Disusun Oleh:
NAMA : Ns. Deliana Ayu Putri, S.Kep
NIP : 199412012022032004
KELAS/KELOMPOK : A.1.2
Coach, Mentor,
i
BERITA ACARA
SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
Coach Peserta
Penguji Mentor
ii
KATA PENGANTAR
Penggunaan Kartu Minum Obat Dan Edukasi Di Desa Sededap Wilayah Kerja
Puskesmas Pulau Tiga” dengan baik dan tepat waktu. Shalawat beserta salam
tidak lupa kita sampaikan pada junjungan Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi
Wassalaam. Semoga shalawat ini nenjadi cahaya bagi kita semua di akhirat
semua pihak yang terlibat dalam pembuatan rancangan Aktualisasi ini. Ucapan
2. Ibu Dr. Dra. Hj. Erliani B Lestari, M.Si selaku kepala pusat pengembangan
iii
3. Bapak Muhamad Alim Sanjaya, S.IP, MPP Selaku Kepala Badan
Natuna
4. Ibu Dyah Prihatinningrum, S.TP, M.Si selaku Coach atas bimbingan dan
5. Ibu Devi Aprinida, S.Kep.Ns sebagai mentor yang telah banyak membantu
dalam memberikan saran dan masukan mengenai isu dan rencana kegiatan
7. Para panitia Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Natuna yang telah bekerja
9. Kedua orang tua, suami dan anak yang senantiasa mendoakan dan
10. Seluruh Peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Kabupaten
iv
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Aktualisasi ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari Bapak/I sebagai pembaca agar ke depan menjadi lebih baik.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan semoga Laporan aktualisasi ini
dapat memberikan manfaat kepada para pembaca dan terutama bagi penulis
sendiri. Aamiin
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
B. Akuntable ........................................................................ 15
C. Kompeten ....................................................................... 16
vi
D. Harmonis ........................................................................ 17
E. Loyal ............................................................................... 18
F. Adaptif ............................................................................. 19
G. Kolaboratif....................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintahan. Pengertian tersebut sesuai dengan Undang – Undang
no 5 tahun 2014. Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah ditetapkan pada
UU no 5 tahun 2014 pasal 12, yaitu “Sebagai perencana, pelaksana dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional, melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme
Persyaratan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menjadi Pegawai
NegeriSipil (PNS) adalah mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar (Latsar) sesuai
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil. Dan berdasarkan Peraturan
Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS), yang dimaksud Pelatihan
Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang
dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. CPNS wajib menjalani Masa Prajabatan. Masa
Prajabatan dilaksanakan selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
pengangkatan sebagai CPNS.
Setiap Instansi Pemerintah wajib memberikan Pelatihan Dasar CPNS
selama Masa Prajabatan. Pelatihan Dasar CPNS dapat dilaksanakan dalam
bentuk Blended Learning dilaksanakan melalui 3 (tiga) bagian pembelajaran
yaitu: Pelatihan Mandiri; Distance Learning; dan pembelajaran klasikal di
tempat penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS. Distance Learning terdiri
atas e-learning; dan aktualisasi.
1
Pada tanggal 27 Juli 2021, Presiden Joko Widodo resmi
meluncurkan core value Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu BerAKHLAK.
Peluncuran Core Value ini bertujuan untuk menyeragamkan nilai-nilai dasar
bagi seluruh ASN di Indonesia sehingga dapat menjadi fondasi budaya kerja
ASN yang profesional. Core Value BerAKHLAK merupakan singkatan dari
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif.
Nilai-nilai dasar tersebut adalah modal penting bagi seluruh ASN
khususnya tenaga kesehatan dalam melaksanakan Tugas Pokok dan
Fungsinya untuk mendukung terwujudnya sistem pelayanan publik di bidang
kesehatan yang terintegrasi, profesional, dan berkomitmen terhadap mutu.
Salah satu fungsi ASN adalah sebagai Pelayan Publik dalam bidang
kesehatan. Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) yang merupakan
Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama pada masyarakat yang
memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya
subsistem upaya kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) No.43
Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa,
fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif,
kuratif, maupun rehabilitative yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah
dan/ atau masyarakat. Upaya pembangunan kesehatan yang dilaksanakan
di puskesmas dapat berjalan dengan baik jika dilakukan proses manajemen
yang baik, proses manajemen yang baik dapat tercipta salah satunya dengan
menaati tugas pokok dari puskesmas itu sendiri yaitu salah satunya upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) diantaranya
Diabetes Melitus.
2
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit endokrin yang paling banyak
diderita penduduk disuluruh dunia. Diabaetes Melitus didefinisikan sebagai
suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi Etologi yang
ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi
insulin
Diabetes melitus tidak hanya menyebabkan kematian prematur di
seluruh dunia penyakit ini juga menjadi penyebab utama kebutaan, penyakit
jantung dan gagal ginjal.diabetes diperkirakan meningkat seiring
penambahan umur penduduk menjadi 19,9 % atau 111,2 juta orang pada
umur 65-79 tahun. Angka diprediksi terus meningkat hingga mencapai 578
juta ditahun 2030 dan 700 juta ditahun 2045 (Riskesdas 2018).
Pasien Diabetes Melitus mengkonsumsi obat oral secara tidak teratur
karena pengetahuan yang kurang tentang pentingnya keteraturan menjalani
terapi obat oral anti diabetes. Ketidakteraturan menjalani terapi obat bisa
meningkatkan risiko hiperglikemi maupun risiko terjadinya komplikasi. Oleh
karena itu, diperlukan pengetahuan yang baik tentang penyakit diabetes ini.
Informasi dapat diberikan oleh dokter, perawat dan petugas kesehatan
lainnya.
Sesuai dengan data Profil Puskesmas Pulau tiga pada Tahun 2021,
Penyakit Diabetes Melitus termaksud dalam 10 besar penyakit tidak menular
di wilayah kerja Puskesmas Pulau tiga, jumlah kasus penyakit diabetes
mellitus januari - juli tahun 2022 berjumlah 67 kasus, berdasarkan data
kunjungan di Puskesmas hanya 40 % yang datang berobat secara rutin.
Dalam melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
tidak menular (PTM) yaitu Diabetes Melitus di wilayah kerja Puskesmas
pulau Tiga terdapat beberapa kendala yang didapatkan salah satunya
tentang kepatuhan pasien untuk kontrol ke Puskesmas dan minum obat anti
diabetik. Dari hasil diskusi dengan mentor Puskesmas pulau Tiga didapatkan
informasi bahwa penderita diabetes melitus umumnya berobat ketika sudah
mengalami gejala yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari seperti sering
3
merasa haus, sering buang air kecil, lamas dan pandangan kabur serta
kebiasaan berobat secara tidak teratur sesuai dengan anjuran dokter
dikarenakan pasien lupa mengingat waktu kontrol pengobatan, sibuk dengan
aktivitas atau pekerjaanya atau pun tidak ada support dari keluarga/orang
terdekat. Biasanya penderita diabetes mellitus berhenti minum obat anti
diabetik ketika gejala yang dirasakannya berkurang tanpa ada instruksi untuk
menghentikan terapi.
Penderita diabetes melitus merupakan salah satu pasien yang harus
diberikan konseling dan edukasi agar patuh terhadap pengobatan yang
dijalani, karena diabetes mellitus merupakan penyakit yang secara pelan-
pelan dapat menimbulkan kematian (Onzenoort, 2010).
Kepatuhan menjalani pengobatan sangat diperlukan untuk mengontrol
gula darah serta mencegah terjadinya komplikasi. Kepatuhan pasien
berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pengobatan. Hasil terapi tidak
akan mencapai tingkat optimal tanpa adanya kesadaran diri pasien itu
sendiri, bahkan dapat mengakibatkan kegagalan terapi, serta dapat pula
menimbulkan komplikasi yang sangat merugikan penderita dan pada
akhirnya akan berakibat fatal (Hussar, 1995 dalam Pratiwi, 2011).
Berdasarkan dari uraian diatas, core isunya adalah ; Belum
Optimalnya Penanganan Tentang Kepatuhan Minum Obat pasien
diabetes mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Pulau Tiga Tahun 2022,
untuk gagasan pemecahan Isu adalah Upaya Peningkatan penanganan
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Mellitus melalui kartu
minum obat ( KMO ) dan edukasi Di Desa Sededap Wilayah Kerja
Puskesmas Pulau Tiga Tahun 2022.
4
1.2 Tujuan
a. Umum
Adapun tujuan umum adanya kegiatan aktualisasi ini yaitu
Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yang meliputi BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif) dengan langsung mengaplikasikannya di
lingkungan kerja serta dapat memecahkan permasalahan, memberikan
solusi dan manfaat di lingkungan kerja sebagai Perawat Ahli.
b. Khusus
Adapun tujuan khusus dari laporan aktualisasi ini yaitu
Meningkatkan Pengetahuan dan kepatuhan minum obat pasien
diabetes melitus di desa Sededap wilayah kerja UPTD Puskesmas Pulau
Tiga, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna.
1.3 Manfaat
a. Manfaat Untuk Penulis
Manfaat yang diperoleh penulis yaitu penulis dapat
mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN, yaitu BERAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif), dan Smart ASN serta Manajemen ASN dalam
dunia kerja sebagai Perawat Ahli di Pueskesmas Pulau Tiga.
b. Manfaat Untuk Organisasi
Puskesmas pulau tiga mendapatkan kontribusi melalui aktualisasi
penulis untuk mengembangkan program prolanis yaitu “ GEBET SI DIA
DI PULAU TIGA “TIGA (gerakan berantas atasi hipertensi dan diabetes
di pulau tiga ) dan meningkatkan kualitas kesehatan di wilayah kerja
puskesmas pulau tiga.
c. Manfaat Untuk Masyarakat
Masyarakat dapat merasakan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan dari aktualisasi yang dilaksanakan.
5
1.4 Ruang Lingkup Laporan Aktualisasi
Ruang Lingkup Kegiatan ini dilakukan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Pulau Tiga dengan sasaran kegiatan yaitu masyarakat
penderita diabetes melitus yang terletek di Desa sededap, Kecamatan
Pulau Tiga, Kabupaten Natuna dikarenakan jumlah kasus pasien dengan
diabetes melitus terbanyak terdapat pada Desa tersebut. Adapun kegiatan
yang telah dilakukan untuk Upaya Peningkatan penanganan Kepatuhan
Minum Obat pada Pasien Diabetes Mellitus melalui kartu minum obat (
KMO ) dan edukasi yaitu :
a. Berkoodinasi dengan mentor yaitu kepala puskesmas pulau tiga terkait
pelaksanaan rancangan aktualisasi
b. Membuat kartu minum obat ( KMO ) dan leaflet edukasi
c. Melakukan Kunjungan Rumah untuk melakukan sosialisasi penggunaan
KMO dan edukasi penyakit diabetes melitus dengan media leaflet
d. Evaluasi Minum Obat dan manfaat KMO terhadap kepatuhan minum
obat
6
BAB II
A. Profil Puskesmas
Kecamatan Pulau Tiga secara keseluruhan memiliki luas wilayah
3.425 km² yang terdiri dari 67,59 km² atau 2% merupakan daratan dan
3.358,23 km² atau 98% merupakan wilayah laut. Tidak semua Desa
berada di satu Pulau / Daratan dengan Pemerintah Kecamatan Pulau
Tiga. Dengan Jumlah penduduk berdasarkan data Kecamatan Pulau
Tiga Tahun 2021 sebanyak 3,714 jiwa dan Rumah Tangga ( KK ) 1067.
7
4. Koordinator Pemberdayaan Masyarakat
a. Bagian Pelayanan Promosi Kesehatan
b. Bagian Pembinaan Desa Siaga
c. Bagian Pelayanan Kesehatan Balita
d. Bagian Pelayanan Kesehatan Lansia
e. Bagian UKS
8
Motto Puskesmas Pulau Tiga yaitu kesembuhan dan kemandirian
anda adalah harapan kami.
Budaya kerja Puskesmas Pulau Tiga :
Siap Bekerja
Siap Disiplin
Siap Pelaporan
Siap Kerjasama
Siap Melayani
9
E. Struktur Organisasi Puskesmas Pulau Tiga
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Puskesmas Pulau Tiga
10
F. Tugas dan Fungsi Jabatan
Jabatan fungsional Perawat adalah salah satu bagian dari karier
PNS yang terdiri dari bermacam-macam jenis jabatan berdasarkan
keterampilan dan keahliannya. Jabatan fungsional Perawat diatur dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 25 Tahun 2014 sebelum mendapatkan perubahan yang
ditetapkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2019 yang dimana telah
disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2019 yang mengatur
tentang pengusulan, penetapan dan pembinaan jabatan fungsional PNS.
Uraian kegiatan Perawat Ahli Pertama, meliputi:
11
12. menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu
(merumuskan, menetapkan tindakan)
13. menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga
(merumuskan, menetapkan tindakan)
14. melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/ kritikal
15. melakukan tindakan terapi komplementer/holistik
16. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
17. memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
18. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
19. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
20. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
21. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
22. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
23. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan
pengaturan suhu tubuh
24. melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu
25. memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
26. melaksanakan case finding/ deteksi dini/penemuan kasus baru pada
individu
27. melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada
individu
28. melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
29. melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
30. melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat
31. melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
32. melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks
33. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi
12
34. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik
35. melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan
komunikasi
36. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada
area medikal bedah
37. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
anak
38. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
maternitas
39. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
komunitas
40. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
jiwa
41. melakukan perawatan luka
42. melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama
dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi
pasien
43. melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
44. melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu
45. melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
46. melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
47. melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan
keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer
48. melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
49. melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar
shift/unit/fasilitas kesehatan
50. melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan
fungsi ketenagaan perawat
51. melakukan preseptorship dan mentorship
13
2.2 KONSEP DASAR NILAI-NILAI ASN BERAKHLAK
A. Berorientasi Pelayanan
14
c) Melakukan perbaikan tiada henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya mempertanggung
jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public, mengutamakan
pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
B. Akuntabel
15
Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai
dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas,
perilaku tersebut adalah:
a) Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
b) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
c) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi
C. Kompoten
16
pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (duapuluh) Jam
Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran
bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Dalam
menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan
dengan peta nine box pengembangan, dimana kebutuhan
pengembangan pegawai, sesuai dengan hasil pemetaan pegawai dalam
nine box tersebut.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan
dalam Surat Edaran Menteri PAN RB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin
4, antara lain disebutkan bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten
yaitu:
D. Harmonis
17
Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya
tempat kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah
membuat tempat kerja yang berenergi, memberikan keleluasaan untuk
belajar dan memberikan kontribusi, dan berbagi kebahagiaan bersama
seluruh anggota organisasi. Penerapan sikap perilaku beretika yang
menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis tidak hanya saja berlaku untuk
sesama ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders
eksternal. Sikap perilaku ini bisa antar lain :
a) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya (toleransi).
b) Suka membantu orang lain.
c) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
E. Loyal
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seseorang ASN ideal
adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan Negara. Sifat dan sikap
loyal terhadap bangsa dan Negara dapat diwujudkan dengan sifat dan
sikap loyal ASN kepada kepemerintahan yang sah sejauh pemerintahan
yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, kaena ASN merupakan
bagian atau komponen dari pemerintahan itu sendiri.
