BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memperbaiki system
hidrolik pada rangkaian sistem yang ada di kendaraan ringan.
B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi memperbaiki
system hidrolik ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat diharapkan
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memperbaiki sistem hidrolik
2. Menguji sistem hidrolik
BAB II
MEMPERBAIKI SISTEM HIDROLIK
Cm2
2) Viscositas kinetik
didapat dengan cara membagi viscositas absolut dengan density (berat jenis)
minyak. Satuan viscositas ini adalah stroke jadi:
1 Stoke = 1 1 Poise
Berat jenis
Berat jenis
3) SUS Viscositas
Satuan ini didapat dengan menggunakan alat pengetes dari Saybolt sehingga
satuannya disebut SUS.
Pengetesan dilakukan pada suhu 1000 C atau 2400 F, waktu yang diperlukan
untuk mengalirkan oli dalam Saybolt Viscometer.
4) Nomor SAE
Angka-angka SAE ditetapkan oleh Society of Automotive Engineers untuk
mengkhususkan kelas-kelas viscositas SUS pada suhu tes SAE. Angka-angka
yang tepat Ditentukan dengan membandingkan waktu yang diperlukan oli
untuk melewati alat tes dengan sebuah grafik oleh Society of Automotive
Engineers. Hasil pengetesan oli musim dingin (Winter) pada suhu 00 F (5W,
10
W, 20 W). Dan oli untuk musim panas dilakukan pada suhu 2100F dengan
nomor tanpa kode W misal 20.30, 40, 50 dan setrusnya.
c. Tahan oksidasi.
Oksidasi adalah senyawa kimia suatu zat dengan oksigen (O2). Bila senyawa
itu terjadi pada ciran hidrolik (oli) maka senyawa hasil oksidasi akan larut
dalam cairan hidrolik (oli), dan membentuk semacam perekat atau Lumpur.
Hal itu akan mengakibatkan tersumbatnya saluran–saluran yang halus pada
rangkaian hidrolik. Oleh sebab itu cairan hidrolik harus tahan oksidasi. Hal
yang harus ihindari agar tidak teroksidasi adalah: suhu tinggi, tekanan tinggi,
pencemaran, air pada bidang permukaan logam.
Pada umumnya fluida hidrolik menggunakan oli yang berasal dari mineral (mineral
oil), hal ini disebabkan karena mineral oli mempunyai beberapa keuntungan,
diantaranya adalah :
a. Tahan terhadap tekanan tinggi
b. Kenaikan (perubahan) viskositasnya kecil, walaupun temperatur kerja dan
tekanannya tinggi.
c. penambahan bahan aditifnya kecil
d. kandungan air (kelembabannya) rendah
e. tahan terhadap korosi dan oksidasi.
Sampai saat ini oli mineral masih merupakan bahan dasar oli hidrolik yang terbaik.
Karakteristik atau sifat oli mineral tergantung pada 3 faktor :
a. Jenis bahan mentah oli yang digunakan
b. Derajat dan metode penyulingan
c. Bahan tambah yang digunakan.
Pada umumnya oli mineral mempunyai daya lumas yang sangat baik. Oli mineral
mempunyai sifat anti keausan dan pelumasan yang lebih baik. Dan sifat ini sangat
tergantung pada pembuatannya, beberapa oli mineral dapat memberikan daya
campur terhadap bahan lain lebih tinggi, lebih tahan oksidasi pada suhu lebih
tinggi atau indeks viskositasnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan lainnya.
Secara alami oli melindungi terhadap karat, menyekat baik, menyerap panas
dengan mudah, dan mudah untuk menjaga tetap bersih dengan penyaringan atau
pemisahan terhadap kontaminasi (pencemaran). Sifat-sifat yang sangat diinginkan
suatu fluida hidrolik, jika tidak terdapat bahan oli mentah yang dicampurkan
melalui penyulingan atau penambahan.
Suatu prinsip kelemahan oli mineral adalah mudah terbakar. Apalagi pemakaian
dalam lingkungan-lingkungan yang berbahaya seperti dalam perlakuan panas
baja, pengelasan hidroelektrik, penuangan, dan penempaan. Untuk tujuan-
tujuan ini
terdapat oli khusus tahan terhadap kebakaran atau justru oli yang tidak bisa
terbakar sama sekali.
Hanya dengan fluida yang dianjurkan dari pembuat sistem hidrolik seharusnya
digunakan, dan harus diperiksa pada interval batas permukaan fluida yang
disarankan. Juga, penyaringan yang baik dan bersih, penggantian fluida hidrolik
pada selang waktu yang dianjurkan pula. Pengeluaran fluida dari seluruh sistem
hidrolik sangatlah penting. Hal ini merupakan satu cara untuk menghilangkan
pencemaran dari benda-benda yang tidak diinginkan, hasil oksidasi seperti
endapan dan asam, serta partikel-partikel lain yang mungkin dapat melukai atau
merusak sistem. Sebenarnya, dalam sistem hidrolik yang baru (modern)
menggunakan fluida-fluida yang telah disetujui oleh berbagai negara maju,
periode pengeluaran tidak begitu sering, dan tidaklah terlalu kaku untuk selalu
mengikuti petunjuk- petunjuk pabrik pembuat.
Kebanyakan fluida hidrolik modern telah betul-betul disuling, disaring dengan baik,
dan diperkuat atau diperbaiki dengan bahan tambah, sehingga pembilasan fluida
pada bak penampungan tidak diperlukan lagi. Meskipun demikian, apabila
pembilasan dianjurkan oleh pabrik pembuat, maka dianjurkan untuk selalu
mengikuti aturan-aturan sehingga tidak mencemarkan oli baru dengan oli
pembilasnya yang tidak dapat dikeluarkan dari sistem.
Fluida-fluida hidrolik yang baik, yang dikirimkan atau disimpan dalam kaleng atau
drum, biasanya pengiriman itu betul-betul bersih dan bebas dari kontaminasi
(benda-benda luar yang dapat menimbulkan karat dan oksidasi). Ketika tempat
penampungnya dibuka atau disimpan masalah yang berkenaan dengan oli di
dalamnya terjadi. Sewaktu membuka kaleng atau drum, harus betul-betul yakin
bahwa lingkungan di sekitar drum atau kaleng itu bebas dari debu, kotoran,
lepasan-lepasan kain kapas atau air. Jika kaleng, corong penuang, atau selang
karet/ pipa diperlukan untuk mengisi sistem, yakinkan bahwa peralatan itu tidak
bernoda sedikit pun. Dengan kata lain apabila akan mengisikan oli baru ke dalam
sistem harus menggunakan alat atau perlengkapan yang betul-betul bersih. Ada
baiknya untuk pengisian oli baru menggunakan pompa strainer dan filtrasi khusus.
Periksa belt secara visual dari aus yang berlebihan, benangnya koyak dan lain-
lain.
PETUNJUK:
Keretakan belt pada bagian sisi rusuk masih dapat diterima. Ganti belt bila
terdapat beberapa rusuknya yang hilang.
Gambar 4 Reservoir
PETUNJUK:
Jika fluida panas, periksa bahwa level fluida berada di antara range
HOT pada reservoir oli. Jika fluida dingin, periksa bahwa level fluida
berada dalam range COLD.
3) Hidupkan mesin dan biarkan dalam idle.
4) Putar steering wheel ke posisi kiri atau ke kanan ke posisi
penguncian sepenuhnya, dan kemudian putar steering wheel ke
posisi penguncian penuh sebaliknya. Ulangi prosedur ini beberapa
kali untuk menaikkan temperatur fluida.
* Temperatur fluida standar:
75 sampai 80℃ (167 sampai 176℉)
5) Dengan mesin idle, ukur level fluida dalam reservoir oli
6) Matikan mesin.
7) Tunggu beberapa menit dan periksa kembali level fluida dalam
reservoir oli.
* Kenaikan level fluida maksimum:
5 mm (0.197 in.)
Ukur tekanan fluida saat putaran mesin 1,000 rpm dan 3.000
rpm.
Perbedaan tekanan fluida standar:
490 kPa (4.99 kgf/cm2, 71 psi) atau kurang
PERHATIAN:
8) Pada saat mesin pada putaran idle dan valve terbuka penuh, putar
steering wheel ke posisi lock penuh.
Fuller gauge
Alur Vane yang diukur
Menggunakan feeler gauge, ukur celah antara sisi muka dari alur vane
pump rotor dan vane pump plate.
Celah maksimum:
0.03 m (0.00118 in.)
PERHATIAN:
Jika celahnya lebih dari maksimum, ganti vane pump plate, vane
pump rotor dan vane pump cam ring.
Lihat ke tabel berikut untuk memilih kombinasi yang sesuai dari
vane pump rotor, vane pump cam ring dan vane pump plate.
1. Periksa kebocoran flow control valve. Tutup salah satu lubangnya dan
gunakan udara kompresor dengan tekanan 392 sampai 490 kPa (4,00
sampai 4,99 kgf/cm2, 56,9 sampai 71,0 psi) ke lubang sisi yang
berlawanan. Konfirmasi bahwa udara tidak mengalir ke luar dari ujung
lubang.
PERHATIAN:
Pastikan untuk menggunakan udara yang bersih dan kering.
Jika terdapat kebocoran, ganti low control valve.
PERHATIAN:
Periksa tanda pada vane pump housing depan dan ganti flow control
valve dengan yang memiliki tanda yang sama dengan vane pump
housing depan.
Lihat ke tabel berikut untuk memilih kombinasi yang sesuai dari front
vane pump housing dan flow control valve.
BAB III
MENGUJI SISTEM HIDROLIK
1. Pengujian Awal
a. Pengujian cairan hidrolik
Apabila kita menggunakan cairan hidrolik (oli) yang masih baru tentu kita
tidak perlu menguji kembali karena dalam kemasan sudah tertulis
kekentalan (viscositasnya). Tetapi jika kita menggunakan oli yang sudah
pernah digunakan tentu perlu kita mengujinya kembali apakah oli tersebut
masih sesuai kekentalannya, bersih dari kotoran atau tercampur bahan lain.
b. Pengujian Tangki (Reservoir)
Perhatikan tangki cairan hidrolik yang digunakan apakah tidak bocor,
memiliki ruang udara, memiliki saringan/ruang penyekat dan bersih dari
kotoran. Jika salah satu pernyataan tadi tidak terpenuhi maka sebaiknya
perbaiki dulu sehingga baik kondisinya. Hal itu diperlukan karena tangki
adalah tempat awal dan akhir dari aliran pada sistem yang dapat
membersihkan dan mendinginkan oli.
2. Pengujian kinerja.
Disaat kondisi engine hidup seharusnya kondisi aliran fluida didalam sistem
power steering sudah aktif, hal ini seharusnya tenaga dari pompa power
steering sudah disalurkan menuju ke Katup pengatur aliran (rotary valve) yang
selanjutnya siap untuk dialirkan menuju ke salah satu sisi piston sesuai dengan
gerakan steering wheel.
Perhatikan jenis dan kapasitas penggerak mula yang digunakan apakah sesuai
dengan kapasitas dan jenisnya. Demikian juga dengan pompa yang akan
digunakan, apakah sesuai dengan label atau data yang ada atau tidak
3. Pengujian kebocoran
Periksa kebocoran hidrolik pada sistem power steering
Hidupkan mesin pada putaran idle
Putar roda kemudi penuh ke kiri dan kekanan kemudian periksa kebocoran
Tempat-tempat pemeriksaan
kebocran pada sistem hidroulik
ditunjukkan oleh anak panah
Catatan :
Untuk keamanan jangan menahan kemudi pada putaran penuh lebih dari 10
– 15 detik