Anda di halaman 1dari 23

Hallo 

#SobaTernak

Mimin mau kasih info lanjutan tentang Itik Alabio nihh. Kali ini
mengenai karakteristiknya yang akan dibahas lebih lanjut.

Itik Alabio (Anas plathyrinchos borne) berasal dari Desa Mamar,


Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi
Kalimantan Selatan.

Nama Alabio sendiri berasal dari nama pasar itik di daerah Alabio
Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan. Ciri
spesifik dari itik Alabio adalah warna paruh dan kakinya yang berwarna
kuning jingga dan memiliki garis warna horizontal seperti alis.

Itik Alabio terlihat cantik seperti itik hias dengan kombinasi warna
putih, hitam, coklat, merah, abu dan biru.

Itik Alabio bertipe dwiguna yakni sebagai penghasil telur dan daging.
Kemampuan produksi telurnya pun cukup tinggi dalam satu masa
produksi (11-12 bulan) yang dapat menghasilkan telur sedikitnya 60%
(220 butir) dan bisa mencapai 70% (255 butir).

Puncak produksi telur di atas 90% dicapai pada umur 10 minggu


produksi dan bisa dipertahankan puncak produksi selama 4-6 minggu.

Kerabang itik Alabio berwarna hijau kebiruan dengan bobot telur


berkisar 58-78 gram (semakin tua umur itik, semakin besar ukuran
telurnya).

Kemampuan menghasilkan daging pun cukup baik, umur 8 minggu


sudah mencapai bobot potong 1.300 gram, apabila menerapkan
manajemen khusus itik potong, bobot potong bisa dicapai lebih cepat.

Kandungan gizi itik Alabio dari hasil kajian pun cukup bagus,
kandungan protein berkisar pada angka 21% dengan kandungan lemak
6%.

BPTU-HPT Pelaihari telah membibitkan itik Alabio selama kurang


lebih 20 tahun atau hampir 20 generasi yang meliputi pemurnian,
program perkawinan, seleksi, pemeliharaan dll.

Pembibitan ini telah menghasilkan itik Alabio murni yang memenuhi


standar kesesuaian SNI 7557 - 2009 perihal Bibit Induk Itik Alabio
Meri dari Lembaga Sertifikasi Produk Benih dan Bibit Ternak.

Bagi #Sobat ternak yang tertarik untuk memesan, dapat langsung


mengunjungi aplikasi pemesanan di website BPTU-HPT Pelaihari
(bptupelaihari.ditjenpkh.pertanian.go.id)
elamat siang #SobaTernak masih pada kuat puasanya kan? berbagi
informasi yaa sobat di hari Rabu yang ceria ini..

Berikut disampaikan informasi mengenai tata cara menangani dan


menyimpan telur yang baik ketika sobat baru membelinya di
pasar/swalayan.

Tahap-tahapnya antara lain :

1. Pisahkan telur yang retak dengan yang tidak retak, telur yang bersih
dengan yang kotor
2. Telur yang kotor dicuci dengan air bersih tanpa disikat dan kemudian
dikeringkan. Telur yang retak harus segera digunakan
3. Telur yang dibeli sudah menggunakan kemasan dapat langsung
disimpan
4. Telur yang dibeli tanpa kemasan sebaiknya disimpan di wadah telur
(tray) dengan bagian runcing berada di bawah
5. Telur yang disimpan di lemari berpendingin akan tahan selama 30
hari, sedangkan bila disimpan di suhu ruang tahan selama 15 hari
6. Gunakan terlebih dahulu telur yang telah disimpan lebih lama
dibandingkan dengan telur yang baru disimpan

Semoga informasi ini bermanfaat ya sobat, ingat telur merupakan


bagian dari protein hewani yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Jadi
jangan lupa untuk mengonsumsi telur ketika sobat ternak saur atau
berbuka yaa, agar puasanya semakin kuat.

Salam sehat sobat ....


Memulai Budidaya Itik Petelur
Dalam memenuhi kebutuhan protein hewani, selama ini komoditas daging dan
telur ayam memang menjadi komoditas unggulan. Namun di samping komoditas
ternak ayam, komoditas yang sedang beranjak naik dan diminati oleh masyarakat
adalah daging dan telur itik. Tak ayal banyak orang yang mulai terjun memulai bisnis
budidaya itik.
Secara garis besar, usaha budidaya itik terdiri dari jenis usaha pembibitan
(menghasilkan telur tetas), usaha penggemukan (itik pedaging), dan usaha
menghasilkan telur konsumsi (itik petelur). Dari ketiga jenis usaha tersebut, usaha itik
petelur menjadi salah satu yang paling diminati. Ada banyak produk yang bisa kita
ambil dari usaha ini seperti telur, daging itik afkir, dan kotorannya.

