Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
PERCOBAAN III
“REAKSI-REAKSI KIMIA”

NAMA : M.ARDANI
NIM : 2211013210001
KELOMPOK : VI
ASISTEN : HANAN JOHAN ABD RASYIED

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2022
BAB I

PENDAHULUAN

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan praktikum ini agar para praktikan dapat mengenal dan
mampu mengidentifikasi reaksi-reaksi kimia.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Reaksi Kimia

Reaksi kimia adalah proses perubahan senyawa kimia menjadi senyawa


kimia yang baru. Reaksi yang terjadi pada senyawa organic biasanya dalam
bentuk molekul. Oleh karena tu, reaksi kimiapada senyawa organic ditandai
dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen yang
baru. Proses ini mungkin terjadi secara terpisah, seperti pada reaksi yang
berlangsung secara bertahap dimana pemutusan ikatan mungkin mendahului
pembentukan ikatan baru, atom dapat berlangsung secara serentak (Goldberg,
2007).
Pengertian lain dari reaksi kimia adalah poses perubahan atom-atom dalam
suatu senyawa menjadi senyawa lainnya jika direaksikan dengan senyawa atau
molekul lainnya. Suatu reaksi dapat dikatakan reaksi kimia jika terdapat beberapa
perubahan kimia dan menghasilkan suatu produk lain.
Reaksi kimia melibatkan zat-zat pereaksi yang menghasilkan produk yang
dapat dihitung. Perhitungan ini didasarkan pada asumsi bahwa reaksi berlangsung
pada selesai , artinya semua reagen yang jumlahnya 25 terbata habis terpakai.
Tetapi reaksi lebih cenderung mendekati suatu keadaan keseteimbangan. Pada
posisi keseteimbangan merupakan proses akhir reaksi, terdapat campuran produk
da rekatan yang tidak habis bereaksi dan berada dalam jumlah yang relatif tetap
(Chang, 2005).
Pembelajaran reaksi kimia dengan praktikum skala kecil dalam penelitian
sebelumya menggunakan larutan encer dari berbagai jenis zat kimia seperti asam,
basa, dan garam. Zat-zat tersebut mengurai sempurna menjadi ion-ion dalam
larutan encer. Ion-ion itu dipilih sedemikian rupa sehingga dapat dipakai sebagai
pereaksi penentu bagi identifikasi zat secara kualitatif. Larutan yang digunakan
disimpan dalam mikropipet berukuran 3 mL, dan mikropipet ini memiliki fungsi
ganda yaitu sebagai penyimpan zat sekalligus untuk meneteskan larutan ketika
direaksikan dengan zat lainnya. Tersedia sebanyak 12 jenis larutan yaitu AlCl 3,
BaCl2, HCl, H2 SO4, HNO3, Pb(NO3)2, AgNO3, Na2CO3, KI, NaOH, Na2HPO4,
dan NH4OH, masing-masing dimasukkan dalam wadah berlabel rumus kimia zat
tersebut. (Haryati, 2016).

BAB II

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :


1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Gelas kimia

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :


1. H2SO4
2. KMnO4
3. Na2SO3
4. H2C2O4
5. HNO3
6. AgNO3
7. HCl
8. CuSO4
9. Kl
10. Indikator phenophtalein
11. Akuades
B. Prosedur kerja

1. Reaksi (1)

a. Tabung A

1 mL KMnO4 + 1 mL H2SO4
H2SO4  Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

10 tetes akuades
 Ditambahkan ke dalam tabung reaksi.

 Diamati dan dicatat apa yang terjadi.

Hasil

b. Tabung B
1 mL KMnO4 + 1 mL H2SO4
 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

10 tetes Na2SO3

 ditambahkan ke dalam tabung reaksi.


 diamati dan dicatat apa yang terjadi

Hasil
c. Tabung C

1 mL KMnO4 + 1 mL H2SO4  dimasukkan ke dalam tabung reaksi

10 tetes H2C2O4

 ditambahkan ke dalam tabung reaksi.

 diamati dan dicatat apa yang terjadi.

Hasil

2. Reaksi (2)
a. Tabung A
HCL
 dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Indikator PP 3 tetes
 ditambahkan ke dalam tabung reaksi.

Larutan NaOH

 ditambahkan tetes demi tetes ke dalam tabung reaksi


hingga terjadi perubahan warna.
 diamati dan dicatat apa yang terjadi.

Hasil
b. Tabung B
HCL
 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
NaOH

 ditambahkan tetes demi tetes ke dalam tabung reaksi


hingga terjadi perubahan warna.
 diamati dan dicatat apa yang terjadi.
Hasil

c. Tabung C

HNO3  Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Indikator PP 3tetes
 Ditambahkan ke dalam tabung reaksi.