Secara etimologis, istilah loyal diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “loial”
yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia atau
suatu kesetiaan. Kesetiaan timbul tanpa adanya paksaan tetapi timbul
dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam kamus Oxford Dictionary
kata Loyal didefinisikan sebagai “giving or showing firm and constant
support or allegiance to a person or institution” yang artinya “tindakan
memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan
konstan kepada seseorang atau institusi”. Loyal merupakan salah satu
nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap
ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
Negara dengan panduan perilaku:
18
a) Memegang teguh ideologi pancasila, Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, serta kepada NKRI dan pemerintahan
yang sah
b) Menjaga nama baik semua ASN, pimpinan, instansi dan Negara
c) Menjaga rahasia jabatan dan Negara.
F. Adaptif
19
dan hadapi ambiguity dengan agility. Adapun panduan perilaku sikap
adaptif sebagai berikut:
a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan,
b) Terus berinovasi dan mengembangkan kretifitas, dan
c) Bertindak proaktif.
G. Kolaboratif
20
dan
c) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.
21
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
22
3.2 DESKRIPSI ISU
1. belum optimalnya penanganan tentang kepatuhan minum obat
bagi pasien diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Pulau
Tiga
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang terjadi akibat
pankreas tidak cukup memproduksi insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan secara efektif insulin yang dihasilkan (WHO, 2016).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolik menahun yang
disebabkan oleh kurangnya produksi insulin di pankreas dan tubuh
tidak dapat menggunakan hormon insulin yang di produktif secara
efektif (Kemenkes RI, 2014).
Pasien Diabetes Melitus mengkonsumsi obat oral secara tidak
teratur karena pengetahuan yang kurang tentang pentingnya
keteraturan menjalani terapi obat oral anti diabetes. Ketidakteraturan
menjalani terapi obat bisa meningkatkan risiko hiperglikemi maupun
risiko terjadinya komplikasi. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan
yang baik tentang penyakit diabetes ini. Informasi dapat diberikan oleh
dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya.
Sesuai dengan data Profil Puskesmas Pulau tiga pada Tahun
2021, Penyakit Diabetes Melitus termaksud dalam 10 besar penyakit
tidak menular di wilayah kerja Puskesmas Pulau tiga, jumlah kasus
penyakit diabetes mellitus januari - juli tahun 2022 berjumlah 67 kasus,
berdasarkan data kunjungan di Puskesmas hanya 40 % yang datang
kontrol secara rutin.
Dalam melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular (PTM) yaitu Diabetes Melitus di wilayah kerja
Puskesmas pulau Tiga terdapat beberapa kendala yang didapatkan
salah satunya tentang kepatuhan pasien untuk kontrol ke Puskesmas
dan minum obat anti diabetik. Dari hasil diskusi dengan mentor
Puskesmas pulau Tiga didapatkan informasi bahwa penderita
diabetes melitus umumnya berobat ketika sudah mengalami gejala
23
yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari seperti sering merasa
haus, sering buang air kecil, lamas dan pandangan kabur serta
kebiasaan berobat secara tidak teratur sesuai dengan anjuran dokter
dikarenakan pasien lupa mengingat waktu kontrol pengobatan, sibuk
dengan aktivitas atau pekerjaanya atau pun tidak ada support dari
keluarga/orang terdekat. Biasanya penderita diabetes mellitus
berhenti minum obat anti diabetik ketika gejala yang dirasakannya
berkurang tanpa ada instruksi untuk menghentikan terapi.
Dampak yang terjadi jika pasien diabetes militus tidak patuh
minum obat dan jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, dapat
menyebabkan kerusakan pada berbagai organ tubuh, yang
menyebabkan perkembangan komplikasi kesehatan yang
melumpuhkan dan mengancam jiwa seperti penyakit kardiovaskular,
neuropati, nefropati dan penyakit mata, yang menyebabkan retinopati
dan kebutaan (IDF, 2017).
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, salah satu fungsi ASN Merupakan
Pelaksana Kebijakan Publik Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang
berorientasi pada kepentingan public, Keterkaitan fungsi ASN dengan
Belum Optimalnya Penanganan Tentang Kepatuhan Minum Obat
Bagi Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Pulau
Tiga yaitu bagaimana seorang Asn Memberikan Pelayanan Untuk
MeningkatKan kualitas kesehatan pasien diabetes militus dengan
memberikan inovasi dan motivasi agar meningkatnya kepatuhan
minum obat pada pasien diabetes militus.
24
2. Belum Optimalnya Penerapan pemberian Asi eksklusif di wilayah
kerja Puskesmas Pulau Tiga.
Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi
mulai dari hari pertama air susu ibu keluar yaitu kolostrum sampai bayi
berusia enam bulan tanpa tambahan makanan dan minuman apapun
kecuali obat dan vitamin (Kemenkes RI, 2010).
Data awal yang penulis perloleh di wilayah kerja puskesmas
pulau tiga pada tahun 2021 jumlah rumah tangga yang memiliki bayi
berjumlah 207 bayi, dari jumlah tersebut bayi yang mendapatkan ASI
ekslusif pada usia 0-6 bulan sebanyak 91 orang kalau di
persentasekan sebanyak 43% sedang target capaian dari pemerintah
80 %.
ASI eksklusif memegang peran penting dalam proses
pertumbuhan. Tak hanya membangun sistem imun dari luar, ASI
eksklusif juga menunjang perkembangan sistem imun dari dalam.
memberi ASI eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi akibat
infeksi sebesar 88 persen. ASI mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak. Sementara untuk Ibu, menyusui
menurunkan risiko Ibu dari kanker payudara dan rahim (The Lancet
Breastfeeding Series, 2016, https://www.suara.com/health/2021)
Dampak jika ASI tidak di berikan secara ekslusif yaitu diyakini
menjadi salah satu masalah terbesar dari anak kurang gizi. WHO
mencatat bahwa 27,67% dari anak-anak Indonesia bertubuh kerdil,
dan bahwa Indonesia menyumbang sebagai urutan kelima terbesar
dalam jumlah anak yang pertumbuhannya terhambat di seluruh dunia.
Stunting atau kerdil memiliki implikasi kesehatan pada masyarakat
luas karena bisa meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas,
merusak saraf dan mental perkembangan, dan menurunkan
kemampuan fisik untuk bekerja (Mohammad Teja, 2019,
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files)
25
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, salah satu fungsi ASN Merupakan
Pelaksana Kebijakan Publik Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang
berorientasi pada kepentingan public, Keterkaitan fungsi ASN dengan
Isu Belum Optimalnya Penerapan pemberian Asi eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas Pulau Tiga. yaitu bagaimana seorang Asn
Memberikan Pelayanan Untuk Meningkat Kan Pengetahuan Ibu
tentang penting nya pemberian ASI eksklusif sehingga menciptakan
generasi yang pintar dan sehat. Dengan memberikan
penyuluhn/edukasi kepada masyarakat.
26
yang tinggal serumah dengan anggota keluarga yang merokok
beresiko 5,743 kali lebih besar menderita pneumonia dibanding
dengan balita yang serumah dengan anggota keluarga yang tidak
merokok.
Berdasarkan data hasil survei prilaku hidup bersih dan sehat
tahun 2021 di wilayah kerja puskesmas pulau tiga di dapatkan data
dari 774 rumah tangga yang ada di wilyah kerja puskesmas pulau tiga,
terdapat 31,91% rumah tangga yang memiliki anggota keluarganya
tidak merokok di dalam rumah. Sedang sisa nya 68,09% merokok
didalam rumah, Jika tidak segera diatasi akan meningkatnya angka
penyakit ispa ,dan hal ini dapat menimbulkan masalah dikemudian
hari serta dapat menurunkan kualitas mutu pelayanan di Puskesmas
Pulau tiga.
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, salah satu fungsi ASN Merupakan
Pelaksana Kebijakan Publik Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang
berorientasi pada kepentingan public, Keterkaitan fungsi ASN dengan
isu Belum Optimalnya Penanggulangan Prilaku merokok di
dalam rumah oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pulau
Tiga. yaitu bagaimana seorang Asn Memberikan Pelayanan Untuk
MeningkatKan Pengetahuan masyarakat tentang bahaya merokok di
dalam rumah sehingga mengurangi angka pesakitan saluran
pernapasan.
27
3.3 PENETAPAN CORE ISSUE
Berdasarkan identifikasi isu tersebut, 3 (tiga) isu yang terjadi dianggap
penting namun hanya satu isu akan dipilih yang dianggap sangat prioritas
untuk segera ditangani. Oleh karena itu diperlukan analisis isu untuk
menentukan isu mana yang harus menjadi prioritas dengan menggunakan
metode Urgency (U), Seriousnes (S), dan Growth (G) sebagai berikut :
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan
dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk kalau dibiarkan
Tabel 3.1 Indikator Skor USG
Nilai
Skala
Sangat prioritas
1
Prioritas
2
Cukup
3
Kurang
4
Tidak prioritas
5
28
Tabel 3.2 Penetapan core issue menggunakan metode USG
1 2 3 4 5 6 7
Belum optimalnya
penanganan tentang
1. kepatuhan minum obat 5 5 5 15 1
bagi pasien diabetes
mellitus di wilayah kerja
puskesmas pulau tiga
Belum optimalnya
2. penerapan pemberian 4 4 5 13 2
Asi eksklusif di wilayah
kerja puskesmas pulau
tiga.
Belum optimalnya
penanggulangan prilaku
3. merokok di dalam 4 4 4 12 3
rumah oleh masyarakat
di wilayah kerja
puskesmas pulau tiga..
Dari hasil teknik penapisan USG yang didapatkan dari tabel 3.2, terlihat
bahwa isu “belum optimalnya penanganan pasien diabetes mellitus tentang
kepatuhan minum obat” memiliki nilai tertinggi yaitu 15 poin.
29
Identifikasi Sumber Isu
MAN MATERIAL
Belum Optimalnya Belum ada nya
Petugas dalam kartu minum obat
mengontrol minum obat
Kurang nya
kesadaran pasien
penting nya minum Belum
Media
obat dan Kurang Optimalnya
penyuluhan
nya perhatian dari Penanggulangan
kurang menarik
kelurga Tentang
Kepatuhan
Minum Bagi
Pasien Diabetes
Mellitus Obat Di
Wilayah Kerja
Kurang Nya Puskesmas
Pendataan Aktif Kurang nya inovasi oleh Pulau Tiga
petugas dalam memberikan Minimnya edukasi
Khusus Pasien
pentingnya minum
Diabetes Mellitus motivasi kepada pasien
obat diabetes
mellitus oleh
petugas kesehatan
)
Measurement METHOD
30
Berdasarkan analisa sumber isu menggunakan diagram Fishbone dengan
metode 4m (method, material, man, measurement ) yang tertera pada gambar
diatas, maka akar penyebab terjadinya isu yang dapat diselesaikan dengan
sesegera mungkin melalui kegiatan aktualisasi.