Jika dibandingkan dengan ayam petelur, nilai jual telur itik lebih tinggi dibanding telur

ayam karena dijual dengan harga butiran. Itik juga mampu mencerna pakan dengan serat
kasar yang lebih tinggi sehingga biaya pakannya lebih murah. Sedangkan jika dibandingkan

dengan ayam kampung, itik petelur mempunyai produktivitas telur yang lebih tinggi dan

lebih menguntungkan. Apalagi jika dipelihara secara intensif sehingga budidaya itik petelur

membuka potensi yang besar untuk dikembangkan di daerah dengan kondisi alam tropis

seperti di Indonesia.
 

Jenis Itik Petelur


Itik merupakan jenis unggas yang termasuk dalam kelas Aves seperti halnya
ayam. Itik dikenal juga dengan istilah bebek (bahasa Jawa, red). Nenek moyangnya
berasal dari Amerika Utara yang merupakan itik liar (Anas moscha) atau Wild
mallard yang terus-menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang
dipelihara sekarang, yang disebut Anas domesticus (ternak itik).
Menurut Sasongko (2007), itik mempunyai beberapa karakteristik khas di
antaranya bertelur pada saat fajar subuh, dapat tertib berjalan dalam kelompok dengan
mengikuti pimpinan kelompoknya, dan tidak mempunyai sifat mengeram. Sedangkan
keunggulannya dibandingkan unggas lain adalah daya adaptasinya yang tinggi
terhadap lingkungan baru. Saat ini di Indonesia ternak itik banyak terpusat di beberapa
provinsi seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi,
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan,
dan Nusa Tenggara Barat.
Di Indonesia, ada beberapa jenis itik lokal dan ras yang dijadikan sebagai bibit
itik petelur yaitu itik Tegal, Mojosari, Alabio, Bali, Magelang, Cihateup, Bayang,
Talang Benih, Turi/Metaram, Damiaking, Pitalah, Rambon, Kerinci, Pegagan, kaki
Campbell, dan Buff duck. Dari semua jenis tersebut, itik petelur yang menjadi
unggulan dan paling banyak dibudidayakan antara lain itik Tegal, Mojosari, dan
Alabio.
 Itik Tegal
Itik Tegal merupakan salah satu rumpun itik lokal Indonesia yang mempunyai
keseragaman bentuk fisik dan mampu beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang
terbatas. Penyebaran itik Tegal meliputi daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat bagian
Utara. Itik Tegal mulai berproduksi telur sekitar umur 6 bulan.
 Itik Mojosari
Itik Mojosari merupakan hasil persilangan antara itik Jawa dengan itik liar (mallard).
Selain banyak dipelihara di Jawa Timur dan Jawa Tengah, kini itik Mojosari sudah
menyebar secara luas di Pulau Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur.
 Itik Alabio
Itik Alabio (Anas platyrhynchos Borneo) merupakan itik lokal unggul. Itik ini
merupakan salah satu jenis plasma nutfah unggas lokal Kalimantan Selatan dan telah
lama diusahakan di sana. Seiring perkembangan dunia peternakan, itik Alabio
sekarang sudah dikembangkan secara intensif. Tidak hanya di Kalimantan Selatan,
namun juga berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali.
 

Baik itik Tegal, Mojosari, maupun Alabio sebenarnya berperan utama sebagai
penghasil telur, baik telur tetas ataupun telur konsumsi. Masa produksi telur rata-rata
selama 1 tahun (48 minggu), sedangkan jumlah produksinya berkisar antara 200-250
butir per tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Bahkan, itik Alabio memiliki
produktivitas tinggi di atas 250 butir per tahun dengan masa produksi telur hingga 68
minggu. Apabila masa produksinya telah selesai, itik-itik petelur tersebut dapat segera
diafkir dan dijual sebagai itik potong.
Dengan demikian bisnis budidaya ternak itik petelur memiliki prospek yang
cukup menguntungkan. Apalagi jika budidaya tersebut dilakukan secara intensif.
Namun sebelum memutuskan untuk beternak itik petelur, harus ada pengetahuan
mengenai komponen penting apa saja yang perlu diperhatikan dalam menjalankan
budidaya itik ini. Komponen tersebut terdiri dari kandang, bibit, dan pakan.

