Penerbit : Republika
Cetakan : ke-1
Tahun Terbit :
PENULIS
Habiburrahman El-Shirazy atau akrab dipanggil kang Abik, adalah satrawan yang
Mesir, beliau juga ikut aktif berpartisipasi di berbagai organisasi seperti MISYIKATI,
melalui tulisannya yang mengagumkan, salah satu bentuk penghargaannya adalah TOKOH
Disamping novelis, beliau juga berprofesi sebagai da’i, sutradara, dan penyair.
Banyak karya tulisnya yang telah difilmkan, saat ini beliau tengah menyusun kembali 2 novel
SINOPSIS
Untuk menggugah semangat menuntut ilmu, Kang Abik kini mengangkat kisah inspiratif dari
seorang ulama besar yang dibungkus dalam lantunan sastra yang sangat mempesona.Ia
mencoba membakar ghirah pemuda umat Islam Indonesia yang hampir padam dalam arus
Sejarah nyata Sang Mujaddid Badiuzzaman Sair Nursi ia suguhkan dalam perjalanan
Turki..Inilah kajian historis yang disampaikan dalam bingkaian drama sehingga mudah
dipahami.
Kisah ini diawali dari sebuah masalah percintaan yang menimpa seorang mahasiswa S2
berkesinambungan. Namun sebelum khatamannya selesai, ia jatuh sakit dan harus dibawa ke
rumah sakit. Ali dan Subki sebagai sahabat dekatnya, mencoba membujuk Fahmi untuk
karena Nuzula tidak boleh disentuh sebelum tuntas S1 nya di Jakarta. Lalu apa masalahnya
hingga kau sedih? Tanya Ali penasaran. Fahmi menarik nafas dalam-dalam, dengan mata
berkaca-kaca ia mengatakan bahwa secara tiba-tiba Kiayi Arselan (sang mertua) memintanya
untuk menceraikan Nuzula tanpa alas an yang jelas. Sungguh ini sangat memukul perasaan
Fahmi, hingga ibunya dikabarkan masuk RS karena terkena serangan jantung disaat Kiai
Arselan menyampaikannya langsung ke rumah orang tuanya. Inilah awal kisah wisata para
penuntut ilmu, dalam kekalutannya Fahmi mampu meningkatkan cintanya kepada Allah
SWT (dari hablum minan-nas menuju hablum minallah) melalui perkenalannya dengan sang
membuat teman-temannya mencintai sang Mujaddid. Said kecil begitu haus akan ilmu,
didukung dengan kecerdasan yang luar biasa serta keberanian tiada tara telah mengantarkan
Said kecil berguru ke beberapa Syaikh dalam waktu yang sangat singkat. Allah SWT
memberikan kelebihan kepadanya, kelak ia akan dihadapkan pada permasalahan umat yang
sangat berat.
Kekacauan Turki, ditandai dengan runtuhnya khilafah Turki Utsmani telah memberikan
kesempatan bagi Said Nursi untuk bergerak di garda paling depan dalam membela agama
Islam dan negaranya. Hingga ia terjerumus dalam perang Dunia I dan menjadi tawanan
Tak sampai disitu, sang Mujaddid menghadapi tantangan yang lebih berat , melawan
Pondasi aqidah dan syariat Islam yang telah tertanam kuat berusaha mereka hilangkan, adzan,
manuscript serta buku-buku berbahasa Arab mereka jual murah untuk dijadikan bungkus
Mereka benar-benar bertekad untuk menghapuskan jejak islam dari Turki. Bahkan Istanbul
sebagai ibu kota dipindahkan ke Angkara hanya karena khawatir rakyatnya ingat akan Islam.
Kemal Ataturk berhasil jadi presiden pertama dan khilafah dihanguskan untuk selama-
Keadaan ini membuat sang Mujaddid harus berpindah-pindah penjara hingga 25 tahun
lamanya. Mereka geram dengan sepak terjang beliau, beberapa kali berusaha menghukum
mati Sair Nursi namun selalu kandas.Hingga mereka meracunnya dengan dicampur dalam
minumannya. Namun dalam kondisi demikian beliau dapat menyelesaikan karya terbesarnya
Risalah Nur yang menjadi api tauhid bagi rakyatnya yang tengah dikungkung oleh
Tragedi detik-detik terakhir kehidupan sang Mujaddid tidak dibahas dalam novel ini, kang
Abik mengharapkan para pembaca lebih mengenal sang Mujaddid dengan membaca referensi
lain.
KESIMPULAN
Buku novel setebal 573 halaman ini berisi kisah nyata yang penuh dengan inspirasi positif
bagi kaum muda umat Islam Indonesia. Inilah jawaban terhadap kondisi Negara Indonesia
saat ini. Sudah seharusnya para pemuda Islam membaca buku Risalah Nur karya sang