MekfluasroriuploadRG COVER
MekfluasroriuploadRG COVER
net/publication/350558740
CITATIONS READS
0 23,570
4 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Asrori Asrori on 01 April 2021.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya buku Mekanika Fluida
Dasar untuk mahasiswa program D4/S1-Terapan khususnya Jurusan Teknik
Mesin. Ilmu mekanika fluida menjadi dasar pengembangan dari aplikasi ilmu
rekayasa. Materi mekanika fluida yang sangat luas tersebut tentunya tidaklah
mungkin diuraikan semua dalam buku ini. Buku ini memuat pembahasan materi
dasar-dasar mekanika fluida yang bersifat praktis dan aplikatif. Rumus-rumus
disajikan dengan menggunakan persamaan matematika yang sederhana sehingga
mahasiswa lebih mudah untuk memahami materi yang diberikan. Buku ini
dilengkapi dengan pembahasan contoh soal dan aplikasi diseputar ilmu teknik
mesin.
Pada prinsipnya mekanika fluida adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang sifat-sifat fluida, baik dalam keadaan diam maupun bergerak. Substansi
dari modul ini berupa teori-teori dasar mengenai statika fluida, kinematika fluida
dan dinamika fluida untuk aliran inkompresibel dan kompresibel. Buku Mekanika
Fluida Dasar ini terdiri dari delapan (8) bab dengan menggunakan satuan S.I.
Bab1, berisi pendahuluan yang meliputi sistem satuan. Bab 2, membahas sifat-
sifat fluida. Bab 3, berisikan tentang statika fluida yang menekankan pembahasan
berkaitan tekanan. Bab 4, pembahasan dasar-dasar aliran fluida (hukum
kontinuitas massa, hukum kekekelan energi serta hukum archimedes) dan metode
pengukuran aliran. Bab 5, momentum dan energi yang dihasilkan aliran fluida.
Bab 6, membahas aliran fluida dalam pipa. Bab 7, Aliran fluida eksternal dan
terakhir Bab 8, dinamika aliran fluida kompresibel.
Mulai bab 3–6 lebih menekankan pada fluida cair inkompresibel yang
termasuk aliran internal. Dimana setiap bab ini saling berkaitan sehingga untuk
menguasai materi suatu bab mahasiswa harus terlebih dahulu memahami bab
sebelumnya. Mahasiswa disarankan untuk memperhatikan uraian dan notasi-
notasi dalam penurunan persamaan dari setiap babnya. Karena kemungkinan akan
dijumpai beberapa formulasi dalam modul ini yang seolah-olah berbeda dengan
buku-buku lain, padahal sama.
Penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan modul ini. Harapan kami semoga
modul ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa. Akhirnya kami selaku penulis
mengharapkan bantuan koreksi dan bahan masukan dari berbagai pihak guna
penyempurnaan modul ini.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB 1 SISTEM SATUAN
1.1 SISTEM SATUAN 1
1.2 SATUAN DAN DIMENSI 3
1.2.1 Besaran Pokok 3
1.2.2 Besaran Turunan 3
1.2.3 Persamaan Dimensi 3
1.3 LAMBANG YUNANI (GREEK ALPHABET) 4
SOAL LATIHAN 5
BAB 2 SIFAT-SIFAT FLUIDA
2.1 KERAPATAN (DENSITY) 6
2.2 KEKENTALAN (VISCOSITY) 7
2.3 KEMAMPATAN(COMPRESSIBILITY) 10
2.4 TEGANGAN PERMUKAAN(SURFACE TENSION) 11
2.5 KAPILARITAS 12
2.6 TEKANAN UAP 13
SOAL LATIHAN 14
BAB 3 STATIKA FLUIDA
3.1 TEKANAN DAN SATUAN 15
3.2 SKALA PENGUKURAN TEKANAN 16
1.2.4 Tekanan Atmosfir 16
1.2.5 Tekanan Terukur (Gauge Pressures) 16
1.2.6 Tekanan mutlak (Absolute Pressure) 17
1.2.7 Tekanan vakum (Vacuum Pressure) 17
3.3 TEKANAN HIDROSTATIS 18
3.3.1 Tinggi Tekan (pressure Head) 18
3.3.2 Hukum Pascal untuk Tekanan di Satu Titik 19
3.3.3 Prinsip Kerja Dongkrak Hidrolis 21
3.3.4 Hukum Archimedes (Gaya Apung) 23
3.4 PENGUKURAN TEKANAN ATMOSFIR 24
3.4.1 Barometer Air Raksa 24
3.4.2 Barometer Aneroid 24
3.5 PENGUKURAN TEKANAN DENGAN TUBE GAUGES 25
3.5.1 Piezometer tube 26
3.5.2 Simple Manometer 26
3.5.3 Differential Manometer 27
3.5.4 Manometer Diferensial Terbalik 28
3.5.5 Manometer diferensial dalam satu pipa 29
3.5.6 Micromanometer 29
ii
3.6 PENGUKURAN TEKANAN SISTEM MEKANIK 32
3.6.1 Bourdon Tube Pressure Gauge 32
3.6.2 Diapragm Pressure Gauge 33
3.6.3 Elemen Penghembus (Bellows Element) 33
SOAL LATIHAN 34
BAB 4 DASAR ALIRAN DAN PENGUKURAN ALIRAN
4.1 ALIRAN FLUIDA 38
4.2 LAJU ALIRAN (FLOW RATE) 39
4.1.1 Laju Aliran Massa (mass flow rate) 39
4.1.2 Laju aliran Volume (discharge) 39
4.3 KONTINUITAS MASSA 40
4.4 KEKEKALAN ENERGI 42
4.4.1 Energi potensial 42
4.4.2 Energi Kinetik 43
4.4.3 Energi Tekanan 43
4.4.4 Head Total 43
