Anda di halaman 1dari 2

1.

Klasifikasi Trombophlebitis
Berikut merupakan bebrapa macam Trombophlebitis yang terjadi pada masa nifas menurut
Sartika (205).
1) Trombophlebitis Pelvis
Vena-vena ligamentum latum (ovarika, vena uteria, vena hipogastrika). Vena yang
paling sering meradang yaitu vena ovarika karena bekerja untuk mengalirkan darah
dari luka ke bekas plasenta.
Vena ovarika yang sangat sering terjadi Trombophlebitis adalah ovarika dekstra
karena sebagai tempat implantasi plasenta yamg terletak di bagian atas uterus.
Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau 15 pasca postpartum (Syahroni,).
2) Trombophlebitis Femoralis
Trombophlebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena
vemarolis, vena poplitea, dan vena sareng. Hal ini sering terjadi sekitar hari ke-10
postpartum(Syahroni,).
Memurut Sartika (2015), peradangan ini berasal dari vena femoralis sendiri atau
dapat juga karena aliran darah yang agak lambat didaerah lipatan paha akibat vena
tertakan ing.inguinale. Pada kasus ini biasanya penderita mengalami edema
ekstremitas bawah. Biasanya 1 kaki yang bengkak, akan tetapi memungkinkan edema
pada keduanya.
2. Manifestasi Klinis
Secara umum tanda dan gejala-gejala trombophlebitis menururt Sartika (2015) sebagai
berikut:
a. Kemungkinan peningkatan suhu ringan.
b. Takikardi ringan.
c. Tiba-tiba nyeri sangat berat pada tungkai diperburuk dengan pergerakan atau saat
berdiri.
d. Edema pergelangan kaki, tungkai, dan paha.
e. Tanda homan. Cara memeriksanya yaitu dengan menempatkan satu tangan ke lutut
ibu dan memberikan tekanan ringan untuk menjaga kaki tetap lurus. Apabila terdapat
nyeri betis saat dorsifleksi, maka tanda ini positif.
f. Nyeri saat penekanan betis
g. Nyeri tekan sepanjang aliran pembuluh darah yang terkena dengan pembuluh darah
dapat teraba.
Sedangkan menurut Syahroni (20), tanda dan gejala trombophlebitis dibedakan sesuai
bagiannya.
1) Trombophlebitis Pelvis
a. Nyeri pada perut bagian bawah atau perut bagian samping, timbul
pada hari ke 2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
b. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik:
a) Menggigil berulang kali (30-40 menit) dengan interval
beberpa jam saja, kadang-kadang 3 hari pada waktu
menggigil penderita hmpir tidak panas.
b) Suhu badan naik turun secara drastis (36°C – 40°C) yang
diikuti penurunan suhu dalam 1 jam.
c) Penyakit dapat berlangsung selama 1-3 bulan.
d) Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana,
terutama ke paru-paru.
c. Abses pada pelvis
d. Gambaran darah
a) Terdapat leukositosis
b) Pembuatan kultur darah. Hal ini harus dilakukan pada saat
yang tepat sebelum memulainya menggigil. Kultur darah
sukar dibuat karena bakterinya anaerob.
e. Pada saat pemeriksaan fisik hampir tidak ditemukan apapun karena
yang paling banyak terkena adalah vena ovarika; hal yang sulit
ditemukan pada pemeriksaan dalam.
2) Trombophlebitis Femoralis
a. Keadaan umum baik, suhu badan subfebris (38°C-38,5°C) selama
7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik sekitar hari ke-10-20
yang disertai dengan menggigil dan nyeri berat.
b. Pada salah satu kaki yang terkena(biasanya kaki kiri), terdapat
tanda-tanda sebagai berikut:
a) Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar, sukar
bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.
b) Seluruh bagian vena dari salah satu vena pada kaki terasa
tegang dan keras pada paha bagian atas.
c) Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.
d) Kaki bengkak, tegang, putih, nyeri, dingin, dan pulsa di
menurun akibat spasmus arteri.
e) Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri.
Pada umumnya terjadi pada paha bagian atas, tetapi lebih
sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki
kemudian terus dari bawah ke atas.
f) Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau saat tes tanda
human positif.
3. Komplikasi Trombophlebitis
Trombophlebitis dapat menimbulkan komplikasi meskipun jarang terjadi. Berikut komplikasi
yang dapat terjadi akibat trombophlebitis menurut Willy (2018):
a. Emboli paru atau gumpalan darah pada pembuluh darah arteri di paru-paru. Kondisi
ini terjadi akibat tersumbatnya pembuluh darah dari jantung menuju paru-paru. Gejala
boli paru yang terjadi pada setiap orang tidak sama, tergantung pada luas area paru
yang terkena. Biasanya gejala yanh paling sering muncul adalah batuk yang disertai
rasa sakit pada dada, pusing, sesak napas, dan demam (Halodoc, 2018).
b. Post thrombotic syndrome (PTS). Kondisi ini muncul biasanya beberapa bulan atau
tahun setelah pasien terserang trombophlebitis. Ditandai dengan bengkak dan rasa
berat pada tungkai yang terserang.
Kondisi ini terjadi akibaat dampak jangka panjang DVT (deep veins thrombosis).
Dalam pembuluh darah memiliki katup yang bertugas untuk memastikan bahwa
darah mengalir melalui jalur yang tepat menuju jantung. Saat terjadi DVT, hal ini
menyebabkan katup tersebut menjadi rusak (Halodoc, 2018).
4. Patofisiologi Trombophlebitis

Anda mungkin juga menyukai