KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik waktu, tenaga,
maupun pikiran.
Atas dukungan moral dan materil dalam penyusunan makalah ini, maka kami para
penulis turut mengucapkan terimakasih kepada Bapak guru bidang studi mata pelajaran
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, pepatah
mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, oleh karenanya kami memohon maaf apabila
Kepada seluruh pembaca yang bersedia memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini selanjutnya, kami membuka tangan
selebar-lebarnya untuk apresiasi tersebut dengan hati yang terbuka dan ucapan terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
Bab I (Pembahasan)...............................................................................................................3
A.Pengertian Narkoba......................................................................................................3
B.Penyebaran Narkoba.....................................................................................................6
C.Efek Narkoba..............................................................................................................8
D.Jenis-Jenis Narkoba....................................................................................................12
E.Pencegahan Narkoba...................................................................................................16
Bab II (Penutup)...................................................................................................................23
A.Kesimpulan................................................................................................................24
B.Saran..........................................................................................................................25
Daftar Pustaka........................................................................................................................26
Ii
BAB I PEMBAHASAN
A.Pengertian Narkoba
Narkotika sering disingkat dengan sebutan NAZA (Narkotika dan Zat Adiktif) atau
NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Psikotropika dan narkotika
digolongkan ke dalam obat-obatan atau zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan bila
pemakaiannya disalahgunakan. Oleh karena itu, ketentuan mengenai produksi, pengadaan,
peredaran, serta penyaluran ekspor dan impor obatobat tersebut diatur dalam undang-undang
(Hari Sasangka: 2003).
Perkataan narkotika berasal dari bahasa Yunani “narke” yang artinya terbius sehingga
tidak merasakan apa-apa. Narkotika atau sering diistilahkan dengan “drug” adalah sejenis zat
yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan
memasukkannya ke dalam tubuh (Soedjono Dirjosisworo: 1990).
Dalam hukum positif, narkotika/narkoba secara terminologi adalah setiap zat yang apabila
dikonsumsi akan merusak fisik dan akal, bahkan terkadang membuat orang menjadi gila atau
mabuk. Hal yang demikian dilarang oleh undang-undang, seperti: ganja, opium, morpin,
heroin, dan kokain.( Azar Husnain : 1984 ). Secara etimologis, narkotika atau narkoba
berasal dari bahasa Inggris narcose atau narcosis yang berarti menidurkan dan pembiusan.
( Poerwadarminta: 2002)
mana yang buruk, perubahan perilaku menjadi antisosial, gangguan kesehatan, menurunkan
produktivitas kerja secara drastis, kriminalitas, dan tindak kekerasan lainnya.
Narkotika dan zat adiktif lainya merupakan masalah endemik dalam masyarakat modern,
merupakan penyakit kronik yang berulang kali kambuh. Hingga sekarang belum ditemukan
upaya penanggulangan secara universal memuaskan, baik dari sudut prevensi, terapi, maupun
rehabilitasi masalah ini.
Peredaran narkotika di Indonesia, dilihat dari aspek yuridis, adalah sah keberadaannya.
Peraturan ini hanya melarang terhadap penggunaan narkotika tanpa izin oleh undang-undang.
Keadaan inilah dalam kenyataan empiris, oleh penggunanya sering disalahgunakan, dan tidak
untuk kepentingan kesehatan, tetapi lebih jauh dari pada itu, dijadikan sebagai objek bisnis
(ekonomi ) dan sehingga merusak mental, baik fisik maupun psikis generasi muda.( Rendra
Widjaya : 2004).
Narkoba dan Napza Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. Napza
adalah singkatan dari Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Nikotik secara
etimologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya ‘kelenger’, merujuk pada sesuatu yang
bisa membuat seseorang tak sadarkan diri (fly), sedangkan dalam bahasa Inggris narcotic
lebih mengarah ke obat yang membuat penggunanya kecanduan.
Narkotika secara farmakologik adalah opioida, tetapi menurut UU no 22, tahun 1997
narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Seiring berjalannya waktu keberadaan narkoba bukan hanya sebagai
penyembuh namun justru menghancurkan. Awalnya narkoba masih digunakan sesekali dalam
dosis kecil dan tentu saja dampaknya tak terlalu berarti. Namun perubahan jaman dan
mobilitas kehidupan membuat narkoba menjadi bagian dari gaya hidup, dari yang tadinya
hanya sekedar perangkat medis, kini narkoba mulai tenar digaungkan sebagai dewa dunia,
penghilang rasa sakit.
5
Alkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil
pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan distilasi atau fermentasi
tanpa distilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak,
menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampur
konsentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman yang mengandung etanol.
B.Penyebaran Narkoba
Penyebaran narkoba sudah hampir tidak bisa di cegah. Mengingat hampir seluruh
penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Para pelaku kejahatan ini adalah para Sindikat yang sangat profesional
dan militan. Kegiatan operasionalnya dilakukan secara konsepsional, terorganisir dengan
rapi, sistematis, menggunakan modus operandi yang berubah-ubah, didukung oleh dana yang
tidak sedikit dan dilengkapi dengan alat serta peralatan yang berteknologi tinggi dan canggih.
Saat ini penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) tidak hanya di
kalangan dewasa saja melainkan sudah tersebar di kalangan generasi muda (remaja) hal ini
kian mengkhawatirkan dan dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di
kemudian hari.
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba tahun
2017 sebanyak 27,32 persen mahasiswa dan pelajar dari jumlah pengguna narkoba di
Indonesia. Data ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus
narkoba, khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin
meningkat dan mengancam.
Tingginya penggunaan narkoba di kalangan pelajar disebabkan dua faktor, yaitu dari dalam
dan dari luar. Faktor dari dalam biasanya, anak-anak remaja seringkali menggunakan narkoba
sebagai bentuk pelarian dari berbagai masalah. Selain itu, faktor dari luar juga sangat
berpengaruh. Banyak anak-anak yang terjebak kedalam pergaulan bebas yang salah. Mereka
menjadikan narkoba sebagai bagian dari salah satu lifestyle atau gaya hidup sehari-hari.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit
kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan
anak-anak usia SD dan SMP.
Pemerintah harus lebih pro aktif dalam memberantas peredaran Narkoba di Indonesia,
sebab perlahan cara yang digunakan oleh para pengedar narkoba juga semakin canggih dan
terorganisir. Begitu juga dengan pendidik, pengajar, dan orang tua, harus sigap serta
waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak sendiri.
Oleh sebab itu, peran aktif pemerintah dan petugas yang berwenang serta peran orang tua
harus lebih ditingkatkan demi untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh dimasa
yang akan datang agar tidak terkontaminasi narkotik.
C.Efek Narkoba
Peredaran dan dampak narkoba saat ini sudah sangat meresahkan. Mudahnya mendapat
bahan berbahaya tersebut membuat penggunanya semakin meningkat. Tak kenal jenis
kelamin dan usia, semua orang berisiko mengalami kecanduan jika sudah mencicipi zat
berbahaya ini.
Meski ada beberapa jenis yang diperbolehkan dipakai untuk keperluan pengobatan, namun
tetap saja harus mendapatkan pengawasan ketat dari dokter. Ada banyak bahaya narkoba bagi
hidup dan kesehatan, di antaranya adalah:
Dehidrasi
Halusinasi
Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba seperti
ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa menyebabkan muntah, mual, rasa
takut yang berlebih, serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung lama, bisa
mengakibatkan dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi, serta kecemasan
terus-menerus.
Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya
justru membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa kasus si
pemakai tidur terus dan tidak bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat
koordinasi tubuh terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku. Dampak narkoba
yang cukup berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit mengenali lingkungan
sekitar.
Kematian
Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan obat-obatan
tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan overdosis. Pemakaian sabu-sabu,
opium, dan kokain bisa menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat
menimbulkan kematian. Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan
narkotika, nyawa menjadi taruhannya.
Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh, penggunaan
obatobatan tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup misalnya susah berkonsentrasi
saat bekerja, mengalami masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian
jika terbukti melanggar hukum.
Pemakaian zat-zat narkotika hanya diperbolehkan untuk kepentingan medis sesuai dengan
pengawasan dokter dan juga untuk keperluan penelitian. Selebihnya, obat-obatan tersebut
tidak memberikan dampak positif bagi tubuh. Yang ada, kualitas hidup menjadi terganggu,
relasi dengan keluarga kacau, kesehatan menurun, dan yang paling buruk adalah
menyebabkan kematian. Karena itu, jangan coba-coba memakai barang berbahaya tersebut
karena resikonya sangat tinggi bagi hidup dan kesehatan.
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa
dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk
perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan
remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup,
serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja,
tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data
menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia
remaja.
9
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular
dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba
melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat
banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja
sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa
Penyalahgunaan narkoba selain merugikan kesehatan diri sendiri juga berdampak negatif
terhadap kehidupan ekonomi dan sosial seseorang. Penyalahgunaan narkoba dapat merusak
ekonomi karena sifat obat yang membuat ketergantungan, dimana tubuh pengguna selalu
meminta tambahan dosis dan dengan harga obat-obatan jenis narkoba yang tergolong relatif
mahal maka hal tersebut secara ekonomis sangat merugikan. Ekonomi keluarga bisa bangkrut
bilamana keluarga tidak mampu lagi membiayai ketergantungan anggotanya terhadap
narkoba, bahkan hal ini bisa berdampak buruk yaitu bisa menimbulkan persoalan kriminalitas
seperti pencurian, penodongan bahkan perampokan.
Keharmonisan keluarga pun bisa terganggu manakala salah seorang atau beberapa orang
anggota keluarga menjadi pecandu. Sifat obat yang merusak secara fisik maupun psikis akan
berdampak kepada ketidaknyamanan hubungan sosial dalam keluarga. Penyalahguna narkoba
juga menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Perilaku pengguna yang tidak terkontrol
dapat mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat. Terlebih jika dikaitkan dengan
timbulnya berbagai penyakit yang menyertainya seperti Hepatitis, HIV/AIDS, bahkan
kematian.
Hal tersebut lebih jauh bisa menyebabkan hancurnya suatu negara, oleh karena itu negara
melarang narkoba. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, menyatakan :
• Pasal 45 : Pecandu narkotika wajib menjalani pengobatan dan/atau perawatan Pasal
36 : Orang tua atau wali pecandu yang belum cukup umur bila sengaja tidak
melaporkan diancam kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak
satu juta rupiah.
• Pasal 88 : Pecandu narkotika yang telah dewasa sengaja tidak melapor diancam
kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak dua juta rupiah,
sedang bagi keluarganya paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak satu juta
rupiah.
• Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, menyatakan :
10
• Pasal 37 ayat (1) : Pengguna psikotropika yang menderita syndrome ketergantungan
berkewajiban ikut serta dalam pengobatan atau perawatan
• Pasal 64 ayat (1) barang siapa : a. menghalang-halangi penderita syndrome
ketergantungan untuk menjalani pengobatan dan/atau perawatan pada fasilitas
rehabilitasi sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 37, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak 20 juta
rupiah.
Bahaya yang timbul dari penyalahgunaan narkoba ini secara umum sebagai berikut :
Aspek fisik
• Gagal ginjal
• Perlemakan hati, pengkerutan hati, kanker hati
• Radang paru-paru, radang selaput paru, TBC paru
• Rentan terhadap berbagai penyakit hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV/AIDS
• Cacat janin
• Impotensi
• Gangguan menstruasi
• Pucat akibat kurang darah (anemia)
• Penyakit lupa ingatan/pikun
• Kerusakan otak
• Pendarahan lambung
• Radang pankreas
• Radang syaraf
• Mudah memar
• Gangguan fungsi jantung
• Menyebabkan kematian
• Aspek psikologis
• Emosi tidak terkendali
• Curiga berlebihan sampai pada tingkat Waham (tidak sejalan antara pikiran dan
kenyataan)
• Selalu berbohong
• Tidak merasa aman
• Tidak mampu mengambil keputusan yang wajar Tidak memiliki tanggung jawab
11
• Kecemasan yang berlebihan dan depresi
• Ketakutan yang luar biasa
• Hilang ingatan (gila) Aspek sosial
• Hubungan dengan keluarga, guru, dan teman serta lingkungannya terganggu
• Mengganggu ketertiban umum
• Selalu menghindari kontak dengan orang lain
• Merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan positif
• Tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada
• Melakukan hubungan seks secara bebas
• Tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada
• Melakukan tindakan kekerasan, baik fisik, psikis maupun seksual
D.Jenis-Jenis Narkoba
Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 dijelaskan, pengertian narkotika ialah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis,
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Lebih jelas lagi, dalam Pasal 6 Undang-Undang tersebut dipaparkan pula pembagian
narkotika menjadi beberapa golongan.
Golongan Narkotika
Berikut golongan narkotika yang diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009
tentang narkotika:
Narkotika Golongan I
Golongan narkotika ini hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
12
Contoh: Heroin, Kokain, Daun Kokain, Opium, Ganja, Jicing, Katinon, MDMDA/Ekstasi,
dan lebih dari 65 macam jenis lainnya
Narkotika Golongan II
Golongan narkotika ini berkhasiat untuk pengobatan, namun digunakan sebagai pilihan
terakhir. Selain itu, dapat digunakan untuk terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan. Mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Golongan narkotika ini berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/
atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: Kodein, Buprenorfin, Etilmorfina, Nikokodina, Polkodina, Propiram, dan ada tiga
belas macam termasuk beberapa campuran lainnya.
1. Heroin
Heroin alias diamorfin adalah hasil pengolahan morfin secara kimiawi. Narkotika yang satu
ini dapat menimbulkan efek yang lebih kuat dibandingkan morfin itu sendiri.
Beberapa efek samping yang timbul akibat penyalahgunaan heroin atau putaw, antara lain:
13
2. Ganja
Jenis-jenis narkotika lain yang sering disalahgunakan di Indonesia ialah ganja. Dikenal
dengan nama lain kanabis atau marijuana, ganja adalah narkotika yang berasal dari tanaman
Cannabis sativa.
3. Kokain
Jenis-jenis narkotika yang juga tergolong sering disalahgunakan adalah kokain, yang berasal
dari tumbuhan Erythroxylum coca.
Narkotika yang satu ini mengandung zat stimulan, sehingga efek samping yang timbul
adalah:
• Perasaan gelisah
• Kejang-kejang
• Selera makan menurun
• Paranoid
• Euforia atau perasaan senang berlebihan
4. Opium
Bunga Opium
Opium adalah narkotika yang terbuat dari getah tumbuhan Papaver somniferum. Narkotika
jenis ini dapat ‘diolah’ menjadi morfin dan kodein.
14
Lysergic acid diethylilamide atau LSD bersifat halusinogen, sehingga bila disalahgunakan
bisa menimbulkan efek yang bervariasi.
15
7. Morfin
Morfin adalah obat yang berfungsi untuk meredakan rasa nyeri derajat parah. Obat ini
memengaruhi tubuh dalam merespons sakit atau nyeri.
Pada penggunaan di bawah pengawasan dokter yang ahli, morfin bisa memberikan manfaat.
Namun, jika disalahgunakan, morfin bisa memberikan efek samping sebagai berikut:
• Penurunan kesadaran
• Euforia atau rasa senang berlebihan
• Kebingungan
• Jantung berdebar-debar
• Mengakibatkan impotensi pada pria dan gangguan menstruasi atau haid pada wanita
8. Sabu-sabu
Sabu-sabu tergolong sebagai satu dari sekian jenis-jenis narkotika yang paling banyak
disalahgunakan di Indonesia.
Sabu-sabu atau metamfetamin adalah jenis narkotika berbentuk seperti kristal berwarna putih
yang memiliki efek stimulan.
Efek samping yang bisa terjadi akibat penyalahgunaan sabu-sabu, antara lain:
• Gangguan tidur
• Menurunnya konsentrasi hingga kehilangan ingatan
• Paranoid
• Detak jantung cepat
• Euforia atau sensasi bahagia yang berlebihan
E.Pencegahan Narkoba
16
d. Ikatan yang kuat di dalam institusi pro-sosial seperti keluarga, sekolah, dan organisasi-
organisasi keagamaan.
e. Menerima norma kebiasaan tentang larangan penggunaan narkoba.
f. Keluarga harus dapat menciptakan komunikasi yang lebih baik
g. Disiplin, tegas dan konsisten dengan aturan yang dibuat
h. Berperan aktif dalam kehidupan anak-anak
i. Memonitor aktivitas mereka
j. Mengetahui dengan siapa anak/remaja bergaul
k. Mengerti masalah dan apa yang menjadi perhatian mereka
l. Orang tua harus menjadi panutan
m. Orang tua menjadi teman diskusi
n. Orang tua menjadi tempat bertanya
o. Mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai keagamaan
p. Menggali potensi anak untuk dikembangkan melalui berbagai macam kegiatan.Solusi
yang dapat dilakukan ketika ada anggota keluarga yang menggunakan narkoba : a.
Berusaha tenang, kendalikan emosi, jangan marah dan tersinggung
b. Jangan tunda masalah, hadapi kenyataan, adakan dialog terbuka dengan anak
c. Dengarkan anak, beri dorongan non verbal. Jangan memberi ceramah/nasehat berlebihd.
Hargai kejujuran
17
Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa
adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah
satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah
melewati batas-batas norma yang ada. Masalah seks bebas ini sering kita dengar baik
di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya
rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Kurangnya keimanan,
masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman
yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia
dalam kemajuan bangsa. Padahal Generasi muda adalah tulang punggung bangsa,
yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan
bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat
tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya.
Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16 tahun
sampai dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan ini pun sering
dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan
yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungan dan orang tuanya. Sedangkan mahasiswa sudah bisa
dikatakan cukup dewasa.
Pada umumnya remaja dan mahasiswa melakukan hubungan seks bebas dengan
pacarnya, karna kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar adalah calon
suami yang berhak mendapatkan segalanya. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan
pacaran adalah sebagian dari pergaulan bebas. Karena saat ini pacaran sudah menjadi
hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping.
Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinaan disebabkan oleh pacaran. Bila kita
menengok ke belakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya, pacaran (berduaan
dengan non muhrim) merupakan hal yang tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan
bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia,
demikian juga dengan budaya Islam.
Selain disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga didominasi oleh para remaja dan
mahasiswa untuk mencari uang tambahan. Padahal untuk mencari uang masih banyak
lagi jalan halal yang dapat mereka lakukan, pada dasarnya mereka melakukan seks
bebas dengan alasan mencari uang adalah alasan sampingan, itu semua karena mereka
pun menyukai seks bebas tersebut tanpa berpikir akibat buruk yang akan mereka
tanggung. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat
berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini
banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa
pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak
hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita,
sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran.
Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung
selamanya. Dengan adanya kesadaran bahwa pacar bukanlah hak milik selamanya
maka seorang remaja ataupun mahasiswa akan lebih berpikir ulang untuk melakukan
seks bebas.
18
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan Narkoba
Narkoba adalah obat obatan terlarang yang jika dikonsumsi mengakibatkan kecanduan
dan jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam
tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan
akhirnya kematian.
Dari segi kesehatan akibat kebiasaan menggunakan narkoba akan menyebabkan berbagai
penyakit. Melalui sikap kepedulian, pencegahan berbagai tindak criminal, kenakalan remaja,
keamanan, kedamaian, keharmonisan, akan mudah dicipatakan. Dengan sikap kepedulian ini,
maka motto bahwa, “Mencegah lebih baik dari mengobati” akan benar benar terbukti. Pada
tahap awal kehidupan manusia agen sosialisasi pertama adalah keluarga. Oleh karena itu,
orang tua merupakan orang penting dalam hal ini. Guna mencegah terjerumusnya para
penerus bangsa tersebut ke dunia nakoba, maka campur tangan dan tanggung jawab orang tua
memegang peranan penting disini
Narkoba pun ada berbagai jenis seperti: heroin, ganja, putaw, kokain, sabu-sabu,dan
alkoholpun termasuk dalam golongan narkoba.
Manfaat yang dirasakan hanyalah sesaat. Tapi mudhorotnya jelas banyak sekali. Banyak
organ tubuh menjadi rusak. palagi bila pakai obat bius. Dalah-salah pada saat operasi (karena
suatu kejadian) bakal tak mampu lagi bius bagi para penggunanya. Yang pasti biaya untuk
bisa mengkonsumsi barang-barang haram itu, sangatlah mahal. Salah-salah bisa masuk bui,
kalau ketangkep aparat.
24
B.Saran (Narkoba)
Mari kita isi waktu luang dengan kegiatan bermanfaat yang dapat meningkatkan kualitas
diri kita. Seperti berolahraga, belajar, dan lain sebagainya. Perlunya peran dari orang tua
yang harus memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus ke dalam jurang narkoba.
Disamping itu perlu kerja sama antar masyarakat dengan aparat untuk memeberantas
peredaran narkoba. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada
penyalahgunaan narkoba itu sendiri.
25
C. DAFTAR PUSAKA
https://oviefendi.wordpress.com/makalah/makalah-tentang-narkoba/
https://media.neliti.com/media/publications/225417-penanggulangan-penyalahgunaan-
narkotikad927873c.pdf https://munmakalah.blogspot.com/2017/01/makalah-lengkap-
tentang-narkoba.html https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2698073/kenali-
golongan-dan-jenis-narkotika http://tanjungpinangpos.id/penyebaran-narkoba-semakin-
mengancam-generasi-muda/
http://permataadies.blogspot.com/2010/12/makalah-seks-bebas-dikalangan-remaja.html.
http://www.karawanginfo.com/?p=3356.
http://mahk0ta.wordpress.com/2008/07/16/upaya-penanggulangan-prilaku-seks-bebas-di-
kalangan-remaja/
http://kabarmu.blogspot.com/2009/02/penyebab-meningkatnya-seks-bebas-di.html
http://andikasaputra.blogspot.com/2009/07/seks-bebas-di-kalangan-muda-mudi.html
http://halalsehat.com/index.php/Remaja-Sukses/DAMPAK-PERILAKU-SEKS-BEBAS-BAGI-
KESEHATAN-REMAJA-*.html.
26