Larutan NaOH 1 ml
 Ditambahkan ke dalam tabung reaksi hingga terjadi
perubahan warna.
 diamati dan dicatat apa yang terjadi.
Hasil
3. Reaksi (3)
a. Tabung A

Larutan AgNO3
 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Larutan HCL
 ditambahkan ke dalam tabung reaksi hingga terjadi
perubahan warna

 diamati dan dicatat apa yang terjadi.


Hasil

b. Tabung B

Larutan AgNO3  dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


Larutan CuSO4
 ditambahkan ke dalam tabung reaksi hingga terjadi
perubahan warna.

Larutan Kl

Hasil  diamati dan dicatat apa yang terjadi.


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengamatan

Data hasil pengamatan terhadap percobaan reaksi-reaksi kimia dapat dilihat


pada table berikut:
Table 1.data hasil pengamatan reaksi (1)

KMnO4 H2SO4 Akuades Na2SO3 H2C204 Hasil pengamatan

Tabung A 1 mL 1 mL 10 tetes - - Tidak ada perubahan


yang terlihat jelas
Tabung B 1 mL 1 mL - 10 tetes - Sesudah ditambah
Na2SO3 baru terlihat
perubahan dari warna
ungu tua menjadi coklat
bening serta terdapat
endapan setelah
didiamkan sekitar 2
menit.
Tabung C 1 mL 1 mL - - 10 tetes Perubahan terlihat
sesudah ditambahkan
10 tetes H2C2O3 dari
warna ungu tua menjadi
ungu yang agak terak
dibagian atas dan
dibagian bawah keruh
serta terdapat endapan
setelah didiamkan
sekitar 3 menit.
Tabel 2.data hasil pengamatan reaksi (2)
HCl Indikator PP HNO3 NaOH Hasil pengamatan
Tabung A 1 mL 3 tetes - 3-5 tetes Setelah penambahan
3 tetes NaOH tidak
ada reaksi, tetapi
setelah 5 tetes baru
terjadi perubahan
dari warna awal
bening menjadi
putih keruh.
Tabung B 1 mL - - 3-40 tetes Sama sekali tidak
ada perubahan
setelah 40 tetes lebih
penambahan NaOH,
baik itu dari warna,
suhu, bau serta
endapan pun tidak
ada perubahan.
Tabung C - 3 tetes 1 mL 3-5 tetes Terjadi perubahan
setelah ditambahkan
3-5 tetes NaOH
yang jelas dari
suhunya menjadi
panas, warnanya
dari ungu menjadi
kuning kecoklatan
dan bau yang
tercium.

Table 3. data hasil pengamatan reaksi (3)


AgNO HCl CuS Kl Hasil pengamatan
3 O4
Tabung 1 mL 1 mL - - Setelah bahan dicampur,
A
diaduk dan setelah 10 detik
terjadi perubahan warna dari
bening menjadi putih keruh
Tabung - - 1 1 mL Terjadi perubahan warna dari
B mL
putih bening menjadi kuning
pucar dan disertai dengan
adanya endapan.

B. Pembahasan
Fungsi Penambahan Bahan dan Perlakuan

 Prosedur 1

- KMnO4 (ditambahkan sebanyak 1 mL) merupakan senyawa yang


memiliki sifat sebagai oksidator. Merupakan kristal yang berwarna ungu
menjadi kristal perunggu dan stabil. Kalium permanganat merupakan
oksidator kuat. Jadi, fungsi penambahan KMnO4 pada percobaan ini
adalah bertindak sebagai pengoksidasi.
- Asam sulfat (H2SO4) (ditambahkan sebanyak) adalah asam yang sangat
kuat. Asam sulfat juga merupakan zat pengoksidasi yang kuat yang artinya
dengam mudah menyebabkan zat lain teroksidasi jika bereaksi dengannya.
Asam sulfat merupakan zat pendehidrasi yang baik pada reaksi dehidrasi
banyak senyawa organik. Asam sulfat akan bertindak sebagai penarik
molekul air. Sama dengan KMnO4, H2SO4 juga akan bertindak sebagai
pengokidasi.
 Tabung A (di tambahkan 10 tetes akuades)
10 tetes akuades adalah berfungsi sebagai larutan pereaksi dimana
akuades ini akan bercampur dengan dua larutan sekaligus yang
memiliki sifat oksidator.
 Tabung B (ditambahkan 10 tetes Na2SO3)
10 tetes larutan Na2SO3 (Natrium Sulfit) bertindak sebagai pereaksi
yang akan dicampurkan kedalam tabung reaksi yang sudah berisi
campuran larutan awal/sebelumnya.
 Tabung C (ditambahkan 10 tetes H2C2O4)
10 tetes larutan oksalat pada percobaan ini juga bertindak sebagai
pereaksi, reaksi akan terjadi ketika larutan ini dicampurkan dengan
larutan pengoksidasi sekaligus asam kuat.