Kandang Itik Petelur


Sarana utama budidaya itik petelur adalah kandang. Pastikan lokasi kandang itik
yang kita pilih jauh dari pemukiman agar tidak mengusik warga sekitar dengan bau
dan banyaknya lalat. Selain itu, pilih juga lokasi yang mudah akses transportasinya
sehingga memudahkan peternak dalam pemasaran telur, pengangkutan pakan, dan
lain-lain.
Dari segi konstruksi kandang, upayakan peternak memilih bahan kandang yang
awet, kuat, dan mampu bertahan ketika musim hujan maupun kemarau. Manajemen
air di kandang juga menjadi faktor yang sangat penting karena itik memiliki sifat
alamiah bermain dan mandi di air.
Berdasarkan fase pemeliharaannya, kandang itik bisa dibagi menjadi 3 jenis
yaitu kandang DOD (itik starter), kandang itik dara (itik grower), dan kandang itik
dewasa yang sudah berproduksi telur (itik layer). Sedangkan dari bentuknya, kandang
itik juga memiliki beberapa tipe, dimana masing-masing tipe kandang mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Berikut tipe kandang tersebut:
 Kandang baterai
Kandang ini digunakan untuk itik fase layer. Ukuran satu sekatnya kurang
lebih 50 x 50 x 45 cm dan diisi oleh 1 ekor itik. Dalam satu sekat bisa juga diisi
lebih banyak itik, misalnya 5 ekor, asalkan ukuran satu sekat kandangnya dibuat
lebih luas. Dalam kandang baterai, itik tidak bebas bergerak. Tujuannya agar itik
tidak banyak mengeluarkan energi sehingga bisa optimal memproduksi telur.
Telur yang dihasilkan adalah telur konsumsi dan bukan untuk ditetaskan karena
tidak melalui perkawinan dengan itik jantan. Kalau pun ingin dihasilkan telur
tetas, maka harus dilakukan inseminasi buatan. Untuk itu pada pemeliharaan itik
pembibit di kandang baterai, peternak harus memperhitungan biaya tenaga
inseminator (ahli inseminasi buatan) ke dalam biaya produksi.
Penggunaan kandang baterai mempunyai kelebihan, juga kekurangan.
Kelebihannya antara lain pengambilan telur lebih mudah, telur yang dihasilkan
lebih bersih dan bagus, kesehatan itik terkontrol, dan konsumsi pakan lebih
merata karena itik tidak perlu bersaing memperoleh makanan sehingga
pertumbuhannya pun lebih seragam. Sedangkan kelemahannya berupa biaya
investasi kandang dan pemeliharaan yang lebih besar. Saat ini penggunaan
kandang baterai untuk itik petelur fase layer semakin jarang ditemukan karena
tingginya investasi yang harus dikeluarkan. Peternak lebih banyak menggunakan
kandang baterai untuk memelihara itik fase starter dengan memodifikasinya
menjadi boks berukuran 1 × 2 m untuk 50 ekor anak itik.
 

 Kandang postal
Kandang postal disebut pula sebagai kandang koloni. Tempat pakan dan
minum disediakan dalam kandang ini. Tinggi kandang sekitar 2m sehingga
memudahkan peternak mengambil telur saat panen, membersihkan kandang,
serta memberikan pakan.
Adapun standar kepadatan itik dalam kandang yaitu: umur 0-4 minggu sekitar
20-25 ekor/m2, umur 5-8 minggu sekitar 10-15 ekor/m2, umur 8-20 minggu
sekitar 7-8 ekor/m2 dan di atas umur 20 minggu sekitar 3-5 ekor/m2. Seluruh
ruangan kandang diberi naungan (atap) sehingga seluruh kegiatan itik mulai dari
makan, minum, bertelur, istirahat sampai tidur malam dilakukan di dalam
kandang.
 

 Kandang ren (ranch)


Kandang ranch merupakan tipe kandang yang populer bagi peternak itik
karena menyediakan area yang lebih luas sebagai tempat umbaran. Kandang ini
dilengkapi kolam atau saluran air untuk sumber air minum dan tempat itik
membersihkan diri atau mendinginkan tubuhnya di siang hari yang panas. Tipe
kandang ranch ini sangat sesuai untuk pemeliharaan itik petelur fase layer.
Dari segi desain bangunan, kandang ranch dibagi menjadi dua ruangan utama
yaitu ruang istirahat dan pelataran tempat bermain. Ruang istirahat berupa
ruangan beratap, berlantaikan tanah atau semen, dan dilapisi alas kandang
(litter). Di tempat inilah itik beristirahat pada malam hari dan bertelur pada
dini/pagi hari.
Untuk ukuran ruang istirahat bisa disesuaikan dengan kapasitas itik yang akan
dipelihara. Idealnya 4 ekor itik dewasa menempati ruang 1 m2. Jadi bila ingin
memelihara 600 ekor itik petelur misalnya, maka diperlukan area kurang lebih
150 m2 (25 x 6 m). Lahan seluas ini dibagi dua, separuh untuk ruang istirahat
dan selebihnya untuk pelataran. Jika kita ingin membuat 5 unit ruang istirahat,
maka masing-masing ukurannya adalah 3 x 5 m, sehingga setiap unit bisa diisi
120 ekor itik.
Untuk atap kandang, peternak bisa menggunakan genteng, asbes, atau
rumbia. Sedangkan rangka dan penyangganya dibuat dari kayu atau bambu.
Agar peternak mudah masuk ke kandang, tinggi atap sekitar 2,5-3 m dari lantai.
Bagian belakang dan samping kiri-kanan kandang ditutup tembok atau bilik
bambu. Untuk menjamin lancarnya sirkulasi udara, antara ruang istirahat dan
pelataran dibuat terbuka. Pembatas ruangan hanya berupa pagar bambu atau
kayu setinggi 50-60 cm.
Untuk lantai kandang sebaiknya dikondisikan empuk dan kering agar
merangsang itik bertelur. Peternak bisa menggunakan litter berupa jerami,
sekam, serbuk gergaji, atau rumput kering. Agar kondisi kandang tetap baik,
tanah juga perlu diberi kapur gamping sebelum dilapisi litter. Tujuannya untuk
membunuh kuman penyakit dan mengurangi kelembaban.
Mengenai ruang pelataran, peternak perlu menyediakan bak air besar sebagai tempat

air minum dan pengganti kolam pemandian. Bak air tersebut bisa menggunakan wadah

plastik atau dengan membuat parit panjang yang kedalamannya diatur sedemikian rupa.

Yang penting leher itik bisa terendam. Air dalam bak tersebut juga harus diganti 3-5

kali sehari. Selain itu, sediakan pula tempat air di dalam kandang, berbentuk

memanjang dengan lebar sekitar 1 m dan tinggi 20 cm. Selain minum, itik juga bisa

mandi di tempat tersebut. Tempat mandi sangat penting bagi itik karena berfungsi

menurunkan stres. Pada siang hari itik sebaiknya berada di luar kandang istirahat.

Meski ada pula beberapa peternak yang membebaskan itik mereka keluar masuk

kandang sesukanya.
 