31
3.7 Matriks Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Puskesmas Pulau tiga
Identifikasi Isu : 1. Belum Optimalnya Penanganan Tentang Kepatuhan Minum Obat Di Wilayah Kerja
Puskesmas PulauTiga
2. Belum optimalnya penerapan pemberian Asi eksklusif di wilayah kerja puskesmas pulau
tiga.
3. Belum optimalnya penanggulangan prilaku merokok di dalam rumah oleh masyarakat di
wilayah kerja puskesmas pulau tiga.
Isu yang diangkat : Belum Optimalnya Penanganan Tentang Kepatuhan Minum Obat Di Wilayah Kerja
Puskesmas PulauTiga
Gagasan Pemecahan ISU : Pembuatan Kartu Minum Obat Dan Leaflet Edukasi Tentang Penyakit Diabetes Mellitus dan
Buku Saku Diabetes Melitus
32
Table 3.3
Matrik Rancangan Aktualisasi
PENGUATAN
33
b. Akuntabel jujur,
Dalam Melakukan bertanggung
konsutasi jawab, cermat
rancangan serta disiplin
aktualisai jujur dan
mencari data dan berintegritas
masalah yang di tinggi, agar
terbentuk sikap
angkat dan sesuai
anti korupsi
dengan bidang yaitu
Kompeten
seorang perawat.
Di harapkan
c. Kompeten setiap petugas
Mengembangkan di puskesmas
isu yang di angkat meningkatkan
dan mencari kompetensi diri
gagasan kreatifnya. untuk
d. Kolaboratif menghadapi
Berkerjasama tantangan yang
dengan kepala akan datang,
puskesmas dan siap membantu
mendengarkan orang lain, dan
masukan dan saran siap
oleh kepala melaksanakan
puskesmas untuk tugas dengan
kualitas terbaik.
mengembangan
Harmonis
rancangan
Saling
aktualisasi.
menghargai dan
suka menolong
orang lain
34
e. Harmonis Loyal
Membangun Setia kepada
lingkungan yang NKRI siap
kondusif untuk membantu
melancarkan bangsa dan
konsultasi Negara dengan
f. Loyal hal-hal kecil yng
ada di
Berkomitmen
lingkungan
melaksanakan
sekitar, sigap
rancangan
membantu
aktualisasi dengan pasien di saat
baik dan benar kapan pun dan
a. Mencatat a. Tersedianya a. Berorientasi dimana pun.
masukan dan saran dan pelayanan Adaftif
saran yang masukan dari Memberikn respon Siap
sampaikan oleh kepala yang baik terkait menyesuaikan
kepala puskesmas. saran dan masukan diri menghadapi
puskesmas yang di berikan perubahan dan
kepala puskesmas. mengembangka
b. Akuntabel n kreatifitas
Bertanggung jawab untuk berinovasi
Kolaboratif
dengan rancangan
Berkerja sama
aktualisasi dan
dengan
bersedia mengikuti
berbagai sector
saran dan masukan untuk
dari atasan meningkatkan
kualitas
kesehatan.
35
c. Adaptif
Menyesuaikan
perubahan atas
masukan mentor
2 Membuat a. Menetapkan isi a. Tersedianya a. Akuntabilitas Dengan
kartu minum dan Mendesain bahan KMO Dalam menyiapkan membuat KMO
obat ( KMO ) kartu minum dan Desain bahan KMO Penulis dan leaflet
dan leaflet obat KMO membuat desain edukasi dapat
edukasi mudah dan dapat di mewujudkan visi
pertanggung dan misi
jawabkan Puskesmas
b. Kompeten pulau tiga yaitu”
Membuat kartu visi menjadikan
minum obat degan Puskesmas
kualitas terbaik Pulau Tiga
dengan sebagai Pusat
mengembang kan pelayanan
ilmu terbaru kesehatan
c. Adaftif yang bermutu
Berinovasi membuat dan unggul
penyesuaian KMO menuju
Sesuai dengan masyarakat
kemajuan teknologi Pulau Tiga
d. Loyal yang sehat
Berdedikasi serta mandiri”
membuat KMO dan misi ”
Meningkatkan
sarana dan
prasarana
36
b. Mencari materi a. Tersedia nya a. Akuntabilitas kesehatan dan
dan mendesain materi leaflef Dalam menyiapkan Meningkatkan
leaflet dan desain materi leaflet Penulis mutu dan
mengambil dari kualitas
sumber yang pelayanan
terpecaya dan dapat kesehatan
di pertanggung
jawabkan
b. Kompeten
Membuat leaflet
dengan kualitas
terbaik dengan
mengembang kan
ilmu terbar
c. Adaftif
Berinovasi
mendesain leaflet
Sesuai dengan
kemajuan teknologi
dan semenarik
mungkin.
