, Dispakan, Masyarakat Perlindungan Indikasi
Disnaker, Disparbud, Dishub Geografis Kopi Arabika Java Preanger

Dunia Usaha Akademisi


Perum Perhutani, PT. Nuga Ramitra, PENTA Civitas Akademik di Perguruan Tinggi
CV. Prinsa Agrolestari, PT. Sinar HELIX baik Negeri maupun Swasta
Mayang Lestari, Koperasi Produsen
Kopi Margamulya

Media
Media Cetak, Media Elektronik, Media
Sosial
03 Pembahasan Analisis Stakeholders
Berdasarkan tingkat pengaruh dan kepentingannya (Reed, 2009:1348)
Pemerintah Kabupaten Bandung
01 sebagai stakeholders dengan tingkat
pengaruh dan kepentingan tinggi
terhadap implementasi Kampung Kopi

Tingkat kepentingan dan pengaruh


02 membagi stakeholders dalam empat
kategori Key Players, Subject, Context
Setters dan Crowd.

Pemerintah sebagai administrator


03 pembangunan didukung peran
akademisi dalam penelitian dan
pengembangan untuk penyempurnaan
rumusan kebijakan

Media tidak memiliki kepentingan


04 tinggi terhadap program namun
cenderung memiliki pengaruh besar
untuk mendukung program

Usulan pembentukan kelembagaan


05 melalui kecenderungan model
kolaborasi penta helix dengan
membagi peran stakeholders
berdasarkan kepentingan dan
pengaruhnya
Sumber: Hasil Kajian Analisis Stakeholders dalam program Bandung 1000 Kampung
03 Pembahasan Rekomendasi Optimalisasi Program
Mempertimbangkan hasil evaluasi, analisis stakeholders dan
dinamika pembangunan di Kampung Kopi

Usulan pembentukan Forum


01 Kampung Kopi Bandung 1000
Kampung sebagai organisasi yang
mewadahi fungsi koordinasi dan
komunikasi

02 Pembentukan Forum bertujuan untuk


mengoptimalkan tujuan yang
pembangunan yang disepakati
bersama
Forum sebagai wadah komunikasi
03 dan koordinasi pencapaian target
melalui penanganan lima isu prioritas
(Investasi, Pendidikan, Kemiskinan,
Kesehatan, dan Pariwisata)

Struktur organisasi dalam Forum


04 Kampung Kopi Bandung 1000
Kampung meliputi Pembina, Ketua,
Wakil Ketua, Sekretaris, Koordinator
4 Bidang (Perencanaan, Pendanaan,
Teknis, dan Kelembagaan Kemitraan
dan Pemberdayaan Masyarakat)

Sumber: Hasil Analisis, 2020


03 Pembahasan
Pembagian Tugas dan Fungsi Stakeholders dalam Unsur
Forum Kampung Kopi Bandung 1000 Kampung
Wakil Ketua : Asisten Perekonomian dan
Pembina : Bupati dan Wakil Bupati Pembangunan
• Memberikan arah dan petunjuk implementasi • Membantu ketua dalam menyusun kebijakan
rencana kegiatan terkait Bandung 1000 Kampung di • Membantu ketua terkait fungsi koordinasi dan
lokus Kampung Kopi memberikan arahan pelaksanaan tupoksi
• Bertanggung jawab terhadap rangkaian anggota forum
implementasi program meliputi perencanaan, • Membantu ketua dalam menjalankan kebijakan
pelaksanaan dan pengawasan umum pelaksanaan Kampung Kopi
• Membantu penyusunan analisis

Ketua : Sekretaris Daerah Kab. Bandung Sekretariat: Kepala Bappeda Kab. Bandung
• Mengendalikan pengelolaan Kinerja Forum • Koordinasi perencanaan dan teknis program kerja
Kampung Kopi terkait Kampung Kopi
• Memberikan arah kebijakan dan penyelenggaraan • Perumusan kebijakan penguatan kelembagaan
tugas Forum
• Memastikan optimalisasi dukungan sumber daya • Memberi masukan pada aspek perencanaan,
dalam keanggotaan Forum teknis dan kelembagaan
• Menyampaikan laporan perkembangan kegiatan • Fasilitasi koordinasi dan sinkronirasi kinerja antar
Kampung Kopi kepada Bupati dan Wakil Bupati bidang
Bandung • Fasilitasi monitoring dan evaluasi program
• Menghimpun laporan kinerja bidang

Sumber: Hasil Analisis, 2020


03 Pembahasan
Pembagian Tugas dan Fungsi Stakeholders dalam Unsur
Forum Kampung Kopi Bandung 1000 Kampung

Koordinator Bidang Perencanaan: Koordinator Bidang Perencanaan:


Kepala Dinas Pertanian Kab. Bandung Kepala Dinas Perkimtan Kab. Bandung
• Koordinasi pelaksanaan rencana dan kegiatan • Menyusun rencana program dan kegiatan strategis
• Memastikan kesesuaian rencana terhadap target pendukung implementasi Kampung Kopi sesuai
pembangunan skala makro (RPJMD) indikator pembangunan dalam RPJMD
• Menyusun program dan kegiatan prioritas dalam • Menyusun strategi implementasi program dan
intervensi Kampung Kopi sebagai bahan kegiatan di Kampung Kopi
penyusunan RKP dan RKA-OPD • Membuat laporan kerja bidang teknis secara berkala

Koordinator Bidang Pendanaan: Koordinator Bidang Kelembagaan:


Kepala BKAD Kab. Bandung Kepala Dinas PMD
• Memberikan masukan kebijakan pengembangan • Mensosialisasikan dan advokasi pelaksanaan
Kampung Kopi terkait aspek pembiayaan Program Bandung 1000 Kampung di Kampung Kopi
• Memberikan masukan strategis terkait pendanaan • Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk terlibat
dalam intervensi Program di Kampung Kopi dalam pengembangan Kampung Kopi
• Meneliti RKA-OPD Kabupaten Bandung untuk • Memberikan input strategis pemberdayaan
memastikan pendanaan setiap program 1000 masyarakat, kelembagaan, dan komunikasi
Kampung dialokasikan dalam APBD terhadap Intervensi Pengembangan Kampung Kopi

Sumber: Hasil Analisis, 2020


04 Kesimpulan & Rekomendasi
Kesimpulan Rekomendasi

Pembentukan Forum Kampung Kopi Pengesahan Forum


Dibentuk sebagai wadah kolaborasi dan koordinasi Pembentukan Forum perlu ditindaklanjuti melalui
dalam mewujudkan tujuan pembangunan melalui dokumen hukum berbentuk SK Bupati dan/atau
Bandung 1000 Kampung Peraturan Bupati

Pemetaan dan Identifikasi Stakeholders Intervensi Program dan Kegiatan


Pemerintah dan Akademisi sebagai Key Players Penyusunan program dan kegiatan
berperan penggerak melalui rumusan kebijakan mempertimbangkan tren capaian indikator
dan dukungan penelitian dan pengembangan pembangunan pada tahun-tahun sebelumnya

Keanggotaan Forum Pencapaian Indikator


Forum Kampung Kopi melalui kolaborasi Penta
Terdiri dari Pembina, Ketua, Wakil Ketua,
Helix perlu memperhatikan indikator
Sekretaris, Koordinator Bidang (Teknis,
pembangunan RPJPD 2021-2025 (IV)
Perencanaan, Teknis, Kelembagaan)

Anda mungkin juga menyukai