 Prosedur 2

 Tabung A (ditambahkan 1 mL HCl + 3 tetes Indikator


Phenolphtalein)
Asam klorida, dikenal dengan nama HCI adalah bahan kimia yang
berupa larutan gas hidrogen klorida berbasis air yang encer. Asam
klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia
adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam
lambung. Artinya, bertindak sebagai senyawa asam kuat.
Untuk Indikator Phenolphtalein sendiri merupakan suatu indikator
pembanding dalam proses titrasi basa kuat – asam kuat. Artinya,
bertindak sebagai indikator.
 Tabung B (ditambahkan 1 mL HCl)

Sama seperti sebelumnya pada tabung A, HCl berperan sebagai


senyawa asam kuat, namun tabung B tidak ditambahkan indikator pp.
 Tabung C (ditambahkan 1 mL HNO 3 dan Indikator
Phenolphtalein)
HNO3 atau asam nitrat merupakan asam yang kuat. Asam nitrat
dapat digunakan sebagai pengoksidasi yang kuat. Secara rinci asam
nitrat dapat digunakan sebagai bahan peledak, pupuk, industri logam,
nitrating agent, oxidazing agent, pelarut, katalis dan hydrolizing agent.
Dalam percobaan ini, berfungsi sebagai asam kuat .
Untuk indikator Phenolphtalein (pp) sama seperti sebelumnya
adalah untuk proses titrasi basa kuat – asam kuat.

Ketiga tabung pada prosedur ke-2 ini ditambahkan NaOH dengan


sifatnya sebagai basa kuat.

 Proedur 3

 Tabung A (ditambahkan AgNO3 + HCl masimg-masing 1 mL)


AgNO3 berperan sebagai pereaksi, sedangkan HCl merupakan
larutan yang bertindak sebagai asam kuat dalam kasus ini.
 Tabung B (ditambahkan CuSO4 + Kl masing-masing 1 mL)
CuSO4 atau Tembaga(II) sulfat, juga diketahui dengan cupri sulfat,
adalah sebuah senyawa kimia dengan rumus molekul CuSO4. Senyawa
garam ini eksis di bumi dengan kederajatan hidrasi yang berbeda-beda.
Susunan anhidratnya bermodel bubuk hijau pucat atau abu-abu putih,
sedangkan susunan pentahidratnya (CuSO4·5H2O), berwarna biru
terang.
Kl adalah senyawa yang bukan basa ataupun asam, melainkan jenis
golongan garam yang bersifat netral .

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Reaksi kimia dapat dikatakan berlangsung apabila salah satu hal ini harus
teramati yaitu reaksi tersebut menghasilkan gas, endapan, perubahan suhu
atau perubahan warna.
2. Reaksi yang menghasilkan endapan terjadi karena QSP > KSP.
3. Perubahan warna pada reaksi kimia terjadi karena adanya kekosongan
elektron pada orbital d.
4. Reaksi kimia dapat menghasilkan gas dikarenakan reaksi-reaksi tersebut
akan melepaskan H2 yang ditandai oleh adanya gelembung-gelembung dan
letupan-letupan kecil.
5. Reaksi kimia ada yang dapat kembali bolak-balik (reversible) dan ada pula
yang tidak dapat kembali lagi (irreversible).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2022). Penuntun Praktikum Kimia Dasar (Untuk Program Studi


Biologi). Banjarbaru: Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat.

Haryati, S. Onggo, D. 2016. Pembuatan Kit Praktikum Kimia Skala Kecil Untuk
Pembelajaran Reaksi Kimia. Prosiding Snips. 965 – 970.

Sulastri. Rahmadani, R. F. 2017. Buku Ajar-Kimia Dasar 1. Syiah Kuala


University Press, Banda Aceh.

Sulistyowati, T. Poedjiastoeti, S. Kelayakan Multimedia Interaktif Berbasis


Intertekstual Pada Materi Reaksi Kimia Untuk Kelas X SMA (Feabilitas
Multimedia Interaktif Berbasis Intertekstualitas Pada Mmateri Reaksi Kimia
Untuk SMA Kelas X). 2013. Jurnal Pendidikan Kimia, FMIPA, UNESA. 2 : 57 –
63.
LAMPIRAN
Percobaan reaksi (1)

Percobaan reaksi (2)


Percobaan reaksi (3

Anda mungkin juga menyukai