Anda di halaman 1dari 20

JOINT VENTURE

MAKALAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Akutansi Keuangan Lanjutan

Dosen Pengampu:
Dr. Akhmad Toha, M.Si.

Kelompok 4
Disusun Oleh:
Ketua : Muhammad Doni Alfarizi (200903101049)
Anggota : Ayu Permatasari (200903101009)
Erza Fortuneila M. (200903101029)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Akutansi Keuangan Lanjutan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran, dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat.

Jember, 18 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................ 2
BAB 2. PEMBAHASAN ............................................................................. 3
2.1 Pengertian Joint Venture .......................................................... 3
2.2 Anggota Joint Venture .............................................................. 4
2.3 Ciri-ciri Joint Venture ............................................................... 4
2.4 Jenis-jenis Perjanjian Joint Venture ........................................ 5
2.5 Pembagian Laba Untuk Joint Venture ..................................... 6
2.6 Bentuk Venture.......................................................................... 6
2.7 Akuntansi Untuk Joint Venture ................................................ 7
2.8 Akuntansi Untuk Joint Venture Yang Diselenggarakan
Secara Terpisah Dari Pembukuan Masing-masing Anggota......... 7
2.9 Akuntansi Untuk Joint Venture Tidak Diselenggarakan
Secara terpisah ................................................................................ 11
2.10 Kerjasama Yang Belum Selesai (Uncompleted Ventures)
Apabila Pembukuan Joint Venture Tidak Diselenggarakan
Secara Terpisah ............................................................................... 12
BAB 3. PENUTUP ...................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ................................................................................ 17
3.2 Saran .......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 19

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak semua kegiatan usaha bisa dilakukan sendiri, karena berbagai
alasan, baik alasan teknis produksi, alasan penguasaan pasar, maupun semata-
mata alasan keuangan. Maka beberapa orang atau beberapa pihak bersama-sama
mendirikan satu perusahaan, baik dengan pihak-pihak dalam satu negara bahkan
lintas negara. Pada era globalisasi seperti sekarang, sudah biasa melihat
perusahaan patungan dengan pemegang saham yang berasal dari banyak negara.

Usaha patungan atau yang biasa disebut Joint Venture merupakan suatu
pengertian yang luas. Dia tidak saja mencakup suatu kerja sama dimana masing-
masing pihak melakukan penyertaan modal (equity joint ventures) tetapi juga
bentuk-bentuk kerjasama lainnya yang lebih longgar, kurang permanen sifatnya
serta tidak harus melibatkan partisipasi modal. Yang pertama mengarah pada
terbentuknya suatu badan hukum, sedangkan pola yang kedua perwujudannya
tampak dalam berbagai bentuk kontrak kerjasama (contractual joint ventures)
dalam bidang manajemen (management contract), pemberian lisensi (license
agreement), bantuan teknik dan keahlian(technical assistance and know-how
agreement), dan sebagainya. Dengan joint venture diharapkan dapat menghimpun
sinergi dari berbagai pihak, khususnya pihak yang menguasai pasar dan pihak
yang menguasai teknologi produksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud joint venture ?
2. Siapa Anggota Joint Venture ?
3. Apa ciri-ciri joint venture ?
4. Apa saja macam perjanjian joint venture ?
5. Bagaimana pembagian laba dalam perjanjian joint venture ?
6. Apa saja bentuk venture ?
7. Bagaimana akuntansi untuk joint venture ?
8. Bagaimana akuntansi untuk joint venture yang diselenggarakan secara
terpisah dari pembukuan masing-masing anggota ?

