Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN BENCANA

MENGANALISIS KASUS BENCANA GEMPA BUMI

Dosen Pengampu : Ns. I Made Dwie Pradnya Susila.,S.Kep.,M.Kes

Oleh :
Kelompok 2
1. I Gusti Ayu Putu Dea Pramita Dewi C1119084
2. Ni Putu Dewi Lavina Damayanti C1119096
3. Ni Kadek Laksmi Pradnya Pramita C1119101
4. Luh Bunga Lestari C1119108
5. Komang Apri Kasih Anggreni C1119115

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2022
KASUS GEMPA BUMI

Gempa bumi terjadi pada hari Minggu. tanggal 5 Agustus 2018, pukul 18:45:35
WIB. Berdasarkan informasi dari BMKG pusat gempa bumi berada pada
koordinat 8,37° LS dan 116,48° BT, dengan magnitudo 7,0 pada kedalaman 15
km. Sebelumnya, pada tanggal 29 Juli 2018 dengan kekuatan M6,4 dengan
kedalaman 10 km.
Gempa bumi ini menimbulkan kerusakan berat di Kabupaten Lombok Utara dan
Lombok Timur dan berdasarkan informasi dari BNPB hingga saat korban
meninggal dunia akibat gempa ini mencapai 105 jiwa. Badan Geologi
mengirimkan Tim Tanggap Darurat Gempa Bumi dan Gerakan Tanah ke lokasi
untuk melakukan pemetaan dampak gempa bumi khususnya terkait kerusakan
geologi. Tim Tanggap Darurat menemukan retakan tanah dan longsor di jalan
yang menghubungkan Kecamatan Pemenang, Tanjung dan Gangga, Kabupaten
Lombok Utara. Likuifaksi atau pelulukan juga ditemukan di daerah Gangga.
Retakan dan gerakan tanah juga terjadi di Kecamatan Sambelia dan Kecamatan
Sembalun, Kabupaten Lombok Timur khususnya di lereng dan sekitar jalur
pendakian Gunungapi Rinjani serta perbukitan terjal lainnya. Retakan dan gerakan
tanah tersebut dipicu oleh gempa bumi 29 Juli 2018, yang kemudian diperparah
oleh guncangan gempa bumi 5 Agustus 2018

Berdasarkan hasil survey lapangan dan analisis Tim Tanggap Darurat Badan
Geologi, kedua gempa bumi yang telah terjadi mempunyai mekanisme sama yang
berasosiasi dengan Patahan Naik Busur Belakang Flores yang terletak di utara
Pulau Lombok.

Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempa bumi yang diterbitkan oleh
PVMBG-Badan Geologi, daerah Lombok Utara dan Lombok Timur termasuk
KRB Gempa bumi Menengah, dengan potensi terjadi gempa bumi dengan
intensitas VII-VIII MMI (Modified Mercalli Intensity), yang berpotensi
menimbulkan kerusakan. Hasil pemetaan dampak gempa bumi menunjukan
bahwa intensitas guncangan gempa bumi di Lombok Utara dan Timur sebesar VII
- VIII MMI.

Wilayah terdampak gempa bumi merupakan daerah sulit air, sehingga dibeberapa
tempat pengungsian kekurangan air. BPBD dan relawan mensuplai air dengan
menggunakan mobil tangki, dan salah satunya dari hasil pemboran Badan
Geologi. Salah satu sumur bor yang sudah selesai ada di Desa Rempek, Kec.
Gangga, Kab. Lombok Utara. Tim Badan Geologi sedang mencari lokasi lain
yang memiliki potensi air untuk dilakukan pemboran untuk digunakan sebagai
sumber air untuk mensuplai tempat pengungsian.

Rekomendasi
Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan dan analisis terkait potensi bahaya ke
depan, Badan Geologi memberikan rekomendasi sebagai berikut:
(1). Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta
informasi dari pemerintah daerah dan BPBD NTB. Jangan terpancing oleh isu
yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
(2) Gempa bumi susulan biasanya mempunyai magnituda lebih kecil dari gempa
bumi utama, namun masyarakat diharapkan agar tetap waspada. Bangunan yang
sudah mengalami kerusakan sedang hingga berat, sebaiknya tidak dihuni
mengingat gempa susulan masih kerap terjadi dan dapat memperburuk kerusakan.
(3) Bagi yang berada di wilayah perbukitan dan sekitar lereng terjal disarankan
untuk tetap waspada tidak melakukan aktivitas di sekitar lokasi retakan dan
lereng-lereng terjal karena gempa-gempa susulan masih berpotensi memicu
terjadinya gerakan tanah. Kewaspadaan perlu ditingkatkan apabila terjadi hujan
dengan intensitas tinggi di wilayah perbukitan, karena airnya dapat mengisi
retakan-retakan yang kemudian berpotensi memicu kejadian gerakan tanah.

ANALISIS KASUS
 Menurut kelompok kami dari kasus di atas untuk mengurangi korban jiwa
perlu adanya kesiapsiagaan stake holder. Semakin tingginya stake holder
berati semakin besar pula peluang mengurangi resiko korban jiwa akibat
gempa bumi
 BNPB merupakan salah satu peran penting dalam penaggulangan bencana
alam dan menjadi institusi lokal yang harus berperan dalam penanganan
bencana contohnya gempa bumi. Maka kesiapsiagaan untuk setiap elemen
memiliki peran penting bagi penaggulangan resiko korban jiwa
 Dalam penanganan korban jiwa menggunakan model triage SALT
digunakan pendekatan yang efektif dalam penanganan korban melalui
triage cepat dan efektif (prehospital dengan mengenalkan metode salt)
 Kelebihan metode SALT mudah diingat korban dalam jumlah besar lebih
cepat dalam pemilahan dan penanganan dan berlaku untuk semua tipe
bencana dan populasi

DAFTAR

Anda mungkin juga menyukai