d. Loyal
Berdedikasi membuat
leaflet
c. Konsultasi a. Tersedianya a. Berorientasi
kepada kepala hasil desain Pelayanan
puskesmas KMO dan Melakukan
terkait hasil leaflet di konsultasi dengan
desain Kartu setujui cekatan dan siap
melakukan
perbaikan
37
Minum Obat b. Harmonis
dan leaflet. Membangun
lingkungan yang
kondusif untuk
melancarkan
konsultasi
c. Akuntabilitas
Menyampaikan hasil
desain KMO dan
leaflet dengan jujur
terkait sumber yang
di ambil dan dapat di
pertanggung
jawabkan.
d. Kolaboratif
Berkerja sama
dengan kepala
puskesmas dan
mendengarkan
masukan dan saran
oleh kepala
puskesmas dalam
mendesain KMO
dan leaflet.
e. Adaptif
Menyesuaikan
perubahan atas
masukan mentor
38
d.Melakukan a. Tersedianya a. Kompeten
pencetakan kartu hasil cetak Dalam mencetak
minum obat (KMO) kartu minum KMO dan leaflet
dan Leaflet obat (KMO) mengembangkan
b. Tersedianya ilmu penggunaan
hasil cetak printer agar
leaflet menghasilkan
cetakan yang bagus.
b. Akuntabilitas
Dalam mencetak
KMO dan Leaflet
penulis bertanggung
jawab dengan hasil
cetakan tersebut.
c. Adaptif
Dalam mencetak
kmo dan leaflet
menyesuaikan diri
dengan
menggunakan
printer.
d. Loyal
Mengkonstribusi
cetakan KMO dan
leaflet dengan hasil
yang baik
39
3 Membuat a. Mencari materi a. Tersedianya a. Akuntabilitas Membuat buku
Buku Saku tentang materi dan Dalam menyiapkan saku diabetes
Diabetes diabetes hasil desain materi buku saku mellitus dapat
Melitus mellitus dan Penulis mengambil mewujudkan visi
mendesain dari sumber yang dan misi
buku saku terpecaya dan dapat Puskesmas
di pertanggung pulau tiga yaitu”
jawabkan visi menjadikan
b. Kompeten Puskesmas
Membuat buku saku Pulau Tiga
dengan kualitas sebagai Pusat
terbaik dengan pelayanan
mengembang kan kesehatan
ilmu terbaru yang bermutu
c. Adaftif dan unggul
Berinovasi menuju
mendesain buku saku masyarakat
Sesuai dengan Pulau Tiga
kemajuan teknologi yang sehat
dan semenarik serta mandiri”
mungkin. dan misi ”
d. Loyal Meningkatkan
Berdedikasi sarana dan
menyiapkan waktu prasarana
untuk menyelesaikan kesehatan dan
buku saku Meningkatkan
mutu dan
kualitas
pelayanan
kesehatan
40
b. Konsultasi a. Tersedianya a. Berorientasi
kepada kepala hasil desain Pelayanan
puskesmas KMO dan Melakukan konsultasi
terkait hasil leaflet di dengan cekatan dan
desain buku setujui siap melakukan
saku diabetes perbaikan
melitus. b. Harmonis
Membangun
lingkungan yang
kondusif untuk
melancarkan
konsultasi
c. Akuntabilitas
Menyampaikan hasil
desain buku saku
dengan jujur terkait
sumber yang di ambil
dan dapat di
pertanggung
jawabkan.
d. Kolaboratif
Berkerja sama
dengan kepala
puskesmas dan
mendengarkan
masukan dan saran
oleh kepala
puskesmas dalam
mendesain buku saku
e. Adaptif
Menyesuaikan
perubahan atas
masukan mentor
41
c. Melakukan b. Tersedianya a. Kompeten
pencetakan hasil cetakan Dalam mencetak
buku saku buku saku buku saku
dibetes diabetes mengembangkan
melitus melitus ilmu penggunaan
printer agar
menghasilkan
cetakan yang bagus.
b. Akuntabilitas
Dalam mencetak
buku saku
bertanggung
jawab dengan hasil
cetakan tersebut.
c. Adaptif
Dalam mencetak
buku saku
menyesuaikan diri
dengan
menggunakan printer.
d. Loyal
Mengkonstribusi
cetakan buku saku
dengan hasil yang
baik
42
b. Kolaboratif pulau tiga yaitu”
Dalam hal visi
pengumpulan data menjadikan
ini bekerja sama Puskesmas
dengan Pj program Pulau Tiga
posbindu dan lansia sebagai Pusat
b. Melakukan a. Teridentifikasi a. Loyal
pelayanan
kunjungan dan nya riwayat Berdedikasi kesehatan
melakukan diabetes menyiapkan waktu yang bermutu
pemeriksaan militus untuk berkunjung di dan unggul
kadar gula b. Tersedianya rumah pasien menuju
darah pasien Data hasil b. Berorientasi masyarakat
pemeriksaan Pelayanan Pulau Tiga
kadar gula yang sehat
Berkomunikasi
darah serta mandiri”
dengan pasien
dengan ramah, dan misi
menggunakan “Meningkatkan
komunikasi mutu dan
terapetik agar kualitas
terbina hubungan pelayanan
saling percaya dan kesehatan.
mempermudah
tindakan sehingga
terciptaan
pelayanan yang
prima.
43
c. Harmonis
Menunjukan sikap
perduli tanpa
membeda-bedakan
latar belakang
pasien.
d. Akuntabilitas
Jujur menjelaskan
tujuan kedatangan
penulis dan
melakukan tindakan
dengan cermat
tidak melakukan
kesalahan
e. Kompeten
Melaksanakan
tindakan
pemeriksaan kadar
gula darah dengan
baik dan benar
sesuai sop.
f. Kolaboratif
Setelah mengetahui
kadar gula pasien,
selanjutnya
melakukan
konsultasi dengan
dokter untuk terapy
obat yang akan di
berikan, oleh
Karena itu terjalin
44
kerja sama antara
perawat dan dokter.
g. Adaptif
Menyesuaikan diri
di lingkungan
45
penyakit diabetes
mellitus.
e. Akuntabilitas
Menyampaikan
edukasi dengan
jujur sesuai dengan
perkembangan ilmu
tentang diabetes
mellitus sehingga
dapat di
pertanggung
jawabkan.
f. Kolaboratif
Dalam
mensosialisasikan
KMO ini melibatkan
keluarga pasien
agar ikut serta
membantu dan
mengawasi pasien
untuk minum obat,
sehingga dilakukan
kerjasama antara
petugas dan
keluarga pasien
atau di sebut juga
Pendamping Minum
Obat ( PMO).
46
g. Loyal
Berdedikasi
komitment
melakukan
sosialisasi dengan
baik
47
kunjungi sehingga
tercapainya
pelayanan yang
prima.
b. Harmonis
Menunjukan sikap
peduli
5 Evaluasi a. Meminta Pasien a. Pasien dan a. Berorientasi Melakukan
Minum Obat dan keluarga keluarga bisa Pelayanan Kunjungan
dan manfaat pendamping menceritakan Menggunakan Rumah dapat
KMO menceritakan keteraturan bahasa yang sopan mewujudkan visi
terhadap sejauh mana pasien menyapa pasien , dan misi
kepatuhan tingkat dalam minum dan meminta pasien Puskesmas
minum obat kepatuhan obat
untuk menceritakan pulau tiga yaitu”
pasien teratur
tentang keteraturan visi
minum obat
pasien minum obat. menjadikan
b. Akuntabilitas Puskesmas
Menepati janji untuk Pulau Tiga
kunjungan lanjutan sebagai Pusat
untuk mengevaluasi pelayanan
penggunaan kartu kesehatan
minum obat. yang bermutu
c. Kolaboratif dan unggul
Bekerja sama menuju
dengan keluarga masyarakat
pasien untuk Pulau Tiga
menceritakan sejauh yang sehat
mana keterarturan serta mandiri”
pasien minum obat. dan misi
“Meningkatkan
48
d. Harmonis mutu dan
Menunjukan sikap kualitas
peduli sembari pelayanan
mendengarkan kesehatan.
pasien
e. Adaptif
Menyesuaikan diri
b. Meminta pasien a. Tersampaikan a. Berorientasi
menjelaskan oleh pasien Pelayanan
apa yang pasien apa yang di Dengan ramah
rasa kan setelah rasakan meminta pasien
rutin minum setelah minum menjelaskan apa
obat obat secara yang pasien rasakan
rutin. setelah rutin minum
obat
b. Harmonis
Menunjukan sikap
terbuka dan peduli
ketika mendengarkan
pasien menceritakan
c. Adaptif
Menyesuaikan diri
c. Mengevaluasi a. Terisinya kartu a. Akuntabilitas
manfaat KMO minum obat Bertanggung jawab
terhadap dengan tugas yang di
kepatuhan berikan mengevalusi
minum obat keberhasilan
penggunaan KMO
b. Kompeten
Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
49
c. Loyal
Menyiapkan waktu
untuk melakukan
evaluasi dan
berkomitmen untuk
menyelesaikan tugas
dengan baik dan
menghasikan hasil
yang memuaskan.
d. Harmonis
Menyampaikn hasil
evaluasi dengan
menunjukan sikap
peduli dan
menjelaskan agar
pasien tetap melanjut
kan minum obat dan
mengisi kartu minum
obat untuk seterus
nya.
50
3.4 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi core Isu ASN BerAKHLAK
Table 3.4
Kegiatan Jumlah
No Mata Pelatihan Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Aktualisasi per
1 2 3 4 5 MP
Berorientasi 2 1 1 4 2 10
1.
pelayanan
Akuntable 2 4 3 3 2 14
2.
Kompeten 1 3 2 3 1 10
3.
Harmonis 2 1 1 4 3 11
4.
Loyal 1 3 2 3 1 10
5.
Adaptif 2 4 3 2 2 13
6.
Kolaboratif 1 1 1 3 1 7
7.
Jumlah MP yang 75
diaktualisasi per 11 17 13 22 12
kegiatan
51
3.5 Matrik Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Tabel 3.5
Matrik Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4
Berkoodinasi
1 dengan mentor
terkait
pelaksanaan
rancangan
aktualisasi
Membuat Kartu
minum obat
2 (KMO) dan
leaflet edukas
Membuat buku
3 saku diabetes
melitus
Melakukan
4 Kunjungan
Rumah
Evaluasi Minum
5 Obat dan
manfaat KMO
terhadap
kepatuhan
minum obat
Laporan
6 aktualisasi
52
DAFTAR PUSTAKA
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/14178/BerAKHLAK-jadi-
Core-Value-ASN-dimanakah-nilai-Anti-Korupsi.html
Irfan idris, dkk. 2021. Modul analisis isu kontemporer. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara