Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MENGENAL SASTRAWAN ARAB MODERN:


ABBAS MAHMUD AL-AQQAD

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Tarikh Al-Adab Al-Araby III”

Dosen Pengampu: Dr. Ahmad Kholil, M.Fil.I

Disusun oleh:

Intan Zakiyyatul Islamiyah

19310082

Kelas C

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS HUMANIORA

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2021
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan sastra Arab terus terjadi sejalan dengan perkembangan


masyarakat arab menghadapi lingkungannya yang dapat memunculkan
imajinasi dan kreativitas. Puncak perkembangannya terjadi pada masa
kepemimpinan dinasti Abbasiyah, yang mana banyak terjadinya
percampuran budaya Arab dan budaya luar Arab. Hal itu akhirnya
memunculkan banyak sastrawan sehingga sastra Arab masih berkembang
hingga ke masa modern.

Abbas Mahmud Al-Aqqad adalah salah satu sastrawan Arab yang lahir
di Kota Aswan, Mesir. Sejak kecil ia merupakan seorang yang cerdas dan
memilli budi pekerti yang baik. Berkat kecerdasannya, ia melahirkan
banyak karya yang sampai saat ini masih diapresiasi. Penulis akan
membahas tentang biografi Abbas Mahmud Al-Aqqad serta karya-
karyanya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tarikh
Al-Adab Al-Araby 3 yang dibimbing oleh Dr. Ahmad Kholil, M. Fil. I.

2. Rumusan Masalah
a. Siapa Abbas Mahmud al-Aqqad?
b. Apa saja karya Abbas Mahmud al-Aqqad?
3. Tujuan Penulisan
a. Menjelaskan biografi Abbas Mahmud al-Aqqad.
b. Menjelaskan karya Abbas Mahmud al-Aqqad.

1
B. PEMBAHASAN

1. Biografi Abbas Mahmud Al-Aqqad

‫ مث‬،‫ يف أسرة متوضعة‬، ‫م‬1889 ‫ولد عباس حممود العقاد يف أسوان سنة‬
ً‫ وذكاء‬،‫ ومنذ حداثته أظهر شخصيته قوية‬،‫التحق باملدرسة اإلبتدائية فالثانوية‬
‫ أمت ثقافته‬.‫ وطموحا اىل منزلة عالية من العلم واملعرفته‬،‫ وشغفا باملطالعة‬،‫حادا‬
‫ واحتكاك‬،‫ ومطالعة واسعة اآلفاق‬،‫على نفسه متعمدا على ذهن خصب‬
1
.‫بالرجال الفكر‬
Abbas Mahmud Al-Aqqad (biasa disebut dengan Al-Aqqad) lahir di Kota
Aswan, Mesir 1889 M, di keluarga sederhana. Ayahnya seorang pekerja
swasta di tempat penukaran uang asing, dan ibunya berdarah Kurdi.

Pada tahun 1899 M, Al-Aqqad memulai pendidikannya di sekolah dasar


islam, tetapi karena keadaan keluarganya, ia harus meninggalkan sekolah
selama empat tahun. Al-Aqqad menambah pengetahuannya dengan membaca
berbagai buku seperti buku keagamaan, geografi, sejarah, dan lain-lain. Ia
memiliki kemampuan bahasa asing seperti Bahasa Inggris dan Perancis, serta
membaca buku sastra berbahasa Jerman.

Sejak muda ia menunjukkan kepribadiannya yang kuat, kecerdasan yang


tajam, mempunyai hobi membaca, berambisi dalam ilmu pengetahuan, dan
menjalin hubungan dengan orang-orang intelektual. Al-Aqqad adalah
seseorang dengan kepribadian unik, dia memiliki ilmu pengetahuan
berlimpah, menguasai berbagai macam bidang ilmu, dan berpandangan luas.
Selain itu, ia mempunyai budi pekerti yang baik dan pribadi yang religius tapi
tidak fanatik. Ia sangat menentang fanatisme dan tidak menjadikan agama
sebagai wadah keserakahan dan kedendaman. Kemampuan intelektual yang
dimilki Al-Aqqad tidak mengesampingkan kemampuan spiritualnya.2

1
Hanna Al Fakhury, Tarikh Al-Adab Al Araby (Beirut: Dar al-Jil, 1986), 290.
2
Ibid, 293.

2
‫ الدكتور يعقوب‬R‫وكان يف السن الرابعة عشرة عندما قدم القاهرة والتقى‬
‫ وراح‬3 R.‫شغعا باملطالعة ومجع الكتب‬
ً ‫صروف وقد أعجب بآ العلمية وازداد‬
ّ
4
.‫ مث انضم اىل حزب الوفد وسجن تسعة أشهر‬...،‫ يف الصحف‬R‫يكتب‬
Setelah selesai sekolah menengah, al-Aqqad pergi ke Kairo. Ia bertemu
dengan Dr. Yaqoub Sarouf dan terkesan dengan pandangannya terhadap ilmu
pengetahuan, sehingga dia semakin bersemangat membaca dan
mengumpulkan buku. Kepandaiannya dalam menulis, membuatnya mendapat
pujian dari para gurunya, seperti, Syekh Fakhruddin Muhammad, Muhammad
Abduh, Abdullah Nadim, dan Sa'ad Zaghlul. Sementara di luar sekolah, Al-
Aqqad belajar kepada Qadhi Ahmad Jadami, seorang ahli fikih sahabat
Jamaluddîn al-Afgani.5 Di Kairo, al-Aqqad mengawali karirnya sebagai
seorang jurnalis. Al-Aqqad juga pernah terjun ke dalam dunia politik, dan
mengikuti partai konvensionalis liberal. Ia pernah dimasukkan ke dalam
penjara selama sembilan bulan karena dituduh melakukan penghinaan kepada
raja mesir. Al-Aqqad mendapatkan tuduhan itu karena tulisannya yang
tersebar di surat kabar. Dalam tulisannya, ia berkata bahwa ia menentang
keras kezaliman, dan akan menghancurkan kepala tertinggi negara apabila
melanggar perjanjian Mesir.

Pada 1942 M, Al-Aqqad menentang keras fasisme dan ekspansi kekuasaan


Adolf Hitler di Mesir (Nazisme), ia juga menulis buku “Hitler fil Mizan” atau
“Hitler dalam neraca” yang berisi kritikan terhadap Hitler. Al-Aqqad
melarikan diri ke Sudan, karena takut akan pembalasan kritiknya terhadap
Hitler.

‫وقد مال العقاد اىل حزب األمة الذي كان يدعو اىل االستقالل املصري‬
‫ إال أنه مل جيد يف‬،‫ وأراد أن يسهم يف اجلريدة لسان حال ذلك احلزب‬،‫اخلالص‬

3
Ibid, 290.
4
Ibid, 291.
5
Ibid.

3
‫ واحنار اىل جريدة‬،‫ معهم على الطريقة الىت يريد‬R‫أسرهتا من يستطيع التعاون‬
6
‫الدستور لصحبها حممد فريد وجدي‬
Al-Aqqad tidak hanya seorang sastrawan, ia juga merupakan seorang
politikus, salah satu penulis dan filsuf modernis paling berpengaruh di Mesir
selama era liberal.7 Ia pernah menjabat sebagai sebagai staf pemerintahan dan
juga menjadi seorang jurnalis di Majalah Ad-Dustur milik seorang pemuka
jurnalis bernama Mohammad Farid Wajdi. Hubungan antara al-Aqqad dan
Farid semakin akrab karena keduanya sering menangani masalah publikasi
rubrik setiap edisinya.

‫ أرباب املدرسة‬R‫وقد تعاون العقاد واملزاين وعبد الرمحن شكري على مناهضة‬
‫الشعرية اليت ظهرت يف أواخر القرن التاسع عشر وأوائل القرن العشرين واليت‬
‫رد ت اىل الشعر العريب ديباجته املشرقة وحررته من الشكلية التصنيعية ومن‬
ّ
8
.‫االبتذال ووجهته شطر احلياة اجلديدة يف السياسة واإلجتماع‬
Al-Aqqad mendirikan sebuah kelompok sastra bernama Madrasah ad-
Diwan bersama Ibrahim Abdul Qadir al-Mazini dan Abdurrahman Syukri.
Mereka membentuk kelompok ini dengan tujuan mengajak untuk
memperbaharui gaya, bentuk syair, dan cara penyusunannya atas
ketidakpuasan mereka terhadap aliran neoklasik yang masih gaya puisi klasik
yang masih terikat pada aturan wazan atau qafiyah nya, sehingga terkesan
kaku.

Al-Aqqad juga merupakan seseorang yang menghormati perempuan. Ada


3 karyanya yang menulis tentang perempuan. Di masing-masing buku itu, Al-
Aqqad menjelaskan bahwa perempuan memiliki hak untuk berpartisipasi
penuh dalam masyarakat, dan menentang peran yang sangat terbatas yang
diturunkan oleh Islam konservatif, Al-Aqqad berpegang teguh kepada Islam

6
Ibid.
7
Mohammad Abu Eusuf Khan, Al-Aqqad: His Contribution to Modern Arab Thought and
Literature. Journal of Literature and Linguistics, Vol. 24, 2016, 18.
8
Hanna al-Fakhury, Op. Cit, 301.

4
modernis. Ia berpendapat bahwa perempuan juga harus memiliki kebebasan
berpikir.

9
‫والعقاد حيمل محلة عنفية على أمحمد شوقي ويرى فيه صيقل ألفاظ‬

Al-Aqqad banyak berseberangan pendapat dengan beberapa tokoh, ia


bertentangan pendapat dengan sastrawan besar seperti Ahmad Syauqi
(Berdasarkan isi bukunya “Ad-Diwan fi al-Adab wa an-Naqd”). Al-Aqqad
berpendapat bahwa ia mendengar keributan dari seserang bernama Syauqi
perihal keunggulannya, namun ia memilih diam, Al-Aqqad memilih dengan
tidak memperdulikan kepopulerannya dan tidak menimbal karya-karyanya
dalam sastra, karena hasil karya Ahmad Syauqi adalah salah satu pengikut
mazhab ‘merugikan diri sendiri’ yang menurut Al-Aqqad sebagai karya dari
orang-orang sombong.”

Selain itu, dia juga berpolemik dengan sastrawan Mushtafa Shadiq ar-
Rafi’i, dan bertentangan pemikiran dengan Thaha Husein, Zaki Mubarak,
Mushthafa Jawwad, dan Aisyah Abdurrahman (Bintu Syathi). Pemikiran besar
al-Aqqad mempengaruhi para sastrawan besar Mesir di era selanjutnya, seperti
Najib Mahfud, Sayyid Quthb, dan Anis Mansur. Salah satu tokoh yang
mempengaruhi pemikiran al-Aqqad adalah Muhammad Abduh, yang
merupakan salah satu gurunya.

Al-Aqqad wafat pagi hari pada 13 Maret 1964 M di Kairo, Mesir.


Jenazahnya dibawa menuju Aswan, kota kelahirannya.

2. Karya Abbas Mahmud Al-Aqqad

Al-Aqqad adalah sosok yang ahli dalam banyak bidang. Sosoknya yang
produktif melahirkan banyak karya. Karya al-Aqqad mempunyai beragam
tema/topik, diantaranya puisi, kritik sastra, sastra Arab, keagamaan, sejarah,
filsafat, biografi, politik, sehingga ia dijuluki sebagai ‘Imlaq al-Arab (Penulis

9
Ibid, 302.

5
Besar Arab), lalu dijuluki sebagai al-Jami’ah al-Muntaqilah (Kamus
Berjalan), dan al-Saqafah al-Mausu’iyyah (Kepandaian Ensiklopedis).10

Karya populer dari al-Aqqad antara lain adalah sebagai berikut:


1. Serial ‘Abqariyyat
Serial ini mengungkapkan sisi lain dari para tokoh terdahulu. Terdapat
banyak judul buku dalam serial ‘Abqariyyat ini, beberapa diantaranya adalah
Abqariyyat Muhammad, Abu bakr Ash-Shidiq, Umar bin Khattab, Usman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib, Khalid bin Walid, Isa al-Masih, dan Ibrahim Abu
al-Anbiya’.
Al-Aqqad menulis serial ‘Abqariyyat dengan pendekatan yang berbeda
dari penulisan biografi seorang tokoh pada umumnya. Ia menulis dengan
memfokuskan kepada kepribadian tokoh tersebut; sesuatu yang khas darinya,
faktor yang membentuknya, dan motivasi. Selain itu, Al-Aqqad juga menulis
peristiwa-peristiwa kecil yang terjadi pada tokoh.
2. Sarah

Sarah merupakan karya fiksi al-Aqqad yang diterjemahkan ke berbagai


bahasa (Persia, Urdu, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, Indonesia, dan lain-
lain). Novel ini diterbitkan pada tahun 1939 M. Novel ini mendapat banyak
perhatian dari para kritikus sastra dan para pembaca.

Beberapa kritikus sastra menganggap novel ini ‘monoton’ dalam


pemaparan ceritanya. Hal itu disebabkan karena kebiasaan Al-Aqqad adalah
menulis puisi, bukan novel. Kemudian, kisah cinta yang terdapat dalam buku
tersebut diduga adalah kisah Al-Aqqad sendiri dengan May Ziyadah dan Elis
Dagir. Dan terakhir, suasana kehidupan dalam novel terlihat mirip dengan
suasana kehidupan ketika Al-Aqqad masih hidup. 11

Selain dua karya di atas, masih banyak lagi karya Al-Aqqad yang lain,
diantaranya adalah:

1. Al-Islam fi al-Qorni al-Isyrin: Hadiruhu wa Mustaqbaluhu


2. Al-falsafah al-Qur’aniyyah
10
Uki Sukiman, Resepsi Sastra: Novel Sarah Karya Abbas Mahmud Al-Aqqad, Jurnal Adabiyyat,
Vol. 12 No. 1, Juni 2013, 210.
11
Ibid.

6
3. Al-dimuqroti fi al-Islam
4. Al-mar’ah fi al-Qur’an
5. Dirosat fi al-madzahibi al-adabiyah wa al-ijtima’iyah
6. Sa’atun bayna al-kutub
7. Utsaru al-‘Arobi fi al-Hadarati al-Urubiyyah
8. ‘Aqoidu al-Mufakkirin
9. Falsafah al-Ghazali

7
C. PENUTUP

1. Kesimpulan
Abbas Mahmud al-Aqqad lahir di Aswan, Mesir pada tahun 1889 M.
Ayahnya adalah seorang pekerja swasta di tempat penukaran uang asing,
dan ibunya berdarah Kurdi. Al-Aqqad menguasai bahasa asing seperti
Inggris, Perancis, dan Jerman. Ia adalah pribadi yang kuat, cerdas, hobi
membaca, berambisi dalam ilmu pengetahuan, dan menjalin hubungan
dengan orang-orang intelektual. Al-Aqqad adalah seseorang dengan
kepribadian unik, dia memiliki ilmu pengetahuan berlimpah, menguasai
berbagai macam bidang ilmu, dan berpandangan luas. Al-Aqqad tidak
hanya seorang sastrawan, ia juga merupakan seorang politikus, salah satu
penulis dan filsuf modernis.

Al-Aqqad adalah sosok yang ahli dalam banyak bidang. Sosoknya yang
produktif melahirkan banyak karya. Karya al-Aqqad mempunyai beragam
tema/topik, diantaranya puisi, kritik sastra, sastra Arab, keagamaan,
sejarah, filsafat, biografi, politik, sehingga ia dijuluki sebagai ‘Imlaq al-
Arab (Penulis Besar Arab), lalu dijuluki sebagai al-Jami’ah al-Muntaqilah
(Kamus Berjalan), dan al-Saqafah al-Mausu’iyyah (Kepandaian
Ensiklopedis). Karyanya yang populer diantaranya adalah serial
Abqariyyat dan novel Sarah.

2. Saran

Demikian penjelasan tentang perjalanan hidup seorang sastrawan,


Abbas Mahmud al-Aqqad. Penulis berharap adanya kritik dan saran yang
disampaikan karena penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam

8
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat sebagaimana
mestinya.

DAFTAR PUSTAKA

Al Fakhury, H. (1986). Tarikh al-Adab al-Araby. Beirut: Dar al-Jil.


Brown, S., Collinson, D., & Wilkinson, R. (1995). Biographical Dictionary of
Twentieth-Century Philosophers. Routledge.
Khan, M. A. (2016). Al Aqqad: His Contribution to Modern Arab Thought and
Literature. Journal of Literature and Linguistics, Vol 24, 16-19.
Sukiman, U. (2013). Resepsi Sastra: Novel Sarah Karya Abbas Mahmud al-
Aqqad. Adabiyyat, Vol. 12 No, 1, 209-210.

Anda mungkin juga menyukai