PENDAHULUAN
Indonesia kebanyakan masih aktif, lempeng tersebut memiliki arah gerak yang
berbeda, yaitu lempeng Eurasia yang bergerak relatif ke arah tenggara, lempeng
Indo-Australia yang yang bergerak relatif ke arah utara, dan lempeng pasifik
selalu bergerak itulah yang mengakibatkan terjadinya gempa bumi, gempa bumi
yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng ini disebut juga gempa tektonik.
jalur sabuk mediterania yang merupakan jalur dari cincin api (Ring of Fire)
dunia. Jalur medeterania ini membentang dari pulau Sumatera, melewati pulau
(Hidayat, 2011: 24). Akibat Indonesia dilewati oleh jalur cincin api ini maka di
Indonesia terdapat banyak gunung berapi yang rata-rata masih aktif. Gunung
api yang masih aktif ini akan bergejolak karena melakukan aktivitasnya di
dalam bumi, ini juga merupakan siklus alam yang terdapat pada gunung berapi
gunung berapi ini akan menimbulkan getaran di sekitar daerah gunung berapi,
getaran ini adalah awal dari bencana gempa bumi yang disebut dengan gempa
vulkanik.
secara tepat terjadinya, bahkan sampai saat ini belum ada alat yang dapat
pesan yang disampaikan oleh alam melalui gerak binatang tidak seperti
salah satunya adalah bencana gempa bumi. Mengingat gempa bumi itu
merupakan bencana yang merusak dan tidak sedikit korban jiwa serta kerusakan
bencana ini efektif untuk meminimalkan korban jiwa dan juga kerusakan
bangunan, serta fasilitas yang ada. Salah satu tahap dari manajemen bencana ini
secara tepat waktu dan efektif. Banyaknya korban jiwa yang berjatuhan akibat
bumi dan cara penanggulangan gempa bumi sebelum, saat dan setelah terjadi.
bukan hanya melibatkan dari persiapan diri sendiri melainkan dapat melibatkan
pihak lain atau lembaga lain yang terkait dengan penanggulangan bencana.
masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa sebagai salah satu wilayah yang dilewati
pegunungan gunung berapi yang masih aktif dan merupakan wilayah titik
terdekat yang di lewati oleh jalur lempeng tektonik dunia. Pulau Jawa juga
menjadi daerah yang berpotensi besar terhadap terjadinya bencana gempa bumi.
Gempa bumi merupakan salah satu bencana yang merusak, baik dalam bentuk
bangunan maupun jatuhnya korban jiwa. Salah satu gempa yang pernah terjadi
di Jawa dan merupakan gempa bumi yang menimbulkan korban jiwa tidak
sedikit yaitu gempa bumi tektonik yang terjadi di Yogyakarta dan sekitarnya.
Gempa bumi yang meluluh lantahkan Yogyakarta dan sekitarnya terjadi
pada tanggal 27 Mei 2006 tepatnya pada jam 05.54 WIB yang berkekuatan 5,9
SR. Gempa tersebut telah meluluh lantahkan banyak tempat di wilayah DIY dan
dan 110⁰ BT atau sekitar 25 km ke arah barat daya dari Kota Yogyakarta.
Gempa bumi ini juga tergolong “perusak” karena termasuk jenis gempa
Penyebab gempa ini adalah adanya pergeseran Sesar Opak yang membentang
aftershocks gempa bumi 27 Mei 2006 pusat gempa diperkirakan pada posisi 10
km sebelah timur Sesar Opak (Masroer & Fikri, 2013: 9 ). Korban tewas
mencapai 5.716 jiwa dengan rincian: Kota Yogyakarta 195 jiwa, Kulon Progo
22 jiwa, Gunung Kidul 81 jiwa, Bantul 4.121 jiwa, Sleman 240 jiwa, Klaten
jiwa. Sementara korban terluka 37.927 jiwa. Dalam gempa ini merobohkan total
serta merusak situs peninggalan sejarah antara lain makam raja-raja Imogiri,
dan candi Prambanan dan obyek wisata kulit Manding dan obyek wisata
bumi yang terjadi di Yogyakarta dan Jawa Tengah ini disebabkan karena
ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi dan belum
bangunan yaitu di Kabupaten Bantul dengan korban jiwa sebanyak 4.121 jiwa
dan bangunan hancur total sebanyak 46.753 bangunan. Salah satu dusun di
Kabupaten Bantul yang mendapat dampak dari gempa bumi 27 Mei 2006 yaitu
episentrum (pusat gempa) yaitu 200 meter dari pertemuan Sesar Opak dan Sesar
Mei 2006. Monumen ini di dirikan berada tepat diatas alur sungai opak yang
sebagai lambang untuk memperingati gempa bumi dan mengenang korban jiwa
yang meninggal akibat dari gempa bumi 27 Mei 2006. Berdasarkan informasi
dari Kepala Dusun Protobayan, terdapat korban jiwa sebanyak 13 orang dan
jumlah korban jiwa dan kerusakan bangunan serta sarana prasarana yang
ditimbulkan akibatkan gempa bumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei di Dusun
Potrobayan. Gempa bumi merupakan salah satu bencana yang harus
“Gempa bumi menjadi pemicu bencana besar paling mematikan dalam satu
dekade terakhir dan masih menjadi ancaman utama bagi jutaan orang di
seluruh dunia, terutama yang tinggal di kota besar, sebuah penelitian yang
di dukung PBB mengatakan bahwa hampir 60 persen dari sekitar 780 ribu
orang yang tewas akibat bencana alam antara tahun 2000 hingga 2009,
tewas karena gempa bumi”.
akan dampak gempa bumi yang merusak. Pengalaman gempa bumi yang sudah
kepala keluarga dalam menghadapi gempa bumi apabila gempa bumi itu terjadi
Kepala keluarga dapat berupa bapak ataupun ibu di dusun Potrobayan yang
berada tidak jauh dari pusat gempa bumi yang terjadi 10 tahun silam. Keluarga
al, 2011: 22) kepala keluarga berperan dalam menyampaikan informasi bagi
keluarganya dan juga kepala keluarga sebagai sumber dukungan sosial bagi
Sosial meliputi; ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan dan sebagainya. Pokok
bahasan dalam ilmu bumi salah satunya yaitu mengenai kebencanaan (Supardi
menghadapi bencana merupakan salah satu upaya agar dampak dari bencana
hal yang sangat penting diperhatikan bagi warga masyarakat terutama kepala
kepala keluarga ini juga berguna untuk mengurangi risiko bencana yang di
sebabkan oleh gempa bumi. Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis
C. Batasan masalah
D. Rumusan masalah
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ada, maka tujuan yang
F. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoretis
c. Dapat menjadikan acuan bagi penelitian serupa diwaktu yang akan datang
tentang kebencanaan
2. Manfaat praktis
a. Bagi masyarakat
gempa bumi yaitu dalam hal pengurangan resiko bencana dan manajemen
bencana
b. Bagi kepala dusun
c. Bagi lembaga
tepat
d. Bagi Jurusan
sekolah khususnya materi bencana gempa bumi di SMP kelas VII dalam: