OLEH :
KELOMPOK 3
MUTMAINNAH
RIMA
MUH. IKWAN
MUH. NUR ARIB
ALIADIN
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang pesan bagi para
pembaca dan juga bagi kami.
Kami mengucapkan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok
A. GAMBARN LITOFSER YANG ADA DI KABUPATEN MAJENE DAN SUMBER
DAYA ALAM YANG TERKAIT DENGAN LETOFSER
Selanjutnya, sejarah juga mencatat rentetan peristiwa gempabumi yang mengguncang sekitar
wilayah Majene, masing-masing; Gempabumi Polewali Mandar pada 11 April 1967 yang tercatat
menimbulkan tsunami dan menyebabkan 13 warga meninggal dunia. Kemudian gempabumi juga
tercatat pernah terjadi pada 23 Februari 1969 dengan kekuatan 6,9 di Majene yang menyebabkan
64 orang meninggal dunia, 97 orang luka, 1.287 rumah rusak di empat desa. Berikutnya 8
Januari 1984 gempabumi dengan kekuatan magnitudo 6,7 mengguncang wilayah Mamuju dan
mengakibatkan rumah-rumah mengalami kerusakan.
C. GEMPA SUSULAN MASIH AKAN TERJADI
Di sisi lain, BMKG juga mengatakan bahwa gempa susulan masih akan terjadi seperti
lazimnya pasca terjadi gempa kuat, oleh karena itu masyarakat diimbau tetap tenang dan
waspada terhadap kemungkinan gempa susulan yang kekuatannya signifikan. Selain itu, gempa
susulan signifikan juga dapat memicu adanya longsoran landslide dan runtuhan batu rockfall,
sehingga masyarakat di kawasan perbukitan dengan tebing curam agar perlu waspada.
Belajar dari sejarah bahwa pesisir Majene pernah dilanda gelombang tsunami yang dipicu
adanya gempabumi seperti pada tahun 1969, maka masyarakat khususnya yang berada di
wilayah pantai atau pesisir agar waspada. Apabila merasakan gempabumi kuat agar segera
menjauhi pantai. Untuk terus meningkatkan kewaspadaan, masyarakat juga diminta agar tidak
mudah percaya dengan segala informasi yang belum jelas sumbernya. Masyarakat juga diimbau
untuk tidak percaya berita bohong atau hoax mengenai prediksi dan ramalan gempabumi yang
akan terjadi dengan kekuatan lebih besar dan akan terjadi tsunami.
Gejala Vulkanisme
1. Gejala pravulkanisme
Gejala pravulkanisme atau ciri-ciri dari gunung api yang akan meletus antara lain
adalah:
2. Gejala pascavulkanisme
Erupsi adalah proses keluarnya magma dari perut bumi. Dengan kata lain,
erupsi itu terjadi ketika suatu gunung api meletus. Erupsi atau letusan gunung api
berdasarkan kekuatannya ada 2 macam ya gais, yaitu yang berupa ledakan
(eksplosif) dan berupa lelehan (efusif).
Erupsi eksplosif adalah erupsi dengan tekanan yang sangat kuat, hingga
menghasilkan letusan yang besar atau ledakan. Ini karena magma di bawah
gunung memiliki kandungan gas yang sangat tinggi, sehingga memiliki tekanan
yang tinggi dan menghasilkan ledakan besar yang biasanya hanya satu kali.
Bentuk Gunung Api
1. Gunung Api Maar
Sesuai namanya, gunung api perisai adalah gunung yang bentuknya relatif datar.
Gunung ini hanya terbentuk karena erupsi efusif. Karena magma yang keluar
sangat cair, gunung ini memiliki lereng yang sangat landai dan dasar yang relatif
luas. Gunung api tipe ini tidak ditemukan di Indonesia ya gais, melainkan di negara
lain. Contohnya seperti Gunung Mauna Loa dan Gunung Kilauea di Hawaii.
Gunung api kerucut atau biasa juga disebut strato merupakan bentuk gunung api
yang paling umum di Indonesia. Gunung ini terbentuk karena erupsi campuran
antara eksplosif dan efusif. Tumpukan magma yang bergantian dari letusan
(eksplosif) dan lelehan (efusif) mengendap semakin tinggi seiring perjalanan
waktu. Inilah yang menyebabkan dinding kawah dari gunung jenis ini memiliki
batuan beku yang berlapis-lapis. Beberapa gunung api di Indonesia dengan bentuk
ini antara lain adalah Gunung Kerinci, Gunung, Merapi, Gunung Merbabu, dan
Gunung Pangrango. Gunung Semeru dan Gunung Raung yang sebelumnya aku
bahas juga masuk pada kategori ini