1
9. Bagaimana akuntansi untuk joint venture tidak diselenggarakan secara
terpisah ?
10. Bagaimana kerjasama yang belum selesai apabila pembukuan joint
venture tidak diselenggarakan secara terpisah ?
1.3 Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud joint venture.
2. Mengetahui tentang anggota joint venture.
3. Mengerti tentang ciri-ciri joint venture.
4. Mampu menjelaskan dan memahami macam macam perjanjian joint
venture.
5. Memahami pembagian laba dalam joint venture.
6. Mengetahui bentuk-bentuk dari joint venture.
7. Memahami akuntansi untuk joint venture.
8. Mampu memahami akuntansi untuk joint venture yang diselenggarakan
secara terpisah dari pembukuan masing-masing anggota.
9. Mampu memhami akuntansi untuk joint venture tidak diselenggarakan
secara terpisah.
10. Mampu memahami kerjasam yang belum selesai, apabila pembukuan
joint venture tidak diselenggarakan secara terpisah.

2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Joint Venture
Joint venture adalah istilah dari usaha gabungan antara dua atau beberapa
perusahaan untuk menjalin bisnis bersama dalam bentuk kebersamaan dalam
suatu perusahaan, baik perusahaan yang sudah ada atau perusahaan yang akan
didirikan. Dalam pengertian singkatnya, joint venture adalah perusahaan
patungan.
Menurut Sunaryati Hartono, joint venture dipergunakan sebagai istilah
verzamelnaam untuk berbagai kerja sama antara penanaman modal nasional
dengan penanaman modal asing.
Berdasarkan pengertian dari tokoh di atas maka dapat kita ketahui unsur -
unsur yang terdapat dalam joint venture ialah :
1. Kerjasama Dua Pihak Atau Lebih.
Joint venture merupakan kerjasama dua pihak atau lebih yang sepakat
untuk membentuk perusahaan baru dengan nama baru.
2. Ada Modal.
Dalam joint venture masing-masing pihak memberikan modal untuk
disetor dan dipakai bersama untuk mengoperasikan perusahaan baru.
3. Ada Surat Perjanjian.
Sebagai bentuk adanya kerjasama antara dua belah pihak, maka dalam
joint venture harus ada surat perjanjian yang berfungsi untuk mengikat
kedua belah pihak tersebut. Dalam joint venture karena melibatkan orang
lain, maka perlu diperhatikan dan diteliti apakah pihak yang akan diajak
kerjasama tersebut adalah pihak yang bisa dipertanggungjawabkan.
Perusahaan baru merupakan perusahaan yang dibentuk antara pengusaha
asing dengan pengusaha nasional (pada umumnya). Semula pengusaha asing
mempunyai nama perusahaannya sendiri dan pengusaha nasional juga mempunyai
nama perusahaannnya sendiri. Namun, dengan adanya perjanjian yang dibuat para
pihak, mereka sepakat membentuk perusahaan baru. Pada dasarnya, tidak semua
bidang usaha diwajibkan untuk mendirikan perusahaan joint venture antara

3
perusahaan penanaman modal asing dengan warga negara Indonesia atau badan
hukum Indonesia.
Dasar terjadinya konrak joint venture adalah kehendak untuk bekerja sama
diantara perusahaan. Raaysmaker mengemukakan faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam menjajaki kerja sama joint venture, yaitu:
1. Masing-masing pihak dibutuhkan sikap meneliti atau mengenal kondisi
dari patner yang diajak kerja sama.
2. Untuk memperoleh tujuan yang dapat berlangsung dalam tenggang waktu
yang lama, masing-masing pihak harus memikirkan pengetahuan atau
know-how dalam berbagai bidang. Seperti mengenal metode kerja,
pembiayaan, pemasaran dan pelayanan.

2.2 Anggota Joint venture


Anggota joint venture disebut dengan istilah venture atau partner atau
sekutu. Anggota joint venture dapat berupa perseorangan, persekutuan, perseroan
terbatas dan sebagainya. Pada umumnya semua partner ikut mengelola jalannya
perusahaan. Salah satu diantara sekutu tersebut bertindak sebagai manajernya,
yang disebut sebagai managing partner

2.3 Ciri-ciri Joint venture.


Joint venture memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Perusahan baru atau badan hukum baru yang didirikan oleh perorangan
atau badan hukum swasta asing dengan pihak modal nasional.
2. Modal joint venture adalah terdiri dari know how dan modal saham yang
disediakan oleh para pihak yang kekuasaannya, baik manajemen atau
pengambilan keputusan, dilakukan sesuai dengan banyaknya saham.
3. Para pihak yang mendirikan perusahaan tetap memiliki eksistensi dan
kebebasan masing-masing.
4. Kerja sama antara modal asing dengan modal nasional.

4
2.4 Jenis-jenis Perjanjian Joint Venture
Perjanjian joint venture adalah perjanjian antara dua perusahaan untuk
membentuk suatu perusahaan baru yang disebut perusahaan joint venture.
Perjanjian joint venture dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Joint venture domestic, terjadi antara perusahaan domestic, yaitu
perusahaan yang terdapat di dalam negeri.
2. Joint venture internasional, terjadi apabila salah satu dari perusahaan itu
adalah perusahaan asing.
Sebenarnya cara penulisan surat kontrak joint venture intetnasional
maupun domestik tidaklah jauh berbeda. karena isi dari surat tersebut pada
umumnya meliputi aspek yang sama, seperti : Daftar Isi Pasal 1 tentang Ketentuan
Umum, Pasal 2 tentang Para Pihak Dalam Perjanjian, Pasal 3 tentang Perusahaan
Joint Venture, Pasal 4 Tujuan dan Ruang Lingkup, Pasal 5 Nilai Investasi
Keseluruhan Dan Modal Yang Ditempatkan, dll.
Perusahaan baru merupakan perusahaan yang dibentuk antara pengusaha
asing dengan pengusaha nasional. Semula pengusaha asing mempunyai nama
perusahaannya sendiri dan pengusaha nasional juga mempunyai nama
perusahaannnya sendiri. Namun, dengan adanya perjanjian yang dibuat para
pihak, mereka sepakat membentuk perusahaan baru . Pada dasarnya, tidak semua
bidang usaha diwajibkan untuk mendirikan perusahaan joint venture antara
perusahaan penanaman modal asing dengan warga negara Indonesia atau badan
hukum Indonesia.
Bidang usaha yang wajib mendirikan perusahaan joint venture antara
perusahaan penanaman modal asing dengan warga negara Indonesia atau badan
hukum indonesia, dianut dalam pasal 8 ayat 1 surat keputusan Menteri Negara
Penggerak Dana Investasi / ketua badan koordinasi penanaman Modal Nomor:
15/SK/1994 tentang ketentuan pelaksanaan pemilikan saham dalam perusahaan
yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing. Bidang usaha wajib
mendirikan perusahaan joint venture adalah sebagai berikut :
1. Pelabuhan
2. Produksi, tranmisi, dan distribusi tenaga listrik untuk umum

5
3. Telekomunikasi
4. Pelayanan
5. Penerbangan
6. Air minum
7. Kereta api
8. Pembangkit tenaga atom
9. Mass media
Yang menjadi faktor penyebab wajib mengadakan usaha patungan adalah
karena usaha-usaha tersbut tergolong penting bagi negara yang diperuntukkan
warga negaranya.

2.5 Pembagian Laba Untuk Joint Venture


Seperti halanya persekutuan, maka laba joint venture juga hak para
anggota. Oleh karana itu, laba joint venture akan dibagikan kepada para sekutu.
Cara (metode) pembagian labanya juga akan diatur di dalam perjanjian. Metode
pembagian laba yang dipakai juga sama dengan metode pembagian laba
persekutuan, yaitu: Laba dibagi sama,Laba di bagi dengan ratio tertentu, Laba
dibagi sesuai dengan ratio modal, yaitu:
1. Modal mula-mula,
2. Modal awal periode,
3. Modal akhir periode, dan
4. Modal rata-rata.
a. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya dibagi
menurut cara a,b atau c.
b. Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus dan sisanya
dibagi menurut cara a,b atau c.
c. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal, gaji serta bonus
dan sisanya dibagi menurut cara a,b atau c.

2.6 Bentuk venture


Ada 2 bentuk venture yaitu :
1. Single venture, dan

6
2. Joint venture
Single venture, adalah pengusahaan suatu proyek tertentu yang dilakukan
oleh satu unit tertentu. Dalam hal ini cukup dibentuk suatu rekening tersendiri
yang disebutnya "Venture Account", dengan mendebit bila terjadi biaya dan
mengkredit bila diperoleh pendapatan atau keuntungan. Saldo debit dan kredit
pada akhir periode dipindahkan ke rekening modal. (Di Indonesia menurut istilah
tata buku dikenal dengan rekening "exploitasi").
Joint Venture, adalah kerjasama di antara dua orang/badan usaha atau lebih
untuk mengusahakan usaha tertentu. Dalam joint venture ini waktunya terbatas.
Masing-masing pihak dapat menyerahkan barang atau uang sebagai kontribusi
terhadap usaha bersama itu. Keuntungan atau kerugian dibagi sama. Sebelum
pembagian keuntungan biasanya diperhitungkan terlebih dahulu bunga modal,
komisi, bonus dan lain-lain. untuk pihak-pihak yang telah berjasa.
Salah satu pihak yang bekerja sama itu biasanya ditunjuk sebagai pimpinan
usaha kerjasama/joint venture yang disebutnya juga sebagai "managing partner".
Untuk managing partner biasanya diberikan balas jasa tertentu untuk aktivitas dan
kemampuan kerjanya. Managing partner mempunyai kewajiban untuk
menyelenggarakan pembukuan dan menyajikan laporan-laporan keuangan yang
berhubungan dengan aktivitas joint ventures.

2.7 Akuntansi Untuk Joint Venture


Pada prinsipnya ada 2 (dua) methode:
1. Buku-buku diselenggarakan terpisah dari pembukuan masing-masing
anggota.
2. Rekening-rekening untuk setiap transaksi dalam joint venture ada dan
dicatat di dalam buku masing-masing anggota (tidak diselenggarakan
pembukuan secara terpisah terhadap aktivitas joint venture).

2.8 Akuntansi Untuk Joint Venture Yang Diselenggarakan Secara


Terpisah Dari Pembukuan Masing-masing Anggota
Apabila terhadap aktivitas joint venture diselenggarakan pembukuan
secara terpisah dari pembukuan masing-masing anggota, maka joint ven ture

7
dianggap sebagai suatu unit usaha yang terpisah dari pemiliknya Oleh karena
bentuk usaha bersama di dalam joint venture mempunyai karakteristik yang sama
dengan Persekutuan, maka pembukuan yang diselenggarakan juga sama dengan
pembukuan di dalam persekutuan.
Rekening-rekening pembukuan di dalam joint venture meliputi rekening-
rekening Aktiva, Hutang, Pendapatan; Biaya-biaya dan Modal yang-
diselenggarakan untuk tiap-tiap anggota. Rekening Modal tiap-tiap anggota
diselenggarakan untuk mengikuti dan menampung perubahan perubahan yang
terjadi atas penyertaan modal anggota yang bersangkutan, baik yang berasal dari
kegiatan normal joint venture maupun dari transaksi. transaksi modal. Secara
periodik managing partner sebagai pihak yang bertanggungjawab atas
penyelenggaraan administrasinya (pembukuan) membuat perhitungan &
pembagian laba (rugi) dan melaporkannya kepada anggota-anggota yang lain.
Saldo kredit rekening modal anggota di dalam joint venture, pada prinsipnya
harus sama dengan saldo debit "Rekening Investasinya” di dalam pembukuan
yang diselenggarakan oleh anggota yang bersangkutan.
Contoh 1:
Tuan A. B dan C bersepakat mengadakan suatu kerjasama dalam suatu
usaha (joint venture) penjualan buku-buku novel selama masa liburan panas,
dengan ketentuan sebagai berikut:
Investasi
Tuan A dan C menyerahkan barang dagang sebagai penyertaan
seharga Rp 3.000,00 dan Rp 4.500,00. Tuan B menyerahkan uang tunai sebesar
Rp 2.500,00.
Aktivitas
Tuan C ditunjuk sebagai pimpinan (managing partner). la setuju untuk
menjadi pedagang keliling dan menyampaikan laporan-laporan yang berhubungan
dengan transaksi-transaksi atas nama joint venture.
Pembagian Laba
Tuan C diberi komisi 10% dari penjualan; Bunga modal diberikan kepada
masing-masing anggota sebesar 8% dari laba usaha dan selebihnya dibagi sama.