4.4.5 Persamaan Bernoulli 44
4.5 ALIRAN MELALUI LUBANG KECIL 46
4.5.1 Hukum Torricelli 46
4.5.2 Koefisien Pengaliran (Coefficient of Discharge) 47
4.6 PENGUKURAN ALIRAN 49
4.6.1 Venturimeter 49
4.6.2 Tabung Pitot 56
4.6.3 PLATE ORIFICE METER 63
SOAL LATIHAN 67
BAB 5 MOMENTUM FLUIDA
5.1 PERSAMAAN MOMENTUM 72
5.2 PANCARAN (JET) PADA BIDANG DIAM 72
5.2.1 Tumbukan jet pada pelat datar tegak lurus aliran 73
5.2.2 Tumbukan jet pada pelat datar miring terhadap aliran 73
5.2.3 Tumbukan jet pada sudu dengan lengkung simetris 73
5.2.4 Kasus umum pada sudu baling-baling melengkung 74
5.3 PANCARAN (JET) PADA BIDANG BERGERAK 75
5.4 GAYA PADA PIPA LENGKUNG DAN MENYEMPIT 77
5.5 PROPULSI JET DAN PROPELLER 79
SOAL LATIHAN 81
BAB 6 ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA
6.1 DISTRIBUSI KECEPATAN 82
6.2 ANGKA REYNOLD 82
6.3 HEAD LOSSES DALAM PIPA 83
6.3.1 Mayor Losses 83
6.3.2 Minor Losses 85
6.4 ALIRAN LAMINAR DALAM PIPA 87
6.5 ALIRAN TURBULEN DALAM PIPA 88
6.6 DAYA ALIRAN DALAM PIPA 89
SOAL LATIHAN 92
iii
BAB 7 ALIRAN FLUIDA EKSTERNAL
7.1 GAYA SERET DAN GAYA ANGKAT 93
7.1.1 Gaya Seret (Drag Force) 93
7.1.2 Gaya Angkat (Lift Force) 94
7.2 LAPISAN BATAS (BOUNDARY LAYER) 95
7.2.1 Lapisan Batas Laminar 96
7.2.2 Lapisan Batas Turbulen 96
SOAL LATIHAN 99
BAB 8 DINAMIKA FLUIDA KOMPRESIBEL
8.1 PERSAMAAN GAS IDEAL 100
8.2 KECEPATAN SUARA 102
8.3 BILANGAN MACH 103
8.2.1 Gelombang Mach 104
8.2.2 Kerucut dan Sudut Mach 104
8.4 ALIRAN FLUIDA STEADI KOMPRESIBEL 106
8.5 KONDISI STAGNASI ALIRAN FLUIDA KOMPRESIBEL 107
8.5.1 Kenaikan Temperatur Stagnasi 108
8.5.2 Kecepatan maximum pada keadaan stagnasi 108
8.5.3 Hubungan Kondisi stagnasi dengan bilangan mach 109
(aliran adiabatik)
8.5.4 Hubungan Kondisi stagnasi dengan tekanan dan massa 109
jenis (aliran isentropik)
SOAL LATIHAN 111
DAFTAR PUSTAKA 112
GLOSARIUM 113
LAMPIRAN 115
iv
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1.1 Sistem satuan International dan British 1
Tabel 1.2 Konversi satuan 1
Tabel 1.3 Faktor kelipatan satuan 2
Tabel 1.4 Besaran pokok 3
Tabel 1.5 Beberapa besaran turunan 3
Tabel 1.6 Daftar Simbol Yunani 4
Tabel 2.1 Viskositas beberapa fluida 9
Tabel 3.1 Konversi satuan tekanan 15
Tabel 6.1 Nilai k untuk berbagai bentuk material 86
Tabel 8.1 Kecepatan suara dalam berbagai jenis fluida 102
v
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 2.1 Distribusi kecepatan dalam zat cair akibat pergerakan plat 8
Gambar 2.2 Gaya-gaya yang bekerja pada tetesan air 11
Gambar 2.3 a) meniskus cekung, b) meniskus cembung, c) gejala kapi- 12
laritas
Gambar 3.1 Grafik hubungan tekanan atmosfir dengan ketinggian 16
Gambar 3.2 Tekanan terukur 17
Gambar 3.3 skema brake vacuum booster 17
Gambar 3.4 Satuan dan skala pengukuran tekanan 18
Gambar 3.5 Distribusi gaya pada sebuah titik 18
Gambar 3.6 Tekanan dalan tangki tertutup 19
Gambar 3.7 Distribusi tekanan pada bagian terkecil fluida berbentuk 23
prisma ABC
Gambar 3.8 Gambar dongkrak dengan tinggi silinder sama 21
Gambar 3.9 Gambar dongkrak dengan tinggi yang berbeda 21
Gambar 3.10 Mekanisme rem hidrolik 22
Gambar 3.11 Gambar contoh 3.5 22
Gambar 3.12 Distibusi gaya pada benda terapung dalam zat cair 23
Gambar 3.13 Barometer air raksa 24
Gambar 3.13 Barometer aneroid sistem mekanik 24
Gambar 3.15 Gambar contoh 3.6 25
Gambar 3.16 Diagram metode pengukuran tekanan. 25
Gambar 3.17 Tabung Piezometer 26
Gambar 3.18 Manometer pipa-U sederhana 27
Gambar 3.19 Gambar contoh 3.8 27
Gambar 3.20 Manometer Diferensial 28
Gambar 3.21 Differensial Manometer Terbalik. 28
Gambar 3.22 Gambar contoh 3.9 29
Gambar 3.23 Manometer deferensial pada satu pipa 29
Gambar 3.24 Inclined tube manometer 30
Gambar 3.25 Skema manometer pipa miring 30
Gambar 3.26 Manometer dengan ujung diperbesar 31
Gambar 3.27 Manometer diferensial dengan ke dua ujung diperbesar 32
Gambar 3.28 Alat ukur tekanan tabung bourdon 32
Gambar 3.29 Alat Ukur tekanan tipe diafragma 33
Gambar 3.30 Mekanisme bellows element 33
Gambar 4.1 Debit yang melalui pipa 40
vi
Gambar 4.2 Kontinuitas massa 40
Gambar 4.3 Cairan mengalir melalui pompa 41
Gambar 4.4 Aliran udara pada solar heater 42
Gambar 4.5 Aliran zat cair dalam pipa 44
Gambar 4.6 Hukum bernoulli dalam aliran zat cair, a) ilustrasi 3D, b) 45
ilutrasi 2D.
Gambar 4.7 Air keluar dari nosel 45
Gambar 4.8 Flow through a syphon 46
Gambar 4.9 Penerapan hukum torricelli pada aliran tangki 47
Gambar 4.10 Koefisien pengaliran pada lubang kecil 47
Gambar 4.11 Koefisien pengaliran berbagai bentuk lubang keluaran 48
Gambar 4.12 Pengeluaran minyak dari tangki terbuka 49
Gambar 4.13 Skema alat ukur venturimeter 50
Gambar 4.14 Venturimeter dengan pembacaan manometer 50
Gambar 4.15 Venturimeter dengan pembacaan bourdon gauge 51
Gambar 4.16 Inclined venturimeter 53
Gambar 4.17 Venturimeter pada tambang minyak dan gas 55
Gambar 4.18 Aplikasi venturi pada karburator 55
Gambar 4.19 Bentuk tabung pitot 56
Gambar 4.20 Garis arus yang melalui benda kasar 56
Gambar 4.21 Pengukuran dengan metode satu titik 57
Gambar 4.22 Tabung pitot dengan beda tekanan di piezometer 58
Gambar 4.23 (a) Tabung pitot dengan manometer dial, (b)Tabung pitot 58
dengan manometer pipa-U
Gambar 4.24 Pengukuran kecepatan aliran dua titik 59
Gambar 4.25 bentuk pitot static tube 59
Gambar 4.26 Peralatan Tabung Pitot-Statis 60
Gambar 5.27 Tabung pitot statis yang terhubung dengan manometer dial 60
Gambar 4.28 Tabung pitot yang terhubung dengan manometer difrensial 61
Gambar 4.29 Aplikasi tabung pitot di pesawat terbang 62
Gambar 4.30 Tabung pitot di mobil F-1 62
Gambar 4.31 Tipe permukaan plat orifice 63
Gambar 4.32 Pemasangan plat orifice pada pipa 63
Gambar 4.33 Lokasi penempatan Pressure Tap 63
Gambar 4.34 Pengukuran beda tekan dengan mengunakan plate orifice 64
Gambar 4.35 Perbedaan tekanan yang terbaca langsung 64
Gambar 4.36 Pengukuran aliran udara pada engine test 65
Gambar 4.37 a) Plat orifice meter yang dipasang pada instalasi pompa, 66
b) Orifice meter yang tersambung manometer pipa-U
Gambar 5.1 Gaya yang dilakukan oleh aliran fluida 72
vii
Gambar 5.2 Tumbukan jet pada pelat datar tegak lurus aliran 73
Gambar 5.3 Tumbukan jet pada pelat datar yang miring terhadap aliran 73
Gambar 5.4 Sudu baling-baling simetris 74
Gambar 5.5 Vektor kecepatan inlet dan outlet pada sudu 74
Gambar 5.6 Aliran jet pada pelat-pelat yang bergerak 75
Gambar 5.7 Aliran jet yang menumbuk plat sudu pada water wheel 75
Gambar 5.8 Vektor gaya pada aliran menyempit 77
Gambar 5.9 Vektor gaya pada aliran menyempit dan berbelok 77
Gambar 5.10 Arah gerakan fluida pada pesawat terbang dan kapal laut 79
Gambar 6.1 Distribusi kecepatan aliran laminer dan turbulen 82
Gambar 6.2 Percobaan aliran fluida (a). Bentuk aliran laminer 82
(b).Bentuk aliran turbulen
Gambar 6.3 Pengukuran head loss didalam pipa akibat gesekan 83
Gambar 6.4 Grafik perbandingan kecepatan fluida dan losses 83
yang terjadi pada kondisi laminer dan turbulen
Gambar 6.5 Perbedaan tekanan hf pada suatu aliran 84
Gambar 6.6 a) pelebaran mendadak, b) penyempitan mendadak 85
Gambar 6.7 Distribusi kecepatan aliran dalam pipa pada setiap peru- 86
bahan nilai r 87
Gambar 6.8 Diagram Moody 89
Gambar 7.1 Fenomena lift and drag pada pesawat terbang 93
Gambar 7.2 Gaya seret yang terjadi pada mobil yang bergerak 93
Gambar 7.3 Grafik penurunan nilai Cd dari mobil dalam periode tahun 94
Gambar 7.4 Perkembangan lapisan batas di atas plat datar 96
Gambar 8.1 Daerah aliran kompresibel 103
Gambar 8.2 Perkembangan gelombang suara akibat pergerakan suatu 104
benda
Gambar 8.3 kerucut mach akibat benda supersonic 104
Gambar 8.4 Bentuk kerucut mach ketika mengenai udara 105
Gambar 8.5 Aliran isentropik steady 106
Gambar 8.6 Bentuk penampang venturi 106
Gambar 8.7 Aliran stagnasi aliran kompresibel 108
viii
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Tabel A-1 Sifat-sifat air untuk berbagai temperatur 115
Tabel A-2 Berat jenis untuk berbagai bahan pada suhu 20oC 116
Tabel A-3 Sifat-sifat beberapa gas dan cair pada suhu 20oC dan 116
tekanan 1 atm
Tabel B-1 Daftar harga kofisien seret (CD) berbagai bentuk 117
permukaan benda
Tabel B-2 Daftar harga kofisien seret (CD) berbagai obyek 118
Tabel C-1 Sifat-sifat Gas 119
Tabel C-2 Sifat Gas Umum Pada 1 atm and 20°C 120
Gambar A-1 Diagram Moody 121
ix
Modul Ajar Mekanika Fluida
BAB 1
SISTEM SATUAN
KOMPETENSI:
Mengetahui, memahami, menjelaskan besaran pokok, besaran turunan, dimensi, sistem satuan dan
simbol yunani. Serta dapat mengkonversikan sistem satuan dari CGS ke MKS atau sebaliknya.
Dari sistem satuan dasar di atas dapat diperhatikan faktor konversi satuan SI ke British
atau sebaliknya seperti diuraikan berikut
Tabel 1.2 Konversi satuan
BESARAN KONVERSI
1 m = 39,37 inci = 3,281 ft
1 inci = 2,54 cm
Panjang 1 km = 0,61 mil
1 mil = 5280 ft = 1,609 km
1 ft = 12 inci = 0,3048 m = 30,48 cm
1 liter = 1000 cm3 = 3,531 x 10-2 ft3 = 10-3 m3
Volume
1 ft3 = 2,832 x 10-2 m3 = 7,48 galon
1 galon = 231 in3 = 3,786 liter
Massa 1 kg = 103 gram = 6,85 x 10-2 slug
1 slug = 14,59 kg
Gaya 1 N = 0,2448 lbf = 105 dyne
1 lbf = 4,448 N
Asrori dkk 1
Sistem Satuan
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 2
Modul Ajar Mekanika Fluida
Asrori dkk 3
Sistem Satuan
Contoh 1.1
Buktikan bahwa persamaan v2 = u2 + 2 ax.
Penyelesaian:
Persamaan ⇒ v2 = u2 + 2 as
Dimana ⇒ v = kecepatan akhir
u = kecepatan awal
a = percepatan
s = jarak
Dimensi ⇒ v = LT-1
u = LT-1
a = LT-2
s=L
Sehingga dimensi dari ⇒ v2 = (LT-1)2 = L2T-2
u2 = (LT-1)2 = L2T-2
2as = (LT-2).L = L2T-2
Kesimpulannya bahwa dimensinya sama, dengan demikian persamaan di atas adalah benar.
D4-Ototronik- T.Mesin-Polinema 4
Modul Ajar Mekanika Fluida
SOAL LATIHAN
1.1 Sebuah bak mandi berukuran 1,6 m x 50 cm x 40 cm. Berapa liter air untuk mengisi bak
mandi tersebut hingga penuh? [jawab: 320 liter]
1.2 Seorang dosen sedang menempuh perjalanan ke luar kota dengan mengendarai mobil.
Pada saat berangkat pukul 10:26 dia mencatat odometer mobil dan menunjukkan angka
37541 km. Dia sampai tujuan pada pukul 10:42 dan ternyata odometer mobil berada
pada angka 37563 km. Hitunglah kecepatan rata-rata pak dosen mengendarai mobil
tersebut. [jawab:22,91 m/s]
1.3 Sebuah benda yang massanya 2 kg dikenai gaya sehingga bergerak dengan percepatan 2
m/s2. tentukan percepatan yang terjadi jika gaya tersebut bekerja pada benda bermassa 1
kg dan 4 kg. [jawab: 4 m/s2; 1 m/s2]
1.4 Sebuah balok bermassa 5 kg di atas lantai licin ditarik gaya 4 N membentuk sudut 60°
terhadap bidang horisontal (Gbr 1.2). Jika balok berpindah sejauh 2 m, maka tentukan
usaha yang dilakukan! . [jawab: 4 joule]
Gbr. 1.2
1.5 Buah kelapa bermassa 2 kg berada pada ketinggian 8 m. Tentukan energi potensial yang
dimiliki buah kelapa terhadap permukaan bumi! [jawab: 156, 96 joule]
1.6 Sebuah motor listrik digunakan untuk mengangkat benda yang mempunyai berat 12 kN
setinggi 9 m dalam waktu 15 detik. Berapa daya motor listrik tersebut! [jawab: 7,2 kW]
SOAL PENGAYAAN
1.7 Seorang astronot ketika di bumi dia mampu melompat setinggi 1 m. Jika dibulan berapa
meter astronot tersebut mampu melompat dengan energi yang sama? Dimana gravitasi
bumi = 9,81 m/s2 dan grafitasi di bulan 1,64 m/s2. [jawab: 6 m]
1.8 The free vibration of a particle can be simulated by the following differential equation:
du
m + kx = 0
dt
where m is mass, u is velocity, t is time and x is displacement. Determine the dimension
for the stiffness variable k. [ans: MT-2]
Asrori dkk 5
Sifat-sifat Fluida
BAB 2
SIFAT-SIFAT FLUIDA
KOMPETENSI:
Mengetahui, memahami, menjelaskan dan menghitung kerapatan, kekentalan, kemampatan,
tegangan permukaan, tekanan uap, dan kapilaritas
dimana: γ = berat jenis dengan satuan N/m3 untuk sistem SI atau kgf/m3 untuk sistem MKS ;
ρ = kerapatan zat, dalam kg/m3 untuk sistem SI, atau kgm (kilogram massa) untuk sistem
MKS; g = percepatan gravitasi = 9,81 m/det2
6
Mekanika Fluida Dasar
Contoh 2.1
Satu liter minyak mempunyai berat 7,0 N. Hitung berat jenis, rapat massa dan rapat relatif?
Pembahasan:
7N
Berat jenis (γ) = 3
= 7,0 x 1000 = 7. 103 N/m3
0, 001 m
γ 7.10 3
Rapat massa (ρ) = = = 713,56 kg/m3
g 9,81
ρ min yak 713,56
Rapat relatif (SG) = = = 0,713
ρ air 1000
Contoh 2.2
A reservoir of oil has a mass of 825 kg. The reservoir has a volume of 0.917 m3. Compute
the density, specific weight, and specific gravity of the oil.
Pembahasan:
mass m 825
Density = ρ oil = = = = 900 kg/m3
volume V 0.917
weight mg
Spesific Weight = γ oil = = = ρ g = 900 x9,81 = 8829 N/m3
volume V
Asrori dkk 7
Sifat-sifat Fluida
Hal-Hal
Hal yang berkaitan dengan viskositas:
a) Satuan viskositas
ositas dalam sistem CGS adalah
− viskositas dinamis = Poise (Ps) = g/cm.s
1 Pa.s = 10 P = 1000 cP
− viskositas kinematis = Stokes(St) = cm2/s
1 m2/s = 1 . 104 St
8
Mekanika Fluida Dasar
d) Pada zat cair pada umumnya viskositas akan menurun apabila suhu dinaikkan,
sedangkan pada gas berlaku sebaliknya yaitu viskositas akan naik jika suhu naik. Aliran
gas jauh lebih kompleks dibandingkan dengan aliran zat cair karena besarnya pengaruh
kompresibilitas,
esibilitas, densitas dan temperatur. Pembahasan mengenai aliran gas lebih detail
dipelajari dalam dinamika gas. Oleh karena itu dalam diktat ini lebih banyak membahasan
aliran zat cair dan dibatasi pada gas yang densitasnya dapat diabaikan.
e) Peralatan untuk mengukur kekentalan disebut viskometer. Ada beberapa macam metode
pengukuran kekentalan suatu cairan yaitu:
Viskosimeter kapiler ( contoh : viskometer Ostwald )
Viskometer bola jatuh ( viscometer Hoeppler )
Viskometer Cup dan Bob ( Brookfield, Viscotester)
Asrori dkk 9
Sifat-sifat Fluida
Contoh 2.3
Suatu pelat terletak sejauh 0,5 mm dari pelat yang lain tetap. Pelat tersebut bergerak dengan
kecepatan 0,25 m/s dan memerlukan suatu gaya tiap satuan luas sebesar 2 Pa (N/m2) untuk
menjaga kecepatan yang tetap. Tentukan viskositas cairan yang terletak di antara dua pelat
tersebut.
Pembahasan:
τ τ
µ= = = 2/(0,25/0,5.10-3) = 4 .10-3 N.s/m2
dv v
dy y
Contoh 2.4
Hitung kekentalan kinematik zat cair yang mempunyai rapat relatif 0,95 dan kekentalan
dinamik 0,0011 Pa.s
Pembahasan:
ρ Zatcair
SG = ⇒ ρzat cair = SG. ρair = 0,95x1000 = 950 kg/m3
ρ air
kekentalan kinematik
µ
ν= = 0,0011/950 = 1,16 x 10-6 m2/s
ρ
2.3 KEMAMPATAN/KOMPRESIBLITAS (COMPRESSIBILITY)
Kemampatan adalah perubahan (pengecilan) volume karena adanya perubahan
(penambahan) tekanan, yang ditunjukan oleh perbandingan antara perubahan tekanan (dp) dan
perubahan volume (dV) terhadap volume awal (V0). Perbandingan tersebut dikenal dengan
modulus elastisitas atau modulus bulk (K).
dp
K =− (2.11)
dV
V0
Tanda (-) di dalam persamaan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan tekanan mengurangi
volume. Karena dV/V0 tidak berdimensi maka : K dinyatakan dalam satuan dari tekanan p atau
gaya tiap satuan luas yaitu pascal (N/m2). Apabila besaran K ditinjau dari satuan massa cairan
maka pers. 2.11 dapat ditulis :
dp
K= (2.12)
dρ
ρ0
Karena ρV = tetap dan d (ρV) = 0 atau dV/V0 = -dρ/ρ
Sedangkan besarnya kompresibitas berbanding terbalik dengan dengan modulus bulk
atau, C=1/K, Nilai K untuk air sangat besar yaitu 2,1 x 109 N/m2, sehingga perubahan volume
karena perubahan tekanan akan sangat kecil dan dapat diabaikan, oleh karena itu secara
umum zat cair merupakan fluida yang tidak dapat termampatkan (incompressible). Tetapi
pada kondisi tertentu di mana perubahan tekanan sangat besar dan mendadak, maka anggapan
zat cair ter kompresibel tidak bisa berlaku. Contoh: misalnya terjadi pada penutupan katup
turbin PLTA secara mendadak, sehungga mengakibatkan perubahan (kenaikan yang sangat
besar) atau dikenal dengan istilah water hammer.
10
Mekanika Fluida Dasar
Contoh 2.5
A liquid compressed in cylinder has a volume of 1000 cm3 at 1 MN/m2 and a volume of 995
cm3 at 2 MPa. What is its bulk modulus of elasticity (K)?
Penyelesaian:
dp 2 −1
K =− =− = 200 MPa
dV (995 − 1000) / 1000
V0
Contoh 2.6
Suatu tetesan air terukur mempunyai diameter 45 µm. Tentukan tekanan internal yang terjadi
pada tetesan air pada suhu 30oC?
Penyelesaian:
Dari persamaan 2.11 dan tabel A-1 (Lampiran) diperoleh,
2.σ 2 x 7,12.10-2
p= = = 6329 Pa
r (45 2) x10 −6
Catatan: Besarnya tegangan permukaan air pada beberapa temperatur ditunjukan dalam
tabel A-1 (Lampiran)
Asrori dkk 11
Sifat-sifat Fluida
2.5 KAPILARITAS
Kapilaritas terjadi akibat adanya gaya kohesi dan adhesi antar molekul, jika kohesi
lebih kecil dari pada adhesi maka zat air akan naik (meniskus cekung) dan sebaliknya jika
lebih besar maka zat cair akan turun (meniskus cembung). Hal ini dapat dilihat pada suatu
pipa vertikal diameter kecil (pipa kapiler) yang dimasukkan ke dalam suatu cairan. Seperti
pada Gbr. 2.3a dn Gbr 2.3b kapilaritas akan membuat air naik pada tabung gelas yang berisi
air sementara pada air raksa akan turun.
c)
Kenaikan atau penurunan zat cair di dalam suatu pipa kapiler dapat dihitung dengan
menyamakan gaya angkat yang dibentuk oleh tegangan permukaan dengan gaya berat.
Dengan demikian keseimbangan gaya-gaya pada gambar 2.3c adalah:
Gaya angkat = gaya berat
2π r σ cos θ = π r2 h γ
2σ cos θ
h= (2.14)
γ .r
dimana: h = kenaikan atau penurunan zat cair (m); σ = tegangan permukaan (N/m); γ = berat
jenis zat cair (kg/m3); θ = sudut antara tegangan permukaan terhadap dinding pipa vertikal,
Pada kondisi tabung bersih: θ = 0o untuk air dan θ = 140o untuk air raksa; r=jari-jari tabung (m)
Catatan: Pers 2.14 tersebut berlaku untuk d < 3 mm
Contoh 2.7
Berapa kenaikan kapilaritas dari air dengan temperatur kamar yang terjadi pada sebuah pipa
kaca bersih berdiameter 2,5 mm? (Jika diketahui tegangan permukaan air di udara sekitar
0,073 N/m)
Penyelesaian
Dari pers. 2.12 diperoleh,
2σ cos θ
h= dimana pada pipa kaca bersih θ = 0o
γ .r
(2)(0,073)(1)
h= = 0,012 m = 12 mm
(9810)(0,00125)
12
Mekanika Fluida Dasar
Pembahasan mengenai tekanan uap dapat dilihat pada fenomena kavitasi yang terjadi
pada pompa atau turbin. Air dengan kondisi biasa akan mendidih dan menguap pada tekanan
1 atm pada suhu 100oC, apabila tekanan berkurang sampai cukup rendah, air pada suhu udara
lingkungan (20oC-33oC) akan mendidih dan menguap. Penguapan akan menghasilkan
gelembung gelembung uap. Tempat-tempat bertekanan rendah atau berkecepatan tinggi inilah
akan mudah terjadi kavitasi, terutama pada bagian sisi isap mesin-mesin hidrolik tersebut.
Contoh 2.8
Berapa besar tekanan uap yang dapat menyebabkan terjadinya kavitasi pada inlet dari suatu
pompa yang mengalirkan air pada temperatur 35oC.
Penyelesaian:
Kavitasi terjadi apabila tekanan berkurang sampai mencapai tekanan uap, Dari tabel A-1.
sifat-sifat air (Lampiran) diperoleh:
pu
= 0, 58 m ⇒ pu = (0,58)( 9752) = 56,56 N/m2
γ
Asrori dkk 13
Sifat-sifat Fluida
SOAL LATIHAN
Gbr 2.4
2.3 Benzene at 20oC has a viscosity of 0.000651 Pa.s. What shear stress is required to
deform this fluid at strain rate of 4900 s-1? [Jawab: τ = 3,19 Pa]
2.4 Berapa perubahan volume dari 1000 liter air bila terjadi penambahan tekanan tek sebesar
20 bar, dimana di ketahui modulus elastisitas air = 2,24 x 109 N/m2 ?
0,00089 m3]
[Jawab: dV = -0,00089
2.5 water air-glass (θ = 0o) if the
Find the Capillary rise in the tube shown in Fig.2.5 for water-air
o
tube radius is 1 mm and the temperatur is 20 C.[Jawab: h=14,8 4,8 mm]
Fig. 2.5
SOAL PENGAYAAN
2.6 Suatu pelat bergerak di atas pelat kedua pada suatu lapisan cairan seperti tampak pada
Gbr.2.6
Gbr. 2.6
Untuk suatu jarak d yang kecil, pembagian kecepatan di dalam cairan dianggap linier.
Sifat-sifat cairan
iran adalah : µ = 0,65 cp (centipoises); Kerapatan relatif SG = 0,88
Hitung besarnya: (a) viscositas kinematis, (b) Tegangan geser pada pelat atas,
(c) Tegangan geser pada pelat bawah. (d) Tunjukkan arah garis kerja tegangan geser
pada perhitungan (b dan c) tersebut
2.7 Hitung
tung efek kapiler dalam suatu tabung kaca (tube) diameter 4 mm, bila dimasukkan ke
dalam: (a) air dan (b) air raksa. Sudut kontak untuk air θ= 0o dan air raksa θ= 130o.
Temperatur cairan tersebut adalah 20oC dan tegangan permukaan air adalah 0,075 N/m
sedang σ air raksa dalah 0,52 N/m, γair = 9806 N/m3, γair raksa= 136000 N/m3.
14
Mekanika Fluida Dasar
BAB 3
STATIKA FLUIDA
KOMPETENSI:
Mengetahui, memahami, menjelaskan dan menghitung tekanan statis, hukum pascal beserta
aplikasinya, hukum archimedes, pengukuran dan alat ukur tekanan
PRESSURE UNITS
pound-force
technical
per
pascal bar atmosphere atmosphere torr
square inch
(Pa) (bar) (at) (atm) (Torr)
(psi)
1 Pa 1 N/m2 10−5 1.0197×10−5 9.8692×10−6 7.5006×10−3 145.04×10−6
1 Torr =
1 torr 133.322 1.3332×10−3 1.3595×10−3 1.3158×10−3 1 mmHg 19.337×10−3
Variasi satuan tekanan ini dikarenakan range pengukuran tekanan ini sangat lebar dari
ukuran tekanan yang sangat kecil (contoh : tekanan darah) atau bahkan vakum sampai dengan
tekanan yang besar (tangki bertekanan). Aplikasi satuan tekanan contohnya sebagai berikut
pada pengukuran tekanan darah (mmHg), Tekanan paru-paru/jantung (cmH2O), Tekanan gas
pada pipa (inH2O), sistem vakum (micron Hg, torr, inHg) dan pada meteorologi (kPa, Atm,
hPa, mbar)
Asrori dkk 15
Dinamika Fluida Kompresibel
1.5.SKALA
SKALA PENGUKURAN TEKANAN
3.2.1 Tekanan Atmosfir
Tekanan atmosfir atau disebut tekanan udara/tekanan barometrik adalah tekanan yang
berhubungan dengan berat atmosfir atau udara di atas permukaan bumi. Tekanan atmosfir
juga diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi
gravitasi bumi. Besarnya tekanan atmosfir dipermukaan
bumi berbeda-beda
beda tergantung dari ketinggian tempat tersebut dipermukaan bumi. Dalam
grafik Gbr. 3.1 menunjukkan semakin dekat posisi tempat tersebut dengan permukaan bumi,
maka akan semakin besar tekanannya.
16
Mekanika Fluida Dasar
Contoh 3.1
Ban sepeda motor yang kempes sedang di isi angin, setelah di isi di ukur dengan alat ukur
tekanan menunjukkan 200 kPa. Berapa tekanan absolut (dalam kPa) angin dalam ban tersebut ?
Penyelesaian:
Dari per. 3.1 ⇒ pabs = patm + pukur
pabs = 101,3 + 200 = 301,3 kPa
Asrori dkk 17
Dinamika Fluida Kompresibel
Lebih jelasnya hubungan antara tekanan atmosfir, tekanan terukur, tekanan absolut
dan vakum dapat dilihat dalam diagram pada gambar 3.4.
18
Mekanika Fluida Dasar
Contoh 3.2
Bila seorang penyelam sedang bekerja pada kedalaman air 18 m(di bawah permukaan air
laut), sedangkan berat jenis air laut adalah 10.000 N/m3, maka berapa besar tekanan yang di
terima oleh penyelam tersebut
Penyelesaian:
p = γ h = (10.000)(18) = 180 kN/m2
Contoh 3.3
Tekanan di dalam tangki tertutup adalah 100 kN/m2. Berilah bentuk tekanan tersebut dalam
tinggi tekanan terhadap air (mka) dan air raksa (dengan ; SG = 13,6).
Penyelesaian:
Dari data diperoleh: ρair = 1000 kg/m3 ; ρHg = SG. ρair = 13,6 . 1000 = 13600 kg/m3
Dengan pers. 3.5 diperoleh untuk
p 100000
Tinggi tekanan terhadap air ⇒ hair = = = 10,194 m (air) atau mka
ρ air g 1000.9,81
p 100000
Tinggi tekanan terhadap air raksa ⇒ hHg = =
ρ Hg g 13600.9,81
= 0,749 m (air raksa) = 74, 9 cmHg
Contoh 3.4
For the vessel containing glycerin (ρ = 1261 kg/m3) under pressure as shown fig. 3.6, find the
pressure at the bottom of the tank .
Penyelesaian :
P = 50 + γ h
= 50 + (12 ,37)(2)
= 74,74 kPa
Gbr 3.6
Asrori dkk 19
Dinamika Fluida Kompresibel
Gambar 3.7 Distribusi tekanan pada bagian terkecil fluida berbentuk prisma ABC
20
Mekanika Fluida Dasar
Asrori dkk 21
Dinamika Fluida Kompresibel
tekanan ke kampas (brake pads) sehingga gaya gesek akan menahan laju disk brake yang
terpasang pada peleg dan akhirnya mobil akan berhenti.
Contoh 3.5
Gaya sebesar 850 N menekan pada silinder (a) pada dongkrak
dongkrak hidrolisnya yang mempunyai
luasan 15 cm , sedangkan yang besar luasnya A= 150 cm2. Jika massa jenis cairan dalam
2
dongkrak adalah 1000 kg/m3. Berapa besar beban yang mampu diangkat oleh silinder (A)
apabila:
(a) Silinder terletak pada ketinggian yang sama (Gbr.
( 3.11a)
(b) Bila silinder (A) yang lebih besar berada 75 cm lebih rendah dari pada silinder kecil.
Gbr. 3.11b)
Penyelesaian:
(a) Dari pers . 3.16 diperoleh,
F w A
= ⇒ w=F
a A a
Sehingga ,
150
w = (850 ) ( ) = 8500 N = 868 kg
15
(b) Dari pers. 3.17 diperoleh,
F
w = A + γ h
a
850
= 150.10-4 ( −4
) + (103.9,81)(0, 75) = 8650 N = 882 kg
15.10
22
Mekanika Fluida Dasar
Gambar 3.12 Distibusi gaya padaa benda terapung dalam zat cair
Pada gambar di atas, tampak sebuah benda melayang di dalam air. Fluida yang berada
dibagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang terletak pada
bagian atas benda. Hal ini disebabkan karena fluida yang berada di bawah benda memiliki
kedalaman yang lebih besar daripada fluida yang berada di atas benda (h2 > h1). Gaya-gaya
dalam arah horisontal pada benda tersebut ada pada kondisi setimbang, akan tetapi tidak
demikian dengan arah vertikal.
Besarnya tekanan
ekanan fluida pada kedalaman h2 adalah :
F2
p2 = ⇒ F2=P2A = ρgh2A (3.18)
A
Besarnya tekanan fluida pada kedalamana h1 adalah :
F1
p1 = ⇒ F1=P1A = ρgh1A (3.19)
A
F2 = gaya yang diberikan oleh fluida pada bagian bawah benda,
bend F1 = gaya yang diberikan oleh
fluida pada bagian atas benda, A = luas permukaan benda. Selisih antara F2 dan F1 merupakan
gaya total yang diberikan oleh fluida pada benda, yang kita kenal dengan istilah gaya apung.
Besarnya gaya apung adalah :
Fapung = F2 –F1
Fapung = (ρgh2A)- (ρgh1A) = ρg(h2-h1) = ρFgAh
Fapung = ρFgV (3.20)
Pers. 3.20 menunjukan resultan gaya (gaya apung) sama dengan berat fluida yang di
pindahkan dan inilah pembuktian dari prinsip archimedes.
Asrori dkk 23
Dinamika Fluida Kompresibel
24
Mekanika Fluida Dasar
Contoh 3.6
Sebuah Barometer pada level diatas permukaan air laut menunjukan 760,5 mmHg dan diatas
sebuah gunung terbaca 650 mmHg (Gbr. 3.15). Jika apabila rata-rata
rata rapat massa udara di
asumsikan 1,2 kg/m3 dan rapat massa air raksa adalah 13600 kg/m3. Hitunglah ketinggian
gunung tersebut!
Penyelesaian:
Persamaan untuk menghitung tinggi (H) gunung pada Gbr.3.14 di atas adalah;
Tekanan udara setinggi H = Tekanan pengukuran di atas gunung – Tekanan
pengukuran di atas permukaan
an air laut
Dengan pers. 3.21 maka dapat dihitung;
Tekanan di atas gunung = ρHg.g.h = (13600)(9,81)(0,65) = 86720 N/m2
Tekanan diatas permukaan air laut = ρHg.g.h = (13600)(9,81)(0,7605) = 101463 N/m2
Sedangkan,
Tekanan udara setinggi H = ρud.g.H
Sehingga,
(1,2)(9,81)(H) = 101463 – 86720
11,772 H = 14743 ⇒ H = 1252,38 m
Asrori dkk 25
Dinamika Fluida Kompresibel
Kelemahan piezometer :
Hanya untuk mengukur tekanan pengukuran pada permukaan cairan
Tidak cocok untuk pengukuran cairan yang bertekanan tinggi
Tidak cocok untuk mengukur fluida yang bertekanan negatif (vakum)
Lambat mendeteksi perubahan tekanan yang cepat
Contoh 3.7
Sebuah tabung piezometer dipasang pada pipa yang dilewati air. Pada tabung ukur tersebut air
naik setinggi 10 cm di atas sumbu pipa.
(a) Hitung tekanan air dalam pipa?
(b) Jika tekanan air = 1 bar, berapa panjang piezometer agar bisa untuk mengukur tekanan
ini?
Penyelesaian:
Data:
h = 10 cm = 0,1 m (b) Diketahui 1 bar = 105 N/m2, maka
ρair = 1000 kg/m2 p = ρgh
Solusi: 105 = 1000.9,81. h
(a) p = ρgh h = 10,2 m
p = 1000.9,81.0,1
= 981 N/m2
26
Mekanika Fluida Dasar
a b
Contoh 3.8
Sebuah manometer berbentuk U berisi air raksa dipakai untuk mengukur tekanan, bila dalam
pipa-U berisi air raksa yang mempunyai kerapatan relatif =13,6 seperti Gbr.3.19 di bawah.
Dimana h1 = 30 cm, h2 = 20 cm, Hitung berapa tekanan ukur (gauge pressure) dititik A?
Penyelesaian:
px = px’
pA+ γair.h1 = patm + γ Hg(h2+h1)
untuk tekanan terukur, patm = 0
pA = γHg(h2+h1) - γair.h1
pA = SGHg γair(h2+h1) - γair.h1
pA = γair (SGHg(h2+h1) - h1)
Gbr. 3.19 pA = 9,81.103 (13,6(0,2+0,3) – 0,3 )
pA = 63,765.103 N/m2 = 63,8 kN/m2
Asrori dkk 27
Dinamika Fluida Kompresibel
tekanan tersebut bisa berbeda dan fluida yang digunakan dalam pipa-
pipa-U bisa lebih dari satu
macam.
28
Mekanika Fluida Dasar
Tinggi
Asrori dkk 29
Dinamika Fluida Kompresibel
DAFTAR PUSTAKA
112
Mekanika Fluida Dasar
GLOSARIUM
Simbol-simbol Huruf
a percepatan i gradien hidrolik
A luas k pangkat isentropik
c kecepatan suara K modulus elastisitas (bulk)
cp kapasitas panas jenis isobarik l panjang
cv kapsitas panas jenis volumetrik m massa
C kompresibilitas mɺ laju aliran massa/flux massa
o
C derajat celcius M bilangan mach
Cc koefisien kontraksi Mm massa molekul suatu gas
DD koefisien seret p tekanan
Cd koefisien pengaliran patm, po tekanan atmosfir
CL koefisien angkat pabs tekanan absolut
Cv koefisien kecepatan pukur tekanan ukur
d diameter P daya (power)
D diameter Q debit / laju alairan volume
Ek energi kinetik r jari-jari
EP energi potensial R konstanta gas
Etek energi tekanan Ru konstanta gas universal
f faktor gesekan Re angka Reynold
f gaya s jarak
f fungsi SG kerapatan relatif/spesific
F gaya gravity
FD gaya seret t waktu
FL gaya angkat T temperatur mutlak
Fx gaya pada sumbu-x To temperatur stagnasi
Fy gaya pada sumbu-y u kecepatan relatif
FR gaya resultan v kecepatan
g percepatan grafitasi v volume spesifik
h head/tinggi tekan V volume
h tinggi V kecepatan absolut
h enthalpi W kerja (energy/work)
ho enthalpi stagnasi W gaya berat
Hg air raksa y jari-jari dalam
H head/tinggi tekan y jarak
hf mayor losses z beda tinggi/elevasi
hL minor losses
Notasi Yunani
α sudut kemiringan, sudut mach
∆ perubahan
δ Tebal lapisan batas
γ Berat jenis (specific weight)
η efisiensi sistem
θ sudut antara tegangan permukaan
terhadap dinding pipa vertikal
µ kekentalan dinamik
ν kekentalan kinematis
τ tegangan geser
ω kecepatan angular
114
114
Mekanika Fluida Dasar
LAMPIRAN
Tabel A-2 Berat jenis untuk berbagai bahan pada suhu 20oC
sifat beberapa gas dan cair pada suhu 20oc dan tekanan 1 atm
Tabel A-3 Sifat-sifat
116
Mekanika Fluida Dasar
Tabel B-1. Daftar harga kofisien seret (CD) berbagai bentuk permukaan benda
118
Mekanika Fluida Dasar
120
Mekanika Fluida Dasar
Gambar A-1
Diagram Moody