 
Memilih Bibit Unggul
Usaha apapun dimulai dari pemilihan bibit, begitu juga dengan usaha ternak itik
petelur. Ketika ingin memulai usaha ini, ada baiknya kita memilih jenis itik (itik
Tegal, Mojosari, atau yang lainnya) sesuai dengan ketersediaan di daerah setempat
dan sentra bibitnya dekat dengan lokasi peternakan kita, namun tetap harus dipilih
yang berkualitas.
Pada usaha itik petelur, kita dapat memelihara itik dari day old duck (DOD)
sampai afkir atau memelihara dari itik siap bertelur sampai afkir. Bagi peternak yang
memilih memelihara DOD, kualitasnya bisa lebih terjamin dibandingkan dengan
membeli itik siap bertelur, asalkan memahami manajemen pemeliharaannya. Namun,
ada kelemahannya. Pertama, peternak membutuhkan waktu lebih lama sampai ayam
mulai berproduksi. Kemudian dibutuhkan lahan tambahan untuk kandang pembesaran.
Selain itu, risiko kematian itik juga lebih tinggi.
Sedangkan membeli itik siap telur memang cukup banyak peminatnya terutama
bagi peternak pemula. Meski begitu memilih itik siap telur juga memiliki kelemahan
dimana umur produksi (umur mulai bertelur) bisa mundur jika penanganan stres
kurang tepat. Peternak juga tidak mengetahui performa produksi sesungguhnya,
terutama jika penyedia itik tidak memiliki track record yang jelas, seperti riwayat
penyakit yang pernah menyerang, program pengobatan, vaksinasi, dll.
Bila pada akhirnya kita memilih DOD, hendaknya kita mempelajari kualitas
DOD yang baik. Ciri-ciri DOD unggul antara lain:
 Bobotnya 38-40 gram
 Pusarnya kering dan duburnya bersih
 Berbulu halus dan kering
 Kedua matanya melek dan bersih
 Tidak ada cacat pada kaki (pengkor) dan gerakannya lincah
 Pilih DOD berjenis kelamin betina yaitu yang bulunya lebih terang cokelat
kemerahan, paruh hitam dengan bercak putih, dan suaranya nyaring. Untuk lebih tepat
bisa dilihat kloakanya. Jika terdapat benjolan kecil di kloaka, maka DOD berkelamin
jantan, jika tidak ada maka berkelamin betina.
 

Akan tetapi ketika pilihan kita jatuh untuk membeli itik siap telur, maka kita
perlu mempelajari bagaimana kualitas itik siap telur yang baik. Yang dimaksud itik
siap telur adalah itik yang sudah menginjak umur 5 bulan karena secara umum itik
mulai bertelur sekitar umur 6 bulan.
Ada beberapa hal yang bisa membantu mengenali ciri-ciri itik siap telur yang
baik, yaitu di antaranya:
 Umurnya sekitar 5 bulan
 Bulunya sudah tumbuh sempurna dan tidak ada bagian yang masih berbulu muda
 Bobot badan mencapai 1,4 kg atau sekitar 1,3 kg untuk itik Mojosari dan 1,4-1,5 kg untuk

jenis itik Alabio.

 Tulang pubis yang berada di tempat saluran keluar telur saat menuju kloaka melebar dengan

ukuran 3 jari tangan. Bagian kloaka (pantat) juga terlihat sudah turun hampir menyentuh

tanah.
Pakan Itik dan Manajemennya

Selain perihal kandang dan bibit, komponen penting dari usaha budidaya itik petelur

yang juga harus dipelajari adalah pakan. Pemberian pakan itik tidak boleh sembarangan,

meskipun itik memang hidup di lingkungan yang kotor dan kadang makan sembarangan.

Sebagai contoh, jika kita ingin memberi pakan jagung, maka tidak boleh kita memberikan

jagung yang sudah berjamur karena mengandung mikotoksin dan berbahaya bagi kesehatan

itik. Nah, agar pemberian pakan itik tepat dan efisien, sebaiknya pemberian pakan kita atur

dan disesuaikan dengan kebutuhan itik di setiap fase-nya.

Perlu diperhatikan bahwa ternak itik lokal mempunyai sifat mudah stres terhadap

perubahan pakan yang mendadak. Oleh sebab itu, sebelum merencanakan pemeliharaan itik,

peternak harus mempelajari dulu kondisi ketersediaan bahan pakan yang akan digunakan,

apakah bisa terus menerus tersedia atau tidak. Bila tidak, untuk mengganti dengan formulasi

pakan baru harus secara bertahap, yaitu:


1. Minggu pertama perbandingan pakan lama dan baru adalah 75% : 25%
2. Minggu ke-2 perbandingannya 50% : 50%
3. Minggu ke-3 perbandingannya 25% : 75%
4. Minggu ke-4 boleh diberi pakan baru 100%
Itik kurang bisa beradaptasi dengan makanan kering, sehingga pakan harus basah sesuai
dengan bentuk paruhnya. Namun jangan terlalu basah, kandungan airnya tidak lebih dari

20%. Oleh karena itu, campuran pakan yang sudah disiapkan biasanya ditambah air dan

diaduk jadi satu dalam wadah. Mengenai kebutuhan nutrisi dan jumlah konsumsi harian

untuk itik petelur tercantum pada Tabel 2 dan 3.

 
Di lapangan saat ini formula pakan yang dipakai peternak sangat bervariasi,
bergantung dari pengetahuan peternak tentang kebutuhan nutrisi itik dan tingkat
ketersediaan bahan baku pakan di masing-masing daerah. Contoh bahan baku pakan
sumber energi yang bisa diberikan pada itik antara lain jagung, dedak, bekatul,
onggok, gaplek, nasi aking (nasi yang dikeringkan), dan menir. Sedangkan bahan
pakan sumber protein contohnya bungkil kedelai, bungkil kelapa, limbah ikan, kerang,
remis, limbah kulit dan kepala udang, serta daging bekicot dan keong sawah. Bahan
pakan sumber mineral bisa berupa grit batu kapur atau kulit kerang. Untuk
melengkapi kebutuhan nutrisi mikro lainnya, peternak juga perlu menambahkan
premiks (Mineral Feed Supplement-A) dan multivitamin (Egg Stimulant, Strong
Egg atau Turbo).

Contoh dari aplikasi pemberian pakan itik petelur di lapangan dilaporkan oleh
Mahmudi (2001), dimana pada fase starter, itik umur 1-7 hari diberi full pakan jadi
pabrikan. Kemudian itik umur 1-3 minggu diberi pakan dengan 75% campuran dedak
halus, bekatul, menir, nasi aking dan ditambah 25% pakan konsentrat. Setelah itik
masuk umur 4 minggu, rasio campuran dari bahan di atas bisa diubah-ubah sesuai
dengan kebutuhan nutrisi itik.
Berikut aturan lain mengenai manajemen pemberian pakan pada itik petelur:
 Bahan baku pakan yang digunakan tidak berjamur, tidak busuk/bau apek,
dan palatable (disukai itik).
 Sebaiknya pakan jangan kepanasan, sehingga dianjurkan pakan diberikan di dalam ruang

istirahat.

 Pemberian pakan bisa 2 kali (pukul 07.00 dan 16.00) atau 3 kali (pukul 07.00, 12.00 dan

16.00) dalam satu hari. Di antara jam pakan dua kali, biasanya diselingi dengan camilan

protein hewani. Hindari pemberian pakan di luar jadwal dan memaksa itik berhenti makan.
 Sediakan air minum untuk itik dalam jumlah yang tidak terbatas (adlibitum) karena
apabila itik kekurangan minum, maka konsumsinya akan menurun dan akan terjadi
gangguan metabolisme dalam tubuhnya.

Demikian penjelasan singkat mengenai komponen apa saja yang harus diperhatikan

ketika kita hendak memulai usaha budidaya itik petelur. Perlu diingat juga bahwa beternak

itik sebaiknya dilakukan secara tekun, sabar, dan penuh tanggung jawab. Memiliki jiwa

semangat serta mengetahui poin penting seperti yang telah dijelaskan adalah mutlak, sebab

hal-hal tersebut ikut menentukan keberhasilan usaha. Semoga bermanfaat.


Itik Master, Produksi Telornya 260
Butir Per Tahun
Kategori: Info Teknologi Diunggah Pada: 12 Juli 2022.





1. 1
2. 2
3. 3
4. 4

Terciptanya itik jenis baru adalah hasil seleksi dan persilangan.


Dimulai dengan seleksi pada Rumpun itik Alabio yang
menghasilkan Galur itik Alabimaster-1 Agrinak. Itik ini sudah
ditetapkan dengan SK Menteri Pertanian No.
360/Kpts/PK.040/6/2015.
Hal yang sama (seleksi) dilakukan kepada Rumpun itik
Mojosari yang menghasilkan Galur itik Mojomaster-1 Agrinak.
Itik ini juga sudah ditetapkan dengan SK Menteri Pertanian No.
361/Kpts/PK.040/6/2015
Setelah diseleksi, untuk mendapatkan itik jenis baru lagi Itik
Mojomaster-1 Jantan disilangkan dengan Alabimaster-1 Betina
yang menghasilkan Final stock / Bibit Niaga.
Ciri fisik Hibrida ‘MASTER adalah postur tubuh ramping seperti
botol,warna bulu seragam, garis bulu, putih di atas mata (alis),
warna ceker dan paruh hitam, dan warna telur berwarna
seragam hijau kebiruan.
Itik Hibrida MASTER mulai berproduksi atau umur pertama
bertelur: 18-20 minggu. Puncak produksi telur 93,7%. Rataan
produksi telur 260 butir/tahun. (REP)

Anda mungkin juga menyukai