8
Joint venture dimulai pada tanggal 1 oktober dan berakhir 31 Desember 19A.
Pembukuan untuk joint venture dan pembukuan yang diselenggarakan oleh
masing-masing anggota dapat dilihat pada halaman 103.
Penjelasan :
Transaksi No. : 3) Bunga wesel (promes) yang ditarik dengan bunga 6%
setahun, untuk jangka waktu 60 hari.
Tabel 5:2 =
60 x 6% x Rp 1.000,00 = Rp 10.000,00
360
Transaksi No. : 9) Bunga modal untuk masing-masing anggota dihitung
sebagai berikut :
A : 8% x 3 x Rp 3.000,00 = Rp 60,00
12
B : 8% x 3 x Rp 2.500,00 = Rp 50,00
12
C : 8% x 3 x Rp 4.500,00 = Rp 90,00
12
(Jangka waktu joint venture adalah tanggal 1 Oktober sampai dengan 31
Desember 19A = 3 bulan. Sedangkan bunga modal 8% adalah untuk jangka waktu
1 (satu) tahun.

9
2.9 Akuntansi Untuk Joint Venture Tidak Diselenggarakan Secara
Terpisah
Dalam hal ini semua aktivitas Joint Venture akan diikhtisarkan dalam
buku masing-masing anggota. Masing-masing anggota harus mempunyai rekening
Joint Venture pada buku-bukunya. Rekening Joint Venture didebit untuk semua
biaya-biaya, dan dikredit untuk semua pen-dapatan pendapatan dari joint venture.
Saldo kredit atau sebaliknya di dalam rekening joint venture merupakan laba atau
sebaliknya rugi joint venture tersebut. Setiap anggota juga menyelenggarakan
rekening-rekening dengan setiap anggota lainnya yang menunjukkan hak
penyertaannya di dalam usaha bersama melalui joint venture tersebut.
Selanjutnya saldo rekening "Joint Venture" dan rekening anggota anggota
lainnya pada buku masing-masing anggota akan menunjukkan saldo yang sama
selama hubungan kerjasama masih ada (belum dibubarkan). Akan tetapi,
meskipun masing-masing partner mencatat transaksi-transaksi yang terjadi, pada
buku-buku managing partner tetap harus dibentuk rekening-rekening aktiva dan
hutang joint venture tersen diri. Seperti misalnya rekening-rekening:
 Kas – Joint Venture
 Piutang – Joint Venture
 Hutang – Joint Venture
 Dan lain – lain
Melalui pembukuan yang diselenggarakan itu masing-masing anggota
selain managing partner, hanya mencatat setoran modal (penyertaan) dari para
anggota dan terjadinya transaksi biaya & pendapatan-pendapatan yang
mempengaruhi hak-hak penyertaan mereka. Sedang untuk transaksi transaksi yang
sifatnya hanya merupakan perubahan bentuk (konversi) dari aktiva yang satu ke
aktiva lainnya atau dari hutang tertentu kepada hutang lainnya tidak dicatat di
dalam rekening-rekening pembukuannya Berbeda dengan anggota-anggota
lainnya. Managing partner sebagai ang gota yang bertanggung jawab terhadap
semua aktivitas dengan segala akibatnya di dalam Joint Venture, harus mencatat
semua transaksi yang terjadi secara tertib dan teratur.

11
Contoh 2 :
Apabila usaha bersama antara Tuan A, B dan C seperti contoh di muka,
pembukuannya diselenggarakan dengan tidak menggunakan buku-buku Joint
Venture secara terpisah, dan setiap anggota mencatat semua transaksi-transaksi
pada bukunya masing-masing, maka pencatatannya akan nampak sebagai berikut.
(Bisa dilihat pada halaman 15)

2.10 Kerjasama Yang Belum Selesai (Uncompleted ventures), Apabila


Pembukuan Joint Venture Tidak Diselenggarakan Secara Terpisah
Apabila sampai dengan akhir periode akuntansi, suatu persetujuan joint
venture belum bisa diakhiri, untuk keperluan penutupan buku-buku masing-
masing partner, maka perlu ada perhitungan laba (rugi) joint venture.
Menurut ketentuannya joint venture baru dapat menghitung rugi laba,
apabila usaha yang menjadi obyeknya sudah selesai. Hal ini bisa sepenuhnya
dilakukan bagi mereka (biasanya perseorangan) yang secara spekulasi melakukan
usaha bersama atau joint venture itu. Tetapi apabila joint venture diadakan di
antara pengusaha-pengusaha/perusahaan yang sudah memiliki pembukuan yang
teratur, maka pada tiap-tiap akhir periode akuntansi perlu keterangan yang
lengkap tentang hasil-hasil ope rasi perusahaan seluruhnya, termasuk adanya joint
venture dengan pihak lain. Persoalan tinup buku di dalam joint venture yang
pembukuannya diselenggarakan secara terpisah, dapat dilakukan tanpa
mengalami. kesulitan apapun. Akan tetapi dalam hal pembukuan diselenggarakan
tidak secara terpisah khususnya bagi anggota-anggota selain managing partner
merupakan persoalan tersendiri.
Contoh 3:
Misalnya joint venture antara Tuan A, B dan C tersebut di muka, pada
tanggal 31 Desember 19A dinyatakan belum selesai, sebab masih ada barang-
barang yang belum terjual seharga : Rp 1.200,00 (= at cost) dan masih dipegang
oleh Tuan C sebagai managing partner.
Dalam keadaan seperti ini masing-masing partner memerlukan adjustment
dalam menghitung adanya laba (rugi) joint venture. Apabila diperhitungkan

12
ternyata keuntungannya menjadi sebesar = Rp 5.190,00 (kelebihan pendapatan di
atas ongkos-ongkos sampai dengan tanggal 31 Desember 19A sebesar Rp
3.990,00 ditambah persediaan barang barang yang belum terjual sebesar Rp
1.200,00. Dengan demikian maka perhitungan pembagian laba dan adjustment
pada pembukuan masing-masing partner pada tanggal 31 Desember 19A akan
tertera sebagai berikut:
Buku-buku Tuan A :
Joint Venture……………………………………Rp 5.190,00
Laba Joint Venture……………………………………Rp 1.190,00
Tuan B………………………………………………...Rp 1.180,00
Tuan C………………………………………………...Rp 2.820,00
Buku-buku tuan B :
Joint Venture……………………………………Rp 5.190,00
Laba Joint Venture……………………………………Rp 1.180,00
Tuan A………………………………………………...Rp 1.190,00
Tuan C………………………………………………...Rp 2.820,00
Buku-buku Tuan C : (Managing Partner)
Joint Venture……………………………………Rp 5.190,00
Laba Joint venture…..………………………………...Rp 2.820,00
Tuan A………………………………………………...Rp 1.190,00
Tuan B…………...……………………………………Rp 1.180,00
Dalam hal pembukuan joint venture tidak diselenggarakan secara terpisah,
maka hak-hak para anggota di dalam joint venture pada setiap saat dapat
ditentukan (dihitung) dari saldo rekening-rekening yang menyangkut aktivitas
joint venture.
Hak-hak para anggota adalah merupakan selisih antara jumlah komulatip
semua rekening yang mempunyai saldo debit dengan jumlah komulatip semua
rekening yang bersaldo kredit dari pembukuan yang diseleng garakan oleh
anggota yang bersangkutan.

13
Rekening-rekening dengan saldo debit menunjukkan; Aktiva joint ven
ture, (termasuk biaya yang dibayar di muka). Sedang rekening-rekening dengan
saldo kredit menunjukkan kewajiban-kewajiban joint venture kepada pihak ketiga
dan hak-hak anggota di dalam joint venture.

14
Contoh 4:
Apabila dari contoh soal no. 2 ditentukan besarnya hak-hak para anggota
masing-masing sampai dengan transaksi no. (5) dan no. (9), maka berdasar
pembukuan yang diselenggarakan oleh anggota-anggota yang bersangkutan akan
ternyata dari selisih debit dari semua rekening rekening yang ada sebagai berikut :

Catatan :
 Lihat setoran modal masing-masing anggota.
 Lihat penyelesaian kepada anggota transaksi no. (10)

16
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Joint Venture adalah usaha gabungan antara dua atau beberapa perusahaan
untuk menjalin bisnis bersama dalam bentuk kebersamaan dalam suatu
perusahaan, baik perusahaan yang sudah ada atau perusahaan yang akan didirikan.
Kepemilikan atas investasi dalam joint venture dapat dilakukan secara bervariasi.
Pada umumnya kepemilikan mayoritas ada pada pihak asing, dan kepemilikan
minoritas ada di tangan pihak nasional. Kepemilikan dapat juga ditentukan
seimbang, dapat pula 100% pemilikan dipegang oleh salah satu partner,
sedangkan partner yang lain mempunyai hak opsi untuk mendapatkan sebagian
atau keseluruhan saham.
Menurut Raaymakers, manfaat dari kontrak Joint Venture:
1. Pembetasan resiko
2. Pembiayaan
3. Menghemat tenaga
4. Rentabilitas
5. Kemungkinan optimasi know-how
6. Kemungkinan pembetasan kongkurensi (saling ketergantungan)
Banyak manfaat yang terkait dengan Joint Ventures International adalah
bahwa mereka menyediakan perusahaan dengan kesempatan untuk mendapatkan
kapasitas yang baru dan keahlian mereka dan memungkinkan perusahaan untuk
masuk ke bisnis terkait atau pasar geografis baru atau mendapatkan pengetahuan
teknologi baru. Selain itu, Joint Ventures International yang dalam banyak kasus
memiliki jangka hidup yang pendek, yang memungkinkan perusahaan untuk
membuat komitmen jangka pendek daripada komitmen jangka panjang.Melalui
Joint Ventures International, perusahaan diberikan kesempatan untuk
meningkatkan margin keuntungan, mempercepat pertumbuhan pendapatan
mereka, menghasilkan produk baru, memperluas ke pasar domestik baru,
mendapatkan dukungan keuangan, dan ilmuwan saham atau profesional lain yang
memiliki kemampuan unik yang akan menguntungkan perusahaan.

17
3.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas
partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang
sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar
bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh
karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa
mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan menjadi makalah yang lebih
baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.

18
DAFTAR PUSTAKA

Yunus. H. Harnanto, 2020. Akuntansi Keuangan Lanjutan Edisi Pertama.


Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Muhammad. Z. 2015. Joint Venture.
https://www.academia.edu/19387951/Joint_Venture. [Diakses pada 16
September 2022].
Laily. I. N, 2022. Joint Venture: Pengertian, Faktor Pendukung, Perjanjian, dan
Contohnya. https://katadata.co.id/intan/berita/620b0c6e06344/joint-
venture-pengertian-faktor-pendukung-perjanjian-dan-
contohnya#:~:text=Menurut%20buku%20Akuntansi%20Keuangan%20La
njutan,perusahaan%20itu%20adalah%20perusahaan%20asing. [Diakses
pada 16 September 2022].
Tim Hukumonline, 2022. Joint Venture: Pengertian, Ciri-ciri, dan Dasar
Hukumnya. https://www.hukumonline.com/berita/a/joint-venture-
lt61f7e67ef2763
https://www.academia.edu/30079296/JOINT_VENTURE_MERGER_dan_AKUI
SISI_Makalah_Disusun_guna_memenuhi_tugas_mata_kuliah. [Diakses
pada 16 September 2022].
Oliyan. A. P, 2016. Joint Venture, Merger dan Akusisi.
http://lindambarsari.blogspot.com/2016/06/joint-venture.html. [Diakses
pada 16 September 2022].

19

Anda mungkin juga menyukai