Anda di halaman 1dari 8

DOI: http://dx.doi.org/10.33370/jpw.v21i1.

241 p-ISSN 1411-710X


http://ejurnal.stieipwija.ac.id/index.php/jpw e-ISSN 2620-388X

PENGARUH PERSEPSI KARIER DAN KEDISIPLINAN


TERHADAP PRESTASI KERJA

Oleh:

Widodo
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta
Email: widodomursanih@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk menjawab perumusan masalah : (a) Apakah terdapat pengaruh
Persepsi Karier terhadap Prestasi Kerja? (b) Apakah terdapat pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi
Kerja? (c) Apakah terdapat pengaruh antara pengaruh Persepsi Karier dan Kedisiplinan terhadap
Prestasi Kerja?
Penelitian ini merupakan studi pustaka terhadap Persepsi karier, Kedisiplinan dan Prestasi Kerja.
Metode yang dilakukan dengan memperguakan penelitian deskriptif kuantitaif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel Persepsi karier (X1) dan variabel Kedisiplinan (X2) terhadap variabel Prestasi Kerja
(Y).
Saran yang ditujukan adalah harus meningkatkan persepsi karier, meningkatkan Kedisiplinan dan
meningkatkan Prestasi Kerja.

Kata kunci:
Persepsi karier, Kedisiplinan dan Prestasi Kerja
. .
Submit: 30 November 2018 Review: 30 April 2019 Publish: 30 April 2019

PENDAHULUAN kemajuan dalam bidang keahliannya.


Zaman semakin berkembang maka Untuk mendapatkan dan mencapai cita-
persaingan semakin ketat sehingga cita itu haruslah berusaha dan mempunyai
presepsi karier dalam organisasi sangat presepsi tentang apa yang akan dicapai.
penting dan menjadi kewajiban utama bagi Selain itu harus dipikirkan tentang karier
setiap pegawai untuk selalu terus menerus Apabila dikatakan bahwa sumber
berusaha, mengamati, memahami dan daya manusia merupakan sumber daya
mengikuti perkembangan zaman, mencari terpenting yang dimiliki oleh suatu
dan menentukan terjadinya tingkah laku organisasi, salah satu implikasinya ialah
dan tindakan, oleh karena itu setiap bahwa investasi terpenting yang mungkin
manusia ingin menjadi lebih maju, labih dilakukan oleh suatu organisasi adalah di
baik dan lebih berkembang bahkan bidang sumber daya manusia. Pertanyaan

JURNAL PENGEMBANGAN WIRASWASTA Vol. 21 No. 01 – APRIl 2019


LP2M Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta 63
yang dihadapi dan harus dijawab oleh Kedisiplinan sebagai proses psikologis
setiap organisasi bukan lagi apakah akan timbul diakibatkan oleh faktor di dalam
melakukan investasi dalam rangka diri seseorang itu sendiri yang disebut
pengembangan sumberdaya manusia yang intrinsik dan faktor diluar diri seseorang
dimilikinya, melainkan berapa besar disebut faktor ektrinsik. Faktor di dalam
investasi yang harus dibuat untuk mecapai diri seseorang dapat berupa kepribadian,
karier, kedisiplinan dan prestasi kerja. sikap, pengalaman, dan pendidikan, atau
Apabila tanpa presepsi dan berbagai harapan, cita-cita yang
kedisiplinan yang baik, maka organisasi menjangkau masa depan.
atau lembaga akan kesulitan mencapai Dengan tidak mengesampingkan
prestasi kerja yang optimal. Rasa tanggung aspirasi dan harapan para pegawai yang
jawab seseorang terhadap tugas-tugas akan dipimpinnya. Karena sering terjadi
yang diberikan kepadanya tanpa disiplin pimpinan beralasan dari dinas atau
tidaklah dapat mendorong suatu gairah lembaga lain yang tidak dikenal
kerja, semangat kerja, dan mendukung sebelumnya oleh para pegawai yang
terwujudnya tujuan dari organisasi, memiliki basic, kedisiplinan, kompetensi,
sehingga disiplin yang baik adalah serta kualitas kepemimpinan maupun
mencerminkan besarnya rasa tanggung sikap individunya.
jawab. Berdasarkan latar belakang masalah
Dengan demikian untuk peningkatan tersebut, maka penulis menganggap
dan kelancaran pelaksanaan penting untuk mengkaji masalah Presepsi
pembangunan baik fisik maupun nonfisik Karier dan Kedisiplinan terhadap Prestasi
maka pegawai dalam melakukan Kerja pada SMP Negeri 21 Depok, hal itu
pekerjaannya sering menjadi persoalan penulis lakukan karena untuk mengamati
sulit yang dihadapi oleh suatu lembaga permasalahan yang terjadi serta mencari
atau organisasi yang berkaitan erat dengan jalan keluar yang terbaik.
Presepsi karier, kedisiplinan dan prestasi
kerja harus dilakukan melalui sistem
penilaian atas pelaksanaan tugas dan TUJUAN PENELITIAN
pekerjaannya sehingga tujuan dan target Menganalisis pengaruh Presepsi karier
yang direncanakan akan dapat dicapai dan Kedisiplinan terhadap Prestasi kerja
secara optimal
Pada perkembangan teknologi dan
informasi yang semakin maju ini maka TELAAH LITERATUR DAN
organisasi harus berusaha dengan PENGEMBANGAN HIPOTESIS
dilandasi ketergantungan (Depedency) Persepsi Karir
dan keperkiraan (Proximity) sebagai akibat Presepsi karier Menurut Sondang P.
kemajuan teknologi dan perkembangan Siagian (2002: hal.182) mengatakan bahwa:
penduduk, sehingga pengertian organisasi “Pelatihan dan pengembangan mutlak
berkembang mengikuti interaksi antara perlu dilakukan, kemutlakan itu tergambar
sistem formal dengan komponen– pada jenis manfaat yang dapat dipetik dari
komponen manusia. Maka organisasi pada padanya baik bagi organisasi, bagi para
dinas pendidikan merupakan wadah yang pegawai maupun bagi penumbuhan dan
berfungsi menyelenggarakan proses peliharaan hubungan yang serasi antar
pendidikan. berbagai kelompok kerja dalam suatu
organisasi”.

Widodo:
64 PENGARUH PERSEPSI KARIER DAN KEDISIPLINAN TERHADAP PRESTASI KERJA …
Pengembangan karyawan sebaiknya peningkatan ketrampilan kerja yang baik
dilakukan secara terencana dan teknis maupun menejerial “.
berkesinambungan supaya pengembangan Menurut pendapat tersebut diatas,
ini dapat dilaksanakan dengan baik. jelaslah pelatihan dan pendidikan adalah
Pengembangan (development) adalah merupakan salah satu alternatif adari
fungsi operasional kedua dari manejemen pengembangan karier seseorang, baik
personalia, maka pengembangan merupakan jangka pendek maupun jangka
sebaiknya lebih dahulu ditetapkan dengan panjang dengan menggunakan secara
sangat terencana yang berkaitan dengan sistematis dan terorganisir.
pengembangan karyawan / pegawai.
“Pengembangan karyawan ini Kedisiplinan
dirasakan semakin penting manfaatnya Gering Supriyadi (2000:h.44)
karena tuntutan pekerjaan atau jabatan mengatakan : “Disiplin merupakan sikap
sebagai akibat kemajuan teknologi dan yang menggambarkan kepatuhan pada
semakin ketatnya persaingan diantara suatu aturan, atau ketentuan yang berlaku
perusahaan yang sejenis. Setiap personil dan suatu kemajuan dan perkembangan”.
perusahan dituntut agar dapat bekerja Tingkat kedisiplinan pegawai dalam
efektif, efesien, kwalitas dan kwantitas melakukan pekerjaannya sering menjadi
pekerjaannnya sehingga daya saing persoalan yang sulit yang dihadapi oleh
perusahaan semakin besar. Pengembangan suatu lembaga atau organisasi. Sedangkan
ini dilakukan bagi karyawan melalui lembaga telah menentukan tujuan yang
latihan dan pendidikan” ingin dicapai serta target yang harus
Pengembangan karyawan diraih. Tujuan dan target yang telah
membutuhkan biaya yang sangat besar direncanakan ini akan terwujud jika
yang erat kaitannya terhadap kelanjutan pegawai memiliki tingkat disiplin yang
karier bagi pegawai atau karyawan itu, tinggi dalam melaksanakan tugas dan
karena dalam hal ini pimpinan dari pekerjaannya.
instansi maupun dari perusahaan semakin Untuk meningkatkan kedisiplinan
sangat menyadari bahwa sangat perlu pegawai dalam bekerja perlu
pengembangan karier bagi pegawainya. ditetapkannya peraturan yang tegas dan
Walaupun biaya cukup besar, tetapi biaya mampu untuk dilaksanakan. Apabila
itu merupakan investasi jangka panjang. setiap aturan yang berlaku mampu
Selanjutnya yang berhubungan membatasi perilaku pegawai yang tidak
dengan pengembangan karier adalah: terpuji, dan penegakan sanksi secara tepat
“Development, in reference to staffing and maka dengan sendirinya tingkat
personnel matters, is a long term kedisiplinan pegawai akan semakin baik.
educational process utilizing a systematic Sanksi yang tidak ditegakkan merupakan
and organized procedure by which peraturan yang mandul, dan tidak akan
managerial personnel learn conceptual and membawa kemajuan pada lembaga atau
theoretical knowledge for general purposes organisasi.
(Steinmetz)”. (Andrew F. Sikula dalam Dari pendapat di atas tersebut, jelas
Melayu Hasibuan, 1997 : hal. 77). diuraikan bahwa kedisiplinan akan
Selanjutnya dikemukakan oleh Jan terwujud dalam diri pegawai apabila di
Bella dalam Melayu Hasibuan bahwa: dalam lembaga tersebut terdapat
“Pendidikan dan pelatihan sama dengan peraturan yang mengikat dan memberikan
pengembangan, yaitu merupakan proses

JURNAL PENGEMBANGAN WIRASWASTA Vol. 21 No. 01 – APRIL 2019


LP2M Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta; p-ISSN 1411-710X; e-ISSN 2620-388X 65
rambu-rambu kepada para pegawai dalam METODE PENELITIAN
setiap tindakannya. Tempat Penelitian dan waktu
Penelitian ini dilaksanakan di SMP
Prestasi Kerja Negeri 21 Kota Depok. pada tahun 2018.
Tujuan manajemen sumber daya
manusia adalah untuk meningkatakan Jenis Penelitian
dukungan dalam mencapai tujuan Penelitian yang dilakukan oleh Penulis
organisasi melalui peningkatan adalah penelitian untuk melihat ada
produktivitas pegawai sekaligus hubungan atau tidak diantara variabel
meningkatkan kepuasan kerja pegawai. yang diteliti, oleh karena itu jenis penelitan
Menurut Efendi Hariandja (2002: h. 289) yang digunakan adalah penelitian survey.
mengatakan bahwa : “Hal yang dipahami Dalam hal penelitian ini Kerlinger
untuk meningkatkan prestasi kerja berawal (dalam Sugiyono, 2001) mengatakan
dari sebab kepuasan kerja merupakan satu bahwa: “Penelitian survey adalah
unsur penting untuk memotivasi kerja penelitian yang dilakukan pada populasi
dalam mengembangkan keunggulan besar maupun kecil, tetapi data yang
bersaing yang terus berubah”. dipelajari adalah data dari sampel yang
Steven P. Robbin dalam Marihot (2002: diambil dari populasi tersebut, sehingga
291) mengatakan bahwa : “Pekerjaan ditemukan kejadian-kejadian relatif,
bukan hanya sekedar melakukan distribusi, dan hub ungan-hubungan antar
pekerjaan tetapi terkait juga dengan aspek variabel, sosialogis dan psikologis”.
lain seperti interaksi dengan rekan sekerja, Dengan menggunakan jenis penelitian
atasan, megikuti aturan-aturan, dan ini diharapkan mampu menggali informasi
lingkungan kerja tertentu yang sering kali tentang Kepemimpinan Presepsi Karier
tidak memadai atau kurang disukai”. dan disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru,
Pengertian prestasi kerja menurut dalam hal ini seluruh guru sebagai anggota
Hasibuan (1997: 105) mengatakan: dari SMP Negeri 21 Depok, serta akan
“Prestasi kerja adalah suatu hasil yang diperoleh gambaran tingginya korelasi
dicapai seseorang dalam melaksanakan diantara variabel-variabel tersebut.
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
yangdidasarkan atas kecakapan, Sampel Penelitian
pengalaman, dan kesungguhan serta Populasi dalam penelitian ini adalah
waktu. Prestasi kerja ini adalah gabungan Guru pada SMP Negeri 21 Depok.
dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan Mengenai pengertian populasi, Sugiono
dan minat seorang pekerja ... semakin (2001:h.57) mengatakan bahwa : “Populasi
tinggi ketiga faktor di atas maka semakin adalah wilayah generalisasi yang terdiri
besarlah prestasi kerja pegawai yang atas obyek atau subyek yang mempunyai
bersangkutan”. kwalitas dan karakteristik tertentu yang
Prestasi kerja karyawan dinilai dari ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kerja seseorang pegawai yang didasarkan dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
dari pelaksanaan uraian pekerjaan setiap Suharsimi Arikunto (2002:h.115)
individu. Sedangkan kerja mengandung mengatakan bahwa : “Populasi adalah
arti : “Kerja adalah pengorbanan jasa keseluruhan obyek penelitian, apabila
jasmani dan pikiran untuk menghasilkan seseorang ingin meneliti semua elemen
barang-barang atau jasa-jasa dengan yang ada dalam wialyah penelitian maka
memperoleh imbalan prestasi tertentu.”

Widodo:
66 PENGARUH PERSEPSI KARIER DAN KEDISIPLINAN TERHADAP PRESTASI KERJA …
penelitiannya merupakan penelitian untuk memperoleh informasi dari
populasi”. responden dalam arti laporan tentang
Besarnya sampel belum ada aturan pribadinya, atau hal-hal yang ia
yang tegas dan jelas tentang besar atau ketahui”. Sedangkan jenis angket yang
jumlah sampel dalam satu penelitian. digunakan adalah angket tertutup,
Suharsimi Arikunto (2002: 120) yakni angket dimana daftar
mengatakan bahwa : “Untuk sekedar pertanyaan disusun dengan diberikan
ancer-ancer maka apabila subyeknya langsung alternatif jawabannya,
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga responden hanya tinggal
sehingga penelitiannya merupakan memilih satu dari sejumlah alternatif
penelitian populasi. Selanjutnya jika pilihan.
jumlah subyeknya besar dapat diambil 2. Wawancara (Interview).
antara 10-15 %, atau 20-25 % atau lebih. Teknik ini yaitu dimana peneliti
Menurut pendapat tersebut di atas, mengajukan pertanyan kepada
bila subjeknya kurang dari 100, maka responden secara langsung (lisan)
penulis tidak menentukan sampel dalam tentang hal-hal yang berhubungan
melakukan penelitian, karena subjek yang dengan masalah yang diteliti. Teknik
merupakan populasi kurang dari 100, ini dipergunakan guna
maka penulis mengambil semua, sehingga mengumpulkan data-data yang
penelitian merupakan penelitian total bersifat data pendukung, seperti
populasi. misalnya data tentang gambaran
Sebagaimana pendapat-pendapat lokasi penelitian serta kegiatan apa
tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dilakukan oleh instansi tersebut.
populasi itu adalah obyek penelitian secara 3. Dokumentasi
keseluruhan yang memiliki karakteristik Studi dokumentasi adalah penelitian
yang sama. Selanjutnya populasi penelitian dengan cara membaca, mengkaji dan
ini sebanyak 51 orang, tenaga pengajar memahami sumber-sumber data
(Guru), maka 51 orang untuk dijadikan dalam bentuk buku, grafik, tabel,
sampel penelitian bertindak selaku gambar, laporan, jurnal, dan dokumen
responden atau sebagai sumber data. lainnya, yang ada hubungannya
dengan permasalahan yang diteliti.
Pengumpulan Data Seperti halnya teknik interview, teknik
Guna mengumpulkan data-data yang ini dipergunakan untuk
ada di lapangan, maka Penulis mengumpulkan data-data
menggunakan beberapa teknik, yaitu yang pendukung.
terdiri dari :
1. Kuisioner (angket) Analisis Data
Teknik kuisioner atau angket ini Guna menganalisis hubungan
adalah teknik pengumpulan data Presepsi karier dan Disiplin Kerja terhadap
dengan menggunakan daftar Kinerja Guru di SMP Negeri 21 Depok,
pertanyaan yang telah disusun yang penelitian ini akan mempergunakan teknik
kemudian disebarkan kepada analisis secara teknik kuantitatif (Statistik).
responden. Dalam hal ini Suharsimi 1. Analisis Statistik Deskriftif
Arikunto (1998:h.140) mengatakan Jenis Analisis ini akan dipergunakan
“Kuesioner adalah sejumlah untuk menganalisis data-data
pertanyaan tertulis yang digunakan pendukung. Dalam hal teknik analisa

JURNAL PENGEMBANGAN WIRASWASTA Vol. 21 No. 01 – APRIL 2019


LP2M Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta; p-ISSN 1411-710X; e-ISSN 2620-388X 67
data jenis ini, Suparmoko (1991:h.63) 4. Sikap tenaga professional dalam
mengatakan: “Statistik Deskriftif yang pelaksanaan pekerjaan.
umum dipakai adalah berupa 5. Perencanaan sesuai dengan
distribusi frekuensi. … Cara yang pelaksanaan keprofesionalan
paling sering dipakai dalam analisis 6. Pencapaian karier
data adalah frekuensi distribusi relatif 7. Presepsi yang dimiliki oleh seorang
artinya data dibagi dalam beberapa guru
kelompok dan dinyatakan atau diukur 8. Dalam mencapai karier harus
dalam presentase. Dengan cara ini kita memiliki minat dalam bidang
dapat mengetahui kelompok mana yang ditekuni
yang paling banyak jumlahnya yaitu 9. Dalam meniti karier seorang guru
ditunjukkan dengan nilai presentase harus memiliki suatu
yang tertinggi, dan demikian pengetahuan
sebaliknya”. 10. Presepsi karier perlu
2. Analisis Statistik Inferensial berhubungan dengan disiplin dan
Analisis jenis ini khusus dipergunakan kinerja
untuk menganalisis data-data yang b. Variabel Disiplin Kerja (X2)
diperoleh melalui angket yang dijaring 1. Pulang mengajar tepat waktu
dari responden. Sugiono (2001: 113) 2. Pekerjaan tidak sesuai dengan
mengatakan: “Statistik Inferensial, waktu yang telah ditetapkan
sering juga disebut statistik induktif 3. Selalu menjalankan tugas sesuai
atau statistik probabilitas, adalah dengan peraturan yang ada
teknik statistik yang digunakan untuk 4. melaksanakan tugas sesuai jadwal
menganalisa data sampel dan hasilnya secara optimal
diberlakukan untuk populasi. Statistik 5. Penyusunan rencana kerja
ini akan cocok digunakan bila sampel 6. Menjalankan pekerjaan sesuai
diambil dari populasi yang jelas, dan dengan rencana kerja
teknik pengambilan sampel dari 7. memberitahukan kepada atasan
populasi itu dilakukan secara benar”. ketika tidak dapat hadir
8. Selalu mengisi daftar hadir
Operasionalisasi Variabel 9. Membaca buku dalam menambah
Operasional variabel menurut wawasan
pendapat Mohammad Musa dan Titi 10. Selalu memberikan pokok
Nurfitri (1988:h.21) mengatakan bahwa : bahasan setiap tugas atau
“Setelah variabel-variabel di Identifikasi mengajar
dan diklasifikasikan maka variabel- c. Prestasi Kerja (Y)
variabel tersebut perlu pula di defenisikan 1. Mampu dan berinisiatif untuk
secara operasional”. menjalankan pekerjaan
a. Presepsi Karier (X1) 2. Menyikapi pengambilan nilai
1. Kesiapan Guru dalam 3. Mempertahankan pengambilan
menjalankan tugas nilai.
2. Sikap presepsi Guru terhadap 4. Dasar dan patokan jam kerja
karier 5. Dalam bekerja mengikuti
3. Dunia Pendidikan dapat prosedur
menjanjikan suatu peningktan 6. Motivasi dari atasan
karier

Widodo:
68 PENGARUH PERSEPSI KARIER DAN KEDISIPLINAN TERHADAP PRESTASI KERJA …
7. Menyukai pekerjaan yang bersifat yang signifikan Kedisiplinan (X2) terhadap
menantang Prestasi Kerja (Y).
8. Tanggap dan tanpa menunggu
perintah atasan Presepsi Karier (X1) dan Kedisiplinan
9. Tanpa berpatokan jam kerja saja (X2) Serta Prestasi Kerja (Y),
10. Tetap bekerja dan loyal Berdasarkan hasil pengolahan data
melalui program Statistical Product and
Service Solutions (SPSS) dari N=51
HASIL PENELITIAN DAN memperoleh hasil 0,496, lebih besar dari
PEMBAHASAN Harga Kritik dari Spearmen, N=30 dengan
Analisis Deskriptif tingkat kepercayaan 95% yaitu 0,364
Statistic deskriptif dari jumlah berarti secara bersama-sama terdapat
responden 51(N=51) adalah sebabagi pengaruh yang signifikan antara variabel
berikut : Presepsi Karier (X1) dan variabel
1. Standar Deviasi atau penyimpangan Kedisiplinan (X2) terhadap variabel
pada variabel Presepsi Karier (X1) Prestasi Kerja (Y).
adalah 4.36357 dengan skor minimum
33.00, mean atau nilai tengah 40.1961
dan skor maksimum 48.00. KESIMPULAN
2. Standar Deviasi atau penyimpangan 1. Terdapat pengaruh sedang (0,456),
pada variabel Kedisiplinan (X1) antara Presepsi Karier terhadap
adalah 3.80186 dengan skor minimum Prestasi Kerja dimana tiga indikator
33.00, mean atau nilai tengah 40.4706 yang terendah dari variabel Persepsi
dan skor maksimum 48.00. karier adalah: Dunia Pendidikan dapat
3. Standar Deviasi atau penyimpangan menjanjikan suatu peningktan karier;
pada variabel Prestasi Kerja Guru (Y) Perencanaan sesuai dengan
adalah 3.95216 dengan skor minimum pelaksanaan keprofesionalan; Dalam
32.00, mean atau nilai tengah 38.9804 meniti karier seorang guru harus
dan skor maksimum 49.00. memiliki suatu pengetahuan
2. Terdapat pengaruh sedang (0,443),
Presepsi Karier (X1) dan Prestasi Kerja antara Kedisiplinan terhadap Prestasi
(Y), Kerja dimana indikator yang terendah
Berdasarkan hasil pengolahan data dari variabel kedisiplinan adalah
memperoleh hasil 0,456, lebih besar dari Mengisi daftar hadir
Harga Kritik dari Spearmen, N=30 dengan 3. Terdapat pengaruh sedang (0,496),
tingkat kepercayaan 95% yaitu 0,364 antara Persepsi karier dan
berarti secara parsial terdapat pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi Kerja
yang signifikan antara Presepsi Karier (X1) dimana indikator yang terendah dari
terhadap Prestasi Kerja (Y). variabel kedisiplinan adalah
Mempertahankan pengambilan nilai.
Kedisiplinan (X2) dan Prestasi Kerja (Y).
Berdasarkan hasil pengolahan data
memperoleh hasil 0,443, lebih besar dari SARAN
Harga Kritik dari Spearmen, N=30 dengan 1. Sekolah tersebut harus mempunyai
tingkat kepercayaan 95% yaitu 0,364 tekat untuk meningkatkatkan karier
berarti secara parsial terdapat pengaruh

JURNAL PENGEMBANGAN WIRASWASTA Vol. 21 No. 01 – APRIL 2019


LP2M Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta; p-ISSN 1411-710X; e-ISSN 2620-388X 69
para guru karena ada tiga indicator Nasution, (2008), Teknologi Pendidikan, PT
yang nilainya paling rendah. Bumi Aksara, Jakarta.
2. Kedisiplinan masih harus Bhuono Agung Nugroho, (2005). Strategi
ditingkatkan mengingat indicator Jitu (Memilih Metode Statistik
Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta :
pengisian daftar hadir masih
Andi.
mmpunyai nilai sangat rendah. Prabu Anwar, (2004), Manajemen
3. Presepsi karier harus ditingkatkan Sumberdaya Manusia Perusahaan,
dikarenakan kurang antosiasnya Rosda, Bandung.
mempertahankan nilai. Prayitno, Dwi, Statistical Product and
Service Solution, (2008), Mediakom,
Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Singgih Santoso, (2010), Buku Latiha SPSS,
Hasibuan, S.P. Melayu, (2000), Managemen Edisi Kedua, PT. Elex Media
Sumber Daya Manusia; Dasar dan Komputindo, Jakarta.
Kunci Keberhasilan, CV. Haji Sugiyono, ( 2005), Statistik untuk Penelitian,
Masaaung, Jakarta. Alfabeta, Bandung.
Jurnal Pengembangan Wiraswasta, Sukardi HM, (2008), Evaluasi Pendidikan
Volume 12, Nomor 03, Desember Prinsip & Operasionalnya, PT Bumi
2010, LP2M IPWIJA Aksara, Jakarta.
Jurnal Pengembangan Wiraswasta, Wahab, Abdul Aziz, (2008) Anatomi
Volume 15, Nomor 03, Desember Organisasi dan Kepemimpinan
2013, LP2M IPWIJA Pendidikan, Alfabeta, Bandung
Jurnal Pengembangan Wiraswasta, Yayat Hayati Djatmiko, (2008), Prilaku
Volume 18, Nomor 01, April 2016, Organisasi, Alfabeta, Bandung
LP2M IPWIJA

Widodo:
70 PENGARUH PERSEPSI KARIER DAN KEDISIPLINAN TERHADAP PRESTASI KERJA …

Anda mungkin